BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu sasaran pelayanan keperawatan komunitas adalah
pelayanan pada kelompok khusus. Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai kesamaan umur, permasalahan baik fisik, mental, sosial yang
memerlukan bantuan karena ketidakmampuan dan ketidaktauan kelompok dalam
memelihara kesehatan terhadap dirinya sendiri. Asuhan keperawatan pada kelompok
khusus diberikan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, pada
prinsipnya sama dengan proses keperawatan individu, keluarga, maupun komunitas,
yang berbeda hanyalah sasarannya.
Tenaga kerja merupakan salah satu kelompok sasaran dalam
pelayanan keperawatan komunitas, dimana perawat komunitas mempunyai tanggung
jawab terhadap kesehatan pada para pekerja yang merupakan bagian dari
komunitas. Di beberapa negara maju kesehatan kerja sudah ditangani khusus oleh
perawat kesehatan kerja (Occupational
Health Nursing), di Indonesia perawat kesehatan kerja saat ini sudah mulai
dikembangkan, namun pemerintah sebenarnya sudah mulai mempromosikan tentang
pentingnya keberadaan perawat kesehatan kerja dalam suatu perusahaan/ industri.
(Reni Chariani, 2015)
Yang perlu dikaji dalam kelompok khusus ini secara mendalam adalah
latar belakang yang menyebabkan timbulnya masalah pada kelompok tersebut,
karena setiap kelompok mempunyai kebutuhan yang berbeda. Pengkajian ini menjadi
dasar untuk membuat perencanaan keperawatan yang tepat. Perawat komunitas
seyogyanya dapat memberikan pelayanan keperawatan pada kelompok khusus di
tatanan komunitas, penyusunan modul ini diharapkan dapat membantu perawat lebih
memahami tentang kebutuhan keperawatan pada kelompok khusus.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mempersembahkan
sebuah makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Komunitas
Pada Kelompok
Pekerja
Tetentu:
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok pekerja
tertentu?
2.
Masalah
kesehatan apa sajakah yang lazim terjadi pada kelompok pekerja tertentu?
3.
Bagaimanakah
proses keperawatan komunitas pada kelompok pekerja tertentu?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan
pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus
pekerja.
2.
Mengidentifikasi
masalah kesehatan yang lazim terjadi pada kelompok pekerja tertentu.
3.
Menjelaskan
proses keperawatan komunitas pada kelompok pekerja tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Medis
1. Pengertian Kesehatan kerja
a. Promosi dan pemeliharaan
kesejahteraan fisik, mental dan social pekerja pada jabatan apapun dengan
sebaik – baiknya.
b. Penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala
bidang pekerjaan.
c. Aplikasi kesehatan masyarakat
didalam suatu tempat kerja.
d. Perawat kesehatan kerja (Occupational Health Nursing) adalah
praktik spesialis yang ditujukan dan diberikan kepada para pekerja dan
masyarakat pekerja yang difokuskan pada upaya promosi, prevensi, dan restorasi
kesehatan pekerja dalam konteks keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja
(AAOHN, 1994).
Merujuk
dari pengertian diatas, bahwa asuhan keperawatan pada pekerja adalah praktik
spesialis yang dilakukan oleh perawat yang kompeten dan mempunyai berbagai
ketrampilan terkait kesehatan pekerja. Di Indonesia hal ini memang masih
berkembang, belum banyak perusahaan mempunyai perawat kesehatan kerja yang
bekerja seperti kualifikasi definisi diatas. Perawat yang ada saat ini bekerja
di perusahaan yang sifatnya hanya menunggu pasien diruang periksa dan melakukan
hal-hal yang bersifat kegawatan saja, dan kurang mengotimalkan upaya
promotifnya.
2. Tujuan Keperawatan Kesehatan Kerja
a. Tujuan Umum :
Menciptakan
tenaga kerja yang sehat dan produktif.
b. Tujuan Khusus :
1) Pencegahan dan pemberantasan
penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
2) Pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan dan gizi tenaga kerja.
3) Perawatan dan mempertinggi efisiensi
dan produktivitas tenaga kerja.
4) Pemberantasan kelelahan kerja dan
meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.
5) Perlindungan bagi masyarakat sekitar
suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan
oleh perusahaan tersebut.
6) Perlindungan masyarakat luas dari
bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
7) Meningkakan derajat kesehatan
pekerja melalui tiga level pencegahan baik primer, sekunder, dan tertier
3. Peran Perawat Kesehatan Kerja
a. Provider : memberikan perawatan
langsung baik individu, kelompok, dan keluarga pekerja
b. Case manager : mengkoordinir
pelayanan perawatan kesehatan kerja
c. Advokat : mengembangkan atau membuat
usulan kebijakan dalam pelaksanaan perawatan kesehatan kerja
d. Konsultan
e. Pendidik kesehatan
f. Peneliti : analisis kesehatan
pekerja untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan pekerja yang berhubungan
dengan kinerja yang dapat menguntungkan perusahaan
4. Fungsi Perawat Kesehatan Kerja
a. Mengkaji masalah kesehatan pekerja
dengan mengumpulkan data dan menganalisa masalah kesehatan dan keperwatan
pekerja
b. Mengidentifikasi kemungkinan adanya
penyakit menular dan gangguan jiwa
c. Bersama tim kesehatan lain (dokter,
psikolog, industrial hygienist, tim kesehatan lain) dalam menyusun rencana
kerja program kesehatan kerja di perusahaan
d. Mempertinggi mutu pelayanan
kesehatan
e. Memberikan pelayanan keperawatan
f. Melakukan upaya pendidikan kesehatan
pada pekerja
g. Membantu melakukan upaya pencegahan
terjadinya penyakit atau bahaya akibat kerja
h. Memfasilitasi perbaikan kesehatan
lingkungan kerja
i.
Menilai
keadaan kesehatan tenaga kerja dengan menghubungkan faktor lingkungan dan
pekerjaaan
j.
Membuat
rencana kunjungan rumah untuk pemantauan kesehatan pekerja lebih lanjut
k. Memfasilitasi terciptanya
keselamatan kerja
l.
Melakukan
evaluasi dan membuat laporan statistik dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan
m. Melakukan surveilence secara berkala
5. Upaya Kesehatan Kerja
Upaya kesehatan kerja merupakan
kegiatan pokok puskesmas yang ditujukan terutama pada masyarakat pekerja
informal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan
lingkungan kerja.
a. Tujuan Umum :
Meningkatnya
kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi
peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja
melalui upaya kesehatan.
b. Tujuan khusus :
1) Meningkatnya kemampuan masyarakat
pekerja dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan yang
berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
2) Meningkatnya pelayanan kesehatan
bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang belum terjangkau selama ini.
3) Meningkatnya keselamatan kerja dengan
mencegah penggunaan bahan–bahan yang dapat membahayakan lingkungan kerja dan
masyarakat serta penerapan prinsip ergonomic.
c. Sasaran :
Sasaran
upaya kesehatan kerja diutamakan pada pekerja informal yang merupakan lebih
separuh dari angkatan kerja, seperti: tenaga kerja lepas, terutama petani,
nelayan, penyelam mutiara, perajin industri kecil/industri rumah tangga,
pekerja bangunan, kaki lima, usaha angkutan terutama dikota, pekerja wanita
khususnya usia muda dsb.
d. Strategi :
1) Upaya kesehatan kerja bagi pekerja
dan keluarganya dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan
kesehatan puskesmas dan rujukanya.
2) Upaya kesehatan kerja dilakukan
melalui pelayanan kesehatan paripurna dengan penekanan pada : pelayanan
kesehatan kerja, keselamatan kerja, kesehatan lingkungan.
3) Peningkatan upaya kesehatan kerja
dilaksanakan melalui peran serta aktif masyarakat dengan menggunakan pendekatan
PKMD
6. Masalah kesehatan yang lazim terjadi
pada kelompok pekerja tertentu
Bila kita berbicara tentang masalah
kesehatan pada pekerja, maka yang perlu kita bahas yaitu teori epidemiological
triad yang terdiri dari :
a. Host (pejamu) :
Pada
populasi pekerja yang dikaji umur, jenis kelamin,suku, jenis pekerjaan, riwayat
penyakit, dan kebiasaan/pola sehari-hari
b. Lingkungan :
Kondisi
eksternal yang mempengaruhi interaksi antara host dengan agent, seperti :
manajemen, hubungan interpersonal, lingkungan fisik dan sosial sekitar tempat
bekerja
c. Agent :
Fisik
(kebisingan, suhu, radiasi, tekanan udara, vibrasi); Biologi (virus, bakteri,
mikroorganisme lain); Kimiawi (jumlah dan jenis zat yang sering digunakan);
Ergonomi : sikap tubuh saat bekerja; Psikososial : (hubungan antar pekerja dan
manajemen).
Bila tidak ada keseimbangan
interaksi antara host, lingkungan, dan agent maka akan dapat menyebabkan
masalah kesehatan, berikut masalah kesehatan pada pekerja yang dapat
menyebabkan menurunnya produktivitas kerja yaitu :
a. Penyakit umum yang biasa dialami
pekerja : TBC, asma, flu / ISPA, diabetes mellitus, dan lain-lain
b. Penyakit yang timbul akibat kerja
misalnya : Pneumocosisis, dermatosis, bronkitis, aspiksia, kerusakan indra
pendengaran, konjungtivitis, keracunan
c. Nutrisi : Gastritis, gangguan
pencernaan, kekurangan/kelebihan nutrisi, dan lain-lain
d. Lingkungan kerja yang kurang
menunjang peningkatan produktivitas, misalnya : Suhu yang terlalu panas (heat
rash/bintik-bintik pada kulit akibat panas yang tinggi, heat
exhaution/kelelahan akibat panas, heat cram/kejang panas), suhu yang terlalu
dingin (frosbite); kelembaban, ventilasi; penerangan (gangguan
penglihatan/kerusakan mata); lingkungan yang bising (>85 dB) menyebabkan
gangguan pendengaran/ketulian; terpapar radiasi yang lama berisiko terjadi
kanker; posisi saat kerja yang tidak ergonomis
e. Keselamatan : Cidera jatuh, fraktur,
luka bakar
g. Psikologis : Stres, kecemasan,
kesejahteraan tenaga kerja yang kurang memadai, sosialisasi antar pekerja yang
kurang baik, konflik managemen
7. Tahap-Tahap Upaya Kesehatan Kerja
Ciri pokok kegiatan kesehatan kerja
adalah:
a. Identifikasi masalah:
1) Pemeriksaan kesehatan : Pemeriksaan
kesehatan awal dan berkala perlu untuk pekerja, dengan perhatian khusus
terhadap organ tubuh tertentu yang mungkin terkena bahaya akibat kerja,
misalnya alat pendengaran untuk pekerja dilingkungan bising, paru – paru untuk
pekerja dilingkungan kerja berdebu.
2) Pemeriksaan kasus : Pemeriksaan
terhadap pekerja yang datang berobat kepuskesmas atau dirujuk oleh kader
kesehatan dengan keluhan tertentu.
3) Peninjauan tempat kerja merupakan
kegiatan untuk menentukan bahaya akibat kerja atau masalah kesehatan yang
dihadapi oleh tempat kerjanya. Bahaya dapat berupa fisik, kimiawi, bologis
maupun fisiologis
b. Kegiatan peningkatan (promotif)
:Kegiatan peningkatan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh hingga
lebih tahan terhadap bahaya akibat kerja dan bahaya kesehatan lainnya. Kegiatan
ini dapat berupa kegiatan perbaikan gizi pekerja sesuai dengan kebutuhan kalori
yang dibutuhkan jenis pekerjaanya. Kegiatan promotif dapat juga berupa
perbaikan lingkungan kerja dan kegiatan peningkatan kesejahteraan lainnya yang
dapat diorganisir melalui dana sehat dikelompok pekerja informal.
c. Kegiatan pencegahan (preventif)
Kegiatan
pencegahan dapat meliputi berbagai kegiatan antara lain:
1) Penyuluhan / latihan
Penyuluhan
tentang bahaya akibat kerja dan latihan tentang cara kerja yang benar untuk
menghindari dari bahaya akibat kerja misalnya cara penanganan bahaya kimia dan
zat berbahaya (terutama industri kecil)
2) Kegiatan ergonomic.
Kegiatan
ini terutama ditujukan untuk mencapai kesesuian antara alat kerja dan pekerjaan
agar tidak terjadi stress fisik terhadap pekerja. Kegiatan terutama diarahkan
pada adopsi ergonomic ini oleh masyarakat.
3) Kegiatan monitoring.
Kegiatan
monitoring bahaya akibat kerja, sebaiknya dilakukan oleh anggota kelompok kerja
yang terlatih untuk mendeteksi adanya pencemaran terutama zat kimiawi seperti
pestisida.
4) Perbaikan mesin / alat kerja.
Kegiatan
ini penting terutama pada industri kecil dan ditujukan untuk mengurangi
pemaparan terhadap bahan – bahan produksi dan bahaya kecelakaan akibat kerja
dengan perbaikan mesin / alat mekanik.
5) Pemakaian pelindung
Pemakaian
alat pelindung harus diusahakan untuk melengkapi usaha pencegahan yang telah
disebutkan diatas.
6) Administrasi
Pemberian
cuti setelah 40 jam bekerja, pemberian waktu istirahat setelah 3 jam bekerja
secara terus menerus dan juga rotasi tempet kerja untuk mencegah kebosanan.
B.
Proses Keperawatan Komunitas Pada
Kelompok Pekerja Tertentu
Berikut
5 tahapan proses keperawatan yang dapat dilaksanakan oleh perawat komunitas :
1. Pengkajian
a. Core : Jumlah pekerja, umur, riwayat
atau perkembangan pekerja, kebiasaan, perilaku yang ditampilkan, nilai,
keyakinan, dan agama, lama bekerja
b. Lingkungan fisik : Bagaimana kondisi
lingkungan kerja tingkat kebisingan? Suhu ruangan kerja? Radiasi? Penerangan?
Apakah sudah sesuai dengan ketentuan kesehatan?
c. Pelayanan kesehatan dan sosial : Bagaimana
yankes dan sosial khusus pekerja, seperti ada klinik konsultasi untuk pekerja
atau adanya kelompok sosial pekerja? Jarak? atau sistem rujukan yang digunakan
oleh perusahaan. Adakah jaminan kesehatan yang dimiliki pekerja?
d. Ekonomi : Bagaimana kesejahteraan
pekerja sudah sesuai dengan aturan/ diatas upah minimum daerah? Bagaimana
perusahaan menjamin kesejahteraan pekerjanya? 5) Transportasi dan keamanan :
Apakah tempat kerja pekerja mudah dijangkau? berapa rata-rata jarak tempuh
pekerja? Transportasi yang digunakan oleh pekerja? Apakah sudah menggunakan
alat pelindung diri dengan baik untuk menghindari kecelakaan saat bekerja
ataupun kecelakaaan saat berlalu lintas. Bagaimana sistem keamanan perusahaan,
bila terjadi bencana misalnya kebakaran, gempa bumi, banjir, dan lain-lain
e. Politik dan pemerintahan : Bagaimana
dukungan pemerintah setempat terhadap kesejahteraan dan hak pekerja? Jenis
dukungannya? Apakah ada instruksi/SK yang mengatur/melindungi hak dan kewajiban
pekerja? Bagaimana strategi pemerintah setempat dalam melindungi hak pekerja?
f. Komunikasi : Bagaimana cara pekerja
berkomunikasi dgn pekerja lain, manajemen atau dengan keluarga pekerja? Media
yang digunakan?
g. Pendidikan : Adakah kesempatan
pekerja untuk mengembangkan diri melalui pendidikan formal atau informal
h. Rekreasi : Adakah program rekreasi
di perusahaan? tempat rekreasi yang sering digunakan pekerja? Frekuensi? Apakah
tersedia taman/tempat istirahat yang cukup bagi pekerja?apakah tersedia kantin
yang sehat?
2. Diagnosa Keperawatan
Berikut ini contoh diagnosa
keperawatan pada kelompok khusus pekerja, saudara dapat mengembangkannya dari
masalah keperawatan yang ada dan merujuk pada panduan penulisan diagnosa
keperawatan menurut NANDA.
a. Risiko terjadinya gangguan
integritas kulit pada pekerja berhubungan dengan kurangnya kemampuan pekerja
dalam melakukan upaya pencegahan pemaparan terhadap bahan kimia
b. Risiko terjadinya penurunan
kemampuan dalam mengatasi masalah pada pekerja berhubungan dengan tidak
efektifnya koping pekerja dalam mengatasi masalah atau stres yang dialaminya
c. Risiko gangguan muskuloskletal pada
pekerja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan pekerja tentang bahaya
pengulangan kerja, dan kurangnya fasilitas perusahaan dalam menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja
3. Intervensi Keperawatan
a. Upaya Pencegahan Primer
1) Pendidikan kesehatan pada pekerja
2) Peningkatan dan perbaikan gizi
pekerja
3) Pemantauan kejiwaan pekerja yang
sehat
4) Mendorong perusahaan untuk membuat
program rekreasi
5) Memantau penyediaan tempat dan
lingkungan kerja yang sehat
6) Memantau pengendalian bahaya akibat
kerja
7) Mendorong pekerja untuk menggunakan
alat pelindung diri dengan baik saat bekerja
8) Menyediakan layanan konseling
9) Melatih pekerja teknik menyelesaikan
masalah, gizi yang baik, dan latihan fisik buat pekerja
10) Memberikan dukungan pekerja : bentuk
kelompok swabantu pekerja
11) Melayani pemberian immunisasi
b. Upaya pencegahan sekunder :
1) Deteksi dini adanya masalah
kesehatan akibat kerja;
2) Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan
pekerja secara berkala;
3) Tindakan perawatan segera yang
dilanjutkan dengan pembinaan atau layanan konsultasi pekerja.
c. Upaya pencegahan tertier :
1) Melakukan rehabilitasi (latihan dan
pendidikan untuk melatih kemampuan yang ada),
2) Memotivasi masyarakat dan perusahaan
untuk memberdayakan pekerja yang cacat/sakit akibat kerja;
3) Penempatan pekerja yang cacat/sakit
secara selektif; terapi kerja di rumah sakit;
4) Menyediakan tempat kerja yang sesuai
dengan kondisi pekerja saat ini;
5) Dan melakukan pembinaan lanjutan
atau rujukan.
4. Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan
intervensi yang telah disusun dengan menggunakan empat pendekatan yaitu :
1) Proses kelompok :
Kegiatan
dilakukan dengan melibatkan kelompok pekerja contoh :
membentuk
kelompok peduli pekerja dengan melibatkan serikat pekerja yang ada di
perusahaan tersebut
2) Pendidikan Kesehatan
Peningkatan
pendidikan kesehatan pada managemen, pekerja, dan keluarga pekerja yaitu
melalui penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai saluran media
3) Kemitraan
Hubungan
kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan, dan
saling menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan atas
kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing (Departemen Kesehatan RI, 2003),
misalnya bermitra dengan masyarakat sekitar perusahaan, pemegang saham,
Kementrian tenaga kerja, Pemerintah Daerah yang ikut berwewenang mengatur
kesejahateraan pekerja
4) Pemberdayaan masyarakat, melibatkan
seluruh pekerja untuk berperan aktif dalam mengatasi masalah pekerja. Contoh : Pertemuan
rutin pekerja dengan managemen dapat dijadikan media untuk membahas dan
mengatasi masalah pekerja
5. Evaluasi
Perawat komunitas bersama komunitas dapat
mengevaluasi semua implementasi yang telah dilakukan dengan merujuk pada tujuan
yang telah ditetapkan yaitu mencapai kesehatan pekerja yang optimal. Terdapat tiga pendekatan dalam meninjau ulang jaminan
mutu/ evalusia
a.
Evaluasi
Struktur
1)
Meninjau
ulang mekanisme pelaporan;
2)
Menentukan
keadekuatan fasilitas fisik;
3)
Mengidentifikasi
peralatan dan persediaan yang dibutuhkan;
4)
Mengidentifikasi
kebutuhan kepegawaian yang dibutuhkan dan kualifikasinya;
5)
Menganalisis
demografik pekerja dan kebutuhan status kesehatan;
6)
Menentukan
apakah misi, tujuan, dan objektif program.
b.
Evaluasi
Proses
1)
Apakah
aktivitas promosi kesehatan sesuai dengan kondisi;
2)
Apakah
program dibentuk untuk memenuhi kebutuhan dilahan kerja;
3)
Apakah
terdapat pendokumentasian dan pencatatan
c.
Evaluasi
Hasil
1)
Apakah
tujuan dan objektif yang diharapkan dapat tercapai;
2)
Apakah
program membawa hasil yang positif;
3)
Apakah
hasil kesehatan menunjukkan pencegahan penyakit, meningkatkan kepatuhan terhadap program, meningkatkan pengetahuan pekerja tentang perawatan diri, mengembalikan
fungsi atau menurunkan ketidaknyamanan,
4)
Perbandingan
keuntungan dengan biaya program;
5)
Kepuasan
terhadap kualitas pelayanan promosi kesehatan yang diterima.
Metode yang lazim digunakan untuk evaluasi rating adalah
skala rating pascaprogram, observasi,
dan wawancara dengan para pekerja tentang pedapat , sikap, dan kepuasan mereka
terhadap program (Anderson, 2000)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Perawat kesehatan kerja
(Occupational Health Nursing) adalah praktik spesialis yang ditujukan dan
diberikan kepada para pekerja dan masyarakat pekerja yang difokuskan pada upaya
promosi, prevensi, dan restorasi kesehatan pekerja dalam konteks keselamatan dan
kesehatan lingkungan kerja (AAOHN, 1994)
2. Di Indonesia sudah mulai berkembang
pelayanan keperawatan pada kelompok pekerja yang dilakukan oleh perawat
kesehatan kerja, hal ini karena adanya kesadaran para pengusaha untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan pekerjanya. Namun masih banyak perusahaan yang belum
mempunyai perawat kesehatan kerja secara khusus, oleh karenanya inilah yang
menjadi tanggung jawab perawat komunitas untuk melakukan pembinaan pada
kelompok pekerja yang berada di wilayah binaannya
3. Perawat dapat berperan sebagai
provider, case manager, advokat, konsultan, pendidik kesehatan, dan peneliti
4. Masalah kesehatan pada pekerja
terjadi karena tidak ada keseimbangan interaksi antara host, lingkungan, dan
agent.
B.
Saran
1.
Institusi Pendidikan
Semoga makalah
ini dapat menjadi sumber ilmu yang baru bagi mahasiswa Akademi Keperawatan
Batari Toja.
2.
Bagi Mahasiswa
Semoga
dengan makalah ini mahasiswa bisa memahami dan mempelajari lebih dalam lagi
tentang keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Allender, J.N., & Spredley, B.W.
(2001). Community Health Nursing :
Concept And Practice. Philadelphia : Lippincot.
Anderson, E.T. & McFarlane, J.
(2000). Community As Partner: Theory And
Practice In Nursing. Philadelphia: Lippincot.
Badan Pemberdayaan Masyarakat
Provinsi DKI Jakarta. (2004). Manajemen Pemberdayaan
Masyarakat. Pemda Provinsi DKI Jakarta : Jakarta.
Departemen Kesehatan RI .(2003). Kemitraan menuju Indonesia sehat 2010.
Jakarta : Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI.
Ervin, N.E. (2002). Advanced Community Health Nursing Practice :
Population Focused Care. New Jersey: Pearson Education,Inc.
Hitchcock, J.E., Scubert, P.E.,
& Thomas, S.A. (1999). Community Health
Nursing: Caring In Action. USA: Delmar Publishers.
McMurray, A. (2003). Community Health And Wellness : A
Socioecological Approach. Toronto: Mosby.
Reni Chariani, 2015. Modul Keperawatan Kmunitas I. AsKep Komunitas Pada Kelompok Khusus Pekerja.
Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Jakarta 2015
Riyadi.
Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan
Masyarakat, retieved may 12nd.
R, Fallen. Catatan
Kuliah Keperawatan Komunitas. (2010). Yogyakarta: Nuha Medika
Stanhope, M, & Lancaster,J.
(2000). Community And Public Health
Nursing. The Mosby Tear Book: St.Louis.
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN .................................................................... 1
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN........................................................................ 3
A.
Konsep Medis...................................................................... 3
1.
Pengertian
Kesehatan kerja............................................ 3
2.
Tujuan
Keperawatan Kesehatan Kerja .......................... 3
3.
Peran
Perawat Kesehatan Kerja..................................... 4
4.
Fungsi
Perawat Kesehatan Kerja .................................. 4
5.
Upaya
Kesehatan Kerja ................................................ 5
6.
Masalah
kesehatan Yang Lazim Terjadi Pada ..............
Kelompok Pekerja Tertentu........................................... 6
7.
Tahap-Tahap
Upaya Kesehatan Kerja............................ 8
B.
Konsep Keperawatan........................................................... 10
1.
Pengkajian...................................................................... 10
2.
Diagnosa Keperawatan.................................................. 11
3.
Intervensi....................................................................... 11
4.
Implementasi.................................................................. 12
5.
Evaluasi.......................................................................... 13
BAB III.. PENUTUP................................................................................. 15
A.
Kesimpulan........................................................................... 15
B.
Saran..................................................................................... 15
|
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Pekerja Tertentu” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Adapun maksud
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan
Komunitas.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata,
kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Watampone, 26 November 2015
Penyusun
|

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK PEKERJA TERTENTU

OLEH
:
NAMA : TAKDIRMAN
BT : 13 01 062
III B
AKADEMI
KEPERAWATAN BATARI TOJA
W A
T A M P O N E
|
2015/2016
No comments:
Post a Comment