Tuesday, 23 January 2018

Makalah CAIRAN KA-EN 4A



KATA PENGANTAR
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQGU0vAqggIJt0UdI5YmR2Yn7fn4sD9Uh7U2d9fFnBHO0o4BptMWw
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah kami yang bertema “Cairan KA-EN 4A” yang kami susun dari berbagai macam sumber. Kebanyakan sumber kami peroleh dari internet karena faktor kemudahan dan efektifitas waktu yang kami inginkan. Makalah yang tersusun kurang sempurna ini kami harapkan memiliki bahan yang memang diharapkan untuk dicari dengan kata lain kami mengharapkan makalah ini berisi informasi yang bermanfaat untuk semua pembaca.
Sekali lagi kami ucapkan terimakasih untuk segala macam bantuan yang diberikan oleh pihak-pihak yang berjasa dalam makalah ini. Semoga makalah dari kami bermanfaat dan dapat menjadi acuan dalam perkuliahan.


Watampone, 11  Mei 2014

                                                                                                Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang ....................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...............................................................................2
C.     Tujuan …………………………...........................…………..…….........2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.     Infus.....................................................................................................3
B.     Cairan Intra Vena.................................................................................4
C.     Tujuan..................................................................................................5
D.     Persiapan Alat Dan Bahan..................................................................6

BAB III PEMBAHASAN
A.     Indikasi ................................................................................................7
B.     Kontraindikasi......................................................................................7
C.     Komposisi ...........................................................................................7
D.     Dosis ...................................................................................................7
E.     Tindakan Pencegahan Khusus ...........................................................8
F.     Efek samping ......................................................................................8
G.     Deskripsi .............................................................................................8
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan .......................................................................................11
B.     Saran dan Kritik ................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini resiko tinggi terjadinya infeksi yang akan menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah ditetapkan, sehingga kejadian infeksi atau berbagai permasalahan akibat pemasangan infus dapat dikurangi, bahkan tidak terjadi (Priharjo, 2008).
Pemasangan infus digunakan untuk mengobati berbagai kondisi penderita disemua lingkungan perawatan di rumah sakit dan merupakan salah satu terapi utama. Sebanyak 60% pasien yang dilakukan rawat inap mendapatkan terapi cairan infus. Sistem terapi ini memungkinkan terapi berefek langsung, lebih cepat, lebih efektif, dapat dilakukan secara kontinue  dan penderita pun merasa lebih nyaman jika dibandingkan dengan cara lainnya. Tetapi karena terapi ini diberikan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama tentunya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi dari pemasangan infus, salah satunya adalah flebitis (Hinlay, 2006).
Terdapat berbagai macam cairan infus dengan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga mempengaruhi efek dari pemberian masing-masing jenis cairan infus terhadap volume cairan di dalam ruang intravaskuler dan juga efek lainnya yang dihasilkan oleh setiap cairan koloid, khususnya adalah efek samping.
Cairan KA-EN 4A merupakan Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal. Selain bermanfaat dalam bidang keperawatan, cairan ini juga mempunyai efek samping serta kontraindikasi

B.    Rumusan Masalah
1.      Apakah indikasi dan kontraindikasi cairan KA-EN 4A?
2.      Apa sajakah komposisi cairan KA-EN 4A?
3.      Apa sajakah efek samping cairan KA-EN 4A?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui  indikasi dan kontraindikasi cairan KA-EN 4A.
2.      Untuk mengetahui  komposisi cairan KA-EN 4A.
3.      Untuk mengetahui  efek samping cairan KA-EN 4A.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Pengertian Infus
Pemasangan infuse  merupakan tekhnik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit. (Eni Kusyati 2006. hal:267)
Pada kondisi tertententu, pemberian cairan intra vena diperlukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi kebutuhan cairan eksternal secara langsung. Secara umum, tujuan terapi intra vena adalah untuk memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengkonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah asupan elektrolit untuk menjaga kesimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut air, serta menjadi media untuk pemberian obat melalui vena. Lebih khusus, terapi intra vena di berikan pada pasien yang mengalami syok,intoksikasi berat, pasien pra dan pasca bedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu. (Mubarok, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.2007 Hal:92-94)
Pemberian cairan infuse dapat di berikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Pemberian cairan infuse ke dalam vena (pembuluh darah pasien) di antaranya pada vena lengan (vena safalika basilea dan mediana kabiti), pada tungkai (vena sakena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti : vena temporalis krontolis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu. (Hidayat,A Aziz alimul dan musrifatul ulyah. 2005. Hal:73-75).

B.    Cairan Intra Vena
Jenis cairan intravena yang biasa di gunakan meliputi
  1. Larutan nutrien.
Larutan ini berisi beberapa jenis karbohidrat (mis., dekstrosa dan glukosa) dan air. Larutan nutrien yang umum digunakan adalah 5°ro dekstrosa dalam air (D5W), 3,3% glukosa dalam 0,3%, NaCI, dan 5°/0 glukosa dalam 0,45% NaCl. Setiap 1 liter cairan Dextrose 5% mengandung 170-200 kalori; mengandung asam amino (Amigen, Ananosol, Travamin) atau lemak (Lipomul d-an Lyposyn).
  1. Larutan elektrolit.
Larutan elektrolit melipvti lamtan saline, baik isotonik, hipotonik,
maupun hipertonik. Jenis larutan elektrolit yang paling banyak digunakan adalah normal salin (isotonik), yaitu NaC10,9%. Contoh larukan elektrolit lainnya adalah laktat Ringer (Na’}, K’, Cl-, Ca-’) dan cairan Butter (NaK+ Mgz+ Cl-, HC03 ).
  1. Cairan asam-basa.
Jenis cairan yang termasuk cairan asam-basa adalah natrium laktat dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan sejenis garam yang dapat mengikat ion H’ dari cairan sehingga mengurangi keasaman lingkungan.
  1. Volume ekspander.
Jenis larutan ini berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah atau plasma, misalnya pada kasus hemoragi atau kom­bustio berat. Volume ekspander yang umttm digunakan antara lain dekstran, plasma, dan albumin serum. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan tekanan osmotik darah. (Mubarok, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.2007 Hal:92-94).

C.    Tujuan
  1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
  2. Infuse pengobatan dan pemberian nutrisi (Aziz, musrifah. 2004. Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia. Jakarta: EGC)
  3. Memulai dan mempertahankan terapi cairan IV. (Eni Kusyati 2006. hal:267)

D.    Persiapan Alat Dan Bahan
1.    Cairan infus
2.    Infus set
3.    jarum infuse (20-22G untuk dewasa, 24-26G untuk anak-anak)
4.    pengalas
5.    tourniquet (untuk membendung aliran darah vena)
6.    kapas alcohol
7.    plaster
8.    gunting
9.    pencukur rambut
10. kassa steril
11. betadin
12. bengkok
13. sarung tangan sekalipakai
14. spolk (bila perlu).




BAB III
CAIRAN KA-EN 4 A

A.     Indikasi
  1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
  2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal
  3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

B.    Kontraindikasi
1.      Pasien dengan natrium yang berlebihan
2.      kerusakan hati yang parah
3.      galaktosa - glukosa sindrom malabsorpsi.

C.    Komposisi
  1. Na 30 mEq/L
  2. K 0 mEq/L
  3. Cl 20 mEq/L
  4. Laktat 10 mEq/L
  5. Glukosa 40 gr/L

D.    Dosis
Untuk bayi dan neonatus, dosis harus disesuaikan dengan kondisi pasien , umur dan berat badan.
E.     Tindakan Pencegahan Khusus
Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gagal jantung kongestif (CHF), edema perifer dan paru , gangguan fungsi ginjal , preeklamsia, hypoproteinemia, awal negara pasca-trauma, sepsis berat, asidosis, penurunan output urin karena penyakit saluran kemih obstruktif dan diabetes mellitus .
C.    Efek samping
Cerebral, paru dan edema perifer , intoksikasi air dapat terjadi dengan lebih dari infus. Tromboflebitis dan trombosis vena yang dipilih

D.    Deskripsi
Setiap liter larutan mengandung elektrolit ( mEq / L ) : Sodium 30 , klorida 20 dan laktat Glukosa 10 : . 40 g / L (160 kcal / L) .
MIMS Kelas Elektrolit
ATC Klasifikasi B05BB02 - elektrolit dengan karbohidrat ; Milik kelas solusi mempengaruhi keseimbangan elektrolit yang digunakan dalam IV solusi. Klasifikasi : G
Presentasi / Packing soln untuk infus 500 mL .
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXWLqp5sCGObobVD_ZZtZrcRy2-oXvitXQbEBYZP7H8FB3u57csEpcp0PllHqdCfRUYYk9zWUKO5j6ymlN8ISoQKbqGSjkOIdK3GHLsOkFnvPMwuVm3UWZWQBIDPSYs0M-z6DBKb8catk/s1600/kaen-4a-besar.jpg
BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Cairan KA-EN 4A merupakan Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal. Selain bermanfaat dalam bidang keperawatan, cairan ini juga mempunyai efek samping serta kontraindikasi.

B.    Saran
Mencari dan mempraktekkan pengetahuan yang banyak, terutama komposisi cairan infus. Dengan kita mengetahui semua, maka akibat kecelakaan di semua tempat terutama rumah sakit tidak terulang lagi. Dan pasien menjadi lebih baik dalam penanganan kepada perawat. Dengan adanya makalah ini, saya harapkan para perawat menjadi paham dan mengerti





DAFTAR PUSTAKA

1.     Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Edisi5. Jakarta: EGC
2.     Poter, Perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi 4 vol 2. Jakarta : EGC. Hal 1647-1655
3.     Kusyati, Eni. dkk. 2006. Keterampilan  dan  Prosedur laboratorium. Jakarta. EGC. Hal:267
4.     Hidayat,A Aziz alimul dan musrifatul ulyah. 2005. Buku Saku: Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC. Hal:73-75
5.     Mubarok, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.2007.Buku Ajar: Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EG. Hal:92-94





No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...