Thursday, 25 May 2017

MAKALAH KONSEP EPIDEMIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada manusia. Adapun masalah kesehatan yang dipandang amat penting ialah yang menyangkut penyakit. Berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya dengan penyakit, jika tidak demikian maka penanggulangannya tidak terlalu diprioritaskan.
Dewasa ini kita dapat lihat perkembangan epidemiologi sebagai suatu bidang ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat karakteristik suatu kelompok penduduk tertentu,dengan memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi pada penduduk tersebut yang mempengaruhi derajat kesehatan dan kehidupan sosialnya.Berbagai definisi dan pengertian telah dikemukakan oleh para ahli epidemiologi yang pada dasarnya memeliki kesamaan pengertian yakni epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari,menganalisis,serta berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan maupun masalah yang erat hubungannya dengan kesehatan pada suatu kelompok penduduk tertentu.

B.        Rumushan Masalah
1.         Apa defenisi epidemiologi?
2.         Ruang lingkup mana saja penerepan epidemiologi?
3.         Apa peranan epidemiologi dalam kehidupan masyarakat?

C.       Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui pengertian epidemiologi.
2.         Untuk mengetahui ruang lingkup epidemiologi.
3.         Untuk mengetahui peranan epidemiologi dalam kesehatan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A.       Defenisi Epidemiologi
Beberapa pengertian secara umum dan setengah awam, dapat dibaca dalam kamus atau ensiklopedia umum, epidemiologi menurut pendapat para ahli dan di bidang dan aspek-aspek tertentu antara lain sebagai berikut:
1.         Webster’s New World Dictionary of the American Languange, Epidemiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menyelidiki penyebab-penyebab dan cara pengendalian wabah-wabah.
2.         Kamus Besar Bahasa Indonesia terbtan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990: Epidemiologi adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebarannya.
3.         Ensiklopedia Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi Pustaka , Jakrta 1989 : Epidemiologi adalah suatu cara untuk meneliti penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan penduduk termasuk faktor – faktor yang menyebabkannya.
4.         Epidemiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala faktor yang berhubungan dengan kejadian di masyarakat seperti timbulnya, penyebarannya dan akibat disebabkan oleh penyakit menular tertentu.
5.         Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisa sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah / gangguan kesehatan guna pencegahan dan penanggulangannya.
6.         Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang distribusi (penyebaran) dan determinant (faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan menanggulangi masalah kesehatan.       

B.        Dasar-Dasar Epidemiologi
1.         Sejarah Epidemiologi
Sebelum kita mengenal dasar-dasar tentang pengetahuan epidemiologi, tentunya kita harus mengerti dan tahu sejarah perkembangan epidemiologi. Sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa dimana manusia mulai mengenal penyakit menular. Walaupun pada masa itu sumber dan penyebabnya dianggap berasal dari kekuatan gaib dan roh jahat. Kira-kira 1000 tahun SM telah dikenal variolasi di Cina untuk melawan penyakit variola, sedangkan orang India selain menggunakan variolasi juga mengenal penyakit pes erat hubungannya dengan tikus, sedangkan kusta telah diketahui mempunyai hubungan erat dengan kepadatan penduduk.
Sebenarnya epidemiologi sebagai sains, yang didasarkan pada pengamatan terhadap fenomena penyakit dalam masyarakat, oleh mereka yang diyakini bahwa keadaan tersebut merupakan fenomena yang terjadi secara teratur (ordered phenomena) dan bukan sebagai suatu kejadian yang berkaitan dengan kekuatan gaib, telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno seperti halnya dengan berbagai ilmu pengetahuan lain yang telah mampu meningkatkan kesejahteraan manusia dewasa ini.
Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke 5 SM) dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai Airs, Waters, and Places, di mana beliau telah mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Walaupun pada akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi telah memberikan dasar pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep epidemiologi yang pertama.
Kemudian Galen mengemukakan suatu doktrin epidemiologi yang lebih logis dan konsisten dengan menekankan teori bahwa beradanya suatu penyakit pada kelompok penduduk tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi tertentu) sangat dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama yakni :
a.          Faktor atmosfir (the atmospheric factor)
b.         Faktor internal (internal faktor) , dan
c.          Faktor predisposisi (predispsosing or procatartic factor)
Pada abad ke 14 dan 15 Masehi, masalah epidemi penyakit dalam masyarakat semakin jelas melalui berbagai pengamatan peristiwa wabah penyakit pes dan cacar (variola) yang melanda sebagian besar penduduk dunia. Pada waktu itu, orang mulai menyadari bahwa sifat penularan penyakit dapat terjadi terutama karena adanya kontak dengan penderita. Dalam hal ini dikenal jasa Veronese Francastorius (1483-1553) serta Sydenham (1624-1687) yang secara luas telah mengemukakan tentang “teori kontak” dalam proses penularan penyakit. Berdasarkan teori kontak inilah dimulainya usaha isolasi dan karantina yang kemudian ternyata mempunyai peranan positif dalam usaha pencegahan penyakit menular hingga saat ini.
Konsep tentang sifat kontagius dan penularan penyakit dalam masyarakat telah disadari dan dikenal sejak dahulu namun baru pada abad ke –17, teori tentang Germ dan perannya dalam penularan penyakit pada masyarakat mulai dikembangkan. Dalam hal ini  Sydenham  dianggap sebagai pionir epidemiologi walaupun sebagian teorinya tidak lagi dapat diterima. Pada saat yang sama John Graunt  telah mengembangkan teori statistik vital yang sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi. Walaupun  Graunt  bukan seorang dokter, tetapi hasil karyanya sangat bermanfaat dalam bidang epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian pada berbagai kejadian kematian di London dan mendapatkan berbagai perbedaan kejadian kematian atar jenis kelamin serta antara penduduk urban dan rural, maupun perbedaan berbagai musim tertentu. Selain Graunt  mengembangkan statistik vital, William Farr mengembangkan analisis sifat epidemi berdasarkan hukum Matematika. Dia mengemukakan bahwa meningkatnya, menurunnya serta berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat sebagai fenomena yang berurutan (an ordely phenomenon) yang dewasa ini dianggap mengikuti hukum kurva normal.
Jakop Henle  pada tahun 1840 mengemukakan terorinya tentang sifat epidemiologi dan endemi yang sangat erat hubungan dengan fenomena biologis. Dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit adalah organisme yang hidup (living organism). Pendapat ini pada waktu yang sama telah mendorong berbagai ilmuwan terkemuka mikro-organisme penyebab penyakit tertentu.
Sejak didapatkannya mikro-organisme sebagai penyebab penyakit, para ahli segera mencoba mencari berbagai penyebab khusus untuk penyakit tertentu. Kemudian dikembangkan usaha pencegahan penyakit melalui vaksinasi. 
Description: C:\Documents and Settings\xxxx\My Documents\Downloads\bagan pembagian epidemiologi.JPG






2.         Segitiga Epidemiologi
Description: C:\Documents and Settings\xxxx\My Documents\Downloads\images (27).jpgSegitiga epidemiologi adalah modal utama yang harus dimiliki oleh seorang epideniolog. Ini merupakan teori dasar yang terkenal sejak disiplin ilmu epidemiologi mulai digunakan di dunia. Dalam bidang epidemiologi terdapat sedikitnya 3 segitiga epidemiologi yang saling terkait satu sama lain yaitu, 1. Agent-Host-Environment (AHE), 2. Person-Place-Time (PPT), 3. Frekuensi- Distribusi- Determinan (FDD)





a.         Agent, Host, Environtment
Segitga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam menjelasakan kosep berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah terjainya penyakit. Hal ini sangat komprehensif dalam memprediksi suatu penyakit. Terjadinya suatu penyakit sangat tergantung dari keseimbangan dan interaksi ke tiganya.
1)         Agent
Agent yang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksid, obat-obatan, arsen, pestisida, dll), unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer atau keturun. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan, dll.
2)         Host
Host atau penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik. Factor penjamu yang biasanya menjadi factor untuk timbulnya suatu penyakit sebagai berikut:
a)         Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma, jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.
b)         Jenis kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi, jantung, dll.
c)         Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang beda kerentangannay terhadapa suatu penyakit.
d)        Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta warna, sickle cell anemia, dll.
e)         Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll
f)          Bentuk anatomis tubuh
g)         Fungsi fisiologis atau faal tubuh
h)         Keadaan imunitas dan respons imunitas
i)           Kemampuan interaksi antara host dengan agent
j)           Penyakit yang diderita sebelumnya
k)         Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri
3)         Environment
Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, hali ini Karen faktor ini datangnya dair luar atau bisas disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi:
a)         Lingkungan Biologis (flora & fauna)
Mikro organisme penyebab penyakit Reservoar, penyakit infeksi (binatang, tumbuhan). Vektor pembawa penyakit umbuhan & binatang sebagai sumber bahan makanan, obat dan lainnya
b)         Lingkungan Fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah yang berwujud geogarfik dan musiman. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, Zat kimia atau polusi, radiasi, dll.
c)         Lingkungan Sosial Ekonomi
Yang termasuk dalam faktor lingkungan soial ekonomi adalah sistem ekonomi yang berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah yang cukup besar adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat, kebiasaan hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama munculnya bebagai penyakit.
b.         Time, Place, Person
1)         Orang (Person)
Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.
a)         Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.
b)         Jenis Kelamin
Yang pertama diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal sedangkan yang kedua diduga oleh karena berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok, minum minuman keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan seterusnya).
c)         Kelas Sosial
Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula oleh tempat tinggal.
d)        Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan yakni

(1)      Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.
(2)      Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress (yang telah dikenal sebagai faktor yang berperan pada timbulnya hipertensi, ulkus lambung).
(3)      Ada tidaknya “gerak badan” didalam pekerjaan; di Amerika Serikat ditunjukkan bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan dikalangan mereka yang mempunyai pekerjaan dimana kurang adanya “gerak badan”.
(4)      Karena berkerumun di satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja.
(5)      Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan pekerjaan ditambang.
e)         Penghasilan
Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport, dan sebagainya.
f)          Golongan Etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan makan, susunan genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan-perbedaan didalam angka kesakitan atau kematian. Didalam mempertimbangkan angka kesakitan atau kematian suatu penyakit antar golongan etnik hendaknya diingat kedua golongan itu harus distandarisasi menurut susunan umur dan kelamin ataupun faktor-faktor lain yang dianggap mempengaruhi angka kesakitan dan kematian itu.
g)         Status Perkawinan
Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan orang-orang yang tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak kawin lebih sering berhadapan dengan penyakit, atau karena adanya perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal dengan penyebab penyakit-penyakit tertentu.
h)         Besarnya Keluarga
Didalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita oleh karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
i)           Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (seperti penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal berdesak-desakan didalam rumah yang luasnya terbatas hingga memudahkan penularan penyakit menular di kalangan anggota-anggotanya; karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar maka mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai gizi cukup atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan sebagainya.
j)           Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu maupun anak. Dikatakan umpamanya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu seperti asma bronchiale, ulkus peptikum, pilorik stenosis dan seterusnya. Tapi kesemuanya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
2)         Tempat (Place)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :
a)         Batas daerah-daerah pemerintahan
b)         Kota dan pedesaan
c)         Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai, laut atau padang pasir)
d)        Negara-negara
e)         Regional
Contoh-contoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu atau yang frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah dimana terdapat vektor snail atau keong (Lembah Nil, Jepang), gondok endemi (endemic goiter) di daerah yang kekurangan yodium.
3)         Waktu (Time)
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan:
a)         Fluktuasi jangka pendek dimana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan.
b)         Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun.
c)         Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang disebut “secular trends”.
c.          Frekuensi, Distribusi, Determinat
1)         Frekuensi
Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu :
a)         Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.
b)         Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
2)         Distribusi
Yang dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan disini adalah menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah menurut Ciri – ciri manusia (PERSON), tempat ( PLACE ), dan waktu (TIME)
3)         Determinant
Yang dimaksud disini adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan frekuensi, penyebaran atau pun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu :
a)         Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.
b)         Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.
c)         Description: C:\Documents and Settings\xxxx\My Documents\Downloads\st05.gifMenarik kesimpulan.










C.       Ruang Lingkup Epidemiologi
Hal yang perlu kita perhatikan  sebagai tenaga kesehatan khususnya yang memiliki basikdi bidang epidemiologi yang mengetahui apa saja ruang lingkup atau jangkauan epudemiologi, karena ruang lingkup epidemiologi semaking berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan tersebut secara kasat mata dapa kita lihat dalam lingkup kesehatan sekarang ini. Sebagai gambaran perkembangan ruang lingkup epidemiologi dapat di lihat sebagai berikut.
Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi antara lain:
1.         Epidemiologi Penyakit Menular
2.         Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3.         Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
4.         Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
5.         Epidemiologi Kesehatan Kerja
6.         Epidemiologi Kesehatan Darurat
7.         Epidemiologi Kesehatan Jiwa
8.         Epidemiologi Perencanaan
9.         Epidemiologi Prilaku
10.     Epidemiologi Genetik
11.     Epidemiologi Gizi
12.     Epidemiologi Remaja
13.     Epidemiologi Demografi
14.     Epidemiologi Klinik
15.     Epidemiologi Kausalitas
16.     Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
17.     dan sebagainya.
Perkembangan epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan tantang bagi tenaga kesehatan yang harus lebih cermat dalam mengambil tindakan-tindakan yang tidak melenceng dari jangkauan tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan pesat tersebut adalah perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang menununtut peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya dalam bidang kesehatan sehingga kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Selain itu, metode epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat juga digunakan untuk penyakit non-infeksi. Apalagi dengan munculnya berbagai macam fenomena kesehatan seperti penyakit baru dan lama (prevalensi) mendorong penelitian juga semakin meningakat. Demikian juga ilmu epidemiologi digunakan dalam mempelajari asosiasi-asosiasi  sebab- akibat fenomena masalah kesehatan dan penduduk.

D.       Peranan Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat
Dalam bidang kesehatan, epidemiologi mempunyai peranan yang cukup besar karena hasilnya dapat digunakan untuk:
1.         Mengadakan anlisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia.
2.         Mendeskripsikan pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat.
3.         Mendeskripsikan hubungan antara dinamika penududuk dengan penyebaran penyakit
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa:
1.         Mengidentifikasi berbagai faktor penyebab maupun faktor risiko yang berhubungan dengan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
2.         Menerangkan besarnya masalah dan gangguan kesehatan serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.
3.         Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
4.         Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
5.         Menyiapkan data dan informasi yang esensil untuk keperluan :
a.          Perencanaan,
b.         Pelaksanaan program,
c.          Evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat,
d.         Menentukan skala perioritas kegiatan tersebut.
6.         Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
Peran epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat. Meninjau dari penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang lingkupnya, seorang ahli epidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran penting dalam kesehatan masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
1.         Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
2.         Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam.
3.         Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4.         Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit perorangan (tetapi dianalisis dalam kelompok) maupun kejadian luar biasa (KLB) / wabah dalam masyarakat.









BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisa sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah / gangguan kesehatan guna pencegahan dan penanggulangannya.
Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

B.        Saran
”Setingi-tingginya langit, masih ada langit yang lebih tinggi lagi”. Pepatah tersebut mengingatkan kita bahwa pengetahuan itu tidak ada batasnya, semakin digali maka makin banyak yang kita temukan. Bertolak dari hal tersebut maka penulis menyarankan kepada para pembaca agar tidak puas dengan materi yang kami suguhkandalam makalah ini. Dan Bacalah makalah atau buku-buku lain agar anda lebih berpengetahuan anda lebih bertambah.
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
 Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti
Notoatmojo soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta PT.Rineka Cipta

 Nasry, Nur. Dasar-Dasar Epidemiologi. Arsip mata kuliah FKM UNHAS 2006



















 
 


Tugas Individu
MAKALAH
KONSEP EPIDEMIOLOGI


huo0m0j

OLEH :
NAMA : MERY ANDANI
NIM : BT 13 02 162
II E






AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
WATAMPONE

 
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan  Kehadirat Allah S.W.T. berkat rahmatNya Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP EPIDEMIOLOGI”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “ILMU KESEHATAN MASYARAKAT”. Sholawat dan taslim tak lupa kita kirimkan pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Nabi yg telah menuntun kita kejalan Allah SWT.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berusaha menyajikan bahan-bahann yg berkaitan penatalaksanaan, MENGURAIKAN PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI, seperti dasar-dasar epidemiologi, defenisi epidemiologi, ruang lingkup epidemiologi, peranan epidemiologi dalam kesehatan masyarakat.
Kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-teman yang turut serta membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Terlapas dari itu semua, kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yg membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, mohon maaf bila ada kata-kata dalam makalah ini yg menyinggung perasaan dosen maupun kawan-kawan, karena kami hanya manusia biasa yg tidak lepas dari kesalahan. Harapan besar dari kami mudah-mudahan apa yg kami susun ini penuh mamfaat, baik itu pribadi, teman-teman, serta orang lain yg melihat dan membacanya . Amien.


Watampone, 29 April 2015

PENYUSUN
i
 
 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang .............................................................................................1
B.       Rumusan Masalah ........................................................................................1
C.       Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.      Defenisi Epidemiologi..................................................................................2
B.       Dasar-Dasar Epidemiologi............................................................................3
C.       Ruang Lingkup Epidemiologi.....................................................................14
D.      Peranan Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat................................17
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan ................................................................................................19
B.       Saran ...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA






ii
 
 

No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...