Tuesday, 23 January 2018

MAKALAH KOMPLIKASI PASCA PERSALINAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas  sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup. Peningkatan kualitas hidup ini perlu dimulai dari dini yaitu sejak berada dalam kandungan. Oleh karena itu kehamilan yang sehat serta perawatan dan penanganan masa nifas yang benar sangat mempengaruhi potensi dari penerus keturunan di kemudian hari. (Manuaba; 1998)
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satun faktor paling sensitive yang menggambarkan kesehatan ibu dan anak. AKI dan AKB di Indonesia masih sangat tinggi, terbukti dengan adanya kematian ibu yang bervariasi antara 5 sampai 100.000 per kelahiran hidup. Dan kematian perinatal yang berkisar antara 25 sampai 750 per kelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut harus dapat ditekan menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi ditekan menjadi 49,8 per 1000 kelahiran hidup.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60 % kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50 % dari kematin pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan sistim rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.
Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan social. Baik di Negara maju maupun Negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan.
Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya peranan pasilitas kesehatan dalm menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini sera penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pascapersalinan (Saifuddin, 2008). 

B.        Rumusan Masalah
1.         Apakah ysng dimaksud mas nifas?
2.         Apa sajakah Komplikasi yang sering muncul pada Masa nifas?

C.       Tujuan Penulisan
1.         Mengetahui tentang masa nifas.
2.         Mengetahui penyebab serta penatalaksanaan komplikasi pasca persalinan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Masa Nifas
1.         Masa nifas  (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keaadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 Minggu. Masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi (Saifuddin AB., 2011).
2.         Masa nifas atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim, dimulai sejak satu jam setelah lahirnya plasenta yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, yang diperlukan untuk pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami perlukaan berkaitan saat melahirkan untuk kembali pada keadaan yang normal (Wiknjosastro, Hanifa. 2007).
3.         Masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat kandungan kembali seperti pra hamil lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Sarwono.2008).

B.     Komplikasi Pada Masa Nifas
1.         Perdarahan Pervaginam
a.       Definisi
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin
didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa
masalah mengenai definisi ini :
1)         Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
2)         Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
3)         Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

b.      Penyebab
1)         Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban tertahan).
2)         Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan atau gangguan, misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sectio caesaria, episiotomi).
3)         Koagulasi intravascular disetaminata.
4)         Inversi uterus.
Hemorargi post partum sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.
c.       Penatalaksanaan
Hemorargi post partum primer.
Hemorargi post partum atonik.
1)         Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah.
2)         Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tekanan darah, warna kulit,  kesadaran, kontraksi uterus) dan perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi syok, pastikan jalan nafas dalam kondisi terbuka, palingkan wajah hilang.
3)         Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM apabila tidak bisa melalui IV).
4)         Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl 11/15 menit apabila pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.
5)         Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.
6)         Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter cairan infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.
7)         Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanual.
8)         Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan lahir.
9)         Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotik.
10)     Lakukan pencatatan yang akurat.
d.      Hal yang harus di hindari
1)         Jangan pernah meninggalkan pasien sendiri sampai perdarahan telah terkendali dan keadaan umum telah stabil.
2)         Pada kasus PPH atonik jangan pernah memasukkan pack vagina.
3)         Jika penolong berada si rumah perlu dilakukan rujukan.Hemorargi post partum traumatic
4)         Pastikan asal perdarahan.
5)         Ambil darah untuk cros check dan lakukan sek kadar HB.
6)         Pasang infus IV, NaCl atu Rl jika pasien mengalami syok.
7)         Pasien dalam posisi litotomi dan penerangan yang cukup.
8)         Perkirakan darah yang hilang.
9)         Periksa denyut nadi, tekanan darah dan kondisi umum.
10)     Jahit robekan.
11)     Berikan antibiotik.
12)     Membuat catatan yang akurat.
2.         Infeksi di Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan. Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinary, payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari temperature atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4L6r9r-6DP834tOKbqVLy1GDtj6VjRRYzsY6OWGI9kYmzz8DoRK0oogW8tkEldyUUEMNXEXqfsRSeliKBIxyHTYoYQAWhyC7z_z4vcQ-FYDCH2sOtAmhKWb6NTqY-wo5_2xjjGaqilNw/s1600/abses+payudara.jpg    http://blog.grosirkebutuhanbayi.com/wp-content/uploads/2013/11/infeksi-saluran-kemih-pada-anak.jpg
     Gambar. Infeksi payudara                Gambar. Infeksi genitalia
Sedangkan gejala local dapat berupa uterus lembek, kemerahan, dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria. Infeksi alat genital. Ibu beresiko terjadinya infeksi postpartum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks, infeksi post SC kemungkinan yang terjadi.
a.       Penyebab infeksi : bakteri endogen dan bakteri eksogen.
b.      Faktor presdidposisi: nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, rupture membrane, episiotomy, sc.
c.       Gejala klinis endometriosis tampak pada hari ke-3 postpartum disertai dengan suhu yang mencapai 39oC dan takikardi, sakit kepala, kadang juga terdapat uterus yang lembek.
d.      Manajemen : ibu harus diisolasi
Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatkan suhu badan melebihi 380 C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari.
3.         Demam, Muntah, Rasa Nyeri Waktu Berkemih
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur Escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya (Svanborg – Eden, 1982)
Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomy yang lebar, laserasi periuretra, atau hematom dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin  dihentikan terjadinya diuresis yang disertai peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai katerisasi untuk mengeluarkan air kemih sering menyebabkan inkesi saluran kemih.
4.         Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang sangat berat setelah persalinan dapat menggangu nafsu makan, sehingga ibu tak ingin nafsu makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minum hangat, susu, kopi, atau teh yang berguna untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaan kembali.
Ibu biasanya lapar setelah melahirkan sehingga ia boleh mengkomsumsi makanan ringan. Bila sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan pada 1-2 jam post partum. Setelah benar-benar pulih dari letih, kebanyakan ibu marasa sangat lapar permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah yang biasanya dikosumsi disertai dengan kosumsi cemilan yang sering ditemukan, kerap kali untuk penulihan nafsu makan, diperlukan waktu 3-4 hari sebelum 3-4 hari .
Penyebab hilangnya nafsu makan pada si ibu, yaitu, :
a.       Ibu post partum blues
b.      kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami)
c.       Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan atau anggota tubuh
d.      Kedaan ekonomis yang tidak mendukung.
e.       Kurang istirahat.
Penatalaksanaan
a.       Dengan pendekatan atau bimbingan psikiatri
b.      Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan bervariasi setiap hari, yaitu :
1)         Makan sumber protein nabati dan hewani, seperti : daging, telur, kacang-kacangan dan ayam.
2)         Makanan sumber kerbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, dan ubi.
3)         Sayuran (sperti : bayam, kangkung) dan buah-buahan (seperti : jeruk, pepaya, pisang dan mangga)
c.       Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering
d.      Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang diberikan dari rumah sakit


5.         Rasa Sakit, Merah, Lunak, dan Pembengkakan di Kaki
Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering mengalaminya.
Faktor presdiposisi :
a.       Obesitas.
b.      Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas.
c.       Riwayat sebelumnya mendukung.
d.      Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan pembuluh vena.
e.       Anemia maternal.
f.       Hipotermi atau penyakit jantung.
g.      Endometriosis.
h.      Varicosities.
Manifestasi:
a.       Timbul secara akut.
b.      Timbul rasa nyeri akibat terbakar.
c.       Nyeri tekan permukaan.
Penatalaksanaan:
a.       Konsul ke dokter
b.      Lakukan pemeriksaan dalam
c.       Lakukan pemeriksaan ginjal
d.      Lakukan pemeriksaan urine
e.       Beri minum sering tapi sedikit




















BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
1.         Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.
2.         Komplikasi dan penyulit pada pasca persalinan yaitu :
a.          Perdarahan pervaginam
b.         Infeksi masa nifas
c.          Demam, muntah rasa sakit saat berkemih
d.         Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
e.          Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan kaki

B.        Saran
Dari sedikit penjelasan dapat memberikan saran sebagai berikut :
1.         Sebaiknya seorang ibu bersalin mempersiapkan mentalnya untuk menhadapi masa nifas.
2.         Diharapkan kepada keluarga terutama pada suami untuk tetap memberikan semangat pada istri guna mencegah depresi post partum
3.         Diharapkan kepada ibu nifas agar segera berkonsultasi kepada bidan guna mendeteksi dini komplikasi masa nifas.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia

Anggraini, Y., 2010, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Pustaka Rihama, Yogyakarta

Maryinani, Anik (2009). Asuhan Pada Dalam Masa Nifas (Post Partum). Jakarta : Trans Info Media

Saifuddin AB. (2011). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saleha, Sitti.2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina. Pustaka Sarwono Prawirohardjo.














 
 
KATA PENGANTAR
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYYcedHRgPwVO0s9b6kWiQtFbhCJBUGSkynQg9UI9J7FLVQjrrCoVpyzbFHKn_G__Vsbzjuc7ri7zsbbNAwToi_j6yLiNc7dQXDFPp-XJJ1NEMI-yiwaabL7oD1sAu4DMIwLYjzsFrWQ/s1600/basmallah_t.gif

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun dalam bentuk yang sederhana dan pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini berisi tentang Komplikasi pada Masa Nifas. Makalah ini di buat berdasarkan literatur yang ada pada buku acuan dan melalui internet.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan terkhusus kepada dosen mata kuliah atas bimbingannya, dan orang tua yang telah memberikan dorongan kepada kami baik berupa materil dan moril.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun sistematika penulisannya. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penyusun berikutnya bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan penyusun khususnya.
                                                           
Watampone,  01 Oktober  2014

i
 
                                 Penyusun             
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar belakang.................................................................................................1
B.       Rumusan Masalah ...........................................................................................2
C.       Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A.       Pengertian Masa Nifas.....................................................................................3
B.       Komplikasi Pasca Persalinan...........................................................................3
1.         Perdarahan Pervaginam...........................................................................3
2.         Infeksi di Masa Nifas..............................................................................7
3.         Demam, Muntah, Rasa Nyeri Waktu Berkemih.....................................8
4.         Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama.............................9
5.         Rasa Sakit, Merah, Lunak, dan Pembengkakan di Kaki.......................11

BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan ...................................................................................................13
B.       Saran..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA


ii
 
 
Tugas Individu


KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS




 




nim :




OLEH :

NAMA : MARDIANA
NIM : BT 13 02 159
KELAS : II E






AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
WATAMPONE

 
2 0 1 4

No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...