

Disusun Oleh :
INTAN PERMATA RIVAI
NIM : BT 13 02 1
KELAS : I D
AKADEMI
KEBIDANAN BATARI TOJA
WATAMPONE
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Organ Genetalia Eksterna dan Interna” tepat pada waktunya.tugas ini dibuat untuk menambah
pengetahuan kami dalam meningkatkan ilmu pengetahuan yang kami miliki .
Dalam
penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak.karena itulah ,saya ingin mengucapkan terimah kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran saya dalam
menyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan sehingga penulis memerlukan kritik dan saran dalam perbaikan
makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Watampone, 10 April 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang......................................................................................1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................1
C.
Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
I.
Alat Genetalia
Wanita …………………………...............................…..…2
A. Alat Genetalia Eksterna…………………………………………...….2
B.
Alat Genetalia
Interna………………………………………………...6
II.
Alat Genetalia
Pria.....................................................................................13
A. Alat Genetalia Eksterna…………………………………………..…13
B.
Alat Genetalia
Interna……………………………………………….17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………….21
B.
Saran...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem reproduksi
manusia dibedakan atas sistem
reproduksi pria dan wanita. Pria dan wnita memiliki
ciri yang berbeda. Ciri-ciri tersebut meliputi ciri kelamin primer dan ciri kelamin skunder.
Ciri
kelamin primer adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kemampuan
menghasilkan gamet. Pada pria, ciri kelamin primernya adalah ditandai dengan
mengalami mimpi basah, dimana pada masa
ini testis sudah
menghasilkan sperma dan hormon
testoteron. Pada wanita, ciri kelamin primernya adalah ditandai dengan tumbuhnya rahim dan ovarium
yang mampu menghasilkan ovum dan hormon
seks dan pada masa ini wanita sudah
mengalami mentruasi
Ciri skunder merupakan ciri yang tampak dari luar sehingga kita mampu membedakan pria dan
wanita. Pada pria, ciri kelamin skunder
adalah berjakun, berkumis, suara besar dan pinggul ramping. Pada wanita, ciri
kelamin skunder adalah suara nyaring pinggul membesar dan memiliki kelenjar susu.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis membahas
masalah :
1.
Apa sajakah yang termasuk alat
genetalia wanita?
2.
Apa sajakah yang termasuk alat
genetalia pria?
C. Tujuan
1.
Mengetahui organ genetalia wanita secara externa dan interna
2.
Mengetahui organ genetalia pria secara externa dan interna
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Alat Genetalia Wanita
A.
Alat
Genetalia Eksterna

Disebut vulva yaitu berntuk lonjong dengan ukuran panjang
dari muka ke belakang . meliputi :
1.
Mon
veneris pubis
Suatu bantalan
jaringan lemak yang ditutupi oleh kulit, yang terletak di atas
symphysis pubis. Setelah pubertas akan ditumbuhi rambut (pubes). Mons pubis
banyak mengandung kelenjar sebacea (minyak). Karena adanya bantalan lemak
bagian ini sangat berperan dalam hubungan seksual dan dapat melindungi simfisis
pubis saat coitus dari trauma. Dengan meningkatnya usia, lemak bawah kulit
berkurang termasuk dibagian mons pubis., selain itu rambut pubis pun akan
menjadi tipis.
2.
Labia
majora dan labia minora
a.
Labia majora
Dua lipatan membulat besar jaringan lemak
yang tertutup oleh kulit yang bertemu di depan pada mons
pubis. Pada saat kedua labia majora berjalan ke belakang ke
arah anus, kedua labia menjadi lebih datar dan menuju ke depan corpus
perinealis. Bagian akhir ligamentum terus berinsersi pada jaringan
lemak ini. Permukaan sebelah
dalam labia majora halus dan mengandung banyak
kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebacea), sedangkan permukaan luarnya
setelah pubertas akan tertutup
oleh rambut.
b.
Labia minora
Dua lipatan kulit yang berwarna merah muda yang lebih kecil terletak memanjang di bagian dalam labia
majora. Kedua labia minora ini halus,
tidak tertutup oleh rambut, tetapi mengandung
sejumlah glandula sudorifera dan glandula sebacea. Daerah yang ditutupi oleh kedua labia minora ini
disebut vestibulum. Masing – masing
labium minus terbagi menjadi dua lipatan di bagian anterior. Lipatan bagian atas mengelilingi klitoris dan bertemu untuk membentuk prepusium. Dua lipatan
bagian bawah melekat pada permukaan
bawah klitoris dan disebut frenulum.
Di bagian posterior kedua labia
minora bertemu untuk membentuk lipatan tipis yang disebut fossa vestibuli vaginae (fourchette),
yang dapat
mengalami robekan pada terjadinya robekan perineum derajat satu selama melahirkan.
3.
Klitoris
(kelentit)
Merupakan struktur kecil, sangat
sensitif (peka) dan erektil yang terletak di dalam lipatan preputium dan
frenulum. Seperti telah diterangkan di depan, klitoris terdiri dari dua korpus,
yaitu corpora
cavernosa yang terletak berdampingan satu sama lain dan memanjang ke belakang untuk melekat pada periosteum dari corpus ossis
pubis. Klitoris merupakan struktur yang dapat disetarakan dengan penis pada pria, tetapi tidak
seperti penis, pada klitoris tidak terdapat
urethra.
4.
Vestibulum
Untuk memeriksa vestibulum, maka kedua lipatan labia minora
harus dipisahkan (dibuka) agar
vestibulum tampak. Terdapat enam muara pada
vestibulum.
a.
Meatus uretrae dikenal sebagai
ostium urethra externum, dan muara ini terletak 2,5 cm dibawah klitoris,
b.
Dua duktus skene yang berjalan
sejajar dengan urethra sepanjang kira-kira 6 cm, dan kemudian bermuara pada
kedua sisi ostium urethra externum.
c.
Ostium vaginae juga disebut sebagai introitus vaginae, dan
ini menempati dua pertiga bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo intacta)
ostium vaginae ini ditutupi oleh
hymen, yaitu suatu membran (selaput) berlubang-lubang yang dapat dilewati
darah menstruasi. Hymen akan robek pada saat koitus (hubungan seks) dan
laserasi lebih lanjut terjadi pada saat melahirkan, dan sisa robekan tersebut
dikenal sebagai caruncula myrtiformis atau curuncula hymenalis.
d.
Dua duktus dan
glandula
Glandula bartholini ini terletak di
kedua sisi vagina, berada pada ligamentum triangulare bentuk dan besar kelenjar
ini sebanding dengan kacang kapri, dan terdiri atas glandula racemosa dan
mensekresi mucus. Duktusnya merupakan muara kelenjar tersebut, dan bermuara di
luar hymen sehingga sekresi kelenjar tersebut akan mempertahankan genetalia
eksterna tetap lembab.
5.
Hymen
Lipatan selaput membran tipis yang
melingkari orifisium vagina. Terdapat berbagai jenis lubang hymen: annular –
cribiformis – septum – imperforatus. Sisa-sisa himen pada multipara disebut
sebagai caruncula Myritiformis. Hymen mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dari
yang semi lunar (bulan sabit), sampai yang berlubang-lubang atau yang ada
pemisahnya (septum), konsistensinya pun berbeda-beda dari yang kaku sampai yang
lunak sekali. Hiatus hymenalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang
seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh dua jari. Pengetahuan tentang bentuk hymen menjadi
penting bila dihadapkan pada kasus-kasus perkosaan. Hymen fimbriata sering
dikacaukan dengan hymen yang sudah robek. Biasanya hymen robek setelah coitus,
meskipun bisa juga karena keadaan tertentu.
Umumnya bila hymen robek saat coitus maka robekan terjadi pada tempat
jam 5 dan jam 7 dan sampai dasar selaput dara itu. Bila telah melahirkan hymen
hanya tinggal sisa-sisa saja sebagai karunkula mirtiformis (kurunkula
hymenalis). Hymen yang tidak berlubang
atau tertutup sama sekali disebut hymen imperforate atau hymen ocdisivum.
6.
Urethra
Letak : urethra meninggalkan ostium
urethra internum pada apex urerthrovesical. Urethra memanjang dari ostium pada
apex trigonum ke ostium urethra eksternum yang bermuara ke dalam vestibulum
vaginae. Bagian inferior urethra terkubur dalam dinding anterior vagina,
sedangkan separo bagian atasnya terpisah dari vagina oleh jaringan pengikat.
Bentuk urethra wanita berbentuk
seperti huruf S dan berupa pipa dengan lubang keluar berupa beberapa crypta
buntu. Crypta tersebut merupakan sisa-sisa kelenjar prostat
(glandula prostatae) embrional. Muara yang paling rendah letaknya, yaitu ductus
skene tidak buntu, tetapi membelok ke bawah dan bermuara pada kedua sisi ostium
urethra pada vestibulum. Ukuran : urethra wanita jauh lebih
pendek dibandingkan dengan urethra pria. Panjangnya 4 cm, tetapi dapat sangat
memanjang. Diameter lubangnya ada 6 mm, tetapi lubang ini dapat dilebarkan
dengan mudah menggunakan kateter urinarius.
7.
Kelenjar bartholini
dan skene
Merupakan kelenjar terpenting di
daerah vulva dan vagina. Mengeluarkan secret mucus terutama pada waktu coitus.
8.
Perineum
Perineum
merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit, yang membentang antara komisura
posterior dan anus. Panjangnya rata-rata 4 cm. Perineum dibentuk oleh
diafragma pelvis dan diafragma
urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri atas
muskulus levator ani dan muskulus koksigeus dan fasia yang menutupinya.
Diafragma urogenitalis terletak disebelah luar diafragma pelvis, antara tuberkulum iskhiadikum dan simfisis
pubis. Perineum terdiri atas muskulus transversus perinei profunda, muskulus sfingter
uretrae dan fasia yang menutupinya.
B.
Alat
Genetalia Interna

1.
Vagina.
Vagina adalah suatu saluran
berbentuk pipaa atau tabung yang merupakan suatu
lorong yang melengkung ke depan dan terdiri atas muskulo membranosa yang
menghubungkan antara vulva sampai uterus. Panjang
vagina pada dinding depan sekitar 6 -7 cm, dan lebih pendek dari dinding belakang, sedang pada dinding posterior/belakang
panjangnya kira-kira 7-10 cm.
Fungsi vagina adalah sebagai
a.
Saluran keluar uterus.
b.
Alat senggama.
c.
Jalan lahir.
Dua
per tiga bagian vagina sebelah atas merupakan bagian yang berasal dari duktus
mulleri, sedangkan sepertiga bagian bawah berasal dari sinus urogenitalis. Pada puncak vagina ini
menonjol leher rahim yang disebut porsio
uteri. Puncak vagina disebut fornises (forniks), yang terdiri dari forniks anterior, forniks lateral kanan dan
kiri, dan forniks posterior. Kepentingannya
yaitu bahwa dari forniks posterior inilah pemeriksaan dalam. (vaginal examination
atau bimanual examination) dilakukan. Fornik posterior disebut juga reseptakulum seminis, karena disinilah
semen tertarnpung pada saat
bersenggama. Pungsi kavum douglasi juga.melalui forniks posterior. Forniks lateral biasanya dipakai untuk pemeriksaan sitologi vagina. (Siswosudarmo, 1990 hal:5).
Epitel vagina cukup banyak mengandung pembuluh darah dan glikogen,
tetapi tidak berisi kelenjar. Glikogen oleh kuman. Doderline
diubah menjadi asam laktat, sehingga pH
vagina berkisar antara 4 - 5,
menyebabkan cairan sedikit asam. Cairan ini berasal dari traktus genetalis atas
atau bawah.
Insidens
infeksi vagina akan meningkat apabila pH naik di atas 5. Cairan yang terus mengalir dari vagina ini
mempertahankan kebersihan relatif vagina. Oleh karena itu, penyemprotan cairan ke
vagina dalam lingkungan normal
tidak diperlukan atau tidak dianjurkan. Untuk pemeriksaan Pap smear diambil apusan mukosa vagina dari
forniks posterior vagina dan merupakan
kerokan sambungan squamo kolumnar serviks.Vagina relatif tidak sensitif karena hanya mengandung akhiran-akhiran saraf
bebas.
Menurut Herbst, dkk., daerah G (G-Spot) ialah daerah didinding vagina anterior di bawah uretra yang didefirlisikan
oleh Graefenberg sebagai bagian yang analog dengan kelenjar prostat pria. Selama bangkitan seksual, daerah G dapat distimulasi sampai timbul orgasme yang disertai ejakulasi cairan yang sifatnya sama dengan cairan
prostat ke dalam uretra (Bobak, dkk,
2004, hal: 39).
2.
Uterus
Uterus terletak di panggul kecil,
sebelah depan dibatasi oleh kandung kencing dan disebelah belakang oleh rektum.
Bentuk uterus seperti buah Advokat
atau buah peer yang sedikit gepeng kearah muka belakang. Dua lembar peritoneum menutupi bagian ini, bagian kanan dan kirinya bersatu membentuk ligamentum latum. Lipatan peritoneum disebelah depan longgar, yang disebut plika vesikouterina,
kavum douglas merupakan kantong
terletak disebelah belakang'lipatan peritoneum antara uterus dan rektum. Di sebelah lateral ia berhubungan
dengan struktur-struktur yang ada didalam ligamentum latum yaitu :
a.
Tuba fallopi
b.
Ligamenturn rotundum.
c.
Ligamentum ovarii propniufn.
d.
Arteri dan vena
Di
sebelah lateral terdapat ureter yang berjalan sejajar serviks dengan dengan
jarak 8 - 12 mm, untuk kemudian menyilang arteri uterina dari sebelah , belakang bawah, kira-kira 1,5 cm dari
forniks lateralis, berjalan ke tengah masuk vesika urinaria.
Uterus terdiri dua bagian utama,
yaitu serviks dan korpus. Hubungan antara cavum uteri dan
canalis servikalis disebut ostium uteri internum,sedangkan muara canalis
sevikalis dalam vagina disebut ostium utreri eksternum. Bagian serviks antara ostium uteri internum anatomikum dan ostium uteri hystoligicum disebut ithmus
uteri. Bagian
tersebut melebar selama kehamilan dan disebut segmen bawah rahim.
Korpus
uteri biasanya membentuk sudut kedepan terhadap serviks. Keadaan ini disebut antefleksi. Bisa
juga posisi uterus retrofleksi atau lurus. Posisi
ini dipengaruhi oleh isi kandung kecing dan retum pada orang dewasa yang belum
pernah melahirkan, besar uterus kira-kira setelur ayam panjang 7 - 8 cm dan lebar 4 - 5 cm.
Serviks
terbenam dalam jaringan yang disebut parametrium, yang hanyak mengandung otot polos.
Bagian serviks yang menonjol kedalam puncak vagina disebut posio vaginalis atau disingkat portio. Uterus
difiksasi didalam rongga pelvis
minor atau panggul kecil oleh :
a.
Ligamentum
kardinale sinistrum et dekstrum
Merupakan ligamentum yang mengandung otot polos yang merupakan refleksi fasia
endopelvika dan tersusun longitudinal, berasal
dari serviks dan vagina, membentang dari serviks ke dinding lateral
panggul dan merupakan penggantung/fiksasi uterus yang utama
(terletak dikiri dan kanan dari serviks
setiggi ostium uteri internum ke dinding panggul, menghalangi
pergerakan kekiri atau kekanan).
b.
Ligamentum
sakrouterinum sinistrum et dekstrum
Merupakan refleksi fasia endopelvika
yang ditutupi peritoneum viserale dan juga mengandung serabut-serabut
otot polos didalamnya banyak serabut-serabut saraf yang bersatu dengan periosteum
vertebra - sakralis IV. Ia berjalan dari serviks uteri, ke belakang
lateral. Fungsi ligamentum ini ini adalah menarik itmus dan serviks ke
belakang, sehingga ikut mempertahankan
posisi antefleksi.
c.
Ligamentum rotundum
Berpangkal pada
korpus uteri tepat di bawah ligamentum
ovarii propriu. Ia berjalan ke lateral bawah, masuk kedalam kanalis inguinalis bersama-sama n.ilioinguimhs dan n.labialis. Serabut-serabutnya
berakhir dalam jaringan ikat labia mayora. Fungsi menjaga uterus dalam
posisi antefleksi. Secara
ontogenetis identik dengan gubernakulum
testis. Pada waktu kehamilan mengalami hipertropi dan dapat diraba
dengan pemeriksaan luar.
d.
Ligamentum Latum
Adalah dua
lembar peritoneum yang saling melekat. Di dalamnya
berjalan arteri, versa, saraf, dan limfe. Sebagai alat penggantung, fungsinya hanya minimal.
e.
Ligamentum infundibulopelvikum
Dua buah kiri
kanan dari infundibulum ovarium ke dinding panggul. Ligamentum ini menggantung
uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum
ovarii proprium.
f.
Ligamentum vesiko uterine
Ligamntum yang berjalan
dari uterus ke kandung kencing.
Dinding
rahim terdiri dari 3 lapisan :
1)
Perimetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi
dinding uterus bagian luar.
2)
Myometrium (lapisan otot)
Merupakan lapisan yang paling tebal
terdirl dari otot-otot polos yang
disusun sedemikian rupa sehingga mendorong isinya keluar pada persalinan
diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembuluh limfa dan urat
saraf.
3)
Endometrium
Merupakan lapisan bagian dalam dari
corpus uteri yang membatasi cavum
uetri. Pada
endometrium didapati lubang-lubang kecil merupakan muara-muara dari saluran-saluran kelenjar
uterus yang dapat menghasilkan sekret
alkalis yang membasahi cavum uteri.
Epithel endometrium berbentuk silindris. Tebal susunanya dan faal berubah
secara siklus karena dipengaruhi
hormon-hormon ovarium. Dalam kehamilan ovarium
berubah menjadi desidua.
Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan
peremajaan endometrium, kehamilan dan
persalinan.
3.
Tuba
uterine
Tuba uterina keluar
dari korpus uteri, terdapat pada tepi atas ligamentum Latum, berjalan kearah lateral, mulai dari kornu uteri kanan dan kiri. Panjang 8 -14 cm dengan diameter
kira-kira 0,6 cm. Terdiri atas:
a.
Pars intertisialis (intra murraris),
yang terletak didalam uterus (myometriurn) merupakan bagian tuba yang
berjalan pada dinding uterus mulai dari ostium interna tubae.
b.
Pars Ithmica
bagian tuba setelah keluar dinding uterus, merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit.
c.
Pars Ampularis
bagian tuba antara pars isthmica dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling
lebar dan berbentuk S. Ampula membangun segmen distal dan segmen.tengah tuba. Sperma dan ovum bersatu dan fertilisasi terjadi di ampula.
d.
Pars Infunclibulum, merupakan bagian. yang paling distal, dilengkapi dengan fibria /umbai-umbai dibagian
ujungnya, sedang lubangnya disebut
ostium abdominalistubae. Firnbriae menjadi bengkak dan hampir erektil saat ovulasi.
Tuba ditutupi seluruhnya oleh peritoneum (mesosalping)
Otot-otot pada tuba selalu kontraksi
secara rutin. Kecepatan kontraksi paling tinggi pada saat ovulasi dan paling
rendah pada saat hamil. Fimbria dapat mencapai
ovarium melalui kontraksi otot polos yang ada didalamnya bila ukurannya terlalu panjang. Selain itu
hormon estrogen dan progtaglandin diketahui juga memepengaruhi gerakan peristaltik.
Selama berada dalam tuba, sel-sel kolumnar
mensekresi nutrien untuk menyokong ovum.
Secara antogenis tuba berasal dari duktus mulleri bagi
tuba fimbrae pening artinya untuk menangkap telur untuk kemudian menyalurkan kedalam tuba. Bentuk
infundibulum seperti anemone (binatang laut). Bagian luar
tuba diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari ligamentum latum.
Otot di dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan
otot sirkuler. Lebih ke dalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat
dengan sel-sel yang besekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk
menyalurkan telur atau hasil konsepsi searah cavum uteri dengan arus yang
ditimbulkan oleh rambut getar tersebut.
4.
Ovarium
(indung Telur)
Ovarium ada dua
dikiri dan kanan uterus. Ovarium terletak di fosa ovarika yang merupakan suatu cekungan pada percabangan arteri
iliaka eksterna dan arteri hipogastrika. Besar ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Ada dua ligamentum yang menggantung
ovarium yaitu:
a.
Ligamentum ovarii proprium yang
menggantung ke uterus.
b.
Ligamentum supensorium ovarii
(infundibulopelvikum) yang menggantung ke dinding lateral panggul.
Ovarium
terdiri dua bagian yaitu bagian luar (cortex) dan bagian
dalam (medula). Pada cortex terdapat
folikel-folikel primordial, pada cortex terdapat
pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh limpa. Secara ontognis ada tiga unsur yang membentuk jaringan
ovarium, yaitu :
a.
Epitel coelom
(mesotelium) yang menjadi pelapis ovarium dan sel-sel folikuler (granulosa).
b.
Sel-sel germinal (asal dari sel-sel
endodermal priinitif dari dinding yolk-sac
dekat pangkal alantois).
c.
Sel-sel mesenkim lain yang menjadi
sel-sel stroma dan sel teka (Siswosudarmo, 1990 hal : 10).
Fungsi
utama ovarium adalah sebagai tempat pemasakaan sel-sel germinal, selain itu ovarium juga berfungsi sebagai sumber produksi
hormone-hormon. Folikel de Graff yang matang terdiri atas:
a.
Ovum, yakni suatu sel besar dengan
diameter kira-kira 0,1 mm, yang mempunyai nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleus pula;
b.
Stratum yang terdiri atas sel-sel granulosum, yakni sel-sel bulat kecil dengan inti
yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada perkembangan lebih
lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi cairan atau likuor follikuli
c.
Teka interna, suatu lapisan yang
melingkari stratum granilosum dengan sel-sel lebih kecil dari pada sel granulose
d.
Diluar teka
interna ditemukan teka eksterna, terbentuk oleh stratum
ovarium yang terdesak.
II.
Alat
Genetalia Pria
Struktur luar genetalia
pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar).
Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan
vesikula seminalis.
A.
Organ
Genetalia Eksterna
1.
Penis
Bagian ini terletak
menggantung ddidepan skrotum, bagian ujung disebut glans penis, bagian tangah
disebut korpus penis, bagian pangkal disebut radiks penis. Kulit ini
berhubungan dengan pelvis, skrotum, dan perineum. Berfungsi untuk menyalurkan dan
menyemprotkan sperma saat ejakulasi

Prepusium yang menutupi glans dipisahkan dari prepusium dan di
dalamnya terdapat ruangan yang dangkal.
a. Fasia superfisialis
Secara langsung berhubungan dengan fasia
skrotum dengan lapisan sel otot polos.
b. Korpora kavernosa penis
Korpora kavernosus penis ditutupi oleh
kapsul kuat yang terdiri atas benang-benang superfisialis dan profunda
mempunyai arah longitudinal dan
membentuk satu salluran.
c. Korpus kavernosa uretra
Merupakan bagian dari penis yang berisi
uretra. Di dalam batang penis terlihat berbentuk silinder lebih kecil dari
kavernosa penis.
d. Glans penis
Bagian akhir anterior dari korpus
kavernosa uretra memanjang kedalam
bentuknya seperti jamur. Glans penis ini licin dan kuat, bagian
perifernya lebih besar hingga membentuk pinggir yang bundar disebut korona
glandis.
e. Bulbus uretra
Merupakan pembesaran bagian posterior 3-4
cm dari korpus kavernosa uretra, letaknya superfisialis dari diafragma
urogenitallis.
Penggantung penis.
a. Ligamentum fundiformis penis : lapisan tebal yang berasal dari
fasia superfisialis dan dari dinding abdominalis anterior diatas pubis.
b. Ligamentum suspensorium penis : berupa benang berbentuk segitiga.
Bagian eksterna dari fasia profunda menggantunf pada dorsum, sedangkan akar
penis ke bagian inferior linea alba, simpisis pubis, dan ligamentum arkuarta
pubis, kruris iskhio pubis dan bulbus diafragma urogenitalis sebagai alat
penggantung penis.
Pembuluh darah penis
a. Arteri pudenda interna : cabang arteri hipogastrika yang menyuplai
darah untuk ruangan kavernosa.
b. Arteri profunda penis : cabang dari arteri dorsalis penis,
bercabang terbuka langsung ke ruangan kavernosa. Cabang kapiler ini akan
menyuplai darah ke trabekularuangan kavernosa dan dikembalikan ke vena pada
dorsum membentuk vena dorsalis penis melewati permukaan superior korpora lalu bergabung dengan yang lain.
Saraf penis
Merupakan cabang dari nervus pudendus dan pleksus.
2.
Skrotum
Skrotum adalah
berupa kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak, memiliki sedikit jaringan
otot yang berada dalam pembungkus disebut tunika vaginalis. Sepasang skrotum
ini menggantung didasar pelvis. Pada bagian depan skrotum terdapat penis dan
dibelakangnya terdapat anus. berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau
suhu
Lapisan skrotum
a. Kulit : warna kecoklatan, tipis, dan mempunyaiflika/rugae.
b. Tunika dartos : berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang
basis skrotum.
3.
Testis
Testis merupakan
tempat dibentuknya spermatozoa dan hormon laki-laki,terdiri dari
belahan-belahan yang disebut tubulus testis.selain hormon FSH dan LH, tubulus
testis juga menghasilkan hormon testoteron yang menimbulkan sifat kejantanan
setelah masa pubertas. Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah
zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah
dari testis kanan. Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan
membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).
a. Pembungkus testis
1) Fasia spermatika eksterna
Suatu membran yang tipis memanjang kearah
bawah diantara fenikulus dan testis lalu berakhir pada cincin subkutan
inguinalis.
2) Lapisan kremastika
Terdiri atas selapis otot dimana lapisan
ini sesuai dengan muskulus obliqus abdominis internus dan fesies abdominis
internus.
3) Fasia spermatika interna
Suatu membran tipis dan menutupi
fenikulus dan spermatikus.
b. Pembuluh darah testis
1) Arteri pudenda eksterna pars
superfisialis merupakan cabang dari arteri femoralis.
2) Arteri perinealis
superfisialis cabang dari arteri pudenda interna
3) Arteri kremastrika cabang dari arteri apigastrika
inferior
4) Untuk pembuluh darah vena mengikuti arteri
c. Persarafan
1) Nevus ilio inguinalis.
2) Nervus lubo inguinalis cabang dari pleksus lumbalis.
3) Nervus perincalis pars superfisilis.

B.
Organ
Genetalia Interna
1.
Vesika
seminalis
Vesika seminalis
merupakan dua ruangan diantara fundus kandung kemih dan rektum. Masing-masing
ruangan berbentuk piramid, dimana permukaan anteior berhubungan dengan fundus
kandung kemih, sedangkan permukaan posterior terletak diatas rektum yang
dipisahkan fasia rekto vesikalis.
2.
Kelenjar
prostate
Glandula prostat terdapat
dibawah orifusium uretra interna dan sekeliling permukaan uretra, melekat
dibawah kandung kemihdalam rongga pelvis dibawah posterior simpisis pubis.
Prostat merupakan suatu kelenjar yang mempunyai empat lobus (posterior,
anterior, lateral, dan medial). Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan
membesar sejalan dengan pertambahan usia.Fungsi kelenjar prostat adalah mengeluarkan cairan alkali seperti
susu yang mengandung asam sitrat yang berguna untuk melindungi spermatozoa
terhadap tekanan pada uretra.
Prostat dipertahankan posisinya oeh
bagian-bagian:
a. Ligamentum pubo prastatika
b. Lapisan dalam dipragma urogenitalis
c. Muskulus levator ani pars anterior
d. Muskulus levator ani prostat bagian dari muskulus levator ani.
Pembuluh darah dan
arteri
a. Arteri pudenda interna
b. Arteri cesicalis inferior
c. Arteri haemorodalis medialis (arteri rektalis media).
3.
Epididimis
Saluran halus yang
panjangnya ±6 cm, terletak sepanjang atas tepi dan belakang testis. Terdiri
atas :
a. Kaput pididimis berhubungan erat dengan bagian atas testis sebagai
duktus eferens dari testis,
b. Kaput epididimis (badan) ditutupi oleh membran serosa servikalis
sepanjang pinggir posterior,
c. Kauda epididimis (ekor) disebut juga globulus minor ditutupi oleh
membran serosa berhubungan dengan duktus deferens,
d. Ektremitas superior (bagian yang besar),
e. Ekstremitas inferior (seperti titik).
Fungsi Epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan
ruang serta lingkungan untuk proses pematangan sperma.
4.
Duktus
deferens
Duktus deferens
adalah duktus dari testis dan merupakan lanjutan dari kanalis epididimis dengan
panjang 50-60 cm. Mulai dari bagian bawah, kauda epididimis berbelit-belit,
secara berangsur-angsur naik sepanjang pinggir posterior testis dan sisi
medialis bagian fenikulus spermatikus melalui cincin kanalis inguinalis, lalu
masuk ke fenikulus spermatika membelok sepanjang sisi lateral arteri
epigastrika, kemudian menjurus kebelakang agak turun ke fossa iliaka eksterna
mencapai kavum.
5.
Uretra
Pada pria, organ ini merupakan saluran
kemih dan saluran ejakulasi. Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan ejakulasi
karena diatur oleh kegiatan kontraksi prostat. Uretra berfungsi 2 fungsi:
a. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung
kemih
b. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
6.
Fenikulus
spermatikus
a. Pembuluh darah fenikulus spermatikus
1) Arteri spermatika interna : cabang dari aorta abdominalis,
2) Arteri spermatika eksterna : cabang dari arteri epigastrika
inferior,
3) Arteri duktus deferens : cabang dari arteri vesikalis inferior,
4) Vena spermatika : mulai dari belakang testis menerima darah dari
epididimis membentuk pompa bagian dari fenikulus spermatikus pembuluh-pembuluh
yang membentuk fleksus banyak sepanjang fenikulus spermati-kus didepan duktus deferens.
b. Pembuluh limfe
Pembuluh limfe terdiri atas du bagian :
permukaan luar dan permukaan dalam. Pembuluh limfe berasal dari permukaan
tunika vaginalis epididimis dan korpus testis. Pembuluh ini akan membentuk 4-8
traktus dan berakhir pada bagian lateral dari pronatik dan nervus llumbalis II.
c. Pembuluh saraf
Pleksus spermatikus merupakan saraf
simpatis yang bergabung denga cabang dari pleksus pelvis yang menyertai arteri
duktus deferens.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alat reproduksi wanita dibagi atas 2 bagian :
Alat
reproduksi luar ( genetalia eksterna ) : Dalam arti sempit adalah alat
kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi litotomi. Yang
fungsinya dikhususkan untuk kopulasi ( koitus). Alat reproduksi dalam (
genetalia interna) adalah alat kelamin bagian dalam.
B.
Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya
dimiliki oleh semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang
tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar
bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut
akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan
bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar,rustman.1998.Sinopsis
Obstetri.Jakarta:EGC
Bobak, dkk, (2004), Keperawatan
Maternitas, Jakarta: EGC, (Bab I, Hal 29–30)
Hacker and Moor, (2001), Esensial
Obstetri Dan Ginekologi, Jakarta: Hipokrates, (Bab
I, Hal 3 – 9)
Manuaba,Ida Bagus, (2002), Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk pendidikan
Bidan, Jakarta: EGC (Bab II, Hal 80-187)
Williams,
(2005), Obstetri Williams, Jakarta: EGC, (Bab III, Hal 187 –
200)
No comments:
Post a Comment