KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amin...
Penulis
RISNAWATI. H
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG.....................................................................1
B.
RUMUSAN MASALAH ................................................................2
C. TUJUAN
PENULISAN...................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENTINGNYA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT..............3
B. CARA
MEMBENTUK TENAGA KESEHATAN YANG HANDAL........................................................................................4
C. PERAN SKM
DALAM KESEHATAN KERJA............................9
BAB III
A. KESIMPULAN..............................................................................12
B. SARAN..........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan
bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia disamping sandang, pangan, dan papan. Dengan
berkembang nya pelayanan kesehatan saat sekarang ini, memahami etika kesehatan
merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat. Memahami etika kesehatan
merupakan tuntutan yang dipandang semakin perlu, karena etika kesehatan
membahas tentang tata susila dokter dalam menjalankan profesi, khususnya yang
berkaitan dengan pasien.
Sejarah
perkembangan pendidikan di dunia kesehatan memang sejak awal didominasi oleh
upaya pengobatan sehingga banyak dikenal umumnya di bidang medis (kedokteran)
dengan profesi-profesi medis dan paramedis, seperti dokter, perawat dan bidan.
Sejalan dengan itu, banyak muncul pendidikan yang melahirkan profesi tersebut.
Di Indonesia cukup banyak di buka fakultas kedokteran di beberapa perguruan
tinggi, akademi-akademi keperawatan dan kebidanan. Bidang kesehatan lain yang
kemudian berkembang sangat pesat saat ini adalah bidang kesehatan masyarakat.
Kesehatan
masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan melalui pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan
sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan kesehatan dan sebagainya
(Winslow, 1920). Meskipun batasan kesehatan masyarakat (public health) ini sudah dirumuskan oleh Winslow seabad yang lalu,
namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan. Inti dari rumusan masalah
ini adalah kesehatan masyarakat mempuyai dua aspek, yakni : keilmuan (science), teori dan seni (art), atau aplikasinya.
Oleh sebab
itu, kesehatan masyarakat bukan hanya berbicara atau berteori tentang penyakit
dan penyebarannya (epidemiologi), tentang gizi makanan, tentang kesehatan
lingkungan, tentang ilmu perilaku dan pendidikan, tetapi juga bagaimana
aplikasi atau penerapan teori-teori tersebut dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan masyarakat dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Banyak
masalah-masalah kesehatan yang ada saat ini. Dengan demikian dibutuhkan tenaga
kesehatan masyarakat yang handal yang mampu mewujudkan upaya-upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal inilah yang
melatarbelakangi disusunnya makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini
yakni :
1.
Bagaimana pentingnya Ilmu Kesehatan
Masyarakat (SKM)..?
2.
Bagaimana cara membentuk tenaga
kesehatan masyarakat yang handal..?
3.
Bagaimana peran SKM dalam kesehatan
kerja..?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pentingnya ilmu
kesehatan masyarakat
2.
Untuk membentuk tenaga kesehatan
masyarakat yang handal dan berkualitas
3.
Mengetahui dan memahami peran SKM
dalam kesehatan kerja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Ilmu Kesehatan Masyarakat
( SKM )
Kondisi kesehatan masyarkat
Indonesia pada saat ini bisa di katakana dalam kondisi yang sudah semakin
membaik, meskipun masih ada sebagian masyarakat yang yang hidup jauh dari pola
hidup sehat. Membaiknya kesehatan
masyarakat merupakan manifestasi dari info dari media masa yang sering memberikan
informasi edukatis sehingga masyarakat terdidik secara otomatis. Pentingnya kesehatan masyarakat membuat dinas
pendidikan membuat ilmu atau fakultas yang khusus menangani kesehatan
masyarakat. Harapan pemerintah pada perkuliahan yang mmebahas tentang kesehatan
masyarakat kedepannya mampu membawa masyarakat yang sehat dan cerdas dalam
menjaga kesehatannya sendiri dan keluarga.
Ilmu
kesehatan masyarakat memiliki artian, sebagai ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi
melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang
kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk
diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan
mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat
untuk menjaga kesehatannya.
Salah satu
ruang lingkup ilu kesehatan masyarakat yang mnjadi sorotan di Indonesia adalah
Gizi Masyarakat, pembahasan berkaitan dengan gizi memang menjadi hal menarik,
karena masih banyak masyarakat yang dalam pemenuhan gizinya belum mendekati
normal, artinya anka kecukupan gizi di masyarakat Indonesia terutama di
pedesaan masi sangat rendah. Banyak masyarakat yang masih mngkonsumsi makanan
satu macam sehingga nutrisinya tidak optimum, hal ini juga yang menyebabkan
banyaknya kasus seperti busung lapar kurang gizi dan lain sebagainya.
Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian, karena
masyarakat bisa menjadi cerminan suatu Negara. Bagaimnapun Negara bisa terus
berkembang karena ada masyarakat yang menyumbangkan SDMnya.
Sumber daya
manusia yang baik tentu dari masyarakat yang sehat. Masalah gizi menjadi
sorotan khusus karena di Indonesia sendiri masalah ini belum bisa teratasi
secara tuntas, sebenarnya banyak aspek yang melingkupi kesehatan masyarakat,
seperti Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan Kesehatan
dan Perilaku, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja serta Kesehatan Reproduksi.
B. Cara Membentuk Tenaga Kesehatan Yang
Handal
Keberhasilan
pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik tangguh, mental kuat, kesehatan
prima, dan cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal itu sangat tergantung
pada keadaan kesehatan yang baik.
SDM yang
dimaksud adalah Tenaga kesehatan sesuai PP 32 tahun 1996 yang dituntut mampu
memberikan pelayanan kesehatan secara professional.
Kemampuan
professional tercermin melalui keterampilan intelektual, interpersonal dan
teknikal dalam menerapkan teori dan konsep pelayanan Kesehatan yang sesuai dan
tepat guna. Penguasaan kemampuan professional memungkinkan tenaga Kesehatan
mampu membuat keputusan berdasarkan pengetahuan Ilmiah dan Kode Etik Pelayanan
kesehatan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kaidah profesi masing
masing .
Dalam
menghadapi Era Globalisasi di tahun 2010, Tenaga Kesehatan diharapkan berperan
aktif untuk turut serta berbenah diri.
Untuk
memenuhi hak masyarakat atas pelayanan kesehatan yang berkualitas, tenaga
kesehatan harus mempunyai kompetensi handal, melaksanakan peran dan tugasnya
dalam melayani masyarakat sesuai kompetensinya. Agar tenaga Kesehatan di
lingkungan MTKI & MTKP dapat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik,
maka perlu adanya Sertifikasi melalui UJI KOMPETENSI baik Level Dasar maupun
Level lanjut/Advance sesuai standar kompetensi yang telah disepakati bersama
antara profesi, stakeholder dan user agar memperoleh Pengakuan
atas kompetensi kerjanya di bidang kesehatan.
Berdasar hal
tersebut diatas perlu adanya Sosialisasi melalui Awareness tentang Competency
Based Training (CBT), bagi seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di Unit
pelayanan kesehatan di MASYARAKAT, agar tenaga Kesehatan paham dan siap untuk
melakukan Sertifikasi dan Uji kompetensi
Permasalahan lain yang perlu juga segera dilakukan
adalah penyelenggaraan registrasi bagi tenaga Kesehatan yang akan dan sudah
bekerja, dengan mempertimbangkan dasar-dasar ketentuan yang ada sekarang.
Penyesuaian profesionalisme tenaga Kesehatan melalui sertifikasi tersebut merupakan upaya profesi dan lembaga /Institusi Pelayanan kesehatan
untuk melindungi, menstandarisasi, dan melegalisasi tenaga kesehatan
terkaitnya.
Sertifikasi
yang dimaksud dalam ketentuan yang berlaku adalah pemberian mengakuan kepada
tenaga kesehatan sesuai profesinya melalui pemberlakuan uji kompetensi
Sebagai suatu sistem, uji kompetensi/penilaian
berbasis kompetensi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan
berbasis kompetensi yang bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi
seseorang terhadap unit-unit Standar Kompetensi di masing-masing Profesi Tenaga
Kesehatan.
Fungsi Uji Kompetensi dalam proses sertifikasi yang
merupakan pemberian pengakuan terhadap Kompetensi tenaga kesehatan tersebut,
menjadi sangat penting, karena akan menentukan kualitas dari sertifikat kompetensi yang diterbitkan sekaligus juga kualitas dari tenaga
kesehatan pemegang sertifikat.
Dalam sistem kelembagaan Uji dan sertifikasi
kompetensi yang dikembangkan secara nasional, pelaksanaan uji kompetensi tsb
dilaksanakan oleh lembaga independent yg ditunjuk atau memperoleh Lisensi
sertifikasi
Upaya standarisasi sistem uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi perlu dilakukan untuk
mendapatkan kualitas proses dan hasil yang diharapkan sesuai persyaratan
bukti-bukti Standar Kompetensi. Dimanapun serta kapanpun dan siapapun penilai
ujian yang melakukan uji kompetensi tersebut dilaksanakan tidak masalah karena
semua sudah diatur dalam sistem dan
peserta uji agar dapat memperoleh Sertifikat /pengakuan keprofesiannya.
Misi Depkes dalam peningkatan kualitas SDM
Kesehatan, yaitu menjamin mutu kompetensi tenaga kesehatan di pasar kerja
Nasional dan Internasional, untuk melaksanakan misi tersebut, Organisasi
profesi tenaga kesehatan merencanakan uji kompetensi untuk dapat memberikan
pengakuan kepada Tenaga Kesehatan yang sudah menjalankan tugas dan perannya
dalam pelayanan kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat selama
ini .
Dalam pelaksanaan Sertifikasi melalui Uji
Kompetensi Tenaga Kesehatan tersebut diatas, diperlukan sejumlah tenaga Assesor
Kompetensi yang terlatih sesuai bidang Profesinya.
C. Peran SKM Dalam Kesehatan Kerja
Peran SKM
dalam berbagai bentuk upaya kesehatan masyarakat, diantaranya adalah sebagai
pelaksana lapangan, pendidikan, penyuluhan kesehatan masyarakat, pembangunan
model, pengelolaan kesehatan masyarakat, pengelola dan pengendali upaya
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya kesehatan
masyarakat seperti diuraikan di atas dapat dilakukan melalui berbagai upaya
atau program-program. Untuk melaksanakan upaya tersebut dibutuhkan sejumlah
profesi, seperti dokter, perawat, ahli higiene kerja, ahli toksikologi, ahli
ergonomi, ahli epidemiologi dan ahli keselamatan (Harrington & Gill, 2005).
SKM peminatan K3 khususnya dapat diberdayakan dan dikembangkan untuk menempati
profesi seperti ahli higiene kerja, ergonomi dan ahli keselamatan. Dilihat dari
tugas pokok kesehatan kerja dan bentuk pengendalian bahaya kesehatan, tenaga
SKM mempunyai kompetensi yang sangat sesuai karena tenaga SKM dirancang untuk
melakukan tugas pokok atau upaya-upaya yang bersifat promosi, perlindungan dan
pencegahan. Selain itu kemampuan sebagai leader, pengelola program diharapkan
akan lebih mengoptimalkan upaya kesehatan kerja.
Jumlah institusi pendidikan tinggi yang menghasilkan SKM saat ini sangat banyak. Potensi ini akan sangat berarti ketika kita melihat kenyataan bahwa di Indonesia jumlah angkatan kerja adalah terbesar nomor 4 di dunia, yaitu berjumlah sekitar 152 juta jiwa (Survey BPS 2003, untuk penduduk di atas 15 tahun) dan jumlah industri yang cukup besar sekitar 102.000 perusahaan. Selain di perusahaan, SKM dengan kompetensi bidang K3 juga diperlukan di instansi pemerintah baik pusat maupun daerah dalam menjalankan fungsinya membuat regulasi, melakukan supervisi, bimbingan dan evaluasi. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat bidang K3, SKM juga dapat memainkan peran di LSM-LSM bidang kesehatan yang tentunya dapat membuat program intervensi kesehatan di tempat kerja. Hal penting untuk dicatat adalah pentingnya pemberdayaan potensi tenaga SKM sesuai kompetensinya untuk dapat menjadi pelaksana upaya kesehatan kerja baik bekerja langsung di perusahaan, ditempatkan di instansi pemerintah maupun bergerak melaui LSM-LSM.
Jumlah institusi pendidikan tinggi yang menghasilkan SKM saat ini sangat banyak. Potensi ini akan sangat berarti ketika kita melihat kenyataan bahwa di Indonesia jumlah angkatan kerja adalah terbesar nomor 4 di dunia, yaitu berjumlah sekitar 152 juta jiwa (Survey BPS 2003, untuk penduduk di atas 15 tahun) dan jumlah industri yang cukup besar sekitar 102.000 perusahaan. Selain di perusahaan, SKM dengan kompetensi bidang K3 juga diperlukan di instansi pemerintah baik pusat maupun daerah dalam menjalankan fungsinya membuat regulasi, melakukan supervisi, bimbingan dan evaluasi. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat bidang K3, SKM juga dapat memainkan peran di LSM-LSM bidang kesehatan yang tentunya dapat membuat program intervensi kesehatan di tempat kerja. Hal penting untuk dicatat adalah pentingnya pemberdayaan potensi tenaga SKM sesuai kompetensinya untuk dapat menjadi pelaksana upaya kesehatan kerja baik bekerja langsung di perusahaan, ditempatkan di instansi pemerintah maupun bergerak melaui LSM-LSM.
Kebijakan
kesehatan kerja yang telah dikeluarkan pemerintah harus didukung oleh jejaring
terkait. Disamping pemerintah itu sendiri, juga oleh para pengusaha atau pelaku
usaha dan para pekerja. Kebutuhan SDM bidang kesehatan kerja selain tenaga
medis dan paramedis, seperti dokter dan perawat juga sangat dibutuhkan
tenaga-tenaga yang mampu melakukan upaya-upaya kesehatan kerja yang lebih
bersifat peningkatan, perlindungan dan pencegahan, yaitu tenaga ini adalah SKM.
Perkembangan
pembangunan nasional bangsa Indonesia sekarang ini dihadapkan pada era otonomi
dan desentralisasi. Titik berat yang menjadi perhatian baik masyarakat maupun
pemerintah adalah bidang pendidikan dan kesehatan. Era globalisasi saat ini
juga menuntut adanya kompetensi tenaga kerja dan pentingnya standarisasi serta
sertifikasi. Trend fenomena ini sangat relevan dengan pemikiran dan
implementasi peran SKM dalam upaya kesehatan kerja.
Dapat
digarisbawahi di sini mengenai peran SKM dalam upaya kesehatan kerja, kita
dapat melihatnya dari titik temu antara kompetensi yang dimiliki SKM khususnya
peminatan K3 dengan tujuan dan tugas pokok kesehatan kerja dan standar upaya
kesehatan kerja yang biasa diterapkan di tempat kerja dalam bentuk Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kompetensi SKM sangat sesuai sebagai
bagian dari profesi lain dalam upaya kesehatan kerja, yaitu sebagai pengelola
program dan dapat melakukan fungsinya untuk melakukan/ mengkoordinasikan
langkah-langkah identifikasi potensi bahaya kesehatan, penilaian bahaya
kesehatan dan pengendalian melalui berbagai program, pembinaan, pengawasan
serta pendidikan dan pelatihan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan akan arti
pentinya tenaga SKM sesuai dengan kompetensinya sebagai sember daya handal
dalam upaya kesehatan kerja dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama lintas sektoral, khususnya dunia
pendidikan, pelaku usaha, pemerintah dan para pekerja.
Dengan demikian upaya peningkatan kesehatan menjadi
penting sehingga produktivitas kerja meningkat, kesehatan masyarakat
terlindungi dan pada gilirannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan bangsa
Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan.
B. Saran
Sebaik nya,
dukungan dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat harus lebih di
tingkatkan supaya tercipta derajat kesehatan masyarakat yang sebaik-baiknya dan
yang setingi-tinnginya.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Notoatmojo soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta:PT.RINEKA CIPTA
2.
http://perpustakaanpusdiklataparatur.net/index.php?option=com_content&view=article&id=64:kurikulum-penguji-kompetensi-tenaga-kesehatan&catid=38:kurikulum&Itemid=87 selasa 04
Desember 2012.
MAKALAH
PERAWATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
OLEH :
NAMA
: RISNAWATI.H
NIM
: BT1202197
KELAS
II F
BATARI
TOJA WATAMPONE
2013/2014
MAKALAH
KESEHATAN
LINGKUNGAN
OLEH :
NAMA
: A. VITA LESTARI SYAHRUDDIN
NIM
: BT1202174
KELAS
II F
BATARI
TOJA WATAMPONE
2013/2014
No comments:
Post a Comment