BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainya meningkat
selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan,
perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna (Kristiyanasari, 2010).
Masalah gizi seimbang di Indonesia
masih merupakan masalah yang cukup berat. Kekurangan atau kelebihan makanan
pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan janin (Ariga, 2012).
Status gizi ibu sebelum dan selama
hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status
gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata
lain bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan
selama hamil (Zhulaida, 2008).
Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami
dimana para calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum
dan setelah hamil. Agar kehamilan berjalan
sukses, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan
yang diantaranya kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu
dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya. Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah,baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal,
kurang gizi dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan
peralinan sulit dan lama, premature ,perdarahan setelah persalinan , kurang
gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin serta dapat menimbulkan
keguguran , abortus , cacat bawaan dan berat janin bayi lahir rendah
(Proverawati dan Asfuah,2010;36)
Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat
kurang baik bagi ibu, janin yang dikandung serta jalannya persalinan. Oleh
karena itu, perhatian terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB)
selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan
kesehatan pada masa hamil. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih
banyak zat-zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil
dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya.Agar ibu hamil lebih
tahu dan mengerti tentang pentingnya gizi seimbang serta menu seimbang saat
kehamilan maka dengan demikian dibuatnya makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana makanan dengan gizi
seimbang pada ibu hamil?
2.
Bagaimanakah Prinsip Gizi
untuk Ibu Hamil?
3.
Bagaimanakah akibat gangguan
gizi pada ibu hamil?
4.
Bagaimanakah bahan makanan
yang baik untuk ibu hamil?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui makanan
dengan gizi seimbang pada ibu hamil
2.
Untuk mengetahui prinsip gizi
untuk ibu hamil
3.
Untuk mengetahui akibat
ganguan gizi pada ibu hamil
4.
Untuk mengetahui bahan makanan
yang baik untuk ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Makanan dengan Gizi Seimbang
Makanan
dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung karbohidrat dan lemak
sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta
vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Susunan
makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat
badan (BB) ideal. Kebutuhan nutrisi akan meningkat selama
hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrisi meningkat secara proporsional.
Pada
dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum
hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam
pengaturan menu selama hamil.Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih
banyak zat-zat gizi dari pada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil
dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu
terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi
kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain. Demikian pula,
bila makanan ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila
keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil buruk pula. Keadaan ini dapat
mengakibatkan abortus, bayi berat lahir
rendah (BBLR), bayi lahir
prematur atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat bersalin dapat mengakibatkan
persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan
pembedahan. Sebaliknya, makanan yang berlebihan dapat mengakibatkan kenaikan BB
yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula mengakibatkan terjadinya
preeklampsi (keracunan kehamilan). Bila makanan ibu kurang, kemudian
diperbaiki setelah bayi lahir, kekurangan yang dialami sewaktu dalam kandungan
tidak dapat sepenuhnya diperbaiki.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi
Ibu Hamil
Menurut
Proverawati dan Asfuah (2010;51) faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil antara
lain:
1.
Kebiasaan dan
pandangan wanita terhadap makanan
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan
akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarrnya dirinyalah yang
memerlukan perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur
dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.
2.
Status ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi
sehari-harinya. Seorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil kemungkinan
besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan
membuat gizi ibu semakin terpantau.
3.
Pengetahuan zat
gizi dalam makanan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam
pengambilam keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan
pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi
bayinya.
4.
Status kesehatan
Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu
makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otmatis akan memiliki nafsu makan
yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus tetap ingat,
bahwa gizi yang ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan
dirinya sendiri.
5.
Aktivitas
Aktivitas dan gerakan seseorang berbeda-beda. Seorang dengan gerak yang
aktif otomatis memerlukan energi yang lebih besar daripada mereka yang hanya
duduk diam saja. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, energi yang
dibutuhkan semakin banyak.
6.
Suhu lingkungan
Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan, maka mau tidak mau
tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus
melepaskan sebagian pansnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh, makin besar
perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin besar pula panas
yang dilepaskan.
7.
Berat badan
Berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan menentukan zat makanan yang
diberikan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancer.
8.
Umur
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi janin yaitu:
1.
Genetik
Seorang anak yang memiliki ibu yang mempunyai gena dengan struktur tebal
lemak yang lebih besar maka anak juga akan memiliki genetik yang sama.
2.
Nutrisi
Komponen nutrisi yang terkandung dalam makanan, sangat mempengaruhi
pertumbuhan janin. Pertumbuhan sel dalam menyusun bagian organ janin sangat
tergantung ketersediaan zat nutrisi pembangun yang dikonsumsi ibu selama hamil.
Seandainya ketersediaan zat tersebut terganggu, maka peluang timbulnya kelainan
organ sangat mungkin terjadi.
3.
Gaya hidup ibu
Gaya hidup ibu yang selalu merasa lapar akan mengakibatkan kebutuhan
kalorinya bisa melebihi normal. Apabila kebutuhn gizi sudah berlebihan seperti
ini, maka tidak bisa dipungkiri apabila makanan dan gizi yang diperlukan lebih
besar lagi terutama jika ibu tersebut dalam kondisi mengandung maka dapat
menjadi 2x lipat dari kondisi biasanya.
4.
Kondisi kesehatan
ibu
Seorang ibu yang sedang sakit, keinginan untuk makan dan minum otomatis akan berkurang. Kondisi ini akan
dimengerti oleh janinnya yang akan berakibat pada penurunan kondisi janin. Hal
ini tidak lain karena makanan, darah, nafas dan semua yang dimiliki oleh ibu
terhubung dengan janinnya.
5.
Lingkungan
Lingkungan di luar ibu dengan keanekaragaman bahan makanan yang berbeda
akan mempengaruhi kebutuhan gizi janinnya juga. Yang tidak boleh terlupakan
adalah pemenuhan gizi selama hamil seperti konsumsi karbohidrat, protein nabati
dan hewani, lemak, mineral, vitamin dan cairan.
C. Kebutuhan
Nutrisi Ibu Hamil
Kebutuhan nutrisi pada kehamilan disesuaikan dengan usia kehamilan, mulai dari trimester pertama hingga trimester ketiga. Hal ini disebabkan oleh banyaknya keluhan ibu hamil yang mempengaruhi keinginannya untuk makan.
1.
Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Pertama
Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan umumnya
timbul keluhan-keluhan
seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan berkurang sehingga timbul kelemahan
dan malas beraktivitas.
Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein,
mineral serta vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan
gizi dapat
disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu
diperhatikan adalah bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan,
bentuk makanan
biasa, dan untuk menghindari rasa mual dan muntah posi makanan kecil akan tetapi frekuensi makan sering.
Energi serta gizi pada saat seperti ini hanya diperlukan untuk memelihara kesehatan serta
vitalisnya, disamping tentunya mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses. Agar
kecukupan zat-zat gizi terpenuhi dapat diperhatikan hal-hal seperti berikut:
a.
Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan
sayuran hijau biasanya dapat mengurangi rasa mual.
b.
Posi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang selera makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau jajanan
lain yang
bergizi.
2.
Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Kedua
Pada
trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan
serta perkembangan
janin serta
untuk mempertahankan
kesehatan ibu. Pada saat ini muntah sudah berkurang atau
tidak ada, nafsu makan bertambah, perkembangan janin sangat pesat bukan saja tubuhnya
tetapi juga susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh karena pertumbuhan janin yang pesat
di mana
jaringan otak menjadi perhatian utama maka ibu hamil memerlukan protein
dan zat gizi lain seperti galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan untuk minum susu
400 cc.
Yang perlu diperhatikan pada trimester kedua ini adalah:
a.
Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein (zat pembangun), agar janin mengalami pertumbuhan yang baik. Bahan makanan sumber protein adalah ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan
lain-lain.
b.
Selain zat pembangun, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan mineral merupakan zat pengatur yang banyak terdapat pada buah dan sayuran.
c.
Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak pada kaki, hendaknya konsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan makanan yang banyak mengandung garam antara lain mie instan,
margarine, mentega, kecap, dan lain-lain. Untuk itu bahan makanan tersebut hendaknya dibatasi.
3.
Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Ketiga
Trimester ketiga, pada saat ini
nafsu makan
sudah baik sekali cenderung untuk merasa lapar terus menerus sehingga
perlu diperhatikan
agar tidak terjadi kegemukan. Pada masa ini diperlukan makanan
dengan nilai
biologis yang tinggi serta memadai untuk mencukupi segala yang
dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimester ketiga sama dengan makanan pada
trimester kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu banyak, agar ibu terhindar dari
kegemukan. Keperluan zat gizi tambahan yang diperlukan pada kehamilan, adalah:
|
2200
|
+ 285 kal
|
|
48
|
+ 12 gr
|
|
500
|
+ 400 mg
|
|
26
|
+ 20 mg
|
|
500
|
+ 200 RE
|
|
1
|
+ 0.2 mg
|
|
1.2
|
+ 0.2 mg
|
|
9
|
+ 1 mg
|
|
60
|
+ 10 mg
|
|
5
|
+ 10 ug
|
D. Zat-Zat
Nutrisi pada Kehamilan
Pemenuhan kebutuhan gizi pada
trimester pertama lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Hal ini
dikarenakan pada masa ini sedang terjadi pembentukan sistem saraf, otak,
jantung dan organ reproduksi janin, selain itu pada masa ini tidak sedikit ibu
yang mengalami mual muntah sehingga tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan
gizi secara kuantitas. Pemenuhan kebutuhan dizi pada trimester II dan III,
selain memperhatikan kualitas juga harus terpenuhi secara kuantitas (Kasdu,
2006).
Bahan pangan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil harus meliputi enam kelompok, yaitu makanan
yang mengandung protein, baik hewani maupun nabati, susu, sumber karbohidrat
baik dari roti ataupun biji-bijian, buah dan sayur yang tinggi kandungan
vitamin C, sayuran berwarna hijau tua, serta buah dan sayur lain. Berikut
kebutuhan zat gizi yang
cukup penting bagi ibu hamil :
1.
Energi
Umumnya seorang ibu hamil akan bertambah berat badannya
sampai 12,5 kg, tergantung dari berat badan sebelum hamil. Ibu hamil akan
sangat membutuhkan yang namanya kalori. Biasanya ibu hamil kebutuhan akan
kalori semakin meningkat. Kalori inilah yang dibutuhkan dalam perkembangan
janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah dan jaringan yang baru. Ada sekitar
300 kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil selama masa kehamilannya.
2.
Protein
Gizi yang tidak kalah pentingnya dan
sangat diperlukan bagi ibu hamil adalah zat protein. Ada sekitar 75 gram
protein tiap harinya yang dibutuhkan oleh ibu hamil, fungsinya untuk
perkembangan jaringan pada janin. Pemenuhan protein bersumber hewani lebih
besar daripada kebutuhan protein nabati, sehinggan ikan, telur, daging, maupun
susu perlu lebih banyak dikonsumsi dibandingkan tempe, tahu, kacang-kacangan.
3.
Vitamin A
Fungsi dari Vitamin A untuk penglihatan, pertumbuhan dan
perkembangan embrio. Dampak yang terjadi pada ibu hamil apabila kekurangan
vitamin A adalah bayi akan terlahir prematur yang memiliki berat rendah. Jadi
vitamin A itu sangat penting untuk gizi
ibu hamil. Vitamin ini bisa diperoleh lewat sayur-sayuran seperti wortel
dan juga terdapat pada mentega, kuning telur maupun susu. Vitamin A
dibutuhkan oleh ibu hamil namun tidak boleh berlebihan karena dapat menimbulkan
cacat bawaan.
4.
Vitamin B12
Vitamin B12 bersama dengan asam
folat berperan dalam sintesis DNA dan memudahkan pertumbuhan sel. Vitamin ini
juga penting untuk keberfungsian sel sumsum tulang, sistem persarafan, dan
saluran cerna. Bahan makanan sumber vitamin B12 adalah hati, telur, ikan,
kerang, daging, unggas, susu, dan keju.
5.
Asam Folat
Asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil karena akan
membantu perkembagan embrio dan juga mencegah terjadinya cacat otak dan tulang
belakang. Dampak yang terjadi apabila kekurangan asam folat adalah akan
mengakibatkan kelahiran prematur sehingga berat badan bayi lahir begitu rendah
begitu pula dengan pertumbuhan janinnya. Oleh karena itu, gizi ibu hamil asam folat yang
dibutuhkan sekitar 600 mg dan ini bisa anda dapatkan dengan mengkonsumsi
kacang-kacangan, buncis, asparagus, brokoli, ragi, sayuran berwarna hijau, jus
jeruk dan roti gandum.
6.
Vitamin D
Kekurangan vitamin D pada ibu hamil
akan mengakibatkan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan
dapat berupa hipokalsemi, tetani pada bayi baru lahir, dan osteomalasia pada
ibu. Sumber vitamin D yang utama adalah sinar matahari. Kekurangan vitamin D
banyak terjadi pada ibu hamil yang bermukim di daerah yang hanya sedikit
bersentuhan dengan sinar matahari.
7.
Zat Besi
Gizi ibu hamil yang diperlukan
selanjutnya adalah zat besi. Untuk memproduksi hemoglobin dibutuhkan zat
sekitar 27 mg sehari selama masa kehamilan. Hemoglobin sendiri merupakan
protein di sel darah merah yang mempunyai peranan penting yaitu menyalurkan
oksigen keseluruh jaringan tubuh. Kekurangan zat besi pada masa kehamilan akan
mengalami kelelahan dan rentan infeksi, bahkan juga dapat berisiko kelahiran
prematur pada bayi.
8.
Yodium
Yodium dapat diperoleh dari air
minum dan sumber bahan makanan laut. Kekurangan yodium pada ibu hamil akan
mengakibatkan janin mengalami hipotiroid yang selanjutnya berkembang menjadi
kretinisme. Kerusakan saraf sebagai akibat dari hipotiroid dapat menyebabkan
retardasi mental. Kekurangan yodium juga dapat mengakibatkan bayi lahir
meninggal, aborsi, serta meningkatkan kematian bayi dan perinatal. Koreksi
yodium hendaknya sebelum atau selama 3 bulan pertama kehamilan. Kebutuhan
Yodium dapat dipenuhi dengan mengonsumsi garam beryodium serta konsumsi bahan
makanan yang bersumber dari laut.
9.
Kalsium
Sumber utama kalsium adalah susu dan
hasil olahannya, udang, dan sarden. Kalsium dibutuhkan oleh ibu hamil untuk
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi serta mengantarkan sinyal
saraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Kalsium juga sangat baik untuk
menguatkan tulang dan gigi. Selain untuk tulang, kalsium juga dibutuhkan untuk
mencegah preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang dapat
menyebabkan kejang pada ibu, prematurias, bahkan kematian. Diperlukan 1000 mg
kalsium setiap harinya untuk kebutuhan gizi ibu hamil. Kekurangan kalsium saat
hamil akan berdampak pada ibunya, karena kalsium yang dibutuhkan oleh bayi
terambil atau diserap dari tulang ibu.
10.
Serat
Kebutuhan serat bagi ibu hamil juga
harus diperhatikan, karena selain memberikan rasa kenyang lebih lama, serta
juga dibutuhkan untuk memperlancar sistem pencernaan sehingga dapat mencegah
sembelit. Serat dapat diperoleh dari sayuran, buah-buahan, serealia atau
padi-padian, kacang-kacangan, gandum, beras, dan olahannya (Kasdu, 2006).
Menurut
Proverawati dan Asfuah (2010;50) berikut daftar beberapa zat gizi yang paling
penting untuk perkembangan janin yaitu:
1.
Asam folat :zat ini ada dalam serealia, kacang-kacangan sayuran hijau, jamur,
kuning telur, jeruk, pisang, dan lain-lain.
2.
Kalsium : sangat penting untuk
pmbentukan tulang dan gigi. Susu dan
produk
olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu
memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seperti vitamin A,
Vitamin D, Vitamin B2, Vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu,
kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.
3.
Zat Besi : Sudah lama dikenal
bahwa zat besi berguna dalam pembentukan sel darah merah yang dapat mengurangi
risiko ibu hamil terkena anemia. Kebutuhan utama akan zat
bes i terjadi saat usia kehamilan mencapai 20 minggu. Zat besi dapat
diperoleh pada hati, daging atau ikan.
E. Akibat Ibu
Hamil yang Kekurangan Gizi
Bila ibu
mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
- Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat
menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan,
berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
- Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses
persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan
dengan operasi cenderung meningkat.
- Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makanan
dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung karbohidrat dan lemak
sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin
dan mineral sebagai zat pengatur. Masa kehamilan sangat penting untuk menentukan kualitas anak. Oleh
karena itu, selama kehamilan ibu memerlukan makanan yang bergizi.
Kecukupan gizi
selama kehamilan digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu. Zat gizi yang paling penting untuk perkembangan
janin yakni : Asam folat, Kalsium, Zat Besi dan
Ekstrak.
Wanita
hamil, membutuhkan setidaknya 285kkal tambahan energi perhari dari kebutuhan
wanita dewasa yang tidak hamil yang sebesar 1900-2400kkal/hari. Beberapa
kategori makanan yang boleh dikonsumsi ibu hamil yakni a) Makanan yang
halal.b) Makanan yang baik.c) Makanan sesuai kebutuhan.
B. Saran
Agar ibu
selalu dalam keadaan sehat dan janin yang dikandung dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik, maka para ibu hamil dapat memenuhi semua kebutuhan
nutrisinya selama hamil. Kekurangan gizi pada ibu hamil
menimbulkan berbagai masalah gizi pada ibu hamil tersebut.
Hendaknya ibu hamil memperhatikan benar asupan gizi bagi tubuhnya dan
terutama yang sangat dibutuhkan bagi janin yang sedang dikandung, seperti
kebutuhan akan karbohidrat, protein, ion, asam folat, kalsium dan sederetan
vitamin yang penting bagi perkembangan janin.
DAFTAR
PUSTAKA
Proverawati,Atikah dan Asfuah,Siti.2010.Buku
ajar gizi untuk kebidanan.Yogyakarta :Nuha Medika
Soetjaningsih.1994.Tubuh kembang anak.Surabaya:EGC
Admin.
2008. Riset Gizi Ibu Hamil, http//senonipuskesmas.com [diakses
Pada
hari senin 9 April 2012].
Agria dkk.
2011. Gizi Reproduksi. Jogjakarta: Fitramaya
Ali,
Syaifudin, 2009. Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan Dan
Perawatan
Bayi. Jogjakarta: Diglossia Media.
Alfitramadya. 2008. Gizi Kehamilan, http//blogspot.com [diakses pada
hari selasa 23 April 2012].
Anton, Yohanes. 2011. It’s Easy Olah Data Dengan
SPSS. Yogyakarta: Skripta Media Creative.
Ariga dan Reni Asmara. 2011. Gizi Masa Kehamilan, http//ariga.blogspot
.com [diakses pada hari selasa 23 April 2012].
Arikunto, Suharsimin. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Buku Panduan Penulisan KTI. 2012. Medan: Stikes Helvetia Medan.
Djaeni, Achmad. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat
Eva. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media
Jurnal Penelitian Stikes Helvetia Medan. 2011. Medan: stikes Helvetia
Medan.
Miyata dan Proverawati. 2010. Gizi
Kehamilan, www.blogspot. Com [diakses pada hari
selasa 23 April 2012].
Muhammad, Iman. 2011. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Bidang Kesehatan. Bandung: Mulya Sarana.
Ngambut, Korolus. 2011. Pengantar Biostatistik (Aplikasi
Penggunaan
SPSS). Jogjakarta: Gosyen Publishing.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
--------. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Path. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jogjakarta: Mediakom.
Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.
Jogjakarta: Graha Ilmu.
Sunita, Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Lindayani,Dyah Amiyah dkk.2013.Bahasa Indonesia Sebagai Mata
Kuliah Dasar Umum. Probolinggo: Akademi Kebidanan Hafshawaty
Sulistyoningsih,Hariyani.2011.Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan
Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
No comments:
Post a Comment