FUNGSI BAHASA
![]() |
Disusun Oleh:
Nama : Sri Wahyuni Ningsi
NIM : 01161091
Prodi
: AHS 4
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) WATAMPONE
|
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan kita beribu macam nikmat yang tak
terhitung jumlahnya, salah satunya adalah nikmat kesehatan sehingga kita
bisa melaksanakan semua aktifitas keseharian. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW., yang telah
memberikan kita petunjuk dari jalan yang gelap gulita penuh kebodohan, menuju
ke alam yang terang benderang dengan cahaya Islam. Semoga kita mendapat
syafa’at dari beliau di yaumul mahsyar kelak.
Dalam makalah yang penulis
susun ini, membahas tentang Fungsi Bahasa. Makalah ini kami susun
dari beberapa refrensi yang berhubungan dengan materi. Semoga dengan di
susunnya makalah ini dapat memperluas pengetahuan kita yang berkaitan dengan
materi dalam makalah ini.
Kami berterimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelsaikan makalah ini serta teriring
kata maaf apabila dalam penyusunan makalah ini ada kekeliruan. Penulis meminta
kritik dan saran yang membangun agar kedepan bisa menyusun makalah yang lebih
baik.
Watampone,
02 November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Definisi Bahasa.................................................................... 3
B.
Fungsi Bahasa
Secara Umum .............................................. 4
C.
Fungsi Bahasa
Secara Khusus.............................................. 8
D.
Fungsi
Bahasa dalam Komunikasi....................................... 9
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 13
B.
Saran..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Istilah
bahasa tentu bukan merupakan hal yang baru bagi kita. Istilah tersebut setiap
saat selalu kita dengar, baca, atau bahkan digunakan untuk berkomunisi secara
lisan maupun tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan
sehari-hari, kita menggunakan bahasa atau berbahasa. Begitu seringnya kita
menggunakan istilah bahasa atau menggunakan bahasa maka terkadang kita lupa
untuk memahami apa sesungguhnya hakikat dan fungsi bahasa itu.
Bahasa
adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan,
tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dankontrak
sosial. Bahasa juga dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karenabahasa
diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanyaseorang
yang pandai dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia
tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu seluruh
ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi
orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik. Sumarsono dan
Partana (2002:20) mengatakan bahwa bahasa sering dianggap sebagai produk sosial
atau produk budaya, yang merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan, perilaku
masyarakat, dan penyingkapan budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh
masyarakat pemakai bahasa. Bahasa bisa dianggap sebagai “cermin zamannya”
artinya bahwa bahasa di dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi
dalam masyarakat.
Berbahasa
tidak hanya berarti menyusun kata-kata, lebih dari itu menurut Garvin dan
Mathiot, yang dikutip oleh Sumarsono dan Partana, (2002:364), di dalam
berbahasa terdapat sikap bahasa yang setidaknya mengandung tiga ciri pokok
yaitu (1) language loyalty (kesetiaan bahasa), (2) language pride (kebanggaan
berbahasa) dan (3) awareness of the norm (kesadaran akan norma bahasa).
Kesadaran akan norma bahasa ini juga menjadi syarat berkomunikasi dalam bisnis.
Bovee dan Thill (1995:104) dalam bukunya “Business Communication Today” mengatakan
bahwa spelling and usage (ejaan dan penggunaannya) menjadi pertimbangan
penting para pebisnis atau karyawan bersangkutan dalam melakukan komunikasi
baik dalam bentuk oral (berbicara dan mendengarkan) maupun menulis
Pada
hakikatnya bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional Indonesia dan sarana
untuk berkomunikasi antar sesama manusia. Kemampuan berbahasa merupakan
kemampuan yang hanya dimiliki oleh manusia. Namun kemampuan itu tidak dibawa
sejak lahir dan dikuasai dengan sendirinya, melainkan harus dipelajari. Tanpa
bahasa tidak akan mungkin manusia dapat berpikir lanjut serta mencapai kemajuan
dan teknologi seperti sekarang ini. Untuk itu sangatlah penting mempelajari
hakikat dan fungsi bahasa.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan bahasa?
2.
Apa saja fungsi umum bahasa?
3.
Apa saja fungsi khusus bahasa?
4.
Apa saja fungsi bahasa itu?
C. Tujuan
Penulisan
Sesuai
dengan rumusan masalah di atas, tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui definisi bahasa.
2.
Untuk memahami fungsi umum bahasa.
3.
Untuk memahami fungsi khusus bahasa.
4.
Untuk memahami fungsi bahasa dalam komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bahasa
Bahasa ialah kapasitas khusus yang ada pada
manusia untuk dapat memperoleh serta menggunakan sistem komunikasi yang
kompleks, serta sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut.
Dibawah ini adalah pengertian Menurut Para Pakar
1. Menurut Gorys Keraf (1997:1), Bahasa ialah
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia.
2. Menurut Felicia (2001:1), Bahasa ialah alat
yang digunakan untuk dapat berkomunikasi sehari-hari, baik bahasa lisan atupun
bahasa tulis
3. Menurut Sunaryo (2000:6), Bahasa didalam
struktur budaya ternyata memiliki kedudukan, fungsi serta peran ganda ialah
sebagai akar serta produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana
berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
4. Menurut
Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be
defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed
combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang
diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep
melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol
yang diatur oleh ketentuan).
5. Menurut Santoso (1990:1), Bahasa ialah
rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
6. Menurut Mackey (1986:12), Bahasa ialah suatu
bentuk serta bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) ataupun
sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau suatu sistem dari sekian
banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan ataupun suatu tatanan
dalam sistem-sistem.
7. Menurut Wibowo(2001:3), bahasa ialah sistem
simbol bunyi yang bermakna
serta berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang
mempunyai sifat arbitrer serta konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan serta pikiran.
8. Menurut Walija (1996:4), Bahasa ialah
komunikasi yang paling lengkap serta efektif untuk menyampaikan ide, pesan,
maksud, perasaan serta pendapat kepada
orang lain.
9. Menurut Keraf Smarapradhipa (2005), ia memberikan
dua pengertian mengani bahasa, yakni 1) menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia; 2) Bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
B. Fungsi
Bahasa Secara Umum
Fungsi
umum bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Aktivitas manusia
sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat
setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan dapat disampaikan
melalui bahasa. Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan tanda yang jelas
dari kepribadian manusia. Melalui bahasa, maka kita dapat memahami karakter,
keinginan, motif, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan
adat istiadat manusia.
Dewasa
ini, semakin terasakan betapa besar fungsi dan peran bahasa dalam kehidupan
manusia. Tanpa bahasa, kehidupan manusia terasa hampa dan tidak berarti.
Melalui peran bahasa, manusia dapat menjadikan dirinya menjadi manusia berbudi
pekerti, berilmu dan bermartabat tinggi. Berdasarkan semua ini, dapat
disimpulkan fungsi bahasa sebagai berikut:
1.
Bahasa sebagai
Alat Ekspresi Diri
Semenjak dilahirkan di
bumi, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya
atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam
perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk
mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan
lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik
untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Pada saat menggunakan
bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu
mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya,
pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk
kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa
sebagai alat untuk berkomunikasi. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri
antara lain :
a.
agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
b.
keinginan untuk membebaskan diri kita dari
semua tekanan emosi
2.
Bahasa sebagai
Alat Komunikasi
Komunikasi sebagai akibat
yang lebih jauh dari ekspresi diri. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan
saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita
menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam
aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys
Keraf, 1997 : 4).
Pada saat kita menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin
dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima
oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita.
Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain
membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau
khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan
memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Bahasa sebagai alat
ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk
menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut
pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita,
pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik
sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
3.
Bahasa sebagai
Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai
salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan
pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam
pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
Anggota-anggota masyarakat hanya dapat
dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi,
lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok
sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan
dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi
yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna
bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Bahasa selain berfungsi
sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi
sosial. Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan sosial, kita akan memilih
bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita
hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita
akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan
menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.
4.
Bahasa sebagai
Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol
sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri
kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun
pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial.
Ceramah agama atau dakwah
merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh
lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol social juga. Kita juga
sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di
televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan
salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu
merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh
pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu,
kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai
suatu hal.
Contoh fungsi bahasa
sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat
peredam rasa marah. Contohnya untuk meredam rasa amarah kita, menulis merupakan
salah satu cara yang sangat efektif. Di dalam tulisan kita, kita bias
menuangkan rasa marah kita dalam sebuah tulisan.
Bagi
sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan
pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik
adalah “who speak what language to whom, when and to what end”. Oleh karena itu
fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topic, kode
dan amanat pembicaraan.
1.
Fungsi
Personal atau Pribadi
Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi
personal. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang
dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi
juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini
pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau
gembira.
2.
Fungsi
Direktif
Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa
berfungsi direktif, yaitu mengatuf tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu
tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan
yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara.
3.
Fungsi
Fatik
Bila dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar,
maka bahasa bersifat fatik. Artinya bahasa berfungsi menjalin hubungan,
memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial.
Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada
waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena itu,
ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik,
seperti senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan
mata. Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik
tidak mempunyai makna.
4.
Fungsi
Referensial
Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial,
yaitu berfungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling
penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini yang
melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan
pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia di sekelilingnya.
5.
Fungsi
Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi
metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa itu digunakan untuk
membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk membicarakan
masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya
di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal
ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa
dijelaskan dengan bahasa.
6.
Fungsi
Imajinatif
Jika dilihat dari segi amanat (message) yang disampaikan
maka bahasa itu berfungsi imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang
hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya
seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan
penutur maupun para pendengarnya.
C. Fungsi
Bahasa Secara Khusus
Sedangkan fungsi bahasa secara khusus
adalah :
1.
Mengadakan hubungan dalam pergaulan
sehari-hari
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari
hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat
menggunakan bahasa formal dan non formal
2.
Mewujudkan seni (Sastra)
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan
melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang
digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini,
diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin
disampaikan.
3.
Mempelajari bahasa-bahasa kuno
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui
peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang
mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar
memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya
untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah
kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4.
Mengeksploitasi IPTEK
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki
manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka
manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasi-kan
supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi
kebaikan manusia itu sendiri.
D. Fungsi
Bahasa dalam Komunikasi
Berbicara
mengenai fungsi penggunaan bahasa dalam komunikasi dapat diidentifikasi. Fungsi bahasa dalam komunikasi bisa
dijabarkan berdasarkan tanggapan atau respon mitra tutur. Dalam peristiwa
komunikasi, bahasa dapat menampilkan fungsi yang beragam. Namun secara umum,
bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi, menginformasikan suatu
fakta, memengaruhi orang lain, bercerita, mengobrol, dan sejenisnya.
Masing-masing fungsi bahasa itu dapat secara langsung dihubungkan dengan salah
satu komponen dalam komunikasi. Fungsi-fungsi bahasa yang dimaksud yaitu:
1. Fungsi Ekspresif
Fungsi ekspresif adalah bahasa yang didayagunakan untuk meluapkan atau
menyampaikan ekspresi si penutur kepada diri sendiri atau khalayak ramai dengan
maksud dan tujuan tertentu. Fungsi bahasa ini biasanya digunakan untuk
mengekspresikan emosi, keinginan, kebahagiaan, kesedihan, penyampai pesan.
Contoh:
- Aduh
perutku mual!
- Ya, ampun, dia lucu
sekali!
- Waw, enak sekali rasa kue
pelangi ini!
Contoh-contoh tuturan tersebut, pemakaian
fungsi ekspresif mengungkapkan ekspresi rasa sakit dan rasa kagum.
2. Fungsi Direktif
Fungsi
direktif berorientasi pada penerima pesan. Dalam hal ini, bahasa dapat
digunakan untuk memengaruhi orang lain. Baik dari segi emosi, perasaan, maupun
tingkah laku. Selain itu, bahasa juga dapat digunakan untuk memberi keterangan,
mengundang, memerintah, memesan, mengingatkan, mengancam, dan lainnya.
Contoh: -
Ayo, berangkat!
-
Silahkan makan
- Bantu saya mendorong meja ini.
Fungsi direktif pada
contoh di atas terlihat pada kata kerja yang memiliki makna perintah.
3. Fungsi Informasional
Fungsi
ini berfokus pada makna dan dapat dipergunakan untuk menginformasikan sesuatu.
Misalnya, melaporkan, mendeskripsikan, men-jelaskan, dan menginformasikan
sesuatu. Contoh: Saat ini, kucing adalah
salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya
tercatat secara resmi sebagai kucingtrah atau galur mumi (pure breed), seperti
persiam, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat
pemeliharaan hewan resmi.
4. Fungsi Metalingual
Fungsi ini berfokus pada kode dan digunakan untuk menyatakan sesuatu
tentang bahasa. Contoh: Bahan bakar fosil
di antaranya adalah minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Bila dibakar, maka
akan menghasilkan SO2 dan NOx sebagai penyebab utama keasaman dalam air hujan.
Penghasil SO2 dan NOx terbesar adalah pembangkit tenaga listrik dan industri
yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
Pada contoh di atas, unsur lambang bahasanya yaitu SO2 dan NOx. SO2
untuk melambangkan sulfur oksida, dan NOx untuk menyebut nitrogen oksida. Kedua
lambang itu mengacu pada zat yang banyak dihasilkan dalam pembakaran. Artinya,
kode bahasa ini digunakan untuk melambangkan kode yang lain.
5. Fungsi Interaksional
Fungsi interaksional, yakni penggunaan bahasa yang memiliki hubungan
timbal balik atau interaksi antara penyapa dan yang disapa atau pesapa. Fungsi
bahasa ini biasa ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Contohnya secara lisan
adalah debat, wawancara, diskusi, dan lain-lain. Sementara, dalam wacana tulis
ada surat menyurat, chatting, dan
lain-lain.
6. Fungsi Kontekstual
Fungsi kontekstual bahasa berfokus pada konteks pemakaian bahasa.
Fungsi tersebut berpedoman bahwa suatu ujaran harus dipahami dengan
mempertimbangkan konteksnya. Dengan alasan bahwa suatu ujaran yang sama akan
berbeda maknanya apabila berada dalam konteks yang berbeda pula. Salah satu
alat bantu untuk menafsirkan berdasarkan konteks adalah dengan mempertimbangkan
penanda-penanda kohesi dan acuan (reference)
yang digunakan dalam situasi komunikasi.
Contoh:
- Ini apa?
- Letakkan
di situ.
Acuan kata ini bisa
bergantung pada konteks. Dan kita bisa mengetahui acuannya jika mendengarkan
tuturan secara utuh. Begitupun dengan acuan kata ‘di situ’, ‘Ini’ atau ‘di
situ’ bisa jadi sebuah objek, sebuah tempat atau lainnya.
7. Fungsi Puitik
Fungsi bahasa berorientasi pada kode dan makna secara simultan. Artinya, kode kebahasaan dipilih
secara khusus agar dapat mewakili makna yang hendak disampaikan si penutur.
Biasanya, tuturan akan menimbulkan nilai rasa seni yang unik, menggelitik,
berbau metapora, dan lain-lain. Contoh: - Tua-tua
Keladi, makin tua makin jadi.
Bentuk ujaran ini lebih menekankan kode kebahasaan dan makna sekaligus.
Mengingat setiap penutur bahasa Indonesia yang mempunyai kemampuan yang memadai
akan memahami arti ujaran itu meski makna ujaran tidak berhubungan dengan
bentuk ujaran. Kata-kata yang dipilih tersebut hanya mempertimbangkan rima atau
persamaan bunyi semata, dan bukan kepada makna dari kata-katanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah sebagai berikut:
1.
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota
masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi
atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).
2.
Fungsi umum bahasa yaitu sebagai fungsi
informasi, fungsi ekspresi diri, fungsi adaptasi, fungsi kontrol sosial.
3.
Sedangkan, fungsi khusus bahasa yaitu mengadakan
hubungan dalam pergaulan sehari-hari, Mewujudkan seni (Sastra), Mempelajari
bahasa-bahasa kuno dan Mengeksploitasi IPTEK.
4.
Fungsi penggunaan bahasa dalam komunikasi terdiri
dari Fungsi ekspresif, fungsi
direktif, fungsi informasional,
fungsi metalingual, fungsi interaksional,
fungsi kontekstual dan fungsi puitik.
B. Saran
Setelah
mempelajari makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang fungsi bahasa. Penggunaan
bahasa lisan maupun bahasa tulis, sebaiknya disesuaikan dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Kita sebagai mahasiswa harus bisa membedakan bahasa baku
dan tidak.
Fungsi
bahasa ini perlu dipelajari semua manusia, agar tidak salah dalam penggunaan
bahasa dan mengerti makna dalam berbahasa. Dengan menguasai bahasa yang baik,
maka akan mempermudah kita dalam berkomunikasi dengan manusia lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Akhadiah,
Sabarti. Dkk. 1991. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Alwasilah,
A. Chaedar. 2010. Filsafat Bahasa dan
Pendidikan (Cetakan Ke-2). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Alwi,
Hasan. Dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ed ke 3. Jakarta:
Balai Pustaka.
Brown
dan Yule. 1986. Discourse Analaysis. Cambrigde:
Cambrigde University Press.
Faisal,
M. Dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Finoza,
Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Jakarta: Diksi Insan Mulya.
Harjono,
Nyoto, dan Philipus Pirenomulyo. 2009. Kajian Bahasa Indonesia. Salatiga: Widya Sari.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi:
Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores: Nusa Indah
Kushartanti,
dkk. 2005. Pesona Bahasa; Langkah Awal
Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Santoso,
Puji. Dkk. 2004. Materi dan Pembelajaran BI SD.Jakarta: Pusat Penerbitan
UT.
Sumarsono dan Paina Partana. 2002. Sosiolinguistik.
Yogyakarta: SABDA dan Pustaka Pelajar.
Wahyu,
Wibowo. 2001. Manajemen Bahasa.
Jakarta: Gramedia.
Walija.
(1996). Bahasa Indonesia dalam
Perbincangan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press.
No comments:
Post a Comment