BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu ruang
lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi
dan penyebaran masalah kesehatan pada manusia. Adapun masalah kesehatan yang
dipandang amat penting ialah yang menyangkut penyakit. Berbagai masalah
kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya
dengan penyakit, jika tidak demikian maka penanggulangannya tidak terlalu
diprioritaskan.
Dewasa ini kita dapat lihat perkembangan
epidemiologi sebagai suatu bidang ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat
karakteristik suatu kelompok penduduk tertentu,dengan memperhatikan berbagai
perubahan yang terjadi pada penduduk tersebut yang mempengaruhi derajat
kesehatan dan kehidupan sosialnya.Berbagai definisi dan pengertian telah
dikemukakan oleh para ahli epidemiologi yang pada dasarnya memeliki kesamaan
pengertian yakni epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari,menganalisis,serta
berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan maupun masalah yang erat hubungannya
dengan kesehatan pada suatu kelompok penduduk tertentu.
B.
Rumushan Masalah
1.
Apa defenisi epidemiologi?
2.
Ruang lingkup mana saja penerepan epidemiologi?
3.
Apa peranan epidemiologi dalam kehidupan masyarakat?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian epidemiologi.
2.
Untuk
mengetahui ruang lingkup epidemiologi.
3.
Untuk
mengetahui peranan epidemiologi dalam kesehatan masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Epidemiologi
Beberapa pengertian secara umum dan setengah awam, dapat
dibaca dalam kamus atau ensiklopedia umum, epidemiologi menurut pendapat
para ahli dan di
bidang dan aspek-aspek tertentu antara lain sebagai berikut:
1.
Webster’s
New World Dictionary of the American Languange, Epidemiologi adalah cabang ilmu
kedokteran yang menyelidiki penyebab-penyebab dan cara pengendalian
wabah-wabah.
2.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia terbtan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990: Epidemiologi
adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi penyebarannya.
3.
Ensiklopedia
Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi Pustaka , Jakrta 1989 : Epidemiologi
adalah suatu cara untuk meneliti penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan
penduduk termasuk faktor – faktor yang menyebabkannya.
4.
Epidemiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
segala faktor yang berhubungan dengan kejadian di masyarakat seperti timbulnya,
penyebarannya dan akibat disebabkan oleh penyakit menular tertentu.
5.
Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk
menganalisa sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu
penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah / gangguan
kesehatan guna pencegahan dan penanggulangannya.
6.
Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang distribusi (penyebaran) dan determinant (faktor penentu) masalah
kesehatan masyarakat yang bertujuan menanggulangi masalah kesehatan.
B.
Dasar-Dasar
Epidemiologi
1.
Sejarah Epidemiologi
Sebelum kita mengenal dasar-dasar tentang pengetahuan
epidemiologi, tentunya kita harus mengerti dan tahu sejarah perkembangan
epidemiologi. Sejarah epidemiologi tidak dapat
dipisahkan dengan masa dimana manusia mulai mengenal penyakit menular. Walaupun
pada masa itu sumber dan penyebabnya dianggap berasal dari kekuatan gaib dan
roh jahat. Kira-kira 1000 tahun SM telah dikenal variolasi di Cina untuk
melawan penyakit variola, sedangkan orang India selain menggunakan variolasi
juga mengenal penyakit pes erat hubungannya dengan tikus, sedangkan kusta telah
diketahui mempunyai hubungan erat dengan kepadatan penduduk.
Sebenarnya epidemiologi sebagai sains, yang
didasarkan pada pengamatan terhadap fenomena penyakit dalam masyarakat, oleh
mereka yang diyakini bahwa keadaan tersebut merupakan fenomena yang terjadi
secara teratur (ordered phenomena) dan bukan sebagai suatu kejadian yang berkaitan
dengan kekuatan gaib, telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno seperti halnya
dengan berbagai ilmu pengetahuan lain yang telah mampu meningkatkan
kesejahteraan manusia dewasa ini.
Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno,
telah dikenal adanya proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat
hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh
Hippocrates (abad ke 5 SM) dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta
dalam catatannya mengenai Airs, Waters, and Places, di mana beliau telah
mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai
teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat.
Walaupun pada akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
telah memberikan dasar pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan
dengan kejadian penyakit sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah
konsep epidemiologi yang pertama.
Kemudian Galen mengemukakan
suatu doktrin epidemiologi yang lebih logis dan konsisten dengan menekankan
teori bahwa beradanya suatu penyakit pada kelompok penduduk tertentu dalam
suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi tertentu) sangat dipengaruhi oleh 3
(tiga) faktor utama yakni :
a.
Faktor atmosfir (the atmospheric factor)
b.
Faktor internal (internal faktor) , dan
c.
Faktor predisposisi (predispsosing or procatartic factor)
Pada
abad ke 14 dan 15 Masehi, masalah epidemi penyakit dalam masyarakat semakin
jelas melalui berbagai pengamatan peristiwa wabah penyakit pes dan cacar
(variola) yang melanda sebagian besar penduduk dunia. Pada waktu itu, orang
mulai menyadari bahwa sifat penularan penyakit dapat terjadi terutama karena
adanya kontak dengan penderita. Dalam hal ini dikenal jasa Veronese
Francastorius (1483-1553) serta Sydenham (1624-1687)
yang secara luas telah mengemukakan tentang “teori kontak” dalam proses
penularan penyakit. Berdasarkan teori kontak inilah dimulainya usaha isolasi
dan karantina yang kemudian ternyata mempunyai peranan positif dalam usaha
pencegahan penyakit menular hingga saat ini.
Konsep
tentang sifat kontagius dan penularan penyakit dalam masyarakat telah disadari
dan dikenal sejak dahulu namun baru pada abad ke –17, teori tentang Germ
dan perannya dalam penularan penyakit pada masyarakat mulai dikembangkan. Dalam
hal ini Sydenham dianggap sebagai pionir epidemiologi
walaupun sebagian teorinya tidak lagi dapat diterima. Pada saat yang sama John
Graunt telah mengembangkan teori statistik vital yang sangat
bermanfaat dalam bidang epidemiologi. Walaupun Graunt
bukan seorang dokter, tetapi hasil karyanya sangat bermanfaat dalam bidang
epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian pada berbagai kejadian kematian
di London dan mendapatkan berbagai perbedaan kejadian kematian atar jenis
kelamin serta antara penduduk urban dan rural, maupun perbedaan berbagai musim
tertentu. Selain Graunt mengembangkan statistik
vital, William Farr mengembangkan analisis sifat epidemi
berdasarkan hukum Matematika. Dia mengemukakan bahwa meningkatnya, menurunnya
serta berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat sebagai fenomena yang berurutan
(an ordely phenomenon) yang dewasa ini dianggap mengikuti hukum kurva normal.
Jakop Henle pada tahun 1840 mengemukakan terorinya
tentang sifat epidemiologi dan endemi yang sangat erat hubungan dengan fenomena
biologis. Dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit adalah
organisme yang hidup (living organism). Pendapat ini pada waktu yang sama telah
mendorong berbagai ilmuwan terkemuka mikro-organisme penyebab penyakit
tertentu.
Sejak
didapatkannya mikro-organisme sebagai penyebab penyakit, para ahli segera
mencoba mencari berbagai penyebab khusus untuk penyakit tertentu. Kemudian
dikembangkan usaha pencegahan penyakit melalui vaksinasi.

2.
Segitiga
Epidemiologi

a.
Agent, Host, Environtment
Segitga
epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam menjelasakan kosep
berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah terjainya
penyakit. Hal ini sangat komprehensif dalam memprediksi suatu penyakit.
Terjadinya suatu penyakit sangat tergantung dari keseimbangan dan interaksi ke
tiganya.
1)
Agent
Agent yang disebabkan
oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro
organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa, dll), unsur
nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan,
unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam
tubuh sendiri (karbon monoksid, obat-obatan, arsen, pestisida, dll), unsur
fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau
genetik yang terkait dengan heriditer atau keturun. Demikian juga dengan unsur kebiasaan
hidup (rokok, alcohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti
kehamilan, persalinan, dll.
2)
Host
Host atau
penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor
risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor
intrinsik. Factor penjamu yang biasanya menjadi factor untuk timbulnya suatu
penyakit sebagai berikut:
a)
Umur.
Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma, jantung
dan lain-lain daripada yang usia muda.
b)
Jenis
kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes
melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi
pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau
yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi, jantung, dll.
c)
Ras,
suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang beda
kerentangannay terhadapa suatu penyakit.
d)
Genetik
(hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta
warna, sickle cell anemia, dll.
e)
Status
kesehatan umum termasuk status gizi, dll
f)
Bentuk
anatomis tubuh
g)
Fungsi
fisiologis atau faal tubuh
h)
Keadaan
imunitas dan respons imunitas
i)
Kemampuan interaksi antara host dengan
agent
j)
Penyakit yang diderita sebelumnya
k)
Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial
dari host sendiri
3)
Environment
Faktor lingkungan adalah faktor yang
ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, hali ini Karen faktor ini
datangnya dair luar atau bisas disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor
lingkungan ini dapat dibagi menjadi:
a)
Lingkungan Biologis (flora & fauna)
Mikro organisme
penyebab penyakit Reservoar, penyakit infeksi (binatang, tumbuhan). Vektor
pembawa penyakit umbuhan & binatang sebagai sumber bahan makanan, obat dan
lainnya
b)
Lingkungan Fisik
Yang dimaksud
dengan lingkungan fisik adalah yang berwujud geogarfik dan musiman. Lingkungan
fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai
sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, Zat kimia atau polusi, radiasi, dll.
c)
Lingkungan
Sosial Ekonomi
Yang termasuk dalam faktor
lingkungan soial ekonomi adalah sistem ekonomi yang berlaku yang mengacu pada
pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan yang akan berpengaruh pada
kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah yang cukup besar
adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan kepadatan
penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat, kebiasaan hidup
masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang kesemuanya dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan terutama munculnya bebagai penyakit.
b.
Time, Place, Person
1)
Orang
(Person)
Disini akan
dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan
etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.
a)
Umur
Umur adalah
variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua
keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.
b)
Jenis Kelamin
Yang pertama diduga meliputi faktor keturunan yang
terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal sedangkan yang kedua
diduga oleh karena berperannya faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria
mengisap rokok, minum minuman keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan
pekerjaan-pekerjaan berbahaya, dan seterusnya).
c)
Kelas Sosial
Kelas sosial
adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka kesakitan
atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas
sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula oleh tempat tinggal.
d)
Jenis
Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit
melalui beberapa jalan yakni
(1) Adanya
faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan seperti
bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.
(2) Situasi
pekerjaan yang penuh dengan stress (yang telah dikenal sebagai faktor yang berperan
pada timbulnya hipertensi, ulkus lambung).
(3) Ada tidaknya
“gerak badan” didalam pekerjaan; di Amerika Serikat ditunjukkan bahwa penyakit
jantung koroner sering ditemukan dikalangan mereka yang mempunyai pekerjaan
dimana kurang adanya “gerak badan”.
(4) Karena
berkerumun di satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi proses penularan
penyakit antara para pekerja.
(5) Penyakit karena
cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan pekerjaan ditambang.
e)
Penghasilan
Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara
tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan.
Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena
tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport, dan
sebagainya.
f)
Golongan
Etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan
makan, susunan genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan
perbedaan-perbedaan didalam angka kesakitan atau kematian. Didalam
mempertimbangkan angka kesakitan atau kematian suatu penyakit antar golongan etnik
hendaknya diingat kedua golongan itu harus distandarisasi menurut susunan umur
dan kelamin ataupun faktor-faktor lain yang dianggap mempengaruhi angka
kesakitan dan kematian itu.
g)
Status
Perkawinan
Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada
yang tidak kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan
orang-orang yang tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang
tidak kawin lebih sering berhadapan dengan penyakit, atau karena adanya
perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal dengan
penyebab penyakit-penyakit tertentu.
h)
Besarnya
Keluarga
Didalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat
menderita oleh karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
i)
Struktur
Keluarga
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap
kesakitan (seperti penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena besarnya tanggungan secara
relatif mungkin harus tinggal berdesak-desakan didalam rumah yang luasnya
terbatas hingga memudahkan penularan penyakit menular di kalangan
anggota-anggotanya; karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga
yang besar maka mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai
gizi cukup atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan
sebagainya.
j)
Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti
dalam hubungan kesehatan si ibu maupun anak. Dikatakan umpamanya bahwa terdapat
kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang
berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan
penyakit-penyakit tertentu seperti asma bronchiale, ulkus peptikum, pilorik
stenosis dan seterusnya. Tapi kesemuanya masih memerlukan penelitian lebih
lanjut.
2)
Tempat
(Place)
Pengetahuan
mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan
pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. Perbandingan
pola penyakit sering dilakukan antara :
a)
Batas daerah-daerah pemerintahan
b)
Kota dan pedesaan
c)
Daerah atau tempat berdasarkan
batas-batas alam (pegunungan, sungai, laut atau padang pasir)
d)
Negara-negara
e)
Regional
Contoh-contoh
penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu atau yang frekuensinya
tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah dimana terdapat
vektor snail atau keong (Lembah Nil, Jepang), gondok endemi (endemic goiter) di
daerah yang kekurangan yodium.
3)
Waktu (Time)
Mempelajari
hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis
epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu
menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu
dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan:
a)
Fluktuasi jangka pendek dimana perubahan
angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan.
b)
Perubahan-perubahan secara siklus dimana
perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara
beberapa hari, beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun.
c)
Perubahan-perubahan angka kesakitan
yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh
tahun yang disebut “secular trends”.
c.
Frekuensi, Distribusi, Determinat
1)
Frekuensi
Frekwensi yang
dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada
sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu masalah
kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu :
a)
Menemukan masalah kesehatan yang
dimaksud.
b)
Melakukan pengukuran atas masalah
kesehatan yang ditemukan tersebut.
2)
Distribusi
Yang dimaksud
dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan disini adalah menunjuk kepada
pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan
tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah menurut Ciri – ciri manusia
(PERSON), tempat ( PLACE ), dan waktu (TIME)
3)
Determinant
Yang dimaksud disini adalah menunjuk
kepada factor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan baik yang
menjelaskan frekuensi, penyebaran atau pun yang menerangkan penyebab munculnya
masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan
yaitu :
a)
Merumuskan Hipotesa tentang penyebab
yang dimaksud.
b)
Melakukan pengujian terhadap rumusan
Hipotesa yang telah disusun.
c)
Menarik kesimpulan.

C.
Ruang
Lingkup Epidemiologi
Hal yang perlu kita perhatikan sebagai tenaga kesehatan khususnya
yang memiliki basikdi bidang epidemiologi yang mengetahui apa saja ruang
lingkup atau jangkauan epudemiologi, karena ruang lingkup epidemiologi semaking
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
Perkembangan tersebut secara kasat mata dapa kita lihat dalam lingkup kesehatan
sekarang ini. Sebagai gambaran perkembangan ruang lingkup epidemiologi dapat di
lihat sebagai berikut.
Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang
dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah,
cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit wabah
tersebut. Kemudian tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit yang
infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi
seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai
meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan,
kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah
kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga
berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan
sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi
berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah
kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok
manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau
kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan
upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal
tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara
menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang
terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan
yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya
masalah kesehatan.
Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang
ini memicu jangkauan epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya
jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi antara lain:
1.
Epidemiologi
Penyakit Menular
2.
Epidemiologi
Penyakit Tidak Menular
3.
Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi
4.
Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
5.
Epidemiologi Kesehatan Kerja
6.
Epidemiologi
Kesehatan Darurat
7.
Epidemiologi Kesehatan
Jiwa
8.
Epidemiologi
Perencanaan
9.
Epidemiologi Prilaku
10. Epidemiologi Genetik
11. Epidemiologi Gizi
12. Epidemiologi Remaja
13. Epidemiologi Demografi
14. Epidemiologi Klinik
15. Epidemiologi Kausalitas
16. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
17. dan sebagainya.
Perkembangan
epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan tantang bagi tenaga kesehatan yang
harus lebih cermat dalam mengambil tindakan-tindakan yang tidak melenceng dari
jangkauan tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan pesat tersebut
adalah perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang
menununtut peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya dalam bidang kesehatan
sehingga kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Selain itu, metode
epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat juga digunakan untuk
penyakit non-infeksi. Apalagi dengan munculnya berbagai macam fenomena
kesehatan seperti penyakit baru dan lama (prevalensi) mendorong penelitian juga
semakin meningakat. Demikian juga ilmu epidemiologi digunakan dalam mempelajari
asosiasi-asosiasi sebab-
akibat fenomena masalah kesehatan dan penduduk.
D.
Peranan
Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat
Dalam
bidang kesehatan, epidemiologi mempunyai peranan yang cukup besar karena
hasilnya dapat digunakan untuk:
1.
Mengadakan anlisis perjalanan penyakit di masyarakat
serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia.
2.
Mendeskripsikan pola penyakit pada berbagai kelompok
masyarakat.
3.
Mendeskripsikan hubungan antara dinamika penududuk
dengan penyebaran penyakit
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui
distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan
intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam
bidang kesehatan masyarakat berupa:
1.
Mengidentifikasi berbagai faktor penyebab maupun faktor
risiko yang berhubungan dengan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan
lainnya.
2.
Menerangkan besarnya masalah dan gangguan kesehatan
serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.
3.
Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan
suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
4.
Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk
menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
5.
Menyiapkan data dan informasi yang esensil untuk
keperluan :
a.
Perencanaan,
b.
Pelaksanaan program,
c.
Evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan pada
masyarakat,
d.
Menentukan skala perioritas kegiatan tersebut.
6.
Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan
yang sedang atau telah dilakukan.
Peran
epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat. Meninjau dari penjelasan tentang pengertian
epidemiologi, serta ruang lingkupnya, seorang ahli epidemiologi atau
epidemiolog memiliki peran-peran penting dalam kesehatan masyarakat. Ada
beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
1.
Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya
gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha
mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
2.
Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan
dengan menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran
tentang kelompok penduduk yang terancam.
3.
Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4.
Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara
mengatasinya, baik penyakit perorangan (tetapi dianalisis dalam kelompok)
maupun kejadian luar biasa (KLB) / wabah dalam masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Epidemiologi
adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisa sifat dan penyebaran
berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah / gangguan kesehatan guna pencegahan dan
penanggulangannya.
Mula-mula
epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui
temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta
bagaimana penanggulangan penyakit wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya
berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi
dengan mempelajari penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma, hipertensi,
dll. Perkembangan selanjutnya mulai meluas ke hal-hal yang bukan penyakit
seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan
obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas
ditemukan di masyarakat. Diantaranya
masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga
kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek
dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
B.
Saran
”Setingi-tingginya langit, masih ada langit yang
lebih tinggi lagi”. Pepatah tersebut mengingatkan kita bahwa pengetahuan itu
tidak ada batasnya, semakin digali maka makin banyak yang kita temukan.
Bertolak dari hal tersebut maka penulis menyarankan kepada para pembaca agar
tidak puas dengan materi yang kami suguhkandalam makalah ini. Dan Bacalah
makalah atau buku-buku lain agar anda lebih berpengetahuan anda lebih
bertambah.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti
Notoatmojo
soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu
dan Seni.Jakarta PT.Rineka Cipta
Nasry, Nur. Dasar-Dasar Epidemiologi. Arsip mata kuliah FKM UNHAS 2006
|
Tugas
Individu
MAKALAH
KONSEP
EPIDEMIOLOGI

OLEH
:
NAMA
: MERY ANDANI
NIM
: BT 13 02 162
II
E
AKADEMI
KEBIDANAN BATARI TOJA
WATAMPONE
|
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun
panjatkan Kehadirat Allah S.W.T. berkat
rahmatNya Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP EPIDEMIOLOGI”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT”. Sholawat dan taslim tak lupa kita kirimkan pada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW. Nabi yg telah menuntun kita kejalan Allah SWT.
Dalam penyusunan
makalah ini, kami berusaha menyajikan bahan-bahann yg berkaitan
penatalaksanaan, MENGURAIKAN PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI, seperti dasar-dasar
epidemiologi, defenisi epidemiologi, ruang lingkup epidemiologi, peranan epidemiologi
dalam kesehatan masyarakat.
Kami mengucapkan banyak
terimah kasih kepada teman-teman yang turut serta membantu dan memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Terlapas dari itu semua, kami
menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangannya, untuk itu besar harapan kami jika ada
kritik dan saran yg membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, mohon maaf
bila ada kata-kata dalam makalah ini yg menyinggung perasaan dosen maupun
kawan-kawan, karena kami hanya manusia biasa yg tidak lepas dari kesalahan.
Harapan besar dari kami mudah-mudahan apa yg kami susun ini penuh mamfaat, baik
itu pribadi, teman-teman, serta orang lain yg melihat dan membacanya . Amien.
Watampone, 29 April 2015
PENYUSUN
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR
ISI ...............................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
.............................................................................................1
B. Rumusan
Masalah
........................................................................................1
C. Tujuan
Penulisan...........................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Defenisi
Epidemiologi..................................................................................2
B. Dasar-Dasar
Epidemiologi............................................................................3
C. Ruang
Lingkup Epidemiologi.....................................................................14
D. Peranan
Epidemiologi Dalam Kesehatan Masyarakat................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
................................................................................................19
B. Saran
...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
|
No comments:
Post a Comment