BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vitamin
bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan fungsi regulator
(pengatur). Vitamin bekerja sama dengan enzim dalam beberapa reaksi kimia. Vitamin
juga penting bagi pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan reproduksi. Vitamin
harus ada dalam tubuh manusia walaupun hanya dalam jumlah kecil karena memiliki
fungsi khusus dan tidak dapat digantikan. Seseorang yang kekurangan vitamin
dapat menderita difisiensi atau avitaminosis (menderita
penyakit skorbut, pendarahan kulit, kerusakan sendi). Sedangkan kelebihan suatu
jenis vitamin disebut hipervitaminosis.
Hingga
saat ini belum semua jenis avitaminosis dapat diketahui. Pada umumnya seseorang
menderita avitaminosis karena cara pengolahan makanan yang dapat mengurangi
atau merusak vitamin. Buah dan sayuran segar sangat membantu penyediaan
vitamin. Dalam bahan pangan vitamin hanya terdapat dalam jumlah yang relative
sangat kecil dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda. Vitamin tersebut pada
umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama yaitu vitamin yang larut
dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
Golongan
pertama oleh Kodicek (1971) disebut prakoenzim (procoenzyme) dan bersifat
larut dalam air. tidak disimpan oleh tubuh, tidak beracun, dan
diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin,
asamnikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12
(disebut golongan vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam
lemak disebutnya alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini
terlalu banyak dimakan akan tersimpan dalam tubuh dan memberikan gejala
penyakit tertentu (hipervitaminosis) yang juga membahayakan.
Oleh
karena itu kebutuhan vitamin dalam tubuh harus terpenuhi dengan kata lain tidak
kurang dan tidak lebih. Dalam aktivitas sehari-hari tubuh sangat memerlukan
vitamin yang digunakan sebagai pengatur metabolisme dalam tubuh terutama
vitamin C (asam askorbat). Dalam makalah ini yang akan dibahas yaitu vitamin C,
atau salah satu vitamin yang larut dalam air.
B. Rumusan
Masalah
1
Apa pengertian dari vitamin C?
2
Bagaimana sejarah ditemukannya
vitamin C?
3
Apa sifat yang terdapat pada vitamin
C?
4
Bagaimana proses metabolisme vitamin
C dalam tubuh?
5
Apa fungsi dari mengkonsumsi vitamin
C?
6
Apa saja sumber vitamin C?
7
Apa akibat kekurangan vitamin C?
8
Apa akibat kelebihan vitamin C?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1.
Dapat mengetahui definisi vitamin C
2.
Dapat mengetahui sejarah
ditemukannya vitamin C.
3.
Dapat mengetahui sifat-sifat dari
vitamin C.
4.
Dapat mengetahui proses metabolisme
vitamin C dalam tubuh.
5.
Dapat mengetahui fungsi vitamin C.
6.
Dapat mengetahui sumber-sumber
vitamin C.
7.
Dapat mengetahui akibat kekurangan
vitamin C.
8.
Dapat mengetahui akibat kelebihan
vitamin C.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Vitamin C adalah
asam organik yang terasa asam, berbentuk kristal putih, akan lebih tahan
terhadap panas lama, stabil dalam bentuk kering tetapi mudah teroksidasi dalam
keadaan larutan dan basa.
B.
Sejarah
Penyakit scurvy telah dikenal sejak
abad ke-15 yaitu penyakit yang banyak diderita oleh pelaut yang berlayar selama
berbulan-bulan serta bertahan dengan makanan yang dikeringkan dan biskuit.
Penyakit ini menyebabkan pucat, rasa lelah berkepanjangan diikuti oleh
perdarahan gusi, perdarahan di bawah kulit, edema, tukak, dan pada akhirnya
kematian.
1.
Tahun 1750, Lind
seorang dokter dari skotlandia menemukan bahwa scurvy dapat dicegah dan diobati
dengan memakan jeruk.
2.
Tahun 1795. Admiral
Inggris, menetapkan bahwa jeruk segar sebuah per hari harus diberikan pada para
pelaut yang berlayar dari Angkatan Laut Inggris.
3.
Tahun 1865. Kamar
Dagang Inggris, memberlakukan wajib untuk mengkonsumsi jeruk segar bagi pelaut
dari kapal dagang.
4.
Tahun 1932,
Szent-Gyorgyi dan C. Glenn King berhasil mengisolasi zat antiskorbut dari
jaringan adrenal, jeruk, dan kol yang dinamakan vitamin C. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan
Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan
ini. Zat ini kemudian berhasil disintesis pada tahun 1933 oleh Haworth dan
Hirst sebagai asam askorbat.
5.
Tahun 1536, Jacques
Cartier dari Quebec City, Kanada. Menemukan cara untuk menyembuhkan sariawan
dengan teh yang dibuat dari daun-daunan dan belakangan diketahui daun-daunan
tersebut kaya akan vitamin C.
6.
Tahun 1911. Teori
tentang vitamin, dipublikasikan oleh ahli biokimia Polandia tentang 4 senyawa
dalam makanan alami yang bermanfaat untuk mencegah beri-beri, ricket, pellagra,
dan skorbut.
7.
Tahun 1918.
E.V.Mc.Collum, seorang warga Amerika memulai pembauran sistem penamaan vitamin,
yakni “komponen A yang larut dalam lemak”.
C. Sifat
1.
Vitamin C
adalah kristal putih yang mudah larut dalam air.
2.
Dalam
keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut.
3.
Mudah
rusak karena berseuntuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas.
4.
Oksidasi dipercepat
dengan kehadiran tembaga dan besi.
5.
Tidak
stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam.
6.
Vitamin
yang paling labil.
7.
Berat
molekul 150.000.
8.
Ko-enzim
mengandung 6 atom tembaga untuk setiap molekul protein.
9.
Berperan
dalam batas yang luas dari pH 4-7, tetapi pengaruh maksimal adalah antara pH
5,6 – 6,0 dan jika pH diturunkan 2,0 maka enzim menjadi inaktif.
D.
Metabolisme
Vitamin C mudah
diabsorpsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus
halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorpsi
adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai
12 gram (sebagai pil) hanya diabsorpsi sebagai 16%. Vitamin C kemudian dibawa
ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal,
pituitari dan retina.
Tubuh dapat
menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila konsumsi mencapai 100 mg sehari. Jumlah
ini dapat mencegah terjadinya skorbut selama tiga bulan. Tanda-tanda skorbut
akan terjadi bila persediaan tinggal 300 mg. Konsumsi melebihi taraf kejenuhan
berbagaija ringan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk asam oksalat. Pada
konsumsi melebihi 100 mg sehari kelebihan akan dikeluarkan sebagai asam
askorbat atau sebagai karbon dioksida melalui pernapasan. Walaupun tubuh
mengandung sedikit vitamin C, sebagian tetap akan dikeluarkan. Makanan yang
tinggi dalam senga atau pektin dapat mengurangi absorpsi sedangkan zat-zar di
dalam ekstark jeruk dapat meningkatkan absorpsi.
Status vitamin C
tubuh ditetapkan melalui tanda-tanda klinik dan pengukuran kadar vitamin C di
dalam darah. Tanda-tanda klinik antara lain, perdarahan gusi dan perdarahan
kapiler di bawah kulit. Tanda dini kekurangan
vitamin C dapat diketahui bila kadar
vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl.
E.
Fungsi
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di
dalam tubuh sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang
kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam
reaksi-reaksi hidroksilasi. Beberapa turunan vitamin C ( seperti asam eritrobik
dan askorbik palmitat) digunakan sebagai antioksidan, di dalam industri pangan
untuk mencegah proses menjadit engik, perubahan warna ( browning) pada
buah-buahan dan untuk mengawetkan daging.
Banyak proses metabolisme dipengaruhi oleh
asam askorbat, namun mekanismenya belum diketahui dengan pasti.
- Sintesis kolagen
- Sintesis karnitin, Serotonin, dll
- Absorpsi dan metabolisme besi
- Absorpsi kalsium
- Mencegah infeksi
- Mempertahankan permeabilitas kapiler darah
- Mencegah timbulnya hipertensi
- Mencegah kanker dan penyakit jantung
F. Sumber
1.
Sayur-sayuran
yang Mengandung Vitamin C
Ada
brokoli, kembang kol, kubis, dan paprika merah. Seperti paprika merah
yaitu
tanaman sejenis cabai yang mana dulunya ditanam di Amerika. Buahnya yang besar
dan warnanya tidak hanya merah, ada hijau dan kuning juga (seperti cabai). Ada
yang mengatakan tanaman ini pedas, ada yang tidak tetapi manis. Buah ini bisa
dibudidaya dimanapun. Bahkan kandungannya 100 gram paprika merah terkandung 190
miligram vitamin C. Kubis sendiri yaitu sayuran daun yang berbentuk bola. Kubis
ini sendiri ditanam di Eropa pertama kali. Kubis sendiri ada 3 macam yang
berwarna hijau pucat, hijau segar, dan keunguan. Dan banyak dibudidaya di
daerah perbukitan atau pegunungan. Karena jika ditanam di dataran rendah, daun
kubis tidak dapat berkembang maksimal dan mudah terserang penyakit.
Kubis sendiri dapat mencegah sariawan karena kandungan vitamin C
dalam kubis 100 gram adalah 161 miligram vitamin C. Lalu ada juga brokoli yaitu
tanaman sayuran yang termasuk kubis-kubisan dan sudah sejak lama di daerah laut
Tengah dan masuk ke Indonesia setelah masa penjajahan. Brokoli ini murni hidup
di cuaca yang dingin. Kemudian warnanya hanya satu yaitu hijau dan mirip dengan
bunga kol. Brokoli yang baik dalam satu sajian sekitar 140 gram brokoli
mengandung sekitar 130 miligram vitamin C. Nah, sekarang sudah paham kan
sayuran apa saja yang mengandung vitamin C, sehingga kebutuhan vitamin C alami
anda tidak hanya dari buah jeruk saja.
2.
Buah-buahan
yang Kaya Vitamin C

Buah yang banyak dengan vitamin C
antara lain pepaya, stroberi, jeruk dan kiwi. Yang biasanya lebih dikenal
memang buah jeruk yang mengandung vitamin C. Buah jeruk mengandung vitamin C 50
miligram setiap 100 gram buah jeruk. Jeruk pun banyak macamnya. Jeruk sendiri
sudah lama tumbuh di Indonesia. Seperti jeruk bali, jeruk purut, dan jeruk
nipis merupakan buah yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Sedangkan pepaya
yaitu tanaman buah yang berasal dari Negara Meksiko yang sekarang sudah banyak
ditanam di Indonesia. Pepaya adalah tanaman buah berumah tunggal sehingga ada
tanaman yang jantan dan ada yang betina. Sedangkan yang betina lah yang
menghasilkan buah. Dalam 100 gram buah pepaya mengandung 62 miligram vitamin C.
Buah selanjutnya yaitu stroberi.
Buah ini paling banyak di hasilkan di Amerika serikat dan merupakan buah
komoditi ekspor yang menguntungkan bagi Negara Amerika. Karena pertumbuhan
ekspornya terus naik dari tahun ke tahun. Di Indonesia, buah ini sering
dijumpai di daerah yang bersuhu dingin seperti di perbukitan jawab barat atau
jawa timur. Kandungan vitamin C setiap 100 gram buah stroberi adalah 82
miligram. Terakhir buak kiwi. Buah ini dulunya bukan kiwi seperti sekarang tapi
gosberi cina. Tapi karena banyak ditanam di Selandia Baru maka buah ini diganti
namanya menjadi kiwi. Penamaannya diambil dari burung yang tidak bisa terbang
yaitu kiwi. Jika dilihat buah kiwilah yang mengandung vitamin C lebih banyak
dari buah jeruk. Untuk setiap 100 gram buah kiwi mengandung 100 miligram
vitamin C.
3.
Sumber
Hewani Vitamin C
Tidak hanya pada buah dan sayuran, pada sumber makanan hewan pun
terdapat vitamin C. Untuk hati ayam setiap 100 gram terkandung vitamin C
sebanyak 33,8 miligram. Tidak ada keterangan lebih lanjut tentang sumber hewani
ini yang mengandung vitamin C. Malah ada beberapa sumber artikel yang
mengatakan untuk mengkonsumsi vitamin C beriringan dalam konsumsi
daging-dagingan. Sehingga jumlah zat besi yang diserap dalam tubuh bisa
maksimal.
4.
Sumber
Makanan Lain yang Banyak Mengandung Vitamin C
Buah
yang masih mengandung vitamin C yang belum tercantum yaitu jambu biji,
kelengkeng, melon, anggur, mangga, nanas, pisang dan alpukat. Kalau sayuran
yang mengandung vitamin C selain yang telah disebutkan diatas seperti cabai
rawit, bayam mentah, sawi, seledri dan mentimum. Seperti susu sapi juga
mengandung vitamin C. Atau produk olahan lainnya seperti minuman bervitamin C
dengan rasa buah-buahan atau susu olahan dengan rasa buah-buahan juga
mengandung vitamin C.
Tabel Nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan
makanan
|
Mg
|
Bahan
makanan
|
Mg
|
Daun
singkong
|
275
|
Jambu
monyet buah
|
197
|
Daun
katuk
|
200
|
Gandaria
(masak)
|
110
|
Daun
melinjo
|
150
|
Jambu
biji
|
95
|
Daun
pepaya
|
140
|
Pepaya
|
78
|
Sawi
|
102
|
Mangga
muda
|
65
|
Kol
|
50
|
Mangga
masak pohon
|
41
|
Kol
kembangbayam
|
65
|
Durian
|
53
|
Bayam
|
60
|
Kedondong
(masak)
|
50
|
Kemangi
|
50
|
Jeruk
manis
|
49
|
Tomat
masak
|
40
|
Jeruk
nipis
|
27
|
Kangkung
|
30
|
Nanas
|
24
|
Ketela
pohon kuning
|
30
|
Rambutan
|
58
|
G. Akibat
Kekurangan
Skorbut dalam bentuk
berat sekarang jarang terjadi, karena sudah diketahui cara mencegah dan
mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lelah, lemah, napas pendek, kejang otot,
tulang, otot dan persendian sakit serta kurang nafsu makan, kulit menjadi
kering, kasar dan gatal, warna merah kebiruan dibawah kulit, perdarahan gusi,
kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan rambut rontok. Di
samping itu luka sukar sembuh, terjadi anemia, kadang-kadang jumlah sel darah
putih menurun, serta depresi dan timbul gangguan saraf. Gangguan saraf dapat
terjadi berupa histeria, depresi diikuti oleh gangguan psikomotor. Gejala
skorbut akan terlihat bila taraf asam askorbat dalam seru, turun di bawah 0,20
mg/dl.
1.
Anemia
Panyakit
ini memiliki gejala kurang energi, lemas, mudah mengantuk, dan pada kondisi
yang lebih parah dapat menyebabkan nafas tersengal-sengal kemudian pingsan.
Anemia sendiri adalah penyakit dimana tubuh kekurangan sel darah merah. Sel
darah merah dihitung dalam jumlah hemogoblin. Biasanya juga terjadi pada wanita
saat menstruasi atau masa kehamilan. Untuk menanganinya biasanya mengkonsumsi
makanan-makanan yang mengandung zat besi. Dengan mengkonsumsi juga vitamin C
untuk dapat mempermudah penyerapan zat besi tersebut. Konsumsi zat besi bisa
pada ikan, daging dan sayur-sayuran. Hindari juga ketergantungan pada obat atau
menghentikannya dulu sampai sel darah merah Anda kembali ke jumlah semula.
2.
Kulit
Kering, Kasar dan Bersisik
Kulit
kering juga bisa terjadi akibat dari kekurangan vitamin C pada tubuh. Pada saat
kulit kering, tentu tubuh dalam keadaan tidak fit atau lelah. Misalnya saja
saat mencoba menggarukkan kuku Anda ke kulit maka dengan jelas ada guratan
putih, maka kulit anda menandakan kulit yang kering. Banyak cara untuk
menganggulangi kulit kering ini. Atau pada sela – sela jari kaki terlihat
banyak kerutan seperti keriput maka sangat mungkin anda sendang kekurangan
vitamin C. Sebabnya banyak, bisa jadi terpapar sinar matahari terlalu lama juga
bisa mengakibatkan kulit kering. Lalu atasilah dengan mengkonsumsi vitamin C
secara harian.
3.
Haemorhages
Pendarahan
ini biasanya pada pendarahan kelopak mata, selaput jala mata, dan memungkinkan
untuk mengakibatkan katarak. Saat kekurangan vitamin C maka pembuluh darah yang
berada pada sekitar mata akan sulit melunak sehingga terjadi pendarahan dalam.
Vitamin C inilah yang berfungsi dalam melunakkan pembuluh darah, serta
memelihara sel-sel yang ada. Serta melindungi mata pada oksidasi yang ada
sehingga mata tidak mudah mengalami penyakit pendarahan internal. Mengkonsumsi
vitamin C harian mampu mencegah dari pendarahan internal ini.
4.
Gingivitis
Biasanya
radang gusi bermula dari plak yang mengendap dan menjadi karang gigi. Akibat
dari penggunaan benang permbersih gigi. Kemudian karang gigi tersebut
mengakibatkan gusi berdarah. Selain itu, kekurangan vitamin C menyebabkan gusi
mudah berdarah sehingga peradangan pun terjadi. Gusi meradang yaitu gusi akan
tampak lebih merah dari yang gusi lain, gusi akan tampak bengkak dan jika
disentuh mudah digerakkan, lalu merasa nyeri dan gusi mulai berdarah. Konsumsi
vitamin C untuk menanggulangi adanya radang gusi ini.
5.
Tulang
Menjadi Kurang Stabil
Kurangnya
konsumsi vitamin C juga dapat mengakibatkan perubahan pada tulang rawan yang
mendukung tulang biasa. Walaupun sebenarnya mengkonsumsi kalsium juga mampu
dalam pembentukan tulang menjadi stabil namun kekurangan vitamin C dapat
mempengaruhi penyakit-penyakit yang menyerang tulang. Dengan kurangnya vitamin
C maka hubungan antar jaringan tubuh terutama antar tulang terganggu. Di sini
tulang rawan dan tulang biasa hubungannya akan terganggu. Sehingga pemberian
vitamin C tetap harus dilakukan untuk mencegah tulang menjadi kurang stabil.
6.
Kerusakan
pada J. Jantung
Jantung
juga menjadi lebih kuat dengan mengkonsumsi rutin vitamin C ini. Saat konsumsi
vitamin C berkurang, maka susunan sel pada pembuluh darah pun rusak, kerusakan
pun akhirnya terjadi pada dinding-dinging jantung. Sel yang rusak akan diisi
oleh kolesterol dan penyakit jantung pun bisa terjadi dengan banyaknya
kolesterol yang terisi pada sel yang rusak ini. Sehingga otot jantung pun
melemah. Mengkonsumsi vitamin C inilah yang akan menyehatkan otot jantung yang
terdiri dari jaringan pembuluh darah dan memacu kolesterol yang dibuang melalui
asam empedu.
7.
Penurunan
Sistem Imun
Sistem
imun manusia juga dapat menurun. Seperti pada artikel tentang vitamin C yang
telah dibuat sebelumnya, dimana kekurangan vitamin C dapat menurunkan sistem
imunitas tubuh. Sehingga infeksi terhadap bakteri dan virus yang masuk ke dalam
tubuh tidak mampu ditangkal. Seperti seseorang terkena flu adalah bentuk tubuh
tidak mampu melawan infeksi dari luar tubuh. Konsumsilah vitamin C agar
kemampuan imunitas tubuh tidak lagi menurun akibat rutinitas yang sibuk dan
padat.
8.
Penurunan
Penyembuhan Luka
Vitamin
C ini berperan dalam pembentukan kolagen. Kolagen inilah yang merupakan serabut
kuat yang dibutuhkan di setiap tubuh. Jaringan kolagen inilah yang membantu
tubuh dalam penyembuhan luka. Karena kolagen juga terdapat di pembuluh darah.
Cegah penurunan tingkat penyembuhan luka tentu dengan konsumsi vitamin C. Belum
kami bahas disini berapa yang dibutuhkan tubuh untuk vitamin C ini. Untuk
kebutuhan vitamin C harian Anda sekitar 60 mcg perhari. Pada buah jeruk 100
gram terkandung sekitar 40 mcg vitamin C. Jika Anda ingin mengkonsumsi secara
instan, Anda bisa mengkonsumsinya dengan menggunakan suplemen vitamin C.
H. Akibat
Kelebihan
Kelebihan vitamin C
berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi vitamin C berupa
suplemen secara berlebihan tiap hari dapat menimbulkan hiperoksaluria dan
risiko lebih tinggi terhadap batu ginjal. Dengan konsumsi 5-10 gram vitamin C
baru sedikit asam askorbat dikeluarkan melalui urin. Risiko batu oksalat dengan
suplemen vitamin C dosis tinggi dengan demikian rendah, akan tetapi hal ini
dapt menjadi berarti pada seseorang yang mempunyai kecendrunga untuk
pembentukan batu ginjal.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
makalah mengenai vitamin C ini adalah : Vitamin C ditemukan oleh Albert Szent-Györgyi pada tahun 1932.
Merupakan vitamin yang larut dalam air dan paling labil yang berfungsi sebagai
antioksidan. Konsentrasi tertinggi vitamin ini berada di dalam jaringan
adrenal, pituitari dan retina. Sumber dari vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan
seperti jeruk, stroberi dll. Akibat yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin
ini adalah penyakit skorbut dan jika kelebihan mengkonsumsi suplemen vitamin C
akan menderita penyakit batu ginjal.
B.
Saran
Setelah membaca makalah
ini, pembaca diharapkan dapat menjaga keseimbangan dalam dalam mengkonsumsi
vitamin C, jangan sampai kekurangan ataupun kelebihan.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Proverawati,
A dan Kusumawati, E. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Keseshatan,
Nuha Medika, 2011.
Sediaoetama,
A.D. Ilmu Gizi, Dian Rakyat, 2000.
Potter & Perry. 2005. Fundamental
Keperawatan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
|
Tugas Individu
MAKALAH


OLEH
:
YUSTI
WULANDARI YUSUF
NIM
: BT 13 02 178
KELAS
: I E
AKADEMI
KEBIDANAN BATARITOJA
W
A T A M P O N E
|
|
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan
kepada saya sehingga dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakannya.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan,
saya mohon maaf. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Terima kasih.
Watampone, 29 Mei 2014
Penyusun
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGATAR--------------------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- ii
BAB I PENDAHULUAN---------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang-------------------------------------------------------- 2
B. Rumusan Masalah----------------------------------------------------- 3
C. Tujuan Penulisan------------------------------------------------------ 2
BAB
II PEMBAHASAN------------------------------------------------------------ 4
A. Pengertian ------------------------------------------------------------ 4
C. Sejarah---------------------------------------------------------------- 5
D. Sifat------------------------------------------------------------------- 4
E. Metabolisme----------------------------------------------------------- 6
F. Fungsi----------------------------------------------------------------- 7
G. Sumber---------------------------------------------------------------- 7
H. Akibat Kekurangan-------------------------------------------------- 11
I. Akibat Kelebihan---------------------------------------------------- 15
BAB IV PENUTUP----------------------------------------------------------------- 16
A. Kesimpulan---------------------------------------------------------- 16
B. Saran----------------------------------------------------------------- 16
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment