BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan asuhan
keperawatan komunitas berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu
kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien. Kelompok khusus adalah
kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan
yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema
kesehatan utama di negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian
Penyakit Jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan
ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner sehingga
usaha pencegahan harus bentuk multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan
sedapat mungkin dengan cara pengendalian faktor faktor resiko PJK dan merupakan
hal yang cukup penting dalam usaha pencegahan PJK, baik primer maupun sekunder.
Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai
resiko tinggi, sedangkan sekunder merupakan upaya memburuknya penyakit yang
secara klinis telah diderita.
Berbagai Penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih
dimana didapatlah variasi insidens PJK yang berbeda pada geografis dan keadaan
sosial tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960
merupakan Penyebab Kematian utama di negara Industri. Mengapa didapatkan
variasi insidens yang berbeda saat itu belum diketahui dengan pasti, akan
tetapi didapatkan jelas terjadi pada keadaan keadaan tertentu. Penelitian
epidemiologis akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian dengan
pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, yang dapat
dibuktikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya PJK antara lain:
umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol,
hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan
lainnya, stress serta keturunan. (Bahri, 2004).
Penyakit
jantung koroner merupakan penyebab gangguan kardiovaskuler dan penyebab
kematian tertinggi di Amerika Serikat. Laki-laki cenderung sering terkena
dibandingkan dengan wanita dengan rasio 4:1, tetapi sebelum usia 40 tahun
rasionya 8:1, dan pada usia 70-an rasionya 1:1. Pada laki-laki, insidensi
tertinggi manifestasi klinisnya antara usia 50-60 tahun, pada wanita antara
60-70 tahun. (Laurence,
dkk, 2002; hal 242).
Dari latar
belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengulas lebih lanjut lewat sebuah
makalah tentang Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang sangat berbahaya bagi
manusia.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana
konsep dasar Penyakit jantung?
2. Bagaimana
intervensi, implementasi dan evaluasi penyakit jantung?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuannya yaitu :
1. Mengetahui
konsep dasar Penyakit jantung.
2. Mmengetahui intervensi, implementasi dan evaluasi
Penyakit jantung.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Medis
1. Pengertian
Penyakit jantug
koroner (PJK) merupakan suatu penyakit dari arteri koroner. Arteri koroner itu
sendiri adalah pembuluh darah yang menyuplai darah ke jantung agar dapat terus
bekerja. Arteri koroner terletak pada bagian luar jantung dan bermuara keluar
melalui Aorta. Penyumbatan atau penympitan pada arteri koroner disebabkan ada
penimbunan lemak, sel-sel otot polos pembuluh darah koroner dan plak
aterosklerosis pada dinding arteri koroner. Apabila plak ini membesar, maka
akan mengakibatkan terjadinya penyempitan lumen arteri sehingga transportasi
darah ke otot jantung tergaggu yang pada akhirnya dapat menyebabkan sakit dada (Angina
Pectoris) atau serangan jantung. (Azhar, 2011).
Penyakit jantung koroner adalah
penyakit yang disebabkan ketidakcukupan antara suplay koroner dan kebutuhan
kardiomiosit akibat proses aterosklerosis yang menyumbat aliran darah koroner.
Penyebab serangan jantung dan kematian mendadak barawal dari kerusakan endotel
yang factor resiko utamanya adalah karena merokok, penyakit kencing manis
(diabetes militus), tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi (dislipedemia),
keturunan. (Isman, 2008).
Serangan jantung adalah suatu
kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat
mendadak sangat berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat
terjadi ketika salah satu nadi koroner terblokade selama beberapa saat, entah
akibat spasme mengencangnya nadi koroner atau akibat pengumpalan darah
thrombus. Bagian otot jantung yang biasa di pasok oleh nadi yang terblokade
berhenti berfungsi dengan baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya,
gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi secara
betul-betul normal lagi. Sebaliknya apabila pasokan darah ke jantung berhenti
sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya
dalam beberapa wad saja dan bagian otot jantung termaksut mengalami penurunan
mutu atau rusak secara permanen otot yang mati ini disebut infark. (Nenk,
2009).
2. Etiologi
Penyakit jantung koroner di sebabkan
ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 miokardium dengan masukan (supplay) nya.
Masukan O2 miokardium sebetulnya tergantung dari O2 dalam darah. O2 dalam darah
tergantung O2 yang dapat diambil oleh darah. Hal ini dikenal dua keadaan
ketidak seimbangan masukan terhadap kebutuhan O2 itu, yaitu hipoksemia
(iskhemia) yang ditimbulkan oleh kelainan vaskuler dan hipoksia yang disebabkan
kekurangan O2 dalam darah. (Muin, 1996; hal 1091).
Menurut Prof Dr Setianto Budhi
SpJP (2009) ahli penyakit jantung, koroner adalah pembuluh darah atau arteri.
Fungsinya memberi makan otot jantung spaya dapat berfungsi dengan baik.
Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner
pembuluh darah menyempit karena ada penumpukan lemak pada dinding pembuluh
darah. Proses ini disebut aterosklerosis. Ketika arteri atau pembuluh darah
tersumbat, aliran darah akan menurun, sehingga terjadi serangan jantung.
Serangan jantung juga disebabkan oleh vasokontriksi atau penyempitan pembuluh
darah akibat kontraksi dari otot pembuluh darah. Sedangkan faktor
penyebab terjadinya penyakit jantung koroner pada umumnya adalah faktor penyebab
yang tidak dapat diubah yaitu factor keturunan dan jenis kelamin. Jika orang
tua atau kakek dan neneknya menderita penyakit jantung koroner, kemungkinan
besar anaknya menderita penyakit jantung koroner. Sementara factor yang dapat
dirobah berkaitan dengan gaya hidup yaitu kegemukan, hypertensi, diabetes
melitus, kebiasaan merokok, dan kadar lemak darah yang tinggi bisa memicu
terjadinya penyakit jantung.
3.
Patofisiologi
Pengetahuan
mengenai patofisiologi aterosklerosis dan gambaran klinis penyakit arteri koroner
berkembang dengan cepat. Proses aterosklerosis diawali dengan metabolisme lipit
yang abnormal atau konsumsi kolesterol dan lemak yang berlebihan. Tahap awal
adalah pembentukan lapisan lemak, atau akumulasi lipid. Low-density
lipoproteins (LDL) adalah lipid utama pembentuk aterosklerosis. Hight-desity
lipoprotein (HDL) sebaliknya merupakan lipid protektif dan mungkin membantu
mobilisasi LDL, hal ini mengalami oksidasi insitu, yang menjadikannya sulit
dipindahkan. Mikrofag bermigrasi kedalam ruang subendotelial dan memakan
lipid, sehingga membentuk sel sabun. Begitu terjadi proses pembentukan plaque,
sel-sel otot polos juga bermigrasi kedalam lesi ini. Pada tahap ini lesi
tersebut secara hemodinamik belum kelihatan, dan kemampuan nya untuk membatasi masuknya
lipoprotein kedalam dinding pembuluh darah menjadi terganggu. Apabila plaque
ini sudah stabil, terbentuk selubung fibrosa, lesi ini mengalami klasifikasi
dan lumen pembuluh darah menyempit. Tersumbatnya pembuluh darah dapat
menimbulkan gejala angina tidak stabil atau infark miokard, atau plaque dapat
distabilisasi ulang, seringkali dengan stenosis yang lebih berat. (Laurence,
dkk, 2002; hal 243).
4.
Manifestasi
klinis
Manifestasi
penyakit jantung koroner (PJK) bervariasi tergantung pada derajat
aliran darah dalam alteri koroner. Bila aliran koroner masih mencukupi
kebutuhan jaringan tidak akan timbul keluhan atau manifestasi klinis. Dalam
keadaan normal, dimana alteri koroner tidak mengalami penyempitan atau spasme,
peningkatan kebutuhan jaringan otot miokard dipenuhi oleh peningkatan aliran
darah, sebab aliran darah koroner dapat ditingkatkan sampai 5 kali dibandingkan
saat istirahat, yaitu dengan cara meningkatkan frekuensi denyut jantung dan isi
sekuncup seperti pada saat melakukan aktifitas fisik, berkerja atau olahraga.
Mekanisme pengaturan aliran koroner mengusahakan agar pasok maupun kebutuhan
jaringan tetap seimbang agar oksigenisasi jaringan terpenuhi secara optimal.
(kusmana, dkk, 2002; hal 159).
Palpitasi
merupakan manifestasi Penyakit Jantung Koroner (PJK) meskipun tidak spesifik.
Ia biasa timbul spontan ataupun atas faktor pencetus yang menambah iskemia
seperti aktifitas fisik, stress. Mungkin ia timbul primer atau sebagai
permulaan manifestasi gagal jantung. Sesak nafas mulai dengan nafas yang tersa
pendek sewaktu melakukan aktifitas yang cukup berat, yang biasanya tak
menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan
aktifitas ringan, seperti naik tangga 1-2 lantai ataupun berjalan terburu-buru
atau berjalan datar agak jauh. Pada keadaan lanjut dapat terjadi gagal jantung
kiri, yang jelas merupakan manifestasi disfungsi ventrikel kiri. (Muin,
1996).
5. Penatalaksanaan
Pasien pertama sebaiknya dilihat
secara keseluruhan (holistik) dan diperlakukan individual mengingat penyakit
jantung koroner (PJK) adalah penyakit multifaktorial dengan manifestasi yang
bermacam-macam. Dari halnya penatalaksanaan dibagi 2 (dua) macam
yaitu:
a.
Umum
: Yang dimaksud disini adalah:
1)
Penjelasan
mengenai penyakitnya.
Pasien biasanya merasa tertekan, khawatir terutama untuk
melakukan aktifitas. Karena itu perlu sekali diberikan penjelasan mengenai
penyakitnya, dibesarkan hatinya, bahwa ia memang harus menyesuaikan diri. Akan
tetapi penyakitnya sendiri masih dapat dikendali.
2)
Hal
yang mempengaruhi keseimbangan O2 miokardium.
Pengaturan kembali keseimbangan oksigen (O2) miokardium
dalam hal ini adalah dari segi konsumsinya, karena supply sudah pasti terbatas
dan dapat di ubah dengan cara khusus. Hal meningkatkan kebutuhan oksigen (O2)
sampai menimbulkan iskemia harus dicegah atau disesuaikan, missal aktifitas,
terburu-buru, emosi, kelainan ekstrakardial seperti hipertensi, infeksi, dan
obat-obatan.
3)
Pengendalian
faktor resiko.
Penting mengontrol faktor resiko, karena mereka mempercepat
proses aterosklerosis. Hipertensi dan hiperlipidemia harus diobati.
Pengendalian hiperlipidemia sampai kolesterol dibawah 200 mg%. rokok harus
dihentikan berat badan dikurangi. Dengan demikian makanan harus diatur rendah
lemak.
4)
Pencegahan
Pencegahan yang dimaksud adalah sekunder. Sudah terjadi
aterosklerosis pada beberapa pembuluh darah yang akan berlansung terus.
Obat-obat diberikan untuk menghambat proses, mengenai tempat-tempat lainnya dan
memperberat yang ada, obat yang diberikan adalah aspirin dengan dosis 375 mg’
160 mg sampai 80 mg.
5)
Penunjang
Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iskemia akut,
agar tidak terjadi iskemia berat, diberikan oksigen (O2) dan diistirahatkan
ditempat tidur. Antikoagulan parenteral diberikan untuk mencegah stenosis total
karena timbul bekuan pecahnya plak ateresklorosis. Obat yang dipakai heparin
dimaksutkan untuk rekanalisasi yang mengalami stenosis.
b.
Mengatasi
iskemia : Mengatasi iskemia dengan cara pemberian obat-obatan:
1)
Nitrat
(N) yang dapat diberikan parenteral, oral. Kerugiannya adalah hipotensi
postural, untuk mengatasi toleransi diberikan pereode bebas nitrat lebih kurang
10 jam.
2)
Pindolol
dan pranolol berkerja cepat dan yang lambat satalol dan nadolol. Yang harus
diingat pada pemakaiannya adalah bahwa ia dapat mengurangi kontraktilitas. Efek
samping rasa dingin pada kaki, rasa lelah.
3)
Antagonis
kalsium terdiri dari beberapa jenis cara pemakaiannya oral dan parenteral. Obat
ini dapat mengurangi kebutuhan oksigen dan menambah masukkannya. (Muin,
1996; hal 1094).
B. Konsep Keperawatan
1. Intervensi
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada
diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan
dan menyimpulkan rencana dokumentasi. (Nursalam, 2001; hal 51).
a. Ketidakpatuhan masyarakat
terhadap diit berhubungan
dengan Pengetahuan yang kurang.
1) Bina hubungan saling percaya dengan
masyarakat
2) Lakukan pendidikan kesehatan tentang
diit untuk penderita Penyakit Jantung
3) Berikan penyuluhan tentang
pentingnya kepatuhan pengobatan terhadap diit bagi penderita Penyakit Jantung
b. Resiko peningkatan penderita penyakit
jantung pada masyarakat berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan penderita Penyakit jantung
tentang pencegahan
terjadinya penyakit jantung .
1)
Berikan
health education pada penderita Penyakit Jantung tentang cara pencegahan
terjadinya penyakit jantung
2)
Ajarkan
kepada penderita Penyakit Jantung maupun keluarganya tentang penyakit jantung
c. Ketidakpatuhan masyarakat/penderita Penyakit
Jantung melaksanakan
check up kesehatan berhubungan
dengan faktor penghasilan
1) Berikan penyuluhan tentang
pentingnya check up bagi penderita Penyakit Jantung
2) Lakukan Check up gratis pada
penderita Penyakit Jantung
3) Berikan penyuluhan tentang faktor
resiko tentang ketidakpatuhan penderita Penyakit Jantung tentang check up jantung.
2. Implementasi
a. Ketidakpatuhan masyarakat
terhadap diit berhubungan
dengan Pengetahuan yang kurang
1)
Membina hubungan saling percaya dengan masyarakat
2)
Melakukan pendidikan kesehatan tentang diit untuk penderita Penyakit
Jantung
3)
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya kepatuhan pengobatan
terhadap diit bagi penderita Penyakit Jantung
b. Resiko peningkatan penderita penyakit
jantung pada masyarakat berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan penderita penyakit jantung tentang penyebab dan gejala penyakit jantung
1) Memberikan health education pada
penderita penyakit jantung tentang cara pencegahan terjadinya komplikasi
penyakit jantung, dan penyebab dan gejala penyakit jantung
2) Mengajarkan kepada penderita penyakit
jantung maupun keluarganya tentang perawatan penyakit jantung
c.
Ketidakpatuhan
masyarakat/penderita penyakit jantung melaksanakan check up kesehatan
berhubungan dengan faktor penghasilan.
1)
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya check up jantung bagi
penderita penyakit jantung
2) Melakukan Check up jantung gratis pada
penderita penyakit jantung
3)
Memberikan penyuluhan tentang faktor resiko tentang
ketidakpatuhan penderita penyakit jantung tentang check up jantung.
3.
Evaluasi
Curah
jantung mencukupi untuk kebutuhan individual, komplikasi teratasi/tercegah,
tingkat aktifitas optimum/fungsi tercapai kembali, proses/prognosis penyakit
serta regimen terapetik dimengerti. (Doengoes dkk, 1999 hal 52).
Evaluasi
adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah
berhasil dicapai. Melalui evaluasi perawat untuk memonitor kealpaan yang
terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan.
(Nursalam, 2001; hal 71).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pelayanan asuhan
keperawatan komunitas berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu
kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
Penyakit jantung koroner adalah
penyakit yang disebabkan ketidakcukupan antara suplay koroner dan kebutuhan
kardiomiosit akibat proses aterosklerosis yang menyumbat aliran darah koroner.
Penyebab serangan jantung dan kematian mendadak barawal dari kerusakan endotel
yang factor resiko utamanya adalah karena merokok, penyakit kencing manis
(diabetes militus), tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi (dislipedemia),
keturunan.
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan hendaknya
dalam melaksanakan asuhan keperawatan tidak mengesampingkan peran sebagai
pendidik, yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien maupun keluarga.
2. Pastisipasi klien dan keluarga serta
kerja sama perawat yang baik dalam pogram pengobatan sangat membantu dalam
proses penyembuhan untuk itu perlu ditingkatkan dan diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,
Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan
keperawatan Medikal Bedah. (edisi. 3) Jakarta , EGC.
Lawrence M,
dkk. 2002. Diagnosis dan Terapi
Kedokteran (Penyakit Dalam).
Dialih bahasakan oleh Abdul Gofir, dkk. Jakarta : Salemba Medika.
M.
Tierney, Jr, L., J. Mcphee, S., A. Papadakis, M. (2002). Diagnosis dan Terapi Kedoktoran Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
pertama jilid 2. Jakarta. Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba
Medika
Nursalam.
(2001). Proses & Dokumentasi
Keperawatan. Konsep dan Praktik. Edisi pertama jilid 1. Jakarta. Salemba
Medika.
Rahman, A.
M. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi ke 3 jilid 1, Jakarta, FKUI.
Riyadi.
Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan
Masyarakat, retieved may 12nd.
Rilantono,
Li., Kusmana, D., & Hanafi, M. (2002). Buku
ajar Kardiologi. Fakultas
Kedoktoran Universitas Indonesia. Jakarta: Gaya Baru.
R, Fallen. Catatan
Kuliah Keperawatan Komunitas. (2010). Yogyakarta: Nuha Medika
Shadine, 2010. Mengenal
Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan Jantung. Jakarta : Keenbooks.
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komunitas pada penderita Penyakit Jantung”, yang mana makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan
pengetahuan, waktu, serta sumber yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
penyusunan selanjutnya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Mata Kuliah, serta kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga semua amal baik semua pihak mendapat imbalan yang belipat
dari Allah SWT. amiin.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Watampone, 22 November
2015
Penulis,
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN .................................................................... 1
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN........................................................................ 3
A.
Konsep Medis...................................................................... 3
1.
Pengertian...................................................................... 3
2.
Etiologi........................................................................... 4
3.
Patofisiologi................................................................... 5
4.
Manifestasi klinis........................................................... 5
5.
Penatalaksanaan............................................................. 6
B.
Konsep Keperawatan........................................................... 8
1.
Intervensi....................................................................... 8
2.
Implementasi.................................................................. 9
3.
Evaluasi.......................................................................... 10
BAB III.. PENUTUP................................................................................. 11
A.
Kesimpulan........................................................................... 11
B.
Saran..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
|
MAKALAH
ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK PENYAKIT JANTUNG

OLEH
:
NAMA : KARTINI
BT : 13 01 049
AKADEMI
KEPERAWATAN BATARI TOJA
|
W A T A M P O N
E
2015/2016
No comments:
Post a Comment