Thursday, 25 May 2017

MAKALAH ASMA

MAKALAH

A S M A




LOGO AKBID.jpg
 












OLEH :

NAMA : A S R I N A
NIM : BT 15 02 006
KELAS : I A













AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
WATAMPONE

 
2016




KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASMA”. Kemudian shalawat serta salam, kami sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Watampone, 12  Agustus  2016

                                                                                           Penyusun









DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI .............................................................................................               ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.....................................................................               1
B.       Rumusan Masalah.................................................................               2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................               3
BAB II... PEMBAHASAN
A.       Pengertian.............................................................................               4
B.       Etiologi.................................................................................               5
C.       Epidemiologi........................................................................               7
D.       Patofisiologi.........................................................................               7
E.        Manifestasi Klinik................................................................               8
F.        Komplikasi ..........................................................................               9
G.       Test  Diagnostik ..................................................................               10
H.       Penatalaksanaan Medis........................................................               10
I.          Pencegahan...........................................................................               11
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan...........................................................................               14
B.       Saran.....................................................................................               14
DAFTAR PUSTAKA




BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Asma merupakan gangguan inflamasi kronis di jalan napas. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan napas. Gejala asma adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama pada malam hari atau menjelang pagi, dan dada terasa tertekan. (Kemenkes, 2013 ; 85)
Menurut Data World Health Organization (WHO) tahun 2013 memperkirakan bahwa 235 juta orang saat ini menderita asma. Asma adalah masalah kesehatan masyarakat bukan hanya untuk negara-negara berpenghasilan tinggi; itu terjadi di semua negara terlepas dari tingkat perkembangan. Sebagian besar kematian asma terkait terjadi di negara berpenghasilan rendah dan mene-ngah kebawah. (http://www.who.int)
Penyakit asma sudah lama diketahui, namun saat ini pengobatan atau terapi yang diberikan hanya untuk mengendalikan gejala (Sundaru, 2008). Asma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikendalikan. Asma dapat dikendalikan dengan pengelolaan yang dilakukan secara lengkap, tidak hanya dengan pemberian terapi farmakologis yaitu dengan cara pemberian obat-obatan anti inflamasi tetapi juga menggunakan terapi nonfarmakologis yaitu dengan cara mengontrol gejala asma (Sundaru 2008).
Pengontrolan terhadap gejala asma dapat dilakukan dengan cara menghindari allergen pencetus asma, konsultasi asma dengan tim medis secara teratur, hidup sehat dengan asupan nutrisi yang memadai, menghindari stres dan olahraga (Wong, 2003). Semua penatalaksanaan ini bertujuan untuk mengurangi gejala asma dengan meningkatkan sistem imunitas (Siswantoyo, 2007; The Asthma Foundation of Victoria, 2002).
Asma dapat diatasi dengan baik dan akan lebih sedikit mengalami gejala asma apabila kondisi tubuhnya dalam keadaan sehat. Olahraga dan aktivitas merupakan hal penting untuk membuat seseorang segar bugar dan sehat. Melakukan olahraga merupakan bagian penanganan asma yang baik (The Asthma Foundation of Victoria, 2002). Namun anjuran olahraga terhadap penderita asma masih menjadi kontroversi. Disatu pihak olahraga dapat memicu gejala asma, namun di lain pihak olahraga dapat meningkatkan kemampuan bernapas penderita asma sehingga sangat penting dilakukan dalam upaya pengendalian asma.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dibahas lebih lanjut tentang penyakit asma dan pengendaliannya.

B.     Rumusan Masalah

1.        Apakah definisi dari asma?
2.        Apakah etiologi dari asma?
3.        Bagaimana patofisiologi dari asma?
4.        Bagaiamana manifestasi klinis pada asma?
5.        Apakah komplikasi pada asma?
6.        Bagaimana penatalaksanaan pada asma?
7.        Bagaimana pencegahan pada asma?

C.    Tujuan Penulisan

1.    Memahami definisi dari penyakit asma.
2.    Memahami etiologi dari asma.
3.    Memahami patofisiologi asma.
4.    Memahami manifestasi klinis pada asma.
5.    Memahami komplikasi dari asma.                               
6.    Memahami penatalaksanaan pada asma.
7.    Memahami pencegahan pada asma.

 








 


 

 


 

 



BAB  II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian
1.    Menurut National Asthma Education and Prevention Program (NAEPP), Asma Bronkial didefinisikan sebagai penyakit radang / inflamasi kronik pada paru, yang dikarakterisir oleh adanya penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversible (dapat balik), baik secara spontan maupun dengan pengobatan, peradangan pada jalan nafas, danpeningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan (hiper- responsivitas). (Ikawati, 2010 ; 20).
2.    Asma Bronkhial adalah proses peradangan disaluran nafas yang mengakibatkan peningkatan responsive dari saluran nafas terhadap berbagai stimulasi yang dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas yang menyeluruh dengan gejala khas sesak nafas yang reversible (Nugroho, 2011 ; 225)
3.    Asma adalah obstruksi jalan napas akut, episodic yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan responspada orang sehat. (Tambayong, 2000 ; 97)
4.    Asma Bronkial adalah penyakit saluran napas yang ditandai  oleh  serangan mendadak dispnea, batuk serta mengi. (Udayana, 2006;92)
5.    Asma sendiri berasal dari kata asthma. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti sulit bernafas. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak nafas, batuk, dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran nafas. Atau dengan kata lain asma merupakan peradangan atau pembengkakan saluran nafas yang reversibel sehingga menyebabkan diproduksinya cairan kental yang berlebih (Prasetyo, 2010).
6.    Saluran pernafasan penderita asma sangat sensitif dan memberikan respon yang sangat berlebihan jika mengalami rangsangan atau ganguan. Saluran pernafasan tersebut bereaksi dengan cara menyempit dan menghalangi udara yang masuk. Penyempitan atau hambatan ini bisa mengakibatkan salah satu atau gabungan dari berbagai gejala mulai dari batuk, sesak, nafas pendek, tersengal-sengal, hingga nafas yang berbunyi ”ngik-ngik” (Hadibroto et al, 2006).

B.  Etiologi
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asma bronkhial atau sering disebut pencetus sebagai faktor pencetus adalah :
1.    Alergen
Alergen adalah zat-zat tertentu yang bila dihisap atau dimakan dapat menimbulkan serangan asma misalnya debu rumah,tengau debu rumah (dermatophagoides pteronissynus), spora jamur, bulu kucing, bulu  binatang , beberapa makanan laut dan sebagainya.
2.    Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran pernapasan terutama disebabkan oleh virus. Virus influenza merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering menimbulkan asma bronkhial. Diperkirakan , dua pertiga penderita asma dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran pernapasan (sundaru , 1991)
3.    Tekanan Jiwa
Tekanan jiwa bukan penyebab asma tetapi pencetus asma, karena banyak orang yang mendapat tekanan jiwa tetapi tidak menjadi penderita asma bronkhial. Faktor ini berperan mencetuskan serangan asma terutama pada orang yang agak labil kepribadianya. Hal ini lebih menonjol pada wanita dan anak-anak.
4.    Olahraga/kegiatan jasmani yang berat
Sebagian penderita asma bronkhial akan mendapatkan serangan asma bila melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan. Lari cepat dan bersepeda adalah dua jenis kegiatan yang paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena kegiatan jasmani terjadi setelah olahraga atau aktivitas fisik yang cukup berat dan jarang serangan timbul beberapa jam stelah olahraga.
5.    Obat-obatan
Beberapa klien dengan asma bronkhial sensitif atau alerrgi terhadap obat tertentu seperti penisilin,salsilat,beta blocker,kodein dan sebagainya.
6.    Polusi Udara
Klien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik/kendaran, asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.
7.    Linghkungan kerja
Lingkungan kerja diperkirakan merupakan faktor pencetus yang menyumbang 2-15 % klien dengan asma bronkhial.
C.  Epidemiologi
Penyakit ini umumnya dimulai sejak dari masa anak-anak terutama pada usia lima tahun. Anak-anak yang tinggal diperkotaan rentan menderita asma. Hal ini disebabkan karena di perkotaan banyak terpapar polusi dan debu serta memiliki jumlah penduduk yang padat. Berdasarkan data dari Yayasan Penyantun Asma, kasus asma di Indonesia mencapai 12juta atau sekitar 6% dari jumlah penduduk. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), jumlah penderita asma di dunia mencapai 300 juta orang. Angka ini dikhawatirkan terus meningkat hingga 400 juta orang pada tahun 2025. Di dunia penyakit asma termasuk 5 besar penyebab kematian. Diperkirakan 250.000 orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan asma. (Aliya Rahma, 2015 : 50)

D.  Patofisiologi
Meskipun terdapat ketumpangtindihan bermakna antara dua kelompok, peneyebab asma dapat dibagi menjadi dua kategori utama: ekstrinsik dan intrinsik.
1.    Asma ekstrinsik (alergis) secara umum mempengaruhi anak dan remaja muda yang sering mempunyai riwayat keluarga atau pribadi  tentang alergi, bentol-bentol, ruam, dan eczema. Hasil dari tes kulit biasanya positif pada alaergen spesifik, yang menunjukkan kemungkinan  bahwa asma ekstrinsik adalah alergis. Obstruksi pernapasan akut, tahanan pada aliran udara, dan turbulensi aliran udara dikaitkan dengan tiga respon berikut:
a.    Spasme  bronkus,  yang  melibatkan  irama  peremasan  jalan napas oleh
otot yang mengitarinya
b.    Produksi mucus kental yang banyak
c.    Respon inflamsi, yang mencakup peningkatan permeabilitas kapiler dan edema mukosa.
2.    Asma instrinsik (idiosinkratik) biasanya mempengaruhi orang dewasa, termasuk mereka yang tidak mengalami asma atau alergi sebelum usia dewasa   tengah.  Riwayat   pribadi   atau  keluarga  negative   untuk  alergi, eksema, bentol-bentol, dan ruam. (Tambayong, 2000 ; 98)

E.  Manifestasi  Klinik
Asma adalah menjadi sidrom klinis yang dikarakterisktikkan oleh batuk, mengi, dan sesak napas serta sesak dada yang ditimbulkan oleh alergen, infeksi atau stimulasi lain. Stimulus ini mencakup obat, latihan (khususnya pada iklim kering dan dingin), stres emosi, refluks gastroesofagus pada mikroaspirasi, merokok pasif dan aktif, pemajanan tempat kerja pada bahan kimia, dan polusi udara. 
 Tanda dan gejala serangan asmatik sangat berhubungan dengan status jalan napas. Yang pasti tentang manifestasi asma adalah jenisnya dan tidak dapat diduga. Gejala asma mengacu pada triad: dispnea, batuk dan rongki kering (mengi). Rongki kering dapat pula terdapat pada keadaan-keadaan lain seperti aspirasi benda asing, tumor, emboli paru, infeksi, gagal jantung kiri. (Tambayong, 2000 ; 99)    


          Tabel   Manifestasi klinis dan patofisiologi dasar asma
Manifestasi klinis dan patofisiologi dasar asma
No.
Gejala
Patofisiologi
1.
Dispnea, ortopnea, batuk, mengi, sesak dada, peningkatan nadi paradoksik, penurunan bising napas, hiperesonans, hipoksia
Spame bronkiolus, jebakan udara, pendataran diafragmatik
2.
Takikardia, pernapasan sulit, lapar udara, retraksi interkostal
Peningkatan kerja pernapasan, keletihan, peningkatan konsumsi oksigen
3.
Sputum kental dan lengket, turgor kulit buruk, tanda lain dari dehidrasi
Peningkatan produksi sputum, dehidrasi, demam yang dihubungkan dengan infeksi
4.
Sputum kental hijau atau kuning
Infeksi
5.
Spasme bronkus, eosinofilia, bila ad alergi
Inflamasi
6.
Ketakutan/panik
Ansietas

F.   Test  Diagnostik
Tes fungsi paru bisa menunjukkan obstruksi saluran pernapasan atau bisa normal. Pengukuran aliran puncak serial bermanfaat dalam menegakkan diagnosis, dan seringkali menunjukkan pola klasik penurunan di pagi hari. Pada penderita asma yang telah diketahui, pengukuran aliran puncak bermanfaat dalam menentukan berat penyakit. (Davey, 2005 ; 180)
G. Komplikasi
1.    Kelelahan
2.    Dehidrasi
3.    Atelektasis
4.    Infeksi jalan napas
5.    Kor pulmonale
6.    Gagal nafas
7.    PPO kronik
8.    Pneumotoraks (jarang).

H.  Penatalaksanaan
Perlu diberikan edukasi, antara lain mengenai pathogenesis asma, peranan terapi asma, jenis-jenis terapi yang tersedia, serta faktor pencetus yang perlu dihindari. Pastikan pasien menggunakan alat untuk terapi inhalasi yang sesuai. Secara umum, terdapat dua jenis obat dalam penatalaksanaan asma, yaitu obat pengendali (controller) dan pereda (reliever). Obat pengendali merupakan profilaksis serangan yang diberikan tiap hari, ada atau tidak ada serangan/ gejala, sedangkan obat pereda adalah yang diberikan saat serangan. (Mansjoer, 2000 ; 463).
Tujuan terapi adalah menghilangkan sejala dengan pemberian seminimal mungkin obat ujuan terapi adalah menghilangkan gejala dengan pemberian seminimal mungkin obat.
1.    Penyluhan pasien penting untuk keberhasilan penatalaksanaan, khususnya penjelasan mengenai pemicu, penggunaan dan peran obat-obatan, dan bagaimana mendeteksi dan bereaksi terhadapa perburukan.
2.    Menghindari pemicu lingkungan atau allergen penting, terutama menghindari asap rokok.
3.    Pada Asma kronis dianjurkan menggunakan pendekatan bertahap. Antagonis leukotrien merupakan bronkodilator efektif pada sebagian penderita asma walaupun perannya secara tepat belum jelas.
4.    Dan pada Asma akut O2, kortikosteroid sistemik, inhalasi β-agonis, anti kolinergik, dan teofilin bila perlu. (Davey, 2005 ; 180).

I.     Pencegahan
Menurut Danu suanto (2010), pencegahan asma dapat dilakukan dengan tiga langkah.
1.    Pencegahan Primer
a.    Pendidikan kesehatanPendidikan kesehatan meliputi penginformasian mengenai asma dengan gejala, pencegahan dan juga penyebarannya.
b.    konsultasi genetikGenetic memudahkan seseorang untuk mendapatkan penyakit ini.
c.    Sanitasi dan hygiene individu
d.   Membebaskan lingkungan dari debu, asap rokok, bulu hewan, dan serbuk sari. Menggunakan masker, dan memasang filter rungan.
e.    Olahraga teratur melatih tubuh menjadi sehat dan tidak rentan asma.

2.    Pencegahan Sekunder
a.    Check up rutin
Dapat dilakukan dengan melakukan check up pada dokter spesialis penyakit dalam yang berfungsi untuk mengontrol terjadinya asma agar tidak terlalu sering maupun fatal.
b.    Screening test
pemeriksaan fisik yakni dengan melihat frekuensi pernafasan, spirometri, maupun foto rotgen, pemeriksaan darah jika penyebabnya alergen dengan melihat peningkatan enofil.
c.    Pencarian kasus
melihat sebaran penyakit ini, sehingga akan mudah untuk melakukan penyuluhan maupun pengobatan pada wilayah yang spesifik.
d.   Pencegahan khusus
menjaga dan menghindarkan diri dari factor-faktor resiko yang rentan serta sering terdapat disekeliling penderita.
e.    Monitoring
Penderita mampu mengontrol asma agar asma yang dideritatidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan mencegahdari kefatalan.
Pemberian obat yang rasional dan efektif sesuai dengan serangan yang terjadi. Pada serangan astma tingkat sedang dapat diobati dengan salbutamol (3x2-4mg/oral) denan inhaler, bisa juga dengan aminofilin 500-1200mg perhari secara oral.

3.    Pencegahan Tersier
Rehabilitasi dan memperkerjakan orang yang asma selayaknya yang sehat. Pada pencegahan ini orang dengan asma tetap diperlakukan layaknya orang normal dan juga perlu diadakan motivasi untuk pra penderita astma agar tetap mampu memposisikan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat yang saling membutuhkan.





 









 


 




 


BAB  III

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Asma bronchiale adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya respon trakhea dan bronhus terhadap berbagai alergen yang menyebabkan terjadinya penyempitan jalan nafas.
2.      Faktor predisposisi asma bronchiale adalah adanya riwayat keluarga yang pernah menderita, pola hidup yang buruk, serta berbagai alergen yang berada di sekitar tempat tinggal atau di lingkungan kerja.
3.      Gejala spesifiknya berupa sesak nafas, batuk dan adanya bunyi nafas tambahan (wheezing).
4.      Penanganan spesifiknya mengarah kepada pembebasan jalan nafas.
5.      Secara umum tampak adanya beberapa perbedaan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Hal ini disebabkan karena klien sudah pernah mendapatkan pengobatan dan perawatan secara intensif sebelumnya serta respon tiap individu yang berbeda-beda terhadap asma bronchiale.

B.     Saran
Dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit asma, maka beberapa saran penulis sebagai berikut:
1.    Untuk para penderita.
Jangan menganggap remeh penyakit yang Anda derita. Namun, seringlah
berkonsul dengan dokter yang menangani Anda. Akan tetapi, jangan pula Anda terlalu memikirkan tentang penyakit anda, karena itu akan bisa memicu asma Anda kambuh.
2.    Untuk para keluarga penderita.
Perhatikanlah keluarga Anda yang menderita penyakt asma. Karena asma adalah penykit yang serius. Namun, perhatian dan pengamanan Anda jangan terlalu berlebihan karena bisa saja si penderita merasa tertekan dan stres yang bisa mengakibatkan asmanya kambuh.















DAFTAR PUSTAKA


Aliyah Rahma, 2015. Pengaruh Pemberian Konseling Apoteker Terhadap Hasil Terapi Pasien Asma Anak Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (Bp4) Yogyakarta. Program Studi Farmasi, POLTEKKES Permata Indonesia
Asih, 2004. Keperawatan Medikal Bedah Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : EGC

Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Danu Suanto, Halim. 2010. Buku saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta:   Penerbit Buku Kedokteran. EGC 

Davey, 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga

Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Jakarta : EGC

Hadibroto, Iwan. dan Alam, Syamsir. 2006. Asma. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ikawati, 2010. Resep Hidup Sehat. Yogyakarta : Kanisius

Info Kedokteran, 2013. Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Penyakit Asma Bronkial. http://www.infokedokteran.com. (Online) Diakses 23 Juni 2014.

Kemenkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. depkes.go.id (Online). Diakses 20 Juni 2014

Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : Media Aesculapius

Nugroho, 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.

Prasetyo, Budi. 2010. Seputar Masalah Asma : Mengenal Asma, Sebab-sebab, Resiko-resiko, Dan Cara Mengantisipasinya. Yogyakarta: Diva Press.

Tambayong, 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Udayana, 2006. Integrasi Kedokteran Barat dan Kedokteran Tradisional Cina. Yogyakarta : Kanisius


WHO, 2013. Asthma. http://www.who.int/mediacentre.  (Online) Diakses 22 Juni 2014

No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...