ANALISIS
KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli DI PESISIR
PANTAI
MALALAYANG II KOTA MANADO
Sarini
Marlina Paendong *
*Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAC
Malalayang Beach II is one of the
beaches that are visited by many tourists. With increasingly hectic this area,
the risk of contamination or entry of contaminants such as bacteria will be higher.
The purpose of this study was to determine the content of E. coli in sea water
in the coastal marine type II Malalayang Manado when it did not rain and when
it rains they are compatible with sea water quality standard for marine
tourism, and to investigate whether there are differences bacterial content of
E. coli in the absence of rain and rain. This study is an observational study
in which the results of the analytical content of E. coli in sea water compared
to the sea water quality standard for marine tourism decree LH No. 179 in 2004.
Determination of sea water sampling is purposive sampling. Samples were taken
at 6 points along the coastal attractions Malalayang II. Examination of samples
carried out in the Laboratory of Engineering Center for Environmental Health
and Communicable Disease (BTKL-PPM) Manado. Examination of E. coli Fecal Coli
MPN method. The results showed that the content of the bacterium E. coli were
taken at the time it did not rain, three of the six samples had exceeded the sea
water quality standard for marine tourism (> 200 MPN/100ml water sample).
The content of E. coli taken in the rain everything is exceeding 200 MPN/100 ml
water sample. There are different bacterial content of E. coli in the absence
of rain and rain. It is suggested to the community and its merchants around the
beach and the river water flow in order to perform the proper administration of
wastewater, excreta disposal, administration of garbage, so that the content of
E. coli does not exceed marine water quality standards for marine tourism.
Keywords:
Escherichia coli, Malalayang beaches, sea water quality
ABSTRAK
Pantai Malalayang II
adalah salah satu pantai yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Dengan semakin
ramainya daerah ini, maka resiko kontaminasi atau masuknya bahan pencemar
seperti bakteri akan semakin tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kandungan E. coli pada air laut di pesisir pantai wisata laut
Malalayang II Kota Manado saat tidak hujan dan saat hujan apakah sesuai dengan
baku mutu air laut untuk wisata bahari, serta untuk mengetahui apakah ada beda
kandungan bakteri E. coli pada saat tidak hujan dan hujan.
Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dimana hasil pemeriksaan kandungan E. coli pada air laut
dibandingkan dengan baku mutu air laut untuk wisata bahari Kepmen L.H. No. 179
Tahun 2004. Penentuan lokasi pengambilan sampel air laut bersifat purposive
sampling. Pengambilan sampel dilakukan di 6 titik sepanjang jalur objek wisata
pesisir pantai Malalayang II. Pemeriksaan sampel dilaksanakan di Laboratorium
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL-PPM)
Manado. Pemeriksaan E. coli menggunakan metode MPN Coli tinja.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kandungan bakteri E. coli yang diambil pada saat
tidak hujan; tiga dari enam sampel sudah melebihi baku mutu air laut untuk
wisata bahari (>200 MPN/100ml sampel air). Kandungan bakteri E.coli yang
diambil pada saat hujan semuanya sudah melebihi 200 MPN/100 ml sampel air. Ada
beda kandungan bakteri E. coli pada saat tidak hujan dan hujan. Disarankan
kepada masyarakat dan pedagang yang berada di sekitar pantai dan aliran air
sungai agar melakukan pengelolahan yang tepat untuk air limbah, pembuangan
tinja, pengelolahan sampah, agar kandungan E. coli tidak melebihi baku mutu air
laut untuk wisata bahari.
Kata
Kunci : Escherichia coli, pantai Malalayang,
kualitas air laut
Wilayah pesisir dan
lautan yang kaya raya dan beragam sumber daya alamnya telah dimanfaatkan oleh
bangsa Indonesia sebagai salah satu sumber bahan makanan utama khususnya
protein hewani, sejak berabad-abad lamanya. Kekayaan hidrokarbon dan mineral
lainya yang terdapat di wilayah ini juga telah dimanfaatkan untuk menunjang
pembangunan ekonomi nasional. Selain menyediakan berbagai sumber daya tersebut,
wilayah pesisir Indonesia memiliki berbagai fungsi lain seperti transportasi
dan pelabuhan, kawasan industri, agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan
pariwisata, serta kawasan pemukiman dan tempat pembuangan limbah (Dahuri dkk,
2004).
Salah
satu sumber daya alam pesisir yang dapat dimanfaatkan, yaitu menjadikan objek
wisata bahari. Berbagai jenis organisme yang ada di daerah dapat menjadi nilai
jual seperti terumbu karang, hutan bakau, serta adanya keindahan pantai. Di
saat Indonesia mengalami masa krisis berkepanjangan, sektor pariwisata
merupakan salah satu aset negara dalam menanggulangi masalah tersebut. Melalui
pemanfaatan dan pengembangan wilayah pesisir bisa mendapat konstribusi yang
positif yaitu menjadikan wilayah pesisir dan laut sebagai kawasan wisata
bahari.
Berdasarkan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 179 Tahun 2004 tentang
baku mutu air laut untuk wisata bahari, standar untuk kandungan bakteri E.
coli dalam air laut adalah 200 Most Propable Number (MPN)/100
ml. Jadi apabila kandungannya sudah melebihi batas yang diperbolehkan
maka mengindikasikan telah adanya pencemaran laut.
Berdasarkan
penelitan yang dilakukan oleh Sineri (2006), di perairan kota Manado yang
berlokasi di perairan pantai Tumumpa, muara sungai Tondano, pantai belakang
Mega Mall, pantai belakang Bahu mall, muara sungai Bahu, pantai Bahu, pantai
Malalayang belakang Politeknik Kesehatan, pantai Malalayang, diperoleh hasil
kandungan E. coli berada pada kisaran 10 MPN/100 ml – 80 MPN/100 ml.
Secara umum, E. coli dapat ditemukan mengkontaminasi hampir sebagian
besar
perairan pantai kota Manado, karena terdeteksi pada semua lokasi sampling.
Salah satu pantai yang banyak
dikunjungi oleh masyarakat, para turis domestik maupun manca negara adalah
pantai Malalayang II. Pantai Malalayang II diminati oleh masyarakat karena
mudah dijangkau dan merupakan tempat rekreasi pantai yang paling murah serta
ditunjang oleh pemandangan alam yang indah. Setiap hari minggu maupun hari
libur, pantai ini selalu ramai dikunjungi masyarakat yang ingin mandi/berenang
atau sekedar duduk-duduk melihat keindahan laut.
Di
sisi lain, dengan semakin ramainya daerah ini, maka resiko kontaminasi atau
masuknya bahan pencemar seperti bakteri akan semakin tinggi. Aktivitas manusia
di sekitar pesisir laut Malalayang seperti adanya limbah rumah tangga, maupun
limbah dari bantaran sungai juga perilaku masyarakat yang membuang sampah ke
laut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran mikroorganisme seperti bakteri E.
coli di perairan. Hal ini diperparah lagi dengan wc umum yang kurang
memadai di daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang bisa meningkatkan risiko
kontaminasi bakteri E. coli di pantai Malalayang II. Kandungan bakteri
E.coli yang sudah melewati baku mutu berpotensi sebagai penyebab
penyakit, maka keberadaannya berbahaya bagi kesehatan wisatawan yang
mandi/berenang di pantai. Selain itu, dampak pencemarannya secara langsung
ataupun tidak langsung akan mempengaruhi ekosistem perairan di pesisir laut.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan bakteri pada air
laut khususnya pada kawasan pesisir pantai Malalayang II, sehingga hasilnya
dapat dijadikan acuan untuk menyusun perencanaan-perencanaan agar kestabilan
ekologi terjaga.
METEDOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian observasional analitik yang bertujuan untuk menganalisis kandungan
bakteri
Escherichia coli di
pesisir pantai Malalayang II Kota Manado dan membandingkannya dengan
baku mutu air laut untuk wisata bahari. Penelitian ini dilakukan di pesisir
Pantai Malalayang II,
ditentukan. Analisis
kandungan E.coli air
|
|
|||||||||||||
Populasi dalam
penelitian ini adalah
air
|
laut menggunakan
metode MPN coli tinja
|
|
||||||||||||
laut di pesisir pantai Malalayang II,
Kota
|
tabungganda,yangdilakukandi
|
|
||||||||||||
Manado
|
|
Provinsi
|
Sulawesi
|
|
Utara.
|
laboratorium biologi
BTKL-PPM Manado.
|
|
|||||||
|
|
Kandungan
|
|
E.coli
|
dikategorikan
|
|
||||||||
Penentuan
lokasi pengambilan sampel air
|
|
|
||||||||||||
berdasarkan KEPMEN L.H. No.179
tahun
|
|
|||||||||||||
laut bersifat
|
purposive.
|
Pengambilan
|
|
|||||||||||
2004 menjadi:
|
|
|
|
|
|
|||||||||
sampel
|
dilakukan di
6
|
titik.
|
Untuk
|
|
|
|
|
|
||||||
Memenuhi syarat
|
:
Jika jumlah E. coli
|
|
||||||||||||
lokasi/titik
|
1 diambil
|
pada
muara
|
sungai
|
|
||||||||||
≤ 200 MPN/100 ml.
|
|
|
|
|||||||||||
Malalayang
|
II,
|
sedangkan
|
|
untuk
|
|
|
|
|||||||
|
Tidak memenuhi syarat : Jika
jumlah E. coli
|
|
||||||||||||
lokasi/titik 2 sampai 6 diambil
sepanjang
|
> 200 MPN/100 ml.
|
|
|
|
||||||||||
jalur
objek wisata pantai
malalayang II.
|
4. Pengambilan
sampel saat tidak hujan adalah
|
|
||||||||||||
Tipe sampel yang diambil adalah sampel
|
pengambilan sampel air laut
yang dilakukan
|
|
||||||||||||
sesaat (Grab
Sampling). Variabel yang
|
di lokasi penelitian
saat tidak terjadi hujan
|
|
||||||||||||
akan diteliti adalah kandungan E.
coli pada
|
(cerah).
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
air
laut saat tidak hujan dan saat hujan.
|
5. Pengambilan
|
sampel saat
|
hujan
|
adalah
|
|
|||||||||
pengambilan sampel
air laut yang dilakukan
|
|
|||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
Definisi
Operasional
|
|
|
|
|
di lokasi penelitian
sesaat setelah hujan (10-
|
|
||||||||
1. Pesisir
pantai adalah daerah
pertemuan
|
60 menit).
|
|
|
|
|
|
||||||||
antara darat
dan laut di
perairan pantai
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
Malalayang II.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
2.
E. coli
|
adalah
|
kelompok bakteri
|
koliform
|
HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
|
|
|||||||
yang
|
dipergunakan
|
sebagai
|
parameter
|
|
|
|
||||||||
Pengambilan
sampel dilakukan pada saat
|
|
|||||||||||||
bakteriologis
|
dalam
|
menentukan
|
tingkat
|
|
||||||||||
tidak hujan
dan saat hujan dan dilakukan
|
|
|||||||||||||
pencemaran pada air
laut di perairan pantai
|
|
|||||||||||||
pada sore
|
hari.
|
Pada setiap
|
lokasi
|
|
||||||||||
Malalayang II.
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
ditentukan
|
titik
|
koordinatnya
|
melalui alat
|
|
|||||
3.
Kandungan E.coli adalah banyaknya E. coli
|
|
|||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
pada sampel air
laut yang diambil sesuai
|
Global
Positioning System (GPS).
|
|
|
|||||||||||
dengan
|
|
titik
|
pengambilan
|
yang
|
telah
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 1. Jumlah E.
coli pada Sampel Air Laut Berdasarkan Lokasi dan Cuaca Pengambilan Sampel

Cuaca
|
|
|
Kandungan E. coli
(MPN/100ml)
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengambilan
|
TP I
|
TP II
|
TP III
|
TP IV
|
TP V
|
TP VI
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak Hujan
|
350
|
94
|
280
|
0
|
63
|
280
|
|
Hujan
|
16000
|
450
|
450
|
780
|
450
|
4900
|
|

*TP=Titik
Pengambilan
Berdasarkan Tabel 1,
dapat diketahui bahwa pada saat tidak hujan kandungan
E. coli yang paling tinggi
terdapat pada TP I yaitu sebanyak 350 MPN/100ml dan paling rendah
terdapat pada TP IV yaitu 0 MPN/100 ml.
Pada saat hujan kandungan E. coli pada
semua titik pengambilan sampel sudah melewati baku mutu air laut untuk wisata
bahari karena semuanya sudah melewati 200 MPN/100 ml.
Tabel
2. Nilai Mean, Median, Maximal, Minimal dari Kandungan E. coli Pada
Sampel Berdasarkan Waktu Pengambilan Sampel
Waktu
|
|
|
Kandungan E. coli
(MPN/100ml)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengambilan
|
X
|
Median
|
Max
|
Min
|
SD
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak Hujan
|
178
|
187
|
350
|
0
|
143
|
|
Hujan
|
3838
|
615
|
16000
|
450
|
6210
|
|


Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa
rata-rata nilai kandungan E. coli pada waktu tidak hujan adalah 178
sedangkan pada waktu hujan adalah 3839. Nilai mediannya pada waktu tidak hujan
adalah 187 sedangkan pada waktu hujan adalah 615.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji wilcoxon diperoleh hasil
p=0,03 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa ada perbedaan antara kandungan E.
coli pada saat tidak hujan dan hujan.
Berdasarkan hasil penelitian pada saat
tidak hujan, kandungan E. coli di tiga lokasi penelitian sudah tidak
memenuhi syarat dan di tiga lokasi lainnya masih memenuhi syarat yang nilainya
sesuai dengan Kepmen Lingkungan Hidup Nomor 179 tahun 2004 tentang baku mutu
air laut dengan peruntukan wisata bahari. Hal ini dikarenakan lokasi
pengambilan sampel yang pertama merupakan muara sungai. Masyarakat yang ada di
sekitar sungai ada yang membuang sampah dan limbah rumah tangga di sungai. Dua
lokasi lainnya berada dekat dengan saluran-saluran pembuangan dan toilet yang
ada di rumah-rumah makan. Selain itu dari pengamatan yang dilakukan, dapat
dilihat bahwa di tempat-tempat tertentu masih ada orang maupun hewan-hewan
peliharaan yang membuang tinja di pesisir pantai.
Berdasarkan hasil penelitian pada saat
hujan, kandungan E. coli yang ada di semua lokasi penelitian sudah tidak
memenuhi syarat karena sudah melebihi baku mutu menurut Kepmen lingkungan hidup
nomor 179 tahun 2004 tentang baku
mutu
air laut dengan peruntukan wisata bahari. Pada saat hujan kandungan E. coli
meningkat dari saat tidak hujan. Tingginya kandungan E. coli pada
beberapa lokasi pengambilan sampel menunjukkan kurang baiknya kualitas
lingkungan akibat perembesan air buangan atau saluran yang bocor dari jamban ke
pantai. Hal ini diperkuat dengan pengamatan di lapangan bahwa pada umumnya
jambannya berada pada daerah tepi pantai yang secara langsung masih dipengaruhi
oleh pergerakan masa air laut ada saat surut dan pasang. Kondisi buruknya
sanitasi dan hygiene lingkungan pesisir pantai juga dikarenakan ada kebiasaan masyarakat
membuang tinja/feces dan sampah ke sembarang tempat khususnya di pesisir
pantai. Selain aktivitas manusia, kotoran hewan peliharaan seperti anjing
berpotensi memberikan kontaminan E. coli di pesisir pantai Malalayang
II. Ternak anjing yang dilepaskan begitu saja tanpa kurungan akan menjadi
pemicu sumber keberadaan bakteri di perairan karena bakteri yang berada pada
kotoran hewan tersebut akan hanyut ke laut oleh air hujan. Aspek lain yang
dapat memberikan peningkatan terhadap jumlah koliform dan E. coli di
pantai berhubungan langsung dengan drainage/selokan air limbah dan sungai yang
bermuara di pantai.
Ijong
dan Dien (2011), telah melakukan penelitian bakteriologis pada perairan teluk
Manado (sungai Tondano, Sario dan Bahu) dan pulau Bunaken. Hasil penelitian
menunjukan bahwa total coliform dan E. coli yang ada di muara sungai
yang ada di pesisir teluk Manado
cukup
tinggi yaitu 2,4x104-1,1x106MPN/100
ml. Total coliform dan total E. coli untuk lokasi sampling Pulau Bunaken
relatif lebih rendah dibandingkan dengan lokasi sampling di muara sungai yang
ada di pesisir Teluk Manado.
Menurut
Kuswandi (2001) dalam Feliatra (2002) bakteri fecal masuk ke perairan melalui
aliran sungai serta limpasan air hujan sehingga kelimpahan bakteri akan semakin
tinggi pada saat hujan. Keadaan yang demikian disebabkan oleh konsentrasi
materi organik, perubahan salinitas, suhu maupun intensitas cahaya. Ruyito dan
Soeminarti (1994) dalam Feliatra (2002) menyatakan bahwa derajat kematian
kelompok bakteri coli yang berada di lingkungan laut makin berkurang dengan
naiknya salinitas, suhu maupun intensitas cahaya matahari.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium pada 12 sampel air laut yang diambil pada saat tidak
hujan dan hujan, maka dapat disimpulkan:
1.
Kandungan bakteri E.
coli yang diambil pada saat tidak hujan, tiga dari enam sampel sudah
melebihi 200 MPN/100ml sampel air, sehingga sudah melewati baku mutu air laut
untuk wisata bahari. Tiga sampelnya masih berada di bawah baku mutu air laut
untuk wisata bahari.
2.
Kandungan bakteri E.
coli yang diambil pada saat hujan semuanya sudah tidak memenuhi syarat
sesuai baku mutu air laut untuk wisata bahari karena melebihi 200 MPN/100 ml
sampel air.
3.
Terdapat perbedaan
kandungan bakteri E. coli pada saat tidak hujan dan hujan.
DAFTAR
PUSTAKA
American Asosiation, 2005.
Standar
Methods For
the Examination of
Water& Waste
Water. Contennial
Edition
Anonimous. 1994. Mikrobiologi
Kedokteran.
Staf Pengajar Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia.
Jakarta:
Binarupa Aksara.
Chandra, B.
2007. Pengantar Kesehatan
Lingkungan.
Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Dahuri R,
Rais J, Ginting
P, Sitepu J.
2004.
|
Pengelolaan
|
Sumber
|
Daya
|
||
Wilayah
Pesisir
|
dan Lautan Secara
|
||||
Terpadu. Jakarta:
|
P.T
Pradnya
|
||||
Paramita.
|
|
|
|
|
|
Effendi, H.
|
2003.
|
Telaah
|
Kualitas
|
Air
|
|
Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan
|
|||||
Lingkungan
|
Perairan. Yogyakarta:
|
||||
Konisius.
|
|
|
|
|
|
Entjang,
|
I.
|
2003.
|
Mikobiologi&
|
||
Parasitologi.
|
Bandung:PT
|
Citra
|
Aditya Bakti.
Fardias,
S. 2012. Polusi Air dan Udara.
|
Yogyakarta:
Kansius
|
|
|
|||||
Feliatra.
|
2002.
|
Sebaran
|
Bakteri
|
|||||
|
Escherichia
|
coli
|
di
|
Perairan
|
||||
|
Muara
|
Sungai
|
Bantan
|
Tengah
|
||||
|
Bengkalis Riau.
(Online)
|
|
|
|||||
|
||||||||
|
||||||||
|
, (diakses 29
Februari 2012).
|
|
||||||
Hadi,
|
A.
|
2007. Prinsip
|
Pengelolaan
|
|||||
|
Pengambilan
Sampel Lingkungan.
|
|||||||
|
Jakarta:
|
PT
|
Gramedia
|
Pustaka
|
||||
|
Utama.
|
|
|
|
|
|
|
|
Ijong
|
F,
|
Dien
|
H.
|
2011.
|
Karakteristik
|
|||
|
Bakteri
|
Pereduksi
|
Merkuri
|
|||||
|
(Escherichia
|
coli)
|
Diisolasi
|
dari
|
||||
|
Perairan Pantai
Teluk Manado.
|
|||||||
|
Manado:
|
Jurnal
|
Perikanan
|
dan
|
||||
|
Kelautan
Tropis. Volume 3, No. 3
|
|||||||
|
hal.103-108.
|
|
|
|
|
|
||
Keputusan
|
Menteri
|
Lingkungan Hidup
|
||||||
|
No.179,
|
2004.
|
Baku Mutu
|
Air
|
Laut
Pada Wisata Bahari. Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup.
Kusnoputranto,
H. 1997. Air Limbah dan Ekskreta Manusia Aspek Kesehatan Masyarakat
Dan Pengelolaannya. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mulia, R.
2005. Kesehatan Lingkungan.
Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Notoadmodjo,
S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoadmodjo,
S. 2010. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sineri, Y. 2006. Analisis Kandungan
Bakteri Escheriscia Coli Di Sepanjang Pantai Kota Manado.
(Tesis).
Program Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi Manado.
Supardi dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi
Dalam Pengolahan Dan
Keamanan
Pangan. Bandung: Alumni.
Suyono dan Budiman. 2011. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Dalam Konteks Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Suriawiria,
U. 2005. Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Bandung:
P.T Alumni.
Tururaja T, Mogea R. 2010. Bakteri
Coliform di Perairan Teluk Doreri, Manokwari Aspek Pencemaran Laut dan
Identifikasi Species, (Online) (http://www.ejournal.undip.ac.id/in
dex.php/ijms/article/download/1409 /1194.)
diakses 26 Juni 2012.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Lingkungan.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Wardhana,
W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan.
Jogjakarta
: Andi.
No comments:
Post a Comment