Monday 5 June 2017

ASKEP GERONTIK "HIPERTENSI"

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN  SISTEM  KARDIOVASKULER
“HIPERTENSI





OLEH :

NAMA : NURLAELA
NIM : 15 14201 056








SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PRIMA BONE

 
2017


LAPORAN PENDAHULUAN

A.      Konsep Dasar Lansia
1.         Definisi Lansia
a.         Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65-75 tahun (Potter, 2005). Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2008).
b.        Penuaan adalah suatu proses yang alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-manerus, dan berkesinambungan (Depkes RI, 2001). Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008), Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 Tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008).
c.         Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan dan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley, 2006).
2.         Karakteristik Lansia
Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.         Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13 tentang kesehatan).
b.        Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaftif hingga kondisi maladaptif
c.         Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008).
3.         Klasifikasi Lansia
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.
a.         Pralansia (prasenilis), Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b.        Lansia, Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c.         Lansia Resiko Tinggi, Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003)
d.        Lansia Potensial, Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).
e.         Lansia Tidak Potensial, Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).
4.         Tipe Lansia
Di zaman sekarang (zaman pembangunan),banyak ditemukan bermacam-macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara lain:
a.         Tipe arif bijaksana, Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b.        Tipe mandiri, Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
c.         Tipe tidak puas, Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
d.        Tipe pasrah, Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e.         Tipe bingung, Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008).
5.         Tugas Perkembangan Lansia
Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :
a.         Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.
b.        Mempersiapkan diri untuk pensiun.
c.         Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
d.        Mempersiapkan kehidupan baru.
e.         Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai.
f.         Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan (Maryam, 2008).

B.       Konsep Dasar Penyakit
1.         Pengertian
a.         Hipertensi adalah tekana darah arteri yang lebih besar dari pada 140/90 mmHg pada orang dewasa pada sedikitnya tiga kali kunjungan berurutan kedokter.(Stephen J. McPhee; 2010:  340)
b.         Hipertensi adalah sebagai peningktan tekanan darah yang menetap di atas batas nornal yang disepakati yaitu distolic 90 mmHgatau sistolik 140 mmHg. (Anna ; 2008 : 58)
c.         Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diastolik atau sistolik yang intermiten atau menetap. (Jaimel L. 2008 : Hal 209)
d.        Hipertensi adalah salah satu resiko terpenting pada penyakit jantung koroner dan cerebrovaskuler accident, selain itu dapat menyebabkan hipertropi jantung dan gagal jantung, diseksi aorta dan gagal ginjal.  (Robbins dkk, 2007, hal 379)
e.         Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah yang merupakan satu-satunya faktor resiko yang paling penting bagi penyakit jantung koroner maupun cerebrovaskuler (stroke) dan penyebab langsung gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan diseksi aorta. (Robbins dkk, 2009, hal 308).
f.         Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price Sylvia A. 2006)
g.        Hipertensi adalah masalah kesehatan umum yang ditandai oleh tekanan darah sistolik persisten diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 85 mmHg. (Crhis Brooker, 2009)
h.        Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktor-faktor resiko.(Sudoyo Aru.W dkk. 2006)
2.         Anatomi Fisiologi
a.         Anatomi jantung
Jantung merupakanorgan berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga,  sedikit ke sebelah kiri sternum. Jantung terdapat di dalam sebuah kantung longgar berisi cairan yang disebut pericardium.Keempat ruang jantung tersebut adalah atrium kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan.Atrium terletak di atas ventrikel dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan satu dari yang lain oleh katup satu-arah. Sisi kiri dan kanan jantung dipisahkan oleh sebuah dinding jaringan yang disebut septum.Dalam keadaan normal tidak terjadi pencampuran darah antara kedua atrium, Kecuali pada masa janin, dan tidak pernah terjadi percampuran darah antara kedua ventrikel pada jantung sehat.Semua ruang tersebut dikelilingi oleh jaringan ikat.Jantung mendapat suplai persarafan yang luas.
Gambar 2.1 anatomi jantung
 -
Jatiarson, 2010, gambar anatomi jantung, di akses pada tanggal 5 Mei 2017)
b.        Fungsi jantung
Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyupai  oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme. Sebenarnya terdapat dua pompa jantung, yang terletak di sebelah kanan dan kiri. Keluaran jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru melalui arteri pulmonalis, dan keluaran jantung kiri seluruhnya didistribusikan ke bagian tubuh lain melalui aorta. Kedua pompa itu menyemburkan darah secara bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama. (Padilah 2013: 358)
3.         Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a.         Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya dan disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetic,  lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system renini –angiotension, dan efek dalam ekskresi Na dan Ca intraseluler dan faktor–faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisetimia.
b.        Hipertensi sekunder atau hiperteni renal. Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifikasinya diketahui seperti penggunaan estrogen , penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, syndrome chusing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang brhubungan dengan kehamilan dan lain – lain. (Padila 2013 : 358)
4.         Insiden
Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Pada tahun2012 jumlah kasus hipertensi ada 839 juta kasus. Kasus ini diprediksi akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 20% dari total penduduk dunia secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadi pendarahan (25%) biasanya pendarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu hamil (12%) , partus macet(8%), aborsi (13%), dan karena sebab lainnya (7%). (WHO 2012).
5.         Patofisiologi
Mekanisme  yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis keganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusar vasomotor dihantarakan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawahmelalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan  ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adreanal mensekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi, korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainya, yang dapat memperkuat respon vasikontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan palepasam renin. Renin merangsang pembentukan angiontensin I yang kemudian  di ubah menjadi angiotensin II , suatu vasokontriksi kuat, yang pada giliranya merangsang sekresi aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. (Fadila 2013 :359)
6.         Manifestasi Klinis
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekana arteri oleh dokter yang memeriksa.Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak  terukur.Gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gajala hipertensi meliputi nyeri kepala, telinga berdengung, marah dan pandangan kabur.(Fadila 2013 : 359)
7.         Komplikasi
a.         Cedera serebrovaskular  / stroke
b.        Perdarahan retina
c.         Infusiensi ginjal
d.        Gagal jantung kongesif
8.         Tes Diagnostik
a.         Hemoglobin/hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel –sel tahap terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor–faktor resiko seperti hiperkoagualabilitas, anemia.
b.        Bun / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c.         Glukosa : hiperglikemia (diabetes mellitus  adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin  meningkatkan hipertensi)
d.        Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
e.          Kolesterol dan trigelesirida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskular).
f.         Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi dan hipertensi.
g.        IVP : dapat mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
h.        Foto dada : dapat menunjukan obstruksi klasifikasi pada area katub ; deposit pada atau takik aorta ; pembesaran jantung
i.          CTscan : mengkaji tumor serebral, CSV, enseleopati, atau faekromositoma.
j.          EKG : dapat menujjukan pembesaran jantung, pola renggangan, g angguan konduksi. Catatan : luas, peninggian gelombang p adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.(Fadila 2013 : 359).
9.         Penatalaksanaan Medik
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya morbilitas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140 / 90 mmHg. Evektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan , dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menujjukan bahwa pendekatan non farmakologis, termasuk penurunan berat badan, pembatasan alcohol dan tembakao; latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi.Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap, diatas 85 / 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 – 139 mmHg, Maka perlu dimulai terapi obat –obatan.
Dua kelompok obat tersedia dalam terapi pilihan pertama ; diuretika dan pengikat beta. Apabila pasien dengan hipertensi ringan sudah terkontrol selama setahun, terapi dapat diturunkan. Agar pasien mematuhi agimen terapi yang diresepkan, maka harus dicegah pemberian jadwal terapi obat-obatan.

C.      Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Konsep dasar keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang merupakan bagian integrasi dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial, dan spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sehat.
1.         Pengkajian
Pengumpulan data dan sumber data dapat dilakukan dengan observasi wawancara dan pemeriksaan fisik dengan  menggunakan teknik yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Pengkajian data klien meliputi:
a.        Identitas Pasien
Biodata terdiri dari identitas klien yang meliputi: nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, alamat, suku/bangsa, status pernikahan, pekerjaan, No.MR, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, dan terapi.
b.        Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat, dan hubungan dengan klien
c.        Riwayat Kesehatan
a)      Keluhan utama yang dirasakan klien pada saat dikaji yaitu: sakit kepala, epitaksis, sering marah, telinga berdengung, susah tidur atau gelisah, mata berkunang-kunang dan pusing.
b)      Riwayat Keluhan Utama
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST:
P: Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan
Q: Bagaimana keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang timbul, terus-menerus atau menetap
R: Di daerah atau bagian tubuh mana gejala dirasakan
S: Skala keparahan terhadap apa yang dirasakan oleh klien
T: Kapan keluhan timbul, sekaligus faktor yang memperberat dan memperingan keluhan    
c)      Riwayat Kesehatan Sekarang
Didapatkan adanya keluhan Sakit kepala, Epistaksis (pendarahan dari hidung, mimisan), Marah, Telinga berdengung, Rasa berat di tengkuk, Sukar tidur, Mata berkunang-kunang, Pusing
d)     Riwayat kesehatan masa lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obt-obatan.
e)      Riwayat kesehatan Keluarga
apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang berhubungan dengan Hipertensi
d.   Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, berat badan, tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, denyut nadi, dan pernapasan), pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai kaki.
1)   Aktivitas / istirahat
Gejala: Kelemahan, Letih, Nafas pendek
Gaya hidup menonton
Tanda: Frekuensi jantung meningkat, Perubahan irama jantung, Takipnea
2)   Sirkulasi
Gejala:
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit serebrovaskuler
Hipertensi postural (mungkin berhubungan dengan regemen obat
Nadi: denyut jelas dari korotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut, seperti denyut femonal melambat sebagi kompensasi denyutan radialis atau brakialis, denyut, popliteal, tabialis posterior, pedalis tidak teraba atau lemah.
3)  Integritas Ego
Gejala:
Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia, atau marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan cerebral).
Faktor-faktor stress multipel (hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan)
Tanda:
Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang meledak.
Gerak tangan empati, otot muka tegang (khusus sekitar mata) gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.
4)   Eliminasi
Gejala:
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti, infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa yang lalu)
5)   Makanan / cairan
Gejala:
Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
Mual muntah
Perubahan berat badan akhir-akhir ini (Meningkat, turun)
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda:
Berat badan tidak normal atau obesitas
Adanya edema (mungkin umum atau tertentu, kongesti vena DVJ, glikosuria) hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik.
6)   Neuro sensori
Gejala:
Keluhan pening/pusing
Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
Episode bebas dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)
Episode epistaksis
Tanda:
Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi atau proses pikir atau memori (ingatan)
Respon motorik: penurunan kekuatan tangan dan atau refeks tendon dalam
Perubahan-perubahan retinal optik: dari skelerosis/ penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau papileedema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada berat / lamanya hipertensi.
7)   Nyeri ketidaknyamanan
Gejala:
Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi arteriosklorosis arteri ekstremitas bawah)
Sakit kepala oksiptal berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Nyeri abdomen: massa (feokromositomo)
8)   Pernapasan
Gejala:
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
Takipnea, ortopnea, dispnea, nokturnal pareksimal
Batuk dengan/tanpa pembentuan sputum
Riwayat merokok
Tanda:
Distress respirasi penggunaan otot oksesori pernapasan
Bunyi napas tambahan (krakles/mengi)
Sianosis
9)   Keamanan
Gejala:
Gangguan koordinasi / cara berjalan
Hipotensi postural
Episode parastesia unilateral transien
2.    Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Marilyn E. Doenges, 2000, hal: 42 diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada klien dengan dengan hipertensi adalah:
a.    Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload vasokontriksi.
b.   Intolerasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
c.    Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral.
d.   Nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan masukan berlebihan.
e.    Koping inefektif berhubungan dengan kerja berlebihan
f.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif Kemungkinan dibuktikan oleh:
3.    Perencanaan
a.    Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload vasokonstriksi.
Tujuan: Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima, memperlihatkan irama frekuensi stabil dalam rentang dari pasien.
Tabel 2.1 Intervensi dan Rasional Resiko tinggi terhadap
penurunan curah jantung
Intervensi
Rasional
 1).   Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan paha untuk mengevaluasi awal, gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat.

 2).   Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.


 3).   Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.









 4).   Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.




 5).   Catat edema umum/tertentu.


 6).   Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurangi aktivitas/keributan lingkungan. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
 7).   Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur
 8).   Anjurkan teknik relaksi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.

 9).   Pantauan respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
1)   Perbandingan dan tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskuler.

2)   Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena.
3)   S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertrofi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium). Perkembangan S3 menunjukkan huipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi. Adanya krakles, mengi dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya gagal jantung kronik.
4)   Adanya pucat dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung.
5)   Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskular
6)   Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis, meningkatkan relaksasi.


7)   Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis.

8)   Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang sehingga akan menurunkan tekanan darah.
9)   Respons terhadap terapi obat stepped (yang terdiri atas diuretik, inhibitor simpatis dan vasodilator), tergantung pada individu dan efek sinergis obat. Karena efek samping tersebut, maka penting untuk menggunakan obat dalam jumlah paling sedikit dan dosis paling rendah.

b.   Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan: Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan, melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda toleransi fisiologis.
Tabel 2.2 Intervensi dan Rasional Intoleran aktivitas
Intervensi
Rasional
1).   Kaji respon pasien terhadap aktivitas,

2).   Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi,



3).   Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri terhadap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.
1).   Merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan tingkat aktivitas.
2).   dapat mengurangi penggunaan energi, dan membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
3).   Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.



c.    Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral
Tujuan: Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/tidak terkontrol, mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan.
Tabel 2.3 Intervensi dan Rasional Nyeri kepala
Interversi
Rasional
1)      Mempertahankan tirah baring selama fase akut.
2)      Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.



3)      Hilangkan/minimalkan aktivitas vosokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala misalnya batuk panjang, mengejan saat BAB dan membungkuk
4)      Bantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

5)      Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi pendarahan hidung atau kompres di hidung yang telah dilakukan untuk menghentikan pendarahan.


6)      Berikan sesuai indikasi analgesik, antiansietas, misalnya: lorazepam (ativan), diazepam (valium).
1)      Meminimalkan stimuasi atau meningkatkan relaksasi.
2)      Tindakan yang menurunkan vaskuler cerebral dan yang memperlambat/memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
3)      Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala karena adanya peningkatan tekanan vaskuler cerebral.

4)      Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala.
5)      Meningkatkan kenyamanan umum, kompres hidung dapat mengganggu proses menelan atau membutuhkan nafas dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan membran mukosa.
6)      Menurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang sisitem saraf simpatis.

d.   Nutrisi Lebih dari kebutuhan berhubungan dengan masukan berlebihan
Tujuan: Mengindentifiksikan hubungan antara hipertensi dan kegemukan, menunjukkan perubahan pola makan, mempertahankan berat badan yang digunakan dengan pemeliharaan kesehatan optimal, melakukan/ mempertahankan program olahraga yang tepat.
Tabel 2.4. Intervensi dan Rasional Nutrisi Lebih
Intervensi
Rasional
1)      Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegemukan.



2)      Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam, gula sesuai indikasi.

3)      Terapkan keinginan pasien untuk menurunkan BB.
4)      Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.


5)      Terapkan rencana penurunan berat badan yang realistik dengan pasien misalnya penurunan berat badan (BB) 0, 5 kg/minggu.






6)      Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makan.


7)      Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat,
1)      Kegemukan adalah resiko tambahan pada hipertensi karena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan massa tubuh.
2)      kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya atheros klerosis dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya,
3)      Motivasi untuk penurunan berat badan adalah internal.
4)      Membantu dalam menentukan kebutuhan individu untuk menyesuaikan /penyuluhan.
5)      Penurunan memasukkan kalori seseorang sebanyak 500 kalori/hari, secara tori dapat menurunkan berat badan 0,5 kg/minggu. Penurunan berat badan yang lambat mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja otot dan umumnya dengan cara mengubah kebiasaan makan.
6)      Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan, dan kondisi emosi saat makan. Membantu untuk memfokuskan perhatian pada faktor mana pasien telah/dapat mengontrol perubahan.
7)      Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting dalam mencegah aterogenesis.



e.    Koping inefektif berhubungan dengan kerja berlebihan
Tujuan:   Mengidentifikasi kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi, mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari/mengubahnya, mendemonstrasikan keterampilan / metode koping efektif.
Tabel 2.5 Intervensi dan Rasional Koping inefektif
Intervensi
Rasional
1)        Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku,



2)        Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala

3)        Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya.
4)        Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan.


5)        Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup
1)        Untuk mengubah pola hidup seseorang, mengatasi hipertensi kronik, dan mengintegrasikan terapi yang diharuskan dalam kehidupan sehari-hari.
2)        Manifestasi mekanisme koping maladatif mungkin merupakan indikator marah yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama tekanan darah diastolik.
3)        Pengenalan terhadap stresor adalah langkah pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stresor.
4)        Keterlibatan memberikan pasien perasaan kontrol diri, yang berkelanjutan, memperbaiki koping dan dapat meningkatkan kerjasama dalam regimen terapeutik.
5)        Fokus perhatian pada realitas situasi yang ada relatif terhadap pandangan pasien tentang apa yang diinginkannya.
f.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Tujuan: Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan rigimen pengobatan, mempertahankan parameter darah dalam keadaan normal. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan, komplikasi yang perlu diperhatikan.
`                       Tabel 2.6 Intervensi dan Rasional Kurang pengetahuan
Intervensi
Rasional
1)      Kaji kesiapan dan hambatan belajar termasuk orang terdekat.




2)      Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal, jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.






3)      Hindari mengatakan tekanan darah normal dan gunakan istilah terkontrol dengan baik saat menggambarkan tekanan darah pasien dengan batas yang diinginkan.


4)      Anjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan memberi perawatan sebelum yang diresepkan atau tidak diresepkan.
5)      Sarankan untuk sering mengubah posisi, olahraga kaki saat berbaring.

6)      Bantu pasien untuk mengembangkan jadwal yang sederhana, memudahkan untuk minum obat.
7)      Bahas pentingnya menghenti-kan merokok dan bantu pasien dalam membuat rencana untuk berhenti merokok.
1)      Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera, yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis.
2)      Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan tekanan darah dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan. Pemahaman tentang tekanan darah tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat.
3)      Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ide terkontrol akan membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk   melanjutkan pengobatan/medikasi.
4)      Setiap obat yang mengandung stimulan saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah atau dapat melawan efek antihipertensif.
5)      Menurunkan bendungan vena perifer yang dapat ditimbulkan oleh vasodilator dan duduk/berdiri terlalu lama.
6)      Dapat memudahkan kerjasama dengan regmen jangka panjang.

7)      Nikotin meningkatkan pelepasan ketekolami, mengakibatkan peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, dan vasokontriksi, mengurangi oksigenasi jaringan, dan meningkatkan beban kerja miokardium.

4.    Implementasi
Implementasi harus sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam pelaksanan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan:
a.       Tindakan mandiri
b.      Tindakan observasi
c.       Tindakan Health Education
d.      Tindakan Kolaborasi
5.    Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan proses menentukan dimana tujuan dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi tindakan keperawatan, perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan, dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan yang menentukan keperawatan selanjutnya:
a.       Masalah klien dapat terpecahkan
b.      Sebahagian masalah klien dapat terpecahkan
c.       Masalah klien tidak dapat dipecahkan
d.      Dapat muncul masalah baru
Evaluasi untuk klien dengan hipertensi dapat disesuaikan dengan masalah yang telah ditanggulangi dengan mengacu pada tujuan yang lebih ditentukan.
a.       Tidak terjadi penurunan curah jantung
b.      Klien dapat beraktifitas
c.       Nyeri kepala dapat teratasi/berkurang
d.      Nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
e.       Koping klien efektif
f.       Klien mengerti tentang penyakit




LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn ”A” DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
“HIPERTENSI”

A.      PENGKAJIAN
I.     IDENTITAS
Nama                                                   : Tn”A”
Umur                                                   : 68 Tahun
Jenis kelamin                                       : Laki-Laki
Alamat                                                 : Desa Rerot, Bagek Polak, Labuapi
Status                                                  : Kawin
Agama                                                 : Islam
Suku                                                    : Sasak
Pendidikan                                          : Tidak Tamat SD
Keluarga yang dapat dihubungi          : Ny”A”
Riwayat pekerjaan kelurga                  : Buruh Batu
II.  RIWAYAT KESEHATAN
1.         Keluhan Utama : Pusing
2.         Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat melakukan pengkajian klien datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala sejak 3 hari yang lalu, klien mengatakan sakitnya berdenyut-denyut serta terasa kaku kuduk, sakitnya datang sewaktu-waktu, klien tampak memegang kepalanya, sebelumnya klien pernah berobat ke dukun tetapi tidak ada perubahan, klien juga mengatakan nyeri sendi dan penglihatannya kabur, klien bertanya-tanya tentang penyakitnya, dan saat ini penyakit yang di rasakan oleh klien adalah hipertensi.
3.         Riwayat Penyakit Dahulu
Klien juga pernah merasakan pusing, nyeri sendi dan gatal-gatal 3 bulan terakhir ini.
III.   STATUS FISIOLOGIS
1.         Postur tulang belakang : postur tulang belakang klien saat berjalan tegap.
2.         Tanda-tanda vital klien
TD            : 160/90 mmHg
N              : 87 x/menit
S               : 36,7 oC
RR            : 20 x/menit
BB            : 45 kg
3.         Pengkajian Head to Toe
a.    Kepala
Normocephalus, rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada benjolan.
b.    Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak menggunakan kaca mata, tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.
c.    Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada secret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
d.   Mulut dan Tenggorokan
Mulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada peradangan, gigi tampak kuning, tampak careas gigi dan gigi tampak ompong, sudah hilang tiga, mengalami kesulitan saat mengunyah dan tidak ada kesulitan saat menelan.
e.    Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan, tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan, pendengaran masih bagus
f.     Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan vena jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang, terasa berat (kaku kuduk).
g.    Dada
Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.
h.    Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
i.      Genetalia
Tidak terkaji
j.      Ekstremitas
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4
k.    Integument
Kebersihan cukup baik, warna kulit hitam, lembab, tidak ada gangguan pada kulit.
IV.   PENGKAJIAN PERKEMBANGAN UNTUK LANSIA
1.         Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Klien mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan saat bangun dari tempat duduk baik kursi maupun lantai, dan tampak klien tidak stabil pada saat berdiri pertama kali. Setelah berdiri klien berhenti sejenak lalu berjalan, saat duduk klien tampak duduk secara perlahan, pandangan mata kabur, klien mengeluh pusing dan terasa berat di leher bagian belakang, saat mengambil sesuatu klien tampak perlahan-lahan dan terkadang dibantu, klien merasakan nyeri pinggang saat membungkukkan badan.
2.         Komponen gaya berjalan dan gerakan
Klien tampak berjalan dengan perlahan-lahan tanpa alat bantu seperti tongkat, melangkah secara hati-hati dan perlahan, jalan tampak sempoyongan.
V.      PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan hubungan dengan anak-anaknya baik, selalu berkumpul dengan anak-anaknya karena ke empat anaknya tinggal bersama, klien juga mengatakan terkadang berinterakasi dengan tetangga sekitar rumahnya.Komunikasi dengan tetangga sekitar masih bagus dan baik, emosi terkadang tidak stabil jika banyak pikiran, klien kooperatif saat diajak bicara dan memberikan umpan balik dari sesuatu yang sedang dibicarakan.
VI.   PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN
Katz index
No.
Kegiatan
Mandiri
Bantuan Sebagian
Bantuan Penuh
1.
Mandi
2.
Berpakaian
3.
Ke Kamar Kecil
4.
Berpindah Tempat
5.
BAK/BAB
6.
Makan/Minum
Keterangan : klien dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain.
VII.STATUS KOGNITIF / AFEKTIF
1.         Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )
                        Pertanyaan      :
Benar
Salah
Nomor
Pertanyaan
Jawaban
1
Tanggal berapa hari ini ?
11
2
Hari apa sekarang ?
Rabu
3
Apa nama tempat ini ?
Bangsal
4
Dimana alamat anda ?
Bansal
5
Berapa umur anda ?
65 tahun
6
Kapan anda lahir ?
Lupa
7
Siapa presiden Indonesia ?
SBY
8
Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
Tidak tau
9
Siapa nama kecil anda ?
ati
10
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara menurun
17, 14, 11, 8, 5,
JUMLAH          Benar : 6
                          Salah : 4
Interpretasi :
Salah 0 – 3      : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5      : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8      : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10    : Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 7 benar dan 3 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Tn”A” kerusakan ringan.
2.         MMSE (Mini Mental Status Exam)
No
Aspek
Kognitif
Nilai
maksimal
Nilai
Klien
Kriteria
1
Orientasi
5
1
Menyebutkan dengan benar :
Tahun       : 2012 (Benar)
Musim      :kemarau
Tanggal    :11
Hari          :Rabu (Benar)
Bulan        :maret
2
Orientasi
5
3
Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia (Benar)
Propinsi : jawa (Benar)
Kabupaten/kota : malang (Benar)
Panti :-
Wisma:-
3
Registrasi
3
3
Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas), kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :
1. 
4
Perhatian dan kalkulasi
5
2
Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.
Jawaban :
  1. 93
  2. 86
  3. 79
  4. 72
  5. 65
5
Mengingat
3
3
Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1) 
6
Bahasa
9
6
Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjukan benda tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3 langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan menyalin gambar.
Total nilai
30
18
Interpretasi hasil :
24 – 30            : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23            : gangguan kognitif sedang
0 -  17  : gangguan kognitif berat
Dari hasilMMSE (Mini Mental Status Exam)di dapatkan hasil 21 ini menunjukkan bahwah Tn”A” mengalami gangguan kognitif sedang.
VIII.  PENGKAJIAN STATUS MENTAL
Klien mengatakan tidak pernah merasa sedih dan selalu merasa ceria, klien tidak pernah berkecil hati tentang masa depan karena klien merasa senang tinggal bersama cucu dan istrinya, klien tidak pernah merasa gagal dalam membimbing anak-anaknya karena berhasil dalam menjadi kepala keluarga, klien juga merasa puas dengan keadaannya yang sekarang, klien mengatakan cepat lelh apabila melakukn aktivitas yang berlebihan.
IX.        PENGKAJIAN MASALAH EMOSIONAL
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan tidur. Tetapi terkadang Klien terbangun pada malam hari untuk kencing, Klien mengatakan tidak pernah mempunyai masalah dengan orang lain dan klien tidak pernah mengkonsumsi obat tidur mupun obat penenang serta klien mengatakan tidak pernah mengurung diri, klien selalu ditemani oleh istri dan cucunya.


X.           PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
1.         Pola kebiasaan : klien mengatakan sering merokok menghabiskan lebih dari 3 batang perhari dan minum kopi setiap hari.
2.         Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a.    Nutrisi
Klien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak teratur dengan menhabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk seadanya, klien tidak senang makan tampa garam, klien juga mengatakan makan makanan yang sama dengan keluarganya tampa adanya perbedaan makanan,  klien minum 7-8 gelas per hari.
b.    Pola istirahat tidur
Klien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari, klien sering terbangun saat malam hari karenan ingin kencing, klien jarang tidur siang, klien sering merenung nasib cucu-cucunya,  saat waktu luang klien biasanya bermain dengan cucu nya.
c.    Eliminasi
Klien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari lancar tanpa ada gangguan.
d.   Pola aktivitas
Klien masih bisa melakukan kegiatan dapur seperti memasak, mencucui piring, klien berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan anak-anaknya.
e.    Personal hygiene
Klien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
harimenggunakan sabun, sikat gigi setiap kali mandi, menggunakan pasta gigi, biasanya mengganti pakaian 2 hari sekali.
XI.        PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1.         Pemukiman
Luas bangunan rumah klien 6:5, klien tinggal bersama dengan  istri dan 3 orang cucu-cucunya, bentuk rumah petak dengan jenis bangunan atap rumah menggunakan atap genteng berdindingkan tembok, lantai semen. Kebersihan lantai kurang, ventilasi <15% luas lantai dan teras pengap, pencahayaan kurang karena tidak ada ventilasi dan ukuran rumah yang sempit, cara pengaturan dalam hal menata perabotan kurang dimana sepeda gayung di letakkan di ruang tamu dan tertumpuk dengan barang-barang yang lain, alat rumah tangga tidak lengkap karena karpet atau kursi tempat duduk tamu tidak ada.Kulkas tidak ada dan tempat gallon untuk air bersih tidak ada dan banyak yang lainnya.
2.         Sanitasi
sumber penyediaan air bersih yaitu sumur dan Tn.”H” mengatakan air yang diminum air biasa tanpa direbus, pengelolaan jamban bersama dengan jenis jamban leher angsa dan dengan jarak < 10 meter dari sumber air, sarana pembuangan air limbah tidak lancer, bekas sampah biasanya dibuang sembarang ke kali
3.         Fasilitas
Klien tidak memelihara ternak dan tidak bekerja sebagai nelayan, anak-anaknya kebanyakan bekerja sebagai buruh batu, tidak terdapat sarana olah raga, taman dan ruang pertemuaan.Sarana hiburan yang ada hanyalah televisi.
4.         Keamanan Dan Transportasi
Klien mengatakan dilingkungannya tidak ada alat penanggulangan kebakaran dan bencana Sarana komunikasi yang dimiliki yaitu handphone.







XII.Analisa Data
NO
SYMPTOM
ETIOLOGI
PROBLEM
1.     1.  
DS:
1.    Klien mengeluh sakit kepala
2.    Sakit kepalanya berdenyut-denyut
3.    Klien mengatakan tearasa kaku di kuduknya
4.    Klien mengatakan sakit kepaalanya dating sewaktu-waktu
5.    Klien mengeluh penglihatannya kabur

DO:
1.    Klien tampak sering memegangi kepalanya
2.    Lien tampak lemah
3.    Skala nyeri 5 (0-10) sedang.
4.    TTV
TD: 160/90 mmHg
N: 87 x/menit
S    : 36,7 oC
RR: 20 x/menit
BB: 45 kg
Arteri besar kehilangan kelenterun dan menjadi kaku
 

Pembuluh darah tidak dapat mengembang
 

Vasokonstriksi pembuluh darah

 
Peningkatan tekanan vaskuler serebral
Gangguan rasa nyaman nyeri
2.     2.  
DS:
1.    Klien  mengatakan kurang tahu tentang penyakit hipertensi.
2.    Klien tidak tahu penyebab hipertensi
3.    Klien mengatakan makan makanan yang sama dengan keluarganya, tampa adanya perbedaan
DO:
1.    Klien bertanya tentang penyakitnya.
2.    TTV
TD: 160/90 mmHg
N: 87 x/menit
S    : 36,7 oC
RR: 20 x/menit
BB: 45 kg
Hipertensi
 
Kurang informasi mengenai penyakit dan terapi
Kurang pengetahuan
3.     3.
DS:
1.    Klien mengatakan tidak senang makan tampa garam
2.    Klien mengatakan makan makanan yang dengan yang di konsumsi keluarga

DO:
1.    Klien mengatakan makan makanan yang sama dengan keluarganya
2.    TTV:
TD: 160/90 mmHg
N: 87 x/menit
S    : 36,7 oC
RR: 20 x/menit
BB: 45 kg
Gaya hidup
 
Hipertensi
 

Vasokontriksi
Pembuluh darah ginjal
 
Penurunan aliran darah
 
Peningkatan aldosteron
 
Retensi Na

edema
Resiko Kelebihan Volume Cairan

B.       Diagnosa Keperawatan
1.         Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan Peningkatan tekanan vaskuler serebral.
2.         Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi mengenai penyakit dan terapi.
3.         Resiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema




C.      INTERVENSI KEPERAWATAN
No.Dx
Tujuan dan Kriteris Hasil
Intervensi
Rasional
1
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 2x60 menit diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang dengan kriteria hasil :
-          Klien tidak mengungkapkan adanya nyeri atau sakit kepala.
-          Klien tampak nyaman.
-          Tanda-tanda vital dalam batas normal terutama tekanan darah (TD : normal 110-130 mmHg, diastole 70-80 mmHg)
1.     Kaji keadan umum klien.

2.     Kaji tingkat nyeri klien.



3.     Kaji lokasi intensitas dan skala nyeri.



4.     Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

5.     Berikan tindakan non farmakologis


6.     Berikan penjelasan cara untuk meminimalkan aktifitas vasokontriksi.


7.     Kolaborasi dalam pemberian obat analgesic sesuai indikasi.
1.    Untuk menentukan tindakan selanjutnya.

2.    Untuk mengetahui tingkat nyeri klien dengan menggunakan pengkajian PQRST.
3.    Untuk mengetahui nyeri yang dirasakan klien sehingga bisa ditentukan intervensi yang tepat selanjutnya.
4.    Untuk menghindari inssiden kecelakaan atau terjatuhnya karena klien pusing.
5.    Mengurangi atau menghilangkan sakit kepala.

6.    Aktifitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala.
7.    Analgecik dapat mengurangi rasa nyeri
2
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 2x60 menit diharapkan pasien mengetahui informasi tentang hipertensi dengan kriteria hasil :
-          Klien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi.
-          Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai program.
1.     Jelaskan tentang batas tekanan darah normal, tekanan darah tinggi dan efeknya.
2.     Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur.
3.     Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress.

4.     Diskusikan tentang obat-obatan : nama obat, dosis obat, waktu pemberian obat, dan tujuan pemberian obat dan efek samping obat.


5.     Berikan pendidikan kesehatan tentang cara mencegah dan mengatasi hipertensi.
6.     Anjurkan klien untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah.
7.     Evaluasi tingkat pengetahuan klien.
1.    Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan tekanan darah .
2.    Supaya klien tahu dan memungkinkan pasien untuk melanjutkan pengobatan.
3.    Supaya klien bisa mengontrol stress.



4.    Mengurangi resiko keracunan dan over dosis obat dan supaya pengobatan lancar karena pasien sudah paham dan tahu mengenai obat-obatan yang diberikan.
5.    Menambah pengetahuan klien sehingga klien bisa mencegah dan mengatasi hipertensi.
6.    Untuk menghindari peningkatan tekanan darah.



7.    Mengetahui sejauh mana klien mengetahui dan memahami tentang penyakitnya
3.
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x60 menit di harapkan tidak terjadi kelebihan volume cairan denan criteria hasil :
-          Tidak ada edema
-          BB normal
-          TTV dalam vbatas normal
-          Bunyi napas dan jantung normal
1.     Kaji pola makan klien atau diet terhadap inadekuat masukan protein.

2.     Dorong klien untukmenurunkan masukan garam
3.     Lakukan tindakan untuk melindungi tubuh dari ceder dan edema
1.    Penurunan aliran ginjal mengakibatkan peningkatan antidiuritik menyebabkan retensi air dan Na. 
2.    Peningkatan kadar Na dalam darah dapat menyebabkan edema
3.    Kulit edema, dapat mudah cedera, dan kulit  kering lebih rentan untuk rusak dan cedera.



D.      IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl
/Jam
No
Dx
Implementasi
Respon hasil
1.   Selasa
11-03 17
16.00
1
1.     Mengkaji keadaan umum klien dan tanda-tanda vital  (Td, S, N, Rr).


2.     Mengkaji tingkat nyeri klien dengan menggunakan skala PQRST.






3.     Mengkaji lokasi, intensitas, dan skala nyeri.






4.     Memberikan penjelasan cara untuk meminimalkan aktivitas vasokontriksi seperti mengejan saat BAB, batuk panjang dan membungkuk.
5.     Memberikan terapi obat sesuai indikasi : captopril 12,5 mg 1x1.
1.     Hasil keadaan umum klien sedang. TTV :
TD : 160/100 mmHg, S : 36,7 C,  N : 87x/menit,  RR:20x/menit.
2.     P: Nyeri dirasakan pada kepala
Q: nyeri dirasakan berdenyut-denyut
R:Nyeri kepala
S : Skala nyeri sedang 5 (0-10)
T: nyeri dirasakan sewaktu waktu
3.    Klien mengatakan nyeri dirasakan pada kepala dan leher dibagian belakang (kaku kuduk), nyeri dirasakan terus-menerus semakin berat saat berjalan, nyeri dirasakan pada angka 5 (skala 0-10).
4.    Klien tampak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan perawat

5.    Obat sudah diberikan ke pasien dan menjelaskan cara penggunaan obat dan efek samping obat, klien tampak mengerti dengan penjelasan perawat.
selasa
11-03-17
 16.30
2
1.    Menjelaskan pengertian hipertensi kepada pasien
2.    Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya menjaga lingkungan yang tenang.



3.    Berdiskusi atau memberitahu klien tentang obat-obatan nama obat yang diberikan captopril 12,5 mg diminum 1x1 setelah makan,
4.    Menjelaskan factor yang memperberat hipertensi, seperti Menganjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang tinggi garam dan jangan meminum kopi, the, merokok karena dapat meningkatkan tekanan darah.
1.    Klien tapak mendengar pnjelasan perwat
2.    Klien tampak mendengarkan dan memperhatikan saat diberikan penjelasan oleh perawat, dank lien mengerti.
3.    Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh perawat dank lien mengatakan akan meminum obatnya secara teratur.
4.    Klien tampak memperhati-kan dan tampak mengangguk dan akan melakukan saran yang diberikan perawat.
Selasa
11-03-17
08.00
1.    Mengukur tanda-tanda vital TD, N, S, RR


2.    Menimbang berat badan klien
3.    Menanyakan keluhan klien

4.    Mengkaji penybab sakit kepala
5.    Menganjurkan klien untuk mempertahankan tirah baring

6.    Menganjurkan klien untuk diet rendah garam
1.        TD : 160/90 mmHg
N : 87 x/mnt
S : 36,7oC
RR : 20x/mnt
2.        BB: 45 Kg

3.        Klien mengeluh sakit kepala
4.        Tekanan darah 160/90 mmHg
5.        Klien tampak tirah baring, tampak mengiuti anjuran perawat
6.        Klien tampak mau mendengar anjuran perwat.
2.       
Jumat
14-03-17
08.30
1.       
1.     Mengobservasi Tanda-tanda Vital klien.


2.     Memantau keadaan umum klien
3.     Memberikan klien penyuluhan tentang hipertensi.
4.     Menganjurkan klien untuk menghindari makan makanan tinggi garam
1.        TD : 140/90 mmHg
N : 84x/mnt
S:36,7oCt
RR: 20x/mnt
2.        Keadaan umum klien baik, sudh tidak ada keluhan
3.        Klien tampak mendengar dan mengerti.

4.        Klien tampak mengikuti saran dari perawat.
Selasa
11-03-17
    09.00
2.       
1.     Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien
2.     Memberikan penyuluhan tentang makanan yang harus di konsumsi pada psien hipertensi
3.     Menjelaskan kepada klien untuk menghindari merokok dan ngopi.
4.     Menganjurkan klien untuk istirahat yang cukup untuk menghindari stress.
1.        Klien tampak mendengarkan perawat
2.        Klien tampak mengerti dan mengikuti serta berpartisipasi dalam penyembuhannya
3.        Klien mengatakan semenjak sakit tidak pernah merokok dan jarang ngopi
4.        Klien tampak rileks dan segar tidur 6-7 jam perhari.
Jum’at
14 -03-17
09.00
3.       
1.    Mengkaji keadaan umum klien dan mengkaji TTV (TD, N, S, RR).


2.    Mengkaji pola makan



3.    Menimbang berat badan klien.
4.    Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan masukan garam
5.    Mengukur Tanda-tanda vital

6.    Menganjurkan kepada keluarga untuk tetap mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman.
1.        Keadaan umum klien sedang, TTV (TD : 140/90 mmHg, N : 80x/menit,
S : 36,8 C,
RR : 18x/menit
2.        Klien makan 3xsehari dengan lauk pauk seadanya dengan sajian yang sama dengan keluarganya.
3.        BB 45 kg

4.        Klien dan keluarga mengerti

5.        TD 10/90 mmHg

6.        Klien tampak mengikuti saran dari perawat.






E.       EVALUASI
Hari/Tgl/jam
No Dx
Catatan Perkembangan
Paraf
Sabtu
15-03-2017
11.00
1
S :  Klien mengatakan sudah tidak pusing lagi
O :
-          Keadaan umum klien baik
-          Klien tampak rileks
-          Tanda-tanda vital klien dalam batas normal
-          TTV : TD : 140/80 mmHg,
N : 84x/menit,
S : 36,5oC,
RR : 20x/menit.
A : Masalah keperawatan gangguan nyaman nyeri dapat teratasi

P :  Intervensi dihentikan
Sabtu
15-03-2017
        11.10









2










S :  Klien mengatakan sudah tau apa itu hipertensi, dan penyebab terjadinya hipertensi

O :
-       Keadaan umum klien baik
-       Klien tampak mengerti, menyebutkan penyebab yang memperberat hipertensi
-       Klien tampak mau mengikuti saran perawat
-       TTV dalam batas normal
TD : 140/80 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36,7 oC
RR : 20x/mnt

A: Masalah keperawatan kurang pengetahuan teratasi

P :  Intervensi dihentikan
Sabtu
15-03-2017
        11.30

3
S : Klien mengatakan makan makanan yang sama dengan keluarganya
-      Klien mengatakan tidak bisa makan tampa garam
O :
-          Keadaan umum klien baik
-          Tidak ada tanda-tanda edema

A: Masalah keperawatan resiko kelebihan volume cairan dapat teratasi
P : Intervensi di hentikan




















DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Lilik Ma’rifatul.  2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha Ilmu. Yogyakarta.

Corwin, J Corwin (2009), Buku Saku Patologis, edisi 3, EGC, Jakarta

Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed,3 Jakarta : EGC

Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta.

Mubarak, 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika

Padila, 2013. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika.

Robbins dkk. (2009), Buku Saku Dasar Patologis Penyakit, edisi 7 vol.2, Jakarta.

Stanley, Mickey.  2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta.

Stockslager, 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Ed,2. Jakarta : EGC
Sudoyo.Aru.W dkk. (2006), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, jilid I, EGC, Jakarta

Sumijatun, Skp.MARS, dkk. (2006), Konsep Dasar Keperawatan, EGC, Jakarta

Suratun, 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC
Sylvia A.Price, (2006), Patofisiologi Konsep Klinis Konsep-Konsep Penyakit edisi 6, EGC, Jakarta.

Tamher, S. Noorkasiani. 2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.



No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...