Tugas Individu
MAKALAH
GEMELLI (KEHAMILAN KEMBAR)

Oleh :
NAMA : ASRINA
BT 15 02 006
I A
AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
WATAMPONE
|
2016
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan
Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang “GEMELLI (KEHAMILAN KEMBAR)”, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana
cara kami menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Watampone,
07 September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian
............................................................................ 3
B.
Epidemiologi........................................................................ 3
C.
Etiologi................................................................................. 4
D.
Klasifikasi............................................................................. 7
E.
Tanda
Dan Gejala ................................................................ 8
F.
Diagnosis.............................................................................. 8
G.
Komplikasi........................................................................... 9
H.
Prognosis.............................................................................. 10
I.
Penatalaksanaan
.................................................................. 10
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 13
B.
Saran..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan kembar
adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu
menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya.
Kehamilan dan persalinan membawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu
besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan
perhatian khusus bila di inginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.
(Sofyan, 2012).
Insidensi kembar
adalah satu dalam sembilan puluh kehamilan. Dimana sekitar dua pertiga dari
kehamilan kembar tersebut merupakan kembar dizigotik. Frekuensi kejadian
meningkat pada ibu usia 30-40 tahun, serta
pada bangsa negro dibandingkan
kulit putih. Selain itu, pada induksi ovulasi dan bayi tabung, kemungkinan
adanya kembar juga lebih besar. Dalam dua dekade antara tahun 1980
hingga 2000 terjadi
lonjakan tinggi terjadinya
kehamilan kembar. 75% kembar
memiliki jenis kelamin yang sama. Kembar diperhitungkan sebagai salah satu
risiko kematian maternal dan perinatal,dengan
tingkat mortalitas bayi
baru lahir sebanyak
52,7 kematian per 1000 kelahiran hidup.
Gemelli adalah salah satu faktor risiko pada asfiksia yang dapat
menyebab-kan banyak morbiditas dan mortalitas anak. Pada persalinan gemelli, bayi kembar
kedua (selanjutnya akan disebut
sebagai kembar B), bertambah risikonya untuk mengalami asfiksia dibandingkan dengan
kembarannya yang dilahirkan pertama
(selanjutnya akan disebut
sebagai kembar A).
Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin, diantaranya
adalah kebutuhan akan zat-zat ibu bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia
dan defisiensi zat-zat lainnya, pengaruh terhadap janin yaitu usia kehamilan tambah singkat dengan
bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar : 25% pada gemelli, 50% pada
triplet, 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan.
Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi. Persalinan dengan
kehamilan kembar memiliki resiko lebih tinggi dari pada persalinan satu janin
(Tunggal). Semakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin tinggi
resiko yang akan ditanggung ibu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
membahas tentang gemelli dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan gemelli?
2. Bagaimana
epidemiologi dari gemelli?
3. Apa
sajakah penyebab dari gemelli?
4. Bagaimana
klasifikasi dari gemelli?
5. Apa
saja tanda dan gejala dari gemelli?
6. Bagaimana
cara menentukan diagnosis pada gemelli?
7. Komplikasi
apa yang akan disebabkan oleh gemelli?
8. Bagaimana
prognosis gemelli?
9. Bagaimana
penatalaksanaan gemelli?
C. Tujun Penulisan
1. Mengetahui
dan menjelaskan pengertian dari gemelli.
2. Mengetahui
dan menjelaskan epidemiologi dari gemelli.
3. Mengetahui
dan menjelaskan penyebab dari gemelli.
4. Mengetahui
dan memahami jenis-jenis dari gemelli.
5. Mengetahui
dan memahami tanda dan gejala dari gemelli.
6. Mengetahui
bagaimana cara menentukan diagnosis pada gemelli.
7. Mengetahui
dan memahami komplikasi apa yang akan disebabkan oleh gemelli.
8. Mengetahui
dan menjelaskan prognosis gemelli.
9. Mengetahui
dan menjelaskan penatalaksanaan gemelli.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Kehamilan
kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. (Marmi,2011)
2. Kehamilan
ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu.
(Sarwono, 2010)
3. Kehamilan
ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus,
kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau
bila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio
yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal. (Taufan, 2012)
4. Kehamilan
kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih, sejak ditemukannya
obat-obat induksi ovulasi dari laporan-laporan seluruh pelosok dunia. (Cunningham,
Garry dkk. 2009)
5. Kehamilan
ganda adalah segmentasi satu ovum fertile (identik,monovuler atau monozigotik)
atau fertilisasi ovum yang terpisah oleh spermatozoa yang berbeda (fraternal
atau dizigotik). (Benson, 2009)
B. Epidemiologi
Sejak ditemukannya obat – obat dan cara induksi ovulasi maka dari
laporan – laporan dari seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar
condong meningkat. Insidensi dari kehamilan kembar di United States of America (USA) meningkat
selama dekade terakhir ini. Ini
dimungkinkan dengan semakin majunya tekhnologi reproduksi seperti fertilisasi
in-vitro. Saat ini 3% dari kehamilan adalah kehamilan kembar dan sebagian
besarnya adalah gemelli. Angka kejadian kembar monozogit di seluruh
dunia relatif konstan yaitu 4 dari 1000 kehamilan. Kehamilan kembar dizigot
berhubungan dengan ovulasi multipel dan angka kejadiannya bervariasi sesuai ras
dan dipengaruhi oleh usia ibu dan paritasnya. Angka kembar dizigot
tertinggi terdapat di Negara-negara
Afrika yaitu 10 – 40 per 1000 kehamilan, diikuti oleh Kaukasia sebesar 7 – 10
per 1000 kehamilan, dan terendah di Asia sebanyak 3 per 1000 kehamilan.
C. Etiologi
Faktor- faktor yang mempengaruhi
adalah
1. Faktor
Ras
a. Frekuensi
kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai
ras yang berbeda.
b. Myrianthopoulos
(1970), mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100 kehamilan pada
orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan.
c. Pada
kawasan di afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox dan
Morley (1960) dalamsuatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria,
mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20
kelahiran,kehamilan pada orang timur atau oriental tidak begitu sering terjadi.
d. Perbedaan
ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya
kehamilan kembar dizigot.
e. Perbedaan
kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tingkat Folikel Stimulating
Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi.
2. Factor
Keturunan
a. Sebagai
penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.
b. White
dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian, menemukan bahwa para wanita yang
dirinya sendiri dizigot dengan frekuensi 1/58 kelahiran. Namun, wanita yang
bukan kembar tetapi mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar
dengan frekuensi 1/116 kehamilan.
c. Dalam
analisis Burmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (40%) ibu mereka
ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,75) ayah mereka yang kembar,
keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovulasi yang
diturunkan.
3. Factor
umur dan paritas
a. Untuk
peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7,
frekuensi kehamilan ganda akan meningkat.
b. Kehamilan
ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat
kelahiran anak sebelumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang berusia
diantara 35-40 tahun dengan 4 anak atau lebih.
c. Di
Swedia, petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka
kehamilan ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas.
d. Dalam
kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan
kehamilan ke-4 sebesar 2,7%.
4. Factor
nutrisi
a. Nylander
(1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan BB ibu.
Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar
25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil.
b. McGillivray
(1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering ditemui pada
wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh
kecil.
5. Factor
terapi infertilitas
a. Induksi
ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadrotopin atau chlomiphene
citrate menghasilkan ovulasi ganda.
b. Insiden
kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%,75% kehamilan
sengan dua janin. (Schenker, 1981)
c. Tuppin
dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan
triplet terjadi karena induksi
ovulasi terapi human menopause gonadrotopin (hMG).
d. Faktor
resiko untuk kehamilan ganda setelah ovarium distimulasi denganh hMG
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol dan injeksi chorionic
gonadrotopin pada saat bersamaan akan berpengaruh terhadap karasteristik
sperma, meningkatkan konsentrasi dan motilitas sperma. (Dickey, 1992)
e. Induksi
ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.
6. Factor
assistend reproductive technology (ART)
a. Tekhnik
ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan
kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan elalui
teknik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang
benar-benar berkualitas baik, dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam
uterus.
b. Pada
umumnya, sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah
akan beresiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda.
Bangsa, herediter, umur, dan paritas, hanya
mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga
obat klomoid dan hormone gonatropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi
dapat menyebabkan kehamilan dizigotik. Factor tersebut dengan mekanisme
tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2
ovum atau lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat
dibuahi lebih dari satudan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam
rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang lebih dari
satu telur, factor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar. Di perkirakan sebabnya ialah
factor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Factor penghambat
yang mempengaruhi sigmentasi sebelum blastula terbentuk menghasilkan kehamilan
kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti pada kehamilan
dizigotik. Bila factor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum
amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum
primitive streak tampak maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion.
Setelah primitive streak terbentuk maka akan terjadi kembar dempet dalam
berbagai bentuk.
D. Klasifikasi
1. Kehamilan
kembar monozigotik
Merupakan
kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dan membelah secara
dini dan membentuk dua embrio yang sama, kehamilan ini juga disebut hamil
kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler, karena
berasal dari satu ovum.
Ciri-cirinya adalah:
a. Jenis
kelamin sama
b. Rupanya
sama/ memiiki wajah yang sama (seperti bayangan)
c. Golongan
darah sama, cap kaki dan tangan sama
d. Sebagian
atau kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2
karion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. Keadaan ini tidak
dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion,
dan atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih
sangat tinggi.
e. Pada
kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam dan
insiden kelainan malformasi masih tinggi.
2. Kehamilan
kembar dizigotik
Merupakan
kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah dibuahi,
sebagian besar kehamilan ganda adalah dizigotik atau kehamilan kembar
fraternal. Ciri-cirinya adalah :
a. Jenis
kelamin dapat sama atau berbeda
b. Persamaan
seperti adik kakak
c. Golongan
darah tidak sama
d. Cap
tangan dan kaki tidak sama
e. Sebagian
atau kira-kira 2/3 kehamilan kembar adalah dizigotik yang mempunyai 2 plasenta,
2 korion dan 2 aamnion dan 2 amnion,2 korion, 1 plasenta.
E. Tanda Dan Gejala
1. Ukuran
uerus, tinggi fundus uterus, dan lingkar abdomen melebihi ukuran yang
seharusnya untu usia kehamilan akibat pertumbuhan uterus yang pesat selama
trimester ke 2.
2. Mual
dan muntah berat( akibat peningkatan kadar HCG)
3. Riwayat
bayi kembar dalam kelurga.
4. Riwayat
penggunaan obat penyubur sel telur, seperti sitrat klomifen( clomid) atau
menotropins (pergonal).
5. Pada
palpasi abdomen didapat tiga atau lebih bagian besar dan/ atau banyak bagian
kecil, yang akan semakin mudah diraba terutama pada trimester ketiga.
6. Pada
auskultasi ditemukan lebih dari satu bunyi denyut jantung janin yang
jelas-jelas berbeda satu sama lain(berbeda lebih dari 10 denyut jantung
permenit dan terpisah dari detak jantung ibu).
F. Diagnosis
Diagnosis kehamilan kembar dapat
ditegakan jika di temukan hal-hal sebagai berikut :
1. Anamnesis
a. Riwayat
adanya keturunan kembar
b. Menapat
pengobatan infertilitas
c. Uterus
yang membesar lebih dari 4 cm
d. Gerakan
janin yang banyak
2. Pemeriksaan
klinis
a. Besarnya
uterus melebihi lamanya amenorhoe
b. Uterus
tumuh lebih cepat dari pada biasanya pada pemeriksaan ulang
c. Penambahan
berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas
d. Banyak
bagian kecil yang teraba
e. Teraba
tiga bagian besar janin
f. Teraba
2 balotement
g. Terdengar
dua DJJ dengan perbedaan 10 denyutan atau lebih.
3. Pemeriksaan
USG
a. Terlihat
dua bayangan janin dengan 1 atau 2 kantong amnion.
b. Diagnosis
dengan USGsudah dapat ditegakkan padakehamilan 10 minggu.
4. Pemeriksaan
X-ray
Sudah jarang dilakukan karena
terdapat bahaya radiasi dari penyinaran.
5. Diagnosis
pasti dapat ditentukan dengan :
a. Teraba
2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung.
b. Terdengar
2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling
sedikit 10 denyut permenit.
c. Sonogram
dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan pertama.
d. Rontgen
photo abdomen.
G. Komplikasi
1. Ibu
a. Anemia
b. Hipertensi
c. Partus
prematurus
d. Atonia
uteri
e. Perdarahan
post partum
2. Bayi
a. Hidramnion
b. Malpresentasi
c. Plasenta
previa
d. Abruption
plasenta
e. Ketuban
pecah dini
f. Prolapsus
funikuli
g. Pertumbuhan
janin terhambat
h. Kelainan
bawaan
i. Morbiditas
dan mortalitas perinatal meningkat
H. Prognosis
Prognosis untuk
ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya
terjadi toksemia gravidarum, hidraminon, anemia, pertolongan obstetric opeatif,
dan perdarahan postpartum. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena
premature, prolasps tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetric karena
kelainan letak janin.
I.
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan
dalam kehamilan
Untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas pada kehamilan dengan penyulit kembar, kita perlu :
a. Pemeriksaan
antenatal lebih sering, mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2
minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda
pre-eklamsi dapat diketahui dini dan penanganannya dapat dikerjakan dengan
segera. Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya
dilarang karena dapat merupakan factor predisposisi partus prematurus.
b. Pada
kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar dari hamil
tunggal, sehingga kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi agar tidak terganggu
pertumbuhan janin dalam rahim.
c. Anemia
hepokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2
bayi dan penambahan volema darah ibu sangat meningkat.pemberian sulfas ferosus
3×100 mg secara rutin perlu dilakukan, selain zat besi dianjurkan untuk
memberikan asam folik sebagai tambahan, yaitu 5 mg asam folat dan satu tablet
zatbesi setiap hari.
d. Mencegah
kelahiran janin yang terlalu preterm.
e. Mengidentifikasi
gangguan pertumbuhan salah satu atau kedua janin dan janin yang mengalaminya
dilahirkan sebelum sekarat.
f. Mengeliminasi
trauma janin selama persalinan dan kelahiran.
g. Mempersiapkan
dokter yang ahli dalam perawatan neonates.
Disamping
itu juga harus diperhatikan keadaan ibu dan janin seperti :
a. Nutrisi
b. Hipertensi
ibu
c. Surveilans
Antepartum
d. Pemeriksaan
kesehatan janin
e. Velosimetri
Doppler
f. Mencegah
pelahiran preterm
g. Terapi
tokolitik
h. Kortikosteroid
untuk pematangan paru janin
i. Prediksi
peraslinan preterm
j. Pematangan
paru
k. Penatalaksanaan
menuggu pada pecah ketuban
l. Penundaan
lahirnya kembar kedua
2. Penatalaksanaan
dalam persalinan
a. Untuk
memilih metode yang optimal untuk kelahiran presentasi janin-janin itu harus
diketahui dengan tepat.
b. Presentasi
kepala paling sering terjadi (50% bokong-dari semua kombinasi) diikuti dengan
kelahiran kepala-bokong, bokong-kepala, bokong-bokong, untuk presentasi
kepala-kepala persalinan pervaginam diperbolehkan seperti halnya pada
presentasi kepala tunggal, frekuensi DJJ harus dipantau terus menerus selama
persalinan.
c. Setelah
kelahiran dari kembar yang pertama, tali pusat dengan segera di klem, yang
dikeali sebagai kembar A, dan dipotong.
d. Pemeriksaan
dalam kemudian dilakukan untuk menilai presentasi dan stasion kembar kedua.
Apabila kembar kedua presentasi kepala, persalinan dibiarkan berlanjut,
frekuensi DJJ kedua terus dipantau, bila kontraksi rahim tidak efektif
oksitosin harus diberikan dalam larutan encer dan persalinan dibiarkan
berjalan.
e. Selang
waktu optimal antara kehamilan kembar pertama dan kedua adalah 5-15 menit,
apabila lebih dari 30 enit dapat mengakibatkan insufiensi uteroplasenta yang
dapat mengakibatkan menurunnya aliran darah uteroplasenta yang diakibatkan oleh
berkurangnya voleme dalam rahim.
f. Pada
presentasi lain,SC rutin harus dilakukan untuk mencegah cedera kelahiran dan
asfiksia potensial yang mungkin terjadi pada versi kaki dan ekstraksi sungsang
total.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan kembar
merupakan suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin
sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan
dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini sehingga
membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam satu atau lebih.
Jenis kehamilan ganda ada dua yaitu kembar monozigotik dan kehamilan dizigotik,
adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu factor ras, keturunan, umur dan
paritas, nutrisi, dan infertilitas. Gejala yang dihadapi ibu biasanya ibu
mengalami sesak nafas, sering BAK, gerak banyak, edema dan varises,
hiperemesis, preeklamsi-eklampsia, dan hidramnion. Pada kehamilan kembar perlu
diantisispasi untuk terjadinya kelainan- kelainan pada ibu dan janin sehingga
perlu pengawasan yang lebih intensip dengan cara menganjurkan ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan lebih sering agar bisa dideteksi secara dini perkembangan
ibu dan janin serta kelainan-kelainan yang ditimbulkan akibat kehamilan kembar.
B. Saran
Dewasa ini
penerapan asuhan pada ibu hamil sangat perlu dilakukan karena dapat membantu
ibu dalam menghadapi persalinannya kelak, dengan dilakukannya ANC ibu menjadi
lebih memahami betapa pentingnya menjaga kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada
akan terjadinya kelainan-kelainan dan komplikasi yang dapat membahayakan ibu
dan janinnya. Selain itu, juga dapat membantu mahasiswa dalam belajar tentang
betapa pentingnya asuhan kebidanan untuk ibu hamil khususnya mahasiswa
kebidanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Cunningham,
Garry dkk. 2009. Obstetric Williams. Jakarta.EGC
Varney,
Helen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC
Nugroho,
Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
Medika
Sofian,
Amru. 2012. Sinopsis Obstetri Fisiologi Dan Patologi. Jakarta. EGC
Prawirohardjo,
Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Bina
Pustaka sarwono
Schorge,
John. 2007. Obstetric dan Gynekologi. Jakarta. Erlangga
Pernoll,
L., Martin. 2009. Buku Saku Obstetri Dan Gynekologi. Jakarta. EGC
Marmi
dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Nugroho,
Taufan. 2012. Obstetric Dan Gynekologi Untuk Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta.
Nuha Medika
Kurniawati,
Desy. 2009. Obstetric Dan gynekologi. Yogyakarta. Tosca Entreprise
No comments:
Post a Comment