BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembangunan dibidang kesehatan
ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta
kualitas kehidupan dan usia harapan hidup. Peningkatan kualitas hidup ini perlu
dimulai dari dini yaitu sejak berada dalam kandungan. Oleh karena itu kehamilan
yang sehat serta perawatan dan penanganan masa nifas yang benar sangat
mempengaruhi potensi dari penerus keturunan di kemudian hari. (Manuaba; 1998)
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satun faktor paling sensitive yang
menggambarkan kesehatan ibu dan anak. AKI dan AKB di Indonesia masih sangat
tinggi, terbukti dengan adanya kematian ibu yang bervariasi antara 5 sampai
100.000 per kelahiran hidup. Dan kematian perinatal yang berkisar antara 25
sampai 750 per kelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut harus dapat ditekan
menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi ditekan menjadi 49,8
per 1000 kelahiran hidup.
Masa nifas merupakan masa yang rawan
bagi ibu, sekitar 60 % kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50 %
dari kematin pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan,
diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan
pascapersalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya
persediaan darah dan sistim rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol
sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.
Periode
pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya
secara fisiologis, emosional dan social. Baik di Negara maju maupun Negara
berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa
kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan
kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih
sering terjadi pada masa pascapersalinan.
Keadaan
ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping ketidaktersediaan
pelayanan atau rendahnya peranan pasilitas kesehatan dalm menyediakan pelayanan
kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga
menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini sera
penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada
masa pascapersalinan (Saifuddin, 2008).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
ysng dimaksud mas nifas?
2.
Apa
sajakah Komplikasi yang sering muncul pada Masa nifas?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
tentang masa nifas.
2.
Mengetahui
penyebab serta penatalaksanaan komplikasi pasca persalinan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Nifas
1.
Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keaadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung kira-kira 6 Minggu. Masa nifas dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi (Saifuddin AB., 2011).
2.
Masa nifas atau puerperium
adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim,
dimulai sejak satu jam setelah lahirnya plasenta yang berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, yang diperlukan untuk pulihnya kembali organ-organ yang
berkaitan dengan kandungan yang mengalami perlukaan berkaitan saat melahirkan
untuk kembali pada keadaan yang normal (Wiknjosastro, Hanifa. 2007).
3.
Masa nifas atau puerperium adalah
masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat kandungan kembali
seperti pra hamil lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Sarwono.2008).
B. Komplikasi Pada Masa
Nifas
1.
Perdarahan Pervaginam
a. Definisi
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml
setelah bersalin
didefinisikan sebagai perdarahan pasca
persalinan, terdapat beberapa
masalah mengenai definisi ini :
1)
Perkiraan kehilangan
darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah
dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine,
darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
2)
Volume darah yang hilang
juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu
dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah
yang akan berakibat fatal pada anemia.
Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari
kehilangan darah.
3)
Perdarahan dapat terjadi
dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak
dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat
memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif
kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini
dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua
ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan
fase persalinan.
b. Penyebab
1)
Uterus atonik (terjadi
karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban tertahan).
2)
Trauma genetalia
(meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan atau gangguan,
misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sectio caesaria,
episiotomi).
3)
Koagulasi intravascular
disetaminata.
4)
Inversi uterus.
Hemorargi post partum sekunder adalah mencakup
semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6
minggu masa post partum.
c. Penatalaksanaan
Hemorargi post partum
primer.
Hemorargi post partum
atonik.
1)
Pijat uterus agar
berkontraksi dan keluarkan bekuan darah.
2)
Kaji kondisi pasien
(denyut jantung, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, kontraksi uterus)
dan perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi
syok, pastikan jalan nafas dalam kondisi terbuka, palingkan wajah hilang.
3)
Berikan oksitosin
(oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM apabila
tidak bisa melalui IV).
4)
Siapkan donor untuk
tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl 11/15 menit apabila pasien mengalami
syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.
5)
Kandung kemih selalu
dalam kondisi kosong.
6)
Awasi agar uterus tetap
berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter cairan infus
dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.
7)
Jika perdarahan
persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanual.
8)
Jika perdarahan
persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan
lahir.
9)
Jika ada indikasi
mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotik.
10) Lakukan pencatatan yang akurat.
d. Hal yang harus di hindari
1)
Jangan pernah
meninggalkan pasien sendiri sampai perdarahan telah terkendali dan keadaan umum
telah stabil.
2)
Pada kasus PPH atonik
jangan pernah memasukkan pack vagina.
3)
Jika penolong berada si
rumah perlu dilakukan rujukan.Hemorargi post partum traumatic
4)
Pastikan asal
perdarahan.
5)
Ambil darah untuk cros
check dan lakukan sek kadar HB.
6)
Pasang infus IV, NaCl
atu Rl jika pasien mengalami syok.
7)
Pasien dalam posisi
litotomi dan penerangan yang cukup.
8)
Perkirakan darah yang
hilang.
9)
Periksa denyut nadi,
tekanan darah dan kondisi umum.
10) Jahit robekan.
11) Berikan antibiotik.
12) Membuat catatan yang akurat.
2.
Infeksi
di Masa Nifas
Beberapa bakteri
dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan. Infeksi masa nifas masih
merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi
masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinary, payudara dan pembedahan
merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat
dari temperature atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise.


Gambar.
Infeksi payudara Gambar.
Infeksi genitalia
Sedangkan gejala
local dapat berupa uterus lembek, kemerahan, dan rasa nyeri pada payudara atau
adanya disuria. Infeksi alat genital. Ibu beresiko terjadinya infeksi
postpartum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada
saluran genital termasuk episotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks,
infeksi post SC kemungkinan yang terjadi.
a. Penyebab infeksi : bakteri endogen dan bakteri eksogen.
b. Faktor presdidposisi: nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi,
persalinan lama, rupture membrane, episiotomy, sc.
c. Gejala klinis endometriosis tampak pada hari ke-3 postpartum
disertai dengan suhu yang mencapai 39oC dan takikardi, sakit kepala,
kadang juga terdapat uterus yang lembek.
d. Manajemen : ibu harus diisolasi
Infeksi kala nifas adalah infeksi
peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan
ketentuan meningkatkan suhu badan melebihi 380 C tanpa menghitung
hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari.
3.
Demam,
Muntah, Rasa Nyeri Waktu Berkemih
Organisme yang
menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Sekarang
terdapat bukti bahwa beberapa galur Escherichia coli memiliki pili yang
meningkatkan virulensinya (Svanborg – Eden, 1982)
Pada masa nifas
dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika
sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal
sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak
nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomy yang lebar, laserasi periuretra, atau
hematom dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin dihentikan terjadinya diuresis yang disertai
peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang
disertai katerisasi untuk mengeluarkan air kemih sering menyebabkan inkesi
saluran kemih.
4.
Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan
yang sangat berat setelah persalinan dapat menggangu nafsu makan, sehingga ibu
tak ingin nafsu makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin
berikan ibu minum hangat, susu, kopi, atau teh yang berguna untuk mengembalikan
tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat
pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaan kembali.
Ibu
biasanya lapar setelah melahirkan sehingga ia boleh mengkomsumsi makanan
ringan. Bila sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan pada 1-2
jam post partum. Setelah benar-benar pulih dari letih, kebanyakan ibu marasa
sangat lapar permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah yang
biasanya dikosumsi disertai dengan kosumsi cemilan yang sering ditemukan, kerap
kali untuk penulihan nafsu makan, diperlukan waktu 3-4 hari sebelum 3-4 hari .
Penyebab
hilangnya nafsu makan pada si ibu, yaitu, :
a. Ibu post partum blues
b. kurangnya dukungan dari keluarga
(terutama suami)
c. Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan
atau anggota tubuh
d. Kedaan ekonomis yang tidak mendukung.
e. Kurang istirahat.
Penatalaksanaan
a. Dengan pendekatan atau bimbingan
psikiatri
b. Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan
bervariasi setiap hari, yaitu :
1)
Makan
sumber protein nabati dan hewani, seperti : daging, telur, kacang-kacangan dan
ayam.
2)
Makanan
sumber kerbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, dan ubi.
3)
Sayuran
(sperti : bayam, kangkung) dan buah-buahan (seperti : jeruk, pepaya, pisang dan
mangga)
c. Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit
tetapi sering
d. Anjurkan ibu untuk makan pil penambah
darah, vitamin yang diberikan dari rumah sakit
5.
Rasa Sakit, Merah, Lunak, dan Pembengkakan di Kaki
Selama masa nifas, dapat terbentuk
thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi,
dan mungkin lebih sering mengalaminya.
Faktor presdiposisi :
a. Obesitas.
b. Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas.
c. Riwayat sebelumnya mendukung.
d. Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada
keadaan pembuluh vena.
e. Anemia maternal.
f. Hipotermi atau penyakit jantung.
g. Endometriosis.
h. Varicosities.
Manifestasi:
a. Timbul secara akut.
b. Timbul rasa nyeri akibat terbakar.
c. Nyeri tekan permukaan.
Penatalaksanaan:
a. Konsul ke dokter
b. Lakukan pemeriksaan dalam
c. Lakukan pemeriksaan ginjal
d. Lakukan pemeriksaan urine
e. Beri minum sering tapi sedikit
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Masa nifas adalah masa dimulai
beberapa jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.
2.
Komplikasi dan penyulit pada pasca persalinan
yaitu :
a.
Perdarahan pervaginam
b.
Infeksi masa nifas
c.
Demam, muntah rasa sakit saat
berkemih
d.
Kehilangan nafsu makan dalam waktu
yang lama
e.
Rasa sakit, merah, lunak dan
pembengkakan kaki
B.
Saran
Dari sedikit penjelasan
dapat memberikan saran sebagai berikut :
1.
Sebaiknya
seorang ibu bersalin mempersiapkan mentalnya untuk menhadapi masa nifas.
2.
Diharapkan
kepada keluarga terutama pada suami untuk tetap memberikan semangat pada istri
guna mencegah depresi post partum
3.
Diharapkan
kepada ibu nifas agar segera berkonsultasi kepada bidan guna mendeteksi dini
komplikasi masa nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Y., 2010, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Pustaka
Rihama, Yogyakarta
Maryinani,
Anik (2009). Asuhan Pada Dalam Masa Nifas
(Post Partum). Jakarta : Trans Info Media
Saifuddin
AB. (2011). Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, Sitti.2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.
Jakarta : Salemba Medika
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina. Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
|
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini meskipun dalam bentuk yang sederhana dan pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini berisi tentang Komplikasi pada Masa Nifas. Makalah ini di buat berdasarkan
literatur yang ada pada buku acuan dan melalui internet.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak–pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan
terkhusus kepada dosen mata kuliah atas bimbingannya, dan orang tua yang telah
memberikan dorongan kepada kami baik berupa materil dan moril.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun sistematika
penulisannya. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar
penyusun berikutnya bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca umumnya dan penyusun khususnya.
Watampone, 01 Oktober
2014
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Nifas.....................................................................................3
B. Komplikasi Pasca Persalinan...........................................................................3
1.
Perdarahan Pervaginam...........................................................................3
2.
Infeksi di Masa
Nifas..............................................................................7
3.
Demam, Muntah, Rasa
Nyeri Waktu Berkemih.....................................8
4.
Kehilangan
Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama.............................9
5.
Rasa
Sakit, Merah, Lunak, dan Pembengkakan di Kaki.......................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
|
Tugas Individu
KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS
![]() |
nim
:
OLEH :
NAMA : MARDIANA
NIM : BT 13 02 159
NIM : BT 13 02 159
KELAS : II E
AKADEMI
KEBIDANAN BATARI TOJA
WATAMPONE
|
No comments:
Post a Comment