Wednesday, 24 May 2017

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PENYAKIT JANTUNG

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelayanan asuhan keperawatan komunitas berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien. Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema kesehatan utama di negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner sehingga usaha pencegahan harus bentuk multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara pengendalian faktor faktor resiko PJK dan merupakan hal yang cukup penting dalam usaha pencegahan PJK, baik primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai resiko tinggi, sedangkan sekunder merupakan upaya memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita.
Berbagai Penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatlah variasi insidens PJK yang berbeda pada geografis dan keadaan sosial tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960 merupakan Penyebab Kematian utama di negara Industri. Mengapa didapatkan variasi insidens yang berbeda saat itu belum diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan jelas terjadi pada keadaan keadaan tertentu. Penelitian epidemiologis akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, yang dapat dibuktikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya PJK antara lain: umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan lainnya, stress serta keturunan. (Bahri, 2004).
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab gangguan kardiovaskuler dan penyebab kematian tertinggi di Amerika Serikat. Laki-laki cenderung sering terkena dibandingkan dengan wanita dengan rasio 4:1, tetapi sebelum usia 40 tahun rasionya 8:1, dan pada usia 70-an rasionya 1:1. Pada laki-laki, insidensi tertinggi manifestasi klinisnya antara usia 50-60 tahun, pada wanita antara 60-70 tahun. (Laurence, dkk, 2002; hal 242).
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengulas lebih lanjut lewat sebuah makalah tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang sangat berbahaya bagi manusia.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.      Bagaimana konsep dasar Penyakit jantung?
2.      Bagaimana intervensi, implementasi dan evaluasi penyakit jantung?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuannya yaitu :
1.      Mengetahui konsep dasar Penyakit jantung.
2.      Mmengetahui  intervensi, implementasi dan evaluasi Penyakit jantung.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Medis
1.      Pengertian
Penyakit jantug koroner (PJK) merupakan suatu penyakit dari arteri koroner. Arteri koroner itu sendiri adalah pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung agar dapat terus bekerja. Arteri koroner terletak pada bagian luar jantung dan bermuara keluar melalui Aorta. Penyumbatan atau penympitan pada arteri koroner disebabkan ada penimbunan lemak, sel-sel otot polos pembuluh darah koroner dan plak aterosklerosis pada dinding arteri koroner. Apabila plak ini membesar, maka akan mengakibatkan terjadinya penyempitan lumen arteri sehingga transportasi darah ke otot jantung tergaggu yang pada akhirnya dapat menyebabkan sakit dada (Angina Pectoris) atau serangan jantung. (Azhar, 2011).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang disebabkan ketidakcukupan antara suplay koroner dan kebutuhan kardiomiosit akibat proses aterosklerosis yang menyumbat aliran darah koroner. Penyebab serangan jantung dan kematian mendadak barawal dari kerusakan endotel yang factor resiko utamanya adalah karena merokok, penyakit kencing manis (diabetes militus), tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi (dislipedemia), keturunan. (Isman, 2008).
Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu nadi koroner terblokade selama beberapa saat, entah akibat spasme mengencangnya nadi koroner atau akibat pengumpalan darah thrombus. Bagian otot jantung yang biasa di pasok oleh nadi yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi secara betul-betul normal lagi. Sebaliknya apabila pasokan darah ke jantung berhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa wad saja dan bagian otot jantung termaksut mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen otot yang mati ini disebut infark. (Nenk, 2009).
2.      Etiologi
Penyakit jantung koroner di sebabkan ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 miokardium dengan masukan (supplay) nya. Masukan O2 miokardium sebetulnya tergantung dari O2 dalam darah. O2 dalam darah tergantung O2 yang dapat diambil oleh darah. Hal ini dikenal dua keadaan ketidak seimbangan masukan terhadap kebutuhan O2 itu, yaitu hipoksemia (iskhemia) yang ditimbulkan oleh kelainan vaskuler dan hipoksia yang disebabkan kekurangan O2 dalam darah. (Muin, 1996; hal 1091).
Menurut Prof Dr Setianto Budhi  SpJP (2009) ahli penyakit jantung, koroner adalah pembuluh darah atau arteri. Fungsinya memberi makan otot jantung spaya dapat berfungsi dengan baik. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner pembuluh darah menyempit karena ada penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Proses ini disebut aterosklerosis. Ketika arteri atau pembuluh darah tersumbat, aliran darah akan menurun, sehingga terjadi serangan jantung. Serangan jantung juga disebabkan oleh vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kontraksi dari otot pembuluh darah. Sedangkan faktor penyebab terjadinya penyakit jantung koroner pada umumnya adalah faktor penyebab yang tidak dapat diubah yaitu factor keturunan dan jenis kelamin. Jika orang tua atau kakek dan neneknya menderita penyakit jantung koroner, kemungkinan besar anaknya menderita penyakit jantung koroner. Sementara factor yang dapat dirobah berkaitan dengan gaya hidup yaitu kegemukan, hypertensi, diabetes melitus, kebiasaan merokok, dan kadar lemak darah yang tinggi bisa memicu terjadinya penyakit jantung.
3.      Patofisiologi
Pengetahuan mengenai patofisiologi aterosklerosis dan gambaran klinis penyakit arteri koroner berkembang dengan cepat. Proses aterosklerosis diawali dengan metabolisme lipit yang abnormal atau konsumsi kolesterol dan lemak yang berlebihan. Tahap awal adalah pembentukan lapisan lemak, atau akumulasi lipid. Low-density lipoproteins (LDL) adalah lipid utama pembentuk aterosklerosis. Hight-desity lipoprotein (HDL) sebaliknya merupakan lipid protektif dan mungkin membantu mobilisasi LDL, hal ini mengalami oksidasi insitu, yang menjadikannya sulit dipindahkan. Mikrofag bermigrasi kedalam ruang subendotelial dan memakan lipid, sehingga membentuk sel sabun. Begitu terjadi proses pembentukan plaque, sel-sel otot polos juga bermigrasi kedalam lesi ini. Pada tahap ini lesi tersebut secara hemodinamik belum kelihatan, dan kemampuan nya untuk membatasi masuknya lipoprotein kedalam dinding pembuluh darah menjadi terganggu. Apabila plaque ini sudah stabil, terbentuk selubung fibrosa, lesi ini mengalami klasifikasi dan lumen pembuluh darah menyempit. Tersumbatnya pembuluh darah dapat menimbulkan gejala angina tidak stabil atau infark miokard, atau plaque dapat distabilisasi ulang, seringkali dengan stenosis yang lebih berat. (Laurence, dkk, 2002; hal 243).
4.      Manifestasi klinis
Manifestasi  penyakit  jantung koroner (PJK) bervariasi tergantung pada derajat aliran darah dalam alteri koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan jaringan tidak akan timbul keluhan atau manifestasi klinis. Dalam keadaan normal, dimana alteri koroner tidak mengalami penyempitan atau spasme, peningkatan kebutuhan jaringan otot miokard dipenuhi oleh peningkatan aliran darah, sebab aliran darah koroner dapat ditingkatkan sampai 5 kali dibandingkan saat istirahat, yaitu dengan cara meningkatkan frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup seperti pada saat melakukan aktifitas fisik, berkerja atau olahraga. Mekanisme pengaturan aliran koroner mengusahakan agar pasok maupun kebutuhan jaringan tetap seimbang agar oksigenisasi jaringan terpenuhi secara optimal. (kusmana, dkk, 2002; hal 159).
Palpitasi merupakan manifestasi Penyakit Jantung Koroner (PJK) meskipun tidak spesifik. Ia biasa timbul spontan ataupun atas faktor pencetus yang menambah iskemia seperti aktifitas fisik, stress. Mungkin ia timbul primer atau sebagai permulaan manifestasi gagal jantung. Sesak nafas mulai dengan nafas yang tersa pendek sewaktu melakukan aktifitas yang cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan aktifitas ringan, seperti naik tangga 1-2 lantai ataupun berjalan terburu-buru atau berjalan datar agak jauh. Pada keadaan lanjut dapat terjadi gagal jantung kiri, yang jelas merupakan manifestasi disfungsi ventrikel kiri. (Muin, 1996).
5.      Penatalaksanaan
Pasien pertama sebaiknya dilihat secara keseluruhan (holistik) dan diperlakukan individual mengingat penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit multifaktorial dengan manifestasi yang bermacam-macam. Dari  halnya penatalaksanaan dibagi 2 (dua) macam yaitu:
a.       Umum : Yang dimaksud disini adalah:
1)      Penjelasan mengenai penyakitnya.
Pasien biasanya merasa tertekan, khawatir terutama untuk melakukan aktifitas. Karena itu perlu sekali diberikan penjelasan mengenai penyakitnya, dibesarkan hatinya, bahwa ia memang harus menyesuaikan diri. Akan tetapi penyakitnya sendiri masih dapat dikendali.
2)      Hal yang mempengaruhi keseimbangan O2 miokardium.
Pengaturan kembali keseimbangan oksigen (O2) miokardium dalam hal ini adalah dari segi konsumsinya, karena supply sudah pasti terbatas dan dapat di ubah dengan cara khusus. Hal meningkatkan kebutuhan oksigen (O2) sampai menimbulkan iskemia harus dicegah atau disesuaikan, missal aktifitas, terburu-buru, emosi, kelainan ekstrakardial seperti hipertensi, infeksi, dan obat-obatan.
3)      Pengendalian faktor resiko.
Penting mengontrol faktor resiko, karena mereka mempercepat proses aterosklerosis. Hipertensi dan hiperlipidemia harus diobati. Pengendalian hiperlipidemia sampai kolesterol dibawah 200 mg%. rokok harus dihentikan berat badan dikurangi. Dengan demikian makanan harus diatur rendah lemak.
4)      Pencegahan
Pencegahan yang dimaksud adalah sekunder. Sudah terjadi aterosklerosis pada beberapa pembuluh darah yang akan berlansung terus. Obat-obat diberikan untuk menghambat proses, mengenai tempat-tempat lainnya dan memperberat yang ada, obat yang diberikan adalah aspirin dengan dosis 375 mg’ 160 mg sampai 80 mg.
5)      Penunjang
Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iskemia akut, agar tidak terjadi iskemia berat, diberikan oksigen (O2) dan diistirahatkan ditempat tidur. Antikoagulan parenteral diberikan untuk mencegah stenosis total karena timbul bekuan pecahnya plak ateresklorosis. Obat yang dipakai heparin dimaksutkan untuk rekanalisasi yang mengalami stenosis.
b.      Mengatasi iskemia : Mengatasi iskemia dengan cara pemberian obat-obatan:
1)      Nitrat (N) yang dapat diberikan parenteral, oral. Kerugiannya adalah hipotensi postural, untuk mengatasi toleransi diberikan pereode bebas nitrat lebih kurang 10 jam.
2)      Pindolol dan pranolol berkerja cepat dan yang lambat satalol dan nadolol. Yang harus diingat pada pemakaiannya adalah bahwa ia dapat mengurangi kontraktilitas. Efek samping rasa dingin pada kaki, rasa lelah.
3)      Antagonis kalsium terdiri dari beberapa jenis cara pemakaiannya oral dan parenteral. Obat ini dapat mengurangi kebutuhan oksigen dan menambah masukkannya. (Muin, 1996; hal 1094).

B. Konsep Keperawatan
1.      Intervensi
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi. (Nursalam, 2001; hal 51).
a.       Ketidakpatuhan masyarakat terhadap diit berhubungan dengan  Pengetahuan yang kurang.
1)      Bina hubungan saling percaya dengan masyarakat
2)      Lakukan pendidikan kesehatan tentang diit untuk penderita Penyakit Jantung
3)      Berikan penyuluhan tentang pentingnya kepatuhan pengobatan terhadap diit bagi penderita Penyakit Jantung
b.      Resiko peningkatan penderita penyakit jantung  pada masyarakat berhubungan dengan  Kurangnya pengetahuan penderita Penyakit jantung
tentang pencegahan terjadinya penyakit jantung  .
1)      Berikan health education pada penderita Penyakit Jantung tentang cara pencegahan terjadinya penyakit jantung
2)      Ajarkan kepada penderita Penyakit Jantung maupun keluarganya tentang penyakit jantung
c.       Ketidakpatuhan masyarakat/penderita Penyakit Jantung melaksanakan check up kesehatan  berhubungan dengan  faktor penghasilan
1)      Berikan penyuluhan tentang pentingnya check up bagi penderita Penyakit Jantung
2)      Lakukan Check up gratis pada penderita Penyakit Jantung
3)      Berikan penyuluhan tentang faktor resiko tentang ketidakpatuhan penderita Penyakit Jantung tentang check up jantung.
2.      Implementasi
a.       Ketidakpatuhan masyarakat terhadap diit berhubungan dengan  Pengetahuan yang kurang
1)      Membina hubungan saling percaya dengan masyarakat
2)      Melakukan pendidikan kesehatan tentang diit untuk penderita Penyakit Jantung
3)      Memberikan penyuluhan tentang pentingnya kepatuhan pengobatan terhadap diit bagi penderita Penyakit Jantung
b.      Resiko peningkatan penderita penyakit jantung  pada masyarakat berhubungan dengan  Kurangnya pengetahuan penderita penyakit jantung tentang penyebab dan gejala penyakit jantung  
1)      Memberikan health education pada penderita penyakit jantung tentang cara pencegahan terjadinya komplikasi penyakit jantung, dan penyebab dan gejala penyakit jantung
2)      Mengajarkan kepada penderita penyakit jantung maupun keluarganya tentang perawatan penyakit jantung
c.       Ketidakpatuhan masyarakat/penderita penyakit jantung melaksanakan check up kesehatan   berhubungan dengan  faktor penghasilan.
1)      Memberikan penyuluhan tentang pentingnya check up jantung bagi penderita penyakit jantung
2)      Melakukan Check up jantung gratis pada penderita penyakit jantung
3)      Memberikan penyuluhan tentang faktor resiko tentang ketidakpatuhan penderita penyakit jantung tentang check up jantung.
3.      Evaluasi
Curah jantung mencukupi untuk kebutuhan individual, komplikasi teratasi/tercegah, tingkat aktifitas optimum/fungsi tercapai kembali, proses/prognosis penyakit serta regimen terapetik dimengerti. (Doengoes dkk, 1999 hal 52).
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan. (Nursalam, 2001; hal 71).











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pelayanan asuhan keperawatan komunitas berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang disebabkan ketidakcukupan antara suplay koroner dan kebutuhan kardiomiosit akibat proses aterosklerosis yang menyumbat aliran darah koroner. Penyebab serangan jantung dan kematian mendadak barawal dari kerusakan endotel yang factor resiko utamanya adalah karena merokok, penyakit kencing manis (diabetes militus), tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi (dislipedemia), keturunan.

B.     Saran
1.      Bagi petugas kesehatan hendaknya dalam melaksanakan asuhan keperawatan tidak mengesampingkan peran sebagai pendidik, yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien maupun keluarga.
2.      Pastisipasi klien dan keluarga serta kerja sama perawat yang baik dalam pogram pengobatan sangat membantu dalam proses penyembuhan untuk itu perlu ditingkatkan dan diperlukan.






DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan keperawatan Medikal Bedah. (edisi. 3) Jakarta , EGC.

Lawrence  M,  dkk.  2002. Diagnosis  dan  Terapi  Kedokteran  (Penyakit Dalam). Dialih bahasakan oleh Abdul Gofir, dkk. Jakarta : Salemba Medika.

M. Tierney, Jr, L., J. Mcphee, S., A. Papadakis, M. (2002). Diagnosis dan Terapi  Kedoktoran Ilmu Penyakit Dalam. Edisi pertama jilid 2. Jakarta. Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan Praktik. Edisi pertama jilid 1. Jakarta. Salemba Medika.

Rahman, A. M. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke 3 jilid 1, Jakarta, FKUI.

Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd.
Rilantono, Li., Kusmana, D., & Hanafi, M. (2002). Buku ajar Kardiologi. Fakultas Kedoktoran Universitas Indonesia. Jakarta: Gaya Baru.

R, Fallen. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. (2010). Yogyakarta: Nuha Medika
Shadine, 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan Jantung. Jakarta : Keenbooks.







 
 


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas pada penderita Penyakit Jantung”, yang mana makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah, serta kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga semua amal baik semua pihak mendapat imbalan yang belipat dari Allah SWT. amiin.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.


Watampone,    22  November  2015

                   Penulis,


i
 
 


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................         i
DAFTAR ISI .............................................................................................        ii
BAB I..... PENDAHULUAN ....................................................................        1
A.      Latar Belakang.....................................................................        1
B.       Rumusan Masalah.................................................................        2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................        2
BAB II... PEMBAHASAN........................................................................        3
A.       Konsep Medis......................................................................        3
1.      Pengertian......................................................................        3
2.      Etiologi...........................................................................        4
3.      Patofisiologi...................................................................        5
4.      Manifestasi klinis...........................................................        5
5.      Penatalaksanaan.............................................................        6
B.       Konsep Keperawatan...........................................................        8
1.      Intervensi.......................................................................        8
2.      Implementasi..................................................................        9
3.      Evaluasi..........................................................................       10
BAB III.. PENUTUP.................................................................................       11
A.       Kesimpulan...........................................................................       11
B.       Saran.....................................................................................       11
DAFTAR PUSTAKA

ii
 
 


MAKALAH
ASUHAN  KEPERAWATAN KOMUNITAS   PADA KELOMPOK PENYAKIT JANTUNG




OLEH :
NAMA : KARTINI
BT : 13 01 049




AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

 
W A T A M P O N E

2015/2016

No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...