BAB I
|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam SDKI
2012, ibu yang melahirkan anak hidup dalam lima tahun sebelum survei ditanya
beberapa pertanyaan tentang perawatan kesehatan ibu dan anak. Untuk perawatan
ibu hamil, pewawancara diinstruksikan untuk mencatat semua jawaban responden
kalau dilaporkan lebih dari satu sumber pelayanan. 96 persen dari kelahiran
terakhir dalam lima tahun sebelum survei, mendapatkan pemeriksaan kehamilan
dari petugas medis terlatih. Ibu umur 20-34 tahun cenderung menerima
pemeriksaan kehamilan dari tenaga profesional kesehatan lebih baik dibandingkan
ibu umur lebih muda maupun ibu umur lebih tua. Cakupan pemeriksaan kehamilan
lebih tinggi di daerah perkotaan dibanding perdesaan (masing-masing 98 persen
dan 93 persen). Cakupan pemeriksaan kehamilan membaik dengan bertambah
tingginya tingkat pendidikan, 64 persen untuk ibu tanpa pendidikan, menjadi 99
persen untuk ibu dengan pendidikan menengah atau lebih.
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia tahun 2012
sebesar 87,37% yang berarti belum mencapai target renstra 2012 yang sebesar
90%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi di antaranya (36,4%) yang
telah mencapai target tersebut termasuk Provinsi Sulawesi Selatan dengan
cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 92,07%. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
tertinggi yaitu DKI Jakarta (95,62%) dan terendah Papua (23,33%).
Pada
dasarnya pelayanan antenatal bertujuan untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan
janinnya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu,
mendeteksi sedini mungkin faktor-faktor
penyulit
atau komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, dan mempersiapkan persalinan yang aman,
serta memberikan pendidikan kepada
ibu hamil. Seperti yang ditujukan dari berbagai penelitian, agar dapatefektif
dalam peningkatan keselamatan ibu hamil dam janinnya, maka pelayanan antenatal yang diberikan
haruslah difokuskan pada intervensi yang
telah
terbukti bermanfaat mengurangi angka kesakitan dan kematian.
Pelayanan antenatal penting untuk menjamin bahwa
proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian seharusnya,
agar ibu hamil dapat melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat. Diperkirakan
sekitar15%-20% dari seluruh ibu hamil akan mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi
obstetrik, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya bila tidak
ditangani dengan memadai. Untuk itu juga perlu dilakukan analisis risiko bersma
ibu hamil dan keluarganya dalam menghadapi dan mempersiapkan persalinan aman.
Dari uraian di atas Penulis akan memaparkan dalam makalah yang berjudul “
Pemeriksaan kehamilan (ANC)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
masalah dalam penulisan ini
1.
Apa saja yang dimaksud dengan Pengertian ANC?
2.
Apakah Tujuan Antenatal Care?
3.
bagaimanakan seharusnya Jadwal Antenatal care?
4.
bagaimana system Pelayanan Standar Antenatal Care?
5.
Bagaimana Kunjungan ibu hamil ?
6.
Apa saja Keuntungan Antenatal Care?
7.
Apa sajakah pemeriksaan Penunjang yang dilakukan?
C. Tujuan penelitian
1.
Untuk mengetahui Pengertian ANC
2.
Untuk mengetahui Tujuan Antenatal Care
3.
Untuk memahami Jadwal Antenatal care
4.
Untuk mengetahui system Pelayanan
Standar Antenatal Care
5.
Untuk mengetahui Kunjungan ibu hamil
6.
Untuk mengetahui Keuntungan
Antenatal Care
7.
Untuk mengethui pemeriksaan
Penunjang yang dilakukan
|
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
1.
Antenatal care adalah pengawasan
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim (Manuaba, 2010).
2.
Pelayanan antenatal adalah merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk
mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. (Depkes, 2007).
B.
Tujuan
Antenatal Care
1.
Tujuan Utama asuhan Antenatal adalah
a.
Memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu maupun bayinya, dan juga menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal selama kehamilan, dengan cara Membina
hubungan saling percaya dengan ibu.
b.
Mendeteksi komplikasi-komplikasi
yang dapat mengancam jiwa.
c.
Mempersiapkan kelahiran.
d.
Memberikan pendidikan. (Hani Ummi, 2010)
2.
Tujuan khusus
a.
Memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b.
Meningkatkan
dan memperhatikan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
c.
Mengamati
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil.
d.
Mempersiapkan
pesalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin
e.
Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI esklusif
f.
Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal (Hani Ummi, 2010)
Sedangkan tujuan Asuhan Antenatal Depkes, 2007
dalam Pedoman Pelayanan Antenatal adalah:
a.
Mamantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b.
Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
c.
Mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan atau pembedahan.
d.
Mempersiapkan persalinan cukup
bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
e.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan dengan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal. (Depkes, 2007).
C.
Jadwal Antenatal
care
Dengan memperhatikan tujuan
pengawasan antenatal dijadwalkan pemeriksaan sebagai berikut:
1.
Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid.
2.
Pemeriksaan ulang
a.
Setiap bulan sampai umur kehamilan
6-7 bulan.
b.
Setiap 2 minggu sampai kehamilan
berumur 8 bulan.
c.
Setiap minggu sejak umur kehamilan 8
bulan sampai terjadi persalinan.
3.
Pemeriksaan khusus jika terdapat
keluhan-keluhan
tertentu.
Menurut Sarwono (2006) setiap ibu hamil
memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
secara periode Antenatal :
1.
Satu kali kunjungan pada trimester
pertama (sebelum 14 minggu)
2.
Satu kali kunungan pada trimester
kedua (antara 14-28 minggu)
3.
Dua kali kunjungan pada trimester ketiga (antara 28 - 36
sesudah
minggu ke
36).
Menurut Manuaba (2010) jadwal antenatal Care adalah sebagai berikut:
1.
Trimester I dan II
a.
Setiap bulan sekali
b.
Diambil data tentang laboratorium
c.
Pemeriksaan ultrasonografi
d.
Nasehat diet tentang empat sehat
lima sempurna, tambahan protein ½ gr/kg= 1 telur/hari.
e.
Observasi adanya penyakit yang dapat
mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan.
f.
Rencana untuk pengobatan
penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus.
2.
Trimester III
a.
Setiap dua minggu sekali, sampai ada
tanda kelahiran
b.
Evaluasi data laboraturium untuk
melihat hasil pengobatan
c.
Diet 4 sehat 5 sempurna
d.
Pemeriksaan ultrasonografi
e.
Imunisasi tetanus II
f.
Observasi adanya penyakit yang
menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga
g.
Rencana pengobatan
h.
Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang untuk
melahirkan.
Jadwal kunjungan ANC dapat
dilihat pada table dibawah ini :
Tabel.2.1.
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Trimester
|
Jumlah
kunjungan minimal
|
Waktu
kkunjungan yang dianjurkan
|
I
|
1 x
|
Sebelum
minggu ke 16
|
II
|
1 x
|
Antara
minggu ke 24-28
|
III
|
2 x
|
Antara
minggu 30-32
|
Antara
minggu 36-38
|
Sumber : Kemenkes
2013.
D.
Pelayanan
Standar Antenatal Care
Pelayanan
atau standar minimal selama hamil
termasuk “7T” yaitu:
(1)
Timbang berat badan
(2)
Ukur Tekanan darah
(3)
Ukur Tinggi fundus uteri
(4)
Pemberian imunisasi (Tetanus
Toksoid) lengkap
(5)
Pemberian Tablet besi minimal 90
tablet selama kehamilan
(6)
Tes terhadap penyakit menular
seksual, HIV/AIDS dan Malaria
(7)
Temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan (Depkes, 2007)
E.
Kunjungan
ibu hamil
Kunjungan ibu hamil adalah
kontak ibu hamil dengan tenaga profesional
untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal
Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini
tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas
pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok
bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai
dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2007).
1.
Kunjungan ibu hamil Kl
Kunjungan baru ibu hamil K1 adalah
kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.
2.
Kunjungan ulang
Kunjungan ulang
adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan
standar selama satu periode kehamilan berlangsung.
3.
K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang ke empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan
syarat:
a.
Satu kali dalam trimester pertama
(sebelum 14 minggu).
b.
Satu kali dalam trimester kedua
(antara minggu 14-28)
c.
Dua kali dalam trimester ketiga
(antara minggu 28-36 dan setelah
minggu ke 36).
d.
Pemeriksaan khusus bila terdapat
keluhan-keluhan tertentu.
F.
Keuntungan
Antenatal Care
Keuntungan Antenatal Care sangat
besar karena dapat mengetahui berbagai risiko dan berbagai komplikasi hamil.
Sehingga ibu dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. Untuk
evaluasi keadaan dan kemajuan inpartu dipergunakan patograf WHO, sehingga pada
saat mencapai garis waspada penderita sudah dirujuk ke rumah sakit (Manuaba,
2010).
Selain itu kelainan-kelainan yang
mungkin akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui dan segera dapat
diatasi, sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut. Tempat
pemeriksaan Antenatal. Ibu hamil
dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter ahli kebidanan, dokter umum, bidan,
perawat, bidan dan dukun terlatih. Dalam satu komunitas seperti Indonesia ada
pusat-pusat kesehatan Puskesmas dan KIA-nya dimana seorang ibu hamil dapat
memeriksakan kehamilannya.
Menurut Rukiyah (2010), keuntungan skrining ANC untuk menilai factor risiko
kehamilan adalah:
1.
Memungkinkan
untuk mengidentifiksi masalah potensial selama kehamilan
2.
Evaluasi
kebutuhan konseling untuk kehamilan
3.
Mengurangi
ketakutan terhadap masalah dan prosedur yang mungkin dibutuhkan
4.
Membantu untuk membangun
komunikasi dan rasa percaya terhadap pelayanan yang dilakukan di awal
kunjungan
5.
Memungkinkan
mengubah diagnose melalui proses monitoring kehamilan yaitu kesejahteraan fisik, psikologi dan emosional
ibu dan janin
6.
Melakukan
rujukan ke tenaga professional sesuai masalah dan komplikasi
7.
Memungkinkan
rujukan pasangan untuk konsleing genetika
G.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin maupun
sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi.
1.
Lakukan
pemeriksaan laboratorium rutin (untuk
semua ibu hamil) pada kunjungan pertama
a.
Kadar hemoglobin
b.
Golongan darah ABO dan rhesus
c.
Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah
epidemi meluas dan terkonsentrasi,sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV
ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS dan TB
d.
Rapid test atau
apusan darah tebal
dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang tinggal di
atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemik malaria dalam 2 minggu
terakhir
2.
Lakukan pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi:
a.
Urinalisis (terutama
protein urin pada
trimester kedua dan
ketiga) jika terdapat hipertensi.
b.
Kadar hemoglobin pada trimester
ketiga terutama jika dicurigai anemia
c.
Pemeriksaan sputum bakteri tahan
asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau
LILA <23,5 cm
d.
Tes sifilis
e.
Gula darah puasa (lihat bab 5.14
untuk keterangan lebih lengkap mengenai waktu dan langkah pemeriksaan)
3.
Lakukan pemeriksaan
ultrasonografi (USG).
a.
Pemeriksaan USG direkomendasikan:
1.
Pada awal kehamilan untuk
menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta
deteksi abnormalitas janin yang berat
2.
Pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin
3.
Pada trimester ketiga untuk
perencanaan persalinan
b.
Lakukan rujukan
untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan tidak tersedia (Kemenkes, 2013).
|
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Pelayanan
antenatal adalah merupakan pelayanan terhadap
individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang
kurang baik bagi ibu maupun janin, setiap ibu hamil
memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
secara periode Antenatal : Satu kali
kunjungan pada trimester pertama (sebelum 14 minggu), Satu kali
kunungan pada trimester kedua (antara 14-28 minggu), Dua kali kunjungan pada trimester ketiga (antara 28 - 36
sesudah minggu ke 36).
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang ada maka penulis
mengajukan saran sebagai berikut:
1.
Bagi Ibu
Untuk lebih menjaga
selamatan ibu dan bayinya agar senantiasa untuk melakukan pemeriksaan ANC
ditempat pelayanan kesehatan terdekat baik di BPS, Poskesdes ataupun Puskesmas.
2.
Bagi Instansi kesehatan
Agar lebih memperhatikan ibu-ibu hamil terutama di daerah
terpencill dimana tingkat kematian ibu dan bayi masih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, 2007. Pedoman
Pelayanan Antenatal. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar. Jakarta
Hani Ummi dkk, 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Kemenkes, 2013. Buku
Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas kesehatan Dasar dan Rujukan. Penerbitan
edisi didukung oleh :UNFPA-Unicef-USAID.
Manuaba,
IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC
Rukiyah, Ai Yeyeh, Dkk.
2010. Asuhan Kebidanan IV (Potologi
Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media
No comments:
Post a Comment