BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut mulia karena
unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Gas ini mempunyai sifat
lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia
juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi
luar penuh. Unsur-unsurnya adalah He (Helium),
Ne(Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat
radioaktif.
Gas mulia adalah unsur-unsur yang
terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan
sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya.
Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne),
Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit
kandungannya di bumi.
Gas Mulia
terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer. Helium
dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur
- unsur gas mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia
yang terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari matahari.
Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan
akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan
karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.
B.
Rumusan Masalah
Masalah
yang kami bahas dalam makalah gas mulia ini adalah :
1.
Definisi gas mulia.
2.
Sejarah gas mulia
3.
Sifat-sifat gas mulia
4.
Pembuatan gas mulia.
5.
Senyawa pada gas mulia
6.
Kegunanan Gas mulia
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Definisi gas mulia.
2.
Mengetahui Sejarah gas mulia
3.
Mengetahui Sifat-sifat gas mulia
4.
Mengetahui Pembuatan gas mulia.
5.
Mengetahui Senyawa pada gas mulia
6.
Mengetahui Kegunanan Gas mulia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Gas Mulia
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat
yang sama: di kondisi standar, they semua tidak berbau, tidak berwarna, dan
monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18
(8A) dari tebel periodike (sebelumnya dikenal dengan grup 0). 6 gas mulia
tersebut terdapat di alam dengan bentuk helium (He), neon (Ne), argon (Ar),
krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). sejauh ini,
3 atom dari grup selanjutnya, ununoctium (Uuo) telah berhasil disintesis di supercollider, tapi sangat sedikit yang
diketahui mengenai elemen ini karena jumlah yang dihasilkan sangat sedikit dan
memiliki waktu paruh hidup yang sangat pendek .
Sifat-sifat gas mulia bisa
dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom: valensi elektron
kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali
kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus
senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai
nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18 °F); yang mengakibatkan mereka
berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek.
Neon, argon, krypton, dan xenon are
didapatkan dari udara mengunakan metode mencairkan/mengembunkan gas dan
penyulingan bagian. Helium biasanya terpisah dari gas alami, dan radon biasanya
diisolasi dari penguraian radioaktif dari elemen radium yang terurai. Gas mulia
mempunyai beberapa aplikasi penting di industri seperti penerangan, pengelasan,
dan perjalanan angkasa luar. Gas prnapasan Helium-oksigen biasanya digunakan
oleh penyelam laut dalam yang biasanya lebih dari 180 kaki (55 m) untuk menjaga
penyelam dari oksigen toxemia, efek berbahaya dari oksigen dalam tekanan
tinggi, dan nitrogen narcosis, efek narkotik yang membingungkan dari nitrogen
di udara melebihi tekanan biasa. After setelah bahaya yang ditimbulkan hidrogen
atas mudah meledaknya elemen tersebut, gas tersebut diganti dengan helium.
B.
Sejarah Gas Mulia
Pada tahun
1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi
zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui
mengandung nitrogen, oksigen, dan karbondioksida dipisahkan. Ternyata dari
hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert).
Gas tersebut
tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari
bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian
Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit.
Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum gas baru.
Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam spektrum
matahari.
Untuk itu,
diberi nama helium (dari bahasa Yunani helios berarti
matahari). Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke
dalam golongan unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat
berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu
golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan
alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, Ramsey terus
melakukan penelitian dan akhirnya menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon, kripton,
dan xenon (dari hasil destilasi udara cair). Kemudian unsur
yang ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif.
Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak
bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama golongan unsur gas
mulia atau golongan nol.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa
Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia
yang sangat rendah. Nama Noble dianalogikan dari Noble
Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan kekayaan dan
kemuliaan.
Gas Mulia
pertama ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan Joseph
Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total mereka menemukan
sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa itu adalah
lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium.
Berikut ini
adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia, yaitu:
1.
Helium à
ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2.
Neon à νέος
(néos) = Baru
3.
Argon à
αργός (argós) = Malas
4.
Kripton à
κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5.
Xenon à
ξένος (xénos) = Asing
6.
Radon
(pengecualian) diambil dari Radium
Nama-nama di
atas diambil dari bahasa Yunani. Pada awalnya, Gas Mulia dinyatakan sebagai gas
yang inert tetapi julukan ini disanggah ketika ditemukan senyawa Gas Mulia.
C. Sifat Gas Mulia
1.
Sifat Atomik
a. Jari-Jari
Atom
Dalam satu golongan, jari-jari atom unsur-unsur gas mulia
dari atas ke bawah semakin besar karena meskipun muatan inti bertambah positif,
namun jumlah kulit semakin banyak. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik
inti terhadap elektron semakin lemah, akibatnya jari-jari atom bertambah
besar.
b. Energi
Ionisasi
Energi Ionisasi unsur-unsur golongan gas mulia dari atas ke
bawah cenderung semakin kecil. Hal ini dikarenakan meski muatan inti bertambah
positif, namun jari-jari atom bertambah besar. Keadaan ini menyebabkan gaya
tarik menarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah sehingga energi
ionisasi semakin berkurang
c. Keelektronegatifan
Nilai keelektronegatifan He, Ne, dan Ar tidak ada, sedangkan nilai keelektronegatifan berkurang dari Kr ke Rn
Nilai keelektronegatifan He, Ne, dan Ar tidak ada, sedangkan nilai keelektronegatifan berkurang dari Kr ke Rn
d. Bilangan
Oksidasi
Nilai bilangan oksidasi He, Ne dan Ar adalah nol, sedangkan
Kr, Xe, dan Rn memiliki beberapa bilangan oksidasi
2.
Sifat Fisis
Selain memiliki karakteristik yang khas pada sifat atomik,
gas mulia juga memiliki karakteristik yang khas untuk sifat fisisnya. Beberapa
sifat fisis gas mulia dirangkum dalam tabel di bawah ini
Tabel
1. Sifat-sifat Gas Mulia
Gas
Mulia
|
Nomor
Atom
|
Titik
Leleh (˚C)
|
Titik
Didih (˚C)
|
Energi
Ionisasi (kJ/mol)
|
Jari-jari
Atom (Angstrom)
|
He
|
2
|
-272,2
|
-268,9
|
2738
|
0,50
|
Ne
|
10
|
-248,7
|
-245,9
|
2088
|
0,65
|
Ar
|
18
|
-189,2
|
-185,7
|
1520
|
0,95
|
Kr
|
36
|
-156,6
|
-152,3
|
1356
|
1,10
|
Xe
|
54
|
-111,9
|
-107,1
|
1170
|
1,30
|
Rn
|
86
|
-71
|
-62
|
1040
|
1,45
|
Dari data di atas, kita dapat melihat adanya keteraturan
berikut :
a. Kerapatan
bertambah dari He ke Rn
Nilai kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom,
jari-jari atom, dan gaya London. Nilai kerapatan semakin besar dengan
pertambahan masa atom dan kekuatan gaya London, dan sebaliknya semakin kecil
dengan pertambahan jari-jari atom. Karena nilai kerapatan gas mulia bertambah
dari He ke Rn, maka kenaikan nilai massa atom dan kekuatan gaya London dari He
ke Rn lebih dominan dibandingkan kenaikan jari-jari atom.
b. Titik
leleh dan titik didih bertambah dari He ke Rn
Hal ini dikarenakan kekuatan gaya London bertambah dari He
ke Rn sehingga atom-atom gas mulia semakin sulit lepas. Dibutuhkan energi,
dalam hal ini suhu yang semakin besar untuk mengatasi gaya London yang semakin
kuat .
Kestabilan
unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi ionisasi suatu
atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion (terionisasi),
artinya sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif.
Selain itu makin besar ukuran sebuah atom, makin mudah melepas elektron kulit
terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari intinya yang bermuatan positif.
Kereaktifan
gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari
atom yang mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar
berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik oleh
atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki
konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas
mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan
berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke
atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas mulia
yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan
helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Titik
didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar
(250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas.
Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik.
Titik leleh dan titik didih unsur – unsur gas mulia perbedaannya sangat sedikit
misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan mendidih pada suhu -2460C karena
gaya tarik atom – atom gas mulia sangat kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu
konfigurasi elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet
untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi
elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada ns2 np6.
Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua
elektron pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan
terbentuknya ikatan kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi
menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif dan berarti sukar membentuk
senyawa secara ionik.
Berikut adalah konfigurasi elektron
gas mulia
Tabel
2. Konfigurasi elektron gas mulia
Unsur
|
Nomor
Atom
|
Konfigurasi
Elektron
|
He
|
2
|
1s2
|
Ne
|
10
|
[He]
2s2 2p6
|
Ar
|
18
|
[Ne]
3s2 3p6
|
Kr
|
36
|
[Ar]
4s2 3d10 4p6
|
Xe
|
54
|
[Kr]
5s2 4d10 5p6
|
Rn
|
86
|
[Xe]
6s2 5d10 6p6
|
Karena konfigurasi elektronnya yang
stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk penyingkatan konfigurasi elektron
bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua
elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia
yang lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya
telah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas
elektronnya mendekati nol.
D. Pembuatan Gas Mulia
1. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam
gas alam di Amerika Serikat. Gas helium mempunyai titik didih yang sangat
rendah, yaitu -268,8˚C sehingga pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan
dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156˚C) dan gas
helium terpisah dari gas alam.
2. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara mengandung gas mulia argon
(Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil.
Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam industri pembuatan
gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.
Pada proses destilasi udara cair,
udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada
kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas
nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4˚C) tidak jauh beda dengan titik
didih gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses
pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk
menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen,
dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian
99,999%. Gas neon yang mempunyai titik didih rendah (-245,9˚C) akan terkumpul
dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan
xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari gas oksigen
sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi
utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.
Semua unsur gas mulia
terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya terdapat sebagai isotop
radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan radio aktif atom
radium.
Unsur radon (Rn) yang merupakan
88Ra226 → 86Rn222
+ 2He4
E.
Pembentukan senyawa pada gas mulia
Gas
Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan
yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena
sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1
Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6
3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom
lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli
masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli
kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil
antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada
reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+
(PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat.
Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi
ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Atas
dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe
dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan
persamaan reaksi:
Xe
+ PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah
berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas
mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan
penelitian dengan mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya
langsung dengan gas flourin dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4,
dan XeF6.
Reaksi
gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon
dapat bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2.
Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak stabil).
Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon
Tingkat Oksidasi
|
Senyawaan
|
Bentuk
|
Titik Didih (˚C)
|
Struktur
|
Tanda-tanda
|
II
IV
|
XeF2
XeF4
|
Kristal tak berwarna
Kristal tak berwarna
|
129
117
|
Linear
Segi-4
|
Terhidrolisis menjadi Xe + O2; sangat larut
dalam HF
Stabil
|
VI
|
XeF6
Cs2XeF8
XeOF4
XeO3
|
Kristal tak berwarna
Padatan kuning
Cairan tak berwarna
Kristal tak berwarna
|
49,6
-46
|
Oktahedral terdistorsi
Archim. Antiprisma
Piramid segi-4
Piramidal
|
Stabil
Stabil pada 400˚
Stabil
Mudah meledak, higroskopik; stabil dalam larutan
|
VIII
|
XeO4
XeO6 4-
|
Gas tak berwarna
Garam tak berwarna
|
Tetrahedral
Oktahedral
|
Mudah meledak
Anion- anion HXeO63-, H2XeO62-,
H3XeO6- ada juga
|
Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat
dibuat mungkin karena tingkat kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun
sangat sedikit kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan
kandungan gas mulia sebagai berikut : Helium = 0,00052 %; Neon = 0,00182 %;
Argon = 0,934 %; Kripton = 0,00011 %; Xenon = 0,000008; Radon = Radioaktif*
F. Kegunaan Gas Mulia
1.
Helium
Campuran helium dan oksigen
digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para pekerja lainnya
yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi. Perbandingan antara He dan O2 yang
berbeda-beda digunakan untuk kedalaman penyelam yang berbeda-beda.
Helium cair yang digunakan di
Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap bertambah jumlahnya, sejalan dengan
ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di bidang kesehatan.
Helium juga digunakan untuk balon-balon raksasa yang
memasang berbagai iklan perusahaan-perusahaan besar, termasuk Goodyear.
Aplikasi lainnya sedang dikembangkan oleh militer AS adalah untuk mendeteksi
peluru-peluru misil yang terbang rendah. Badan Antariksa AS NASA juga
menggunakan balon-balon berisi gas helium untuk mengambil sampel atmosfer di Antartika
untuk menyelidiki penyebab menipisnya lapisan ozon. Menghirup sejumlah kecil
gas ini akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.
2.
Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
3.
Argon
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
4.
Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
5.
Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron.
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan pembuatan tabung elektron.
6.
Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.
G. Proses Ekstraksi Gas Mulia
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik
karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya
menggunakan pemisahan secara fisis. Pengecualian adalah radon yang diperoleh
dari peluruhan unsure radioaktif.
1.
Ektraksi Helium dari Gas Alam
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2
uap air, He dan pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam,
digunakan proses pengembunan. Pada tahap awal, CO2 dan uap air
terlebih dahulu dipisahkan (hal ini karena pada proses pengembunan, CO2
dan uap air dapat membentuk padatan yang menyebabkan peyumbatan pipa). Kemudian
gas alam diembunkan pada suhu dibawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi
diatas suhu pengembunan He dengan demikian, di peroleh produk berupa campuran
gas yang mengandung ~50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya,
He di murnikan dengan proses antara lain :
a.
proses
kriogenik (menghasilkan dingin)
Campran gas diberi tekanan, lalu
didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan. Sisa campuran
dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga di
peroleh He yang sangat murni.
b.
proses
adsorpsi
Campuran gas dilewatkan melalui
bahan penyerap yang secara selektif menerap pengotor. Proses ini mennghasilkan
He dengan kemurnian 99,997% atau lebih
2.
Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr dan Xe dari udara
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan
udara. Pada tahap awal, CO2 dan uap air dipisahkan terlebuh dahulu.
Kemudian, udara di embunkan dengan pemberian tekanan ~200 atm di ikuti pendinginan
cepat. Sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan gas mulia
yang lebih banyak, yakni ~60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya ~30% O2
dan 10% N2. Sisa udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun
karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah.
Selanjutnya, Ar, Kr dan Xe dalam udara cair dipisahkan
menggunakan proses, antara lain :
a. Proses adsorpsi.
Pertama, O2
dan N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi kimia. O2
di reaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan dengan Mg. sisa
campuran (Ar, Xe dan Kr) kemudian akan di adsorpsi oleh arang teraktivasi.
Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada kisaran suhu tertentu setiap gas akan
terdesorpsi atau keluar dari arang. Ar di peroleh pada suhu sekitar -80˚C,
sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih tinggi.
b. Proses distilasi fraksional.
Proses ini
menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip pemisahan
adalah perbedaan titk didih zat. Karena titik didih N2 paling
rendah, maka N2 lebih dulu dipisahkan. Selanjutnya Ar dan O2
dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Ar ini lalu dilewatkan melalui kolom distilasi
terpisah di mana diperoleh Ar dengan kemurnian ~98% (Ar dengan kemurnian
99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni He
dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.
3.
Ekstraksi Rn dari Peluruhan Unsur Radioaktif
Radon diperoleh dari peluruhan panjang unsur
radioaktif U-238 dan peluruhan langsung Ra-226. Rn bersifat radioaktif dan
mempunyai waktu paro yang pendek yakni 3,8 hari sehingga cenderung cepat
meluruh menjadi unsure lain. Radon belum diproduksi secara komersial
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam
golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian
ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifatnya yang stabil. Yang
tergolong ke dalam gas kimia yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton
(Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sifat – sifat dari gas mulia yaitu Jari-jari atom
unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah (He ke Rn) semakin besar karena
bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah
semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin
lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir
mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan
kenaikan massa atom.
Gas mulia memiliki banyak kegunaan, seperti helium
yang dapat digunakan untuk mengisi balon udara dan radon yang digunakan sebagai
terapi kanker karena bersifat radioaktif.
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik
karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya
menggunakan pemisahan secara fisis. Pengecualian adalah radon yang diperoleh
dari peluruhan unsure radioaktif.
B. Kritik dan Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang ingin
membuat makalah tantang “Kimia Unsur” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah
yang kami buat ini ialah dengan mencari lebih banyak refrensi dari berbagai
sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat
lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat kami sampaika
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
·
Achmad, Hiskia, Edi Kurniawan.2001.Kimia
Unsur dan Radiokimia.Bandung: PT Citra Aditya Bakti
·
Permana, Irvan, 2007, Memahami Kimia
SMA/MA Kela XI Program IPA, Bandung ; Penerbit Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
·
Purba, Michael, 2006, Kimia Untuk
SMA Kelas XI, Jakarta; Penerbit Erlangga
·
Sunardi, 2011, Kimia Bilingual Untuk
SMA/MA Kelas XI, Bandung; Penerbit
Yrama widya
·
Sutresna, Nana, 2007, Cerdas Belajar
Kimia Untuk Kelas XI, Bandung; Penerbit Grafindo
·
Utami, Budi, dkk, 2009. Kimia Untuk
SMA /MA Kelas XI Program Ilmu Alam, Jakarta; Penerbit Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT karena
atas rahmat dan karuniaNya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang gas mulia ini. Penulisan makalah tentang gas
mulia ini betujuan tidak lain adalah untuk memenuhi tugas kimia yang diberikan
guru pembimbing kami. Selain itu, makalah ini juga dibuat untuk meningkatkan
rasa ingin tahu pembaca dan masyarakat mengenai gas-gas golongan 8A yang jarang
ditemui dan langka.
Kesulitan yang penulis hadapi dalam membuat karya ilmiah ini
adalah kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia mengingat gas mulia
merupakan suatu hal yang langka, dan koordinasi tim yang kurang menjadi
penghambat dalam penulisan kaya tulis ini. Namun, kesalahan adanya memang di
manusia dan kesempurnaan adanya di tangan Tuhan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan ke segenap kalangan yang
telah membantu kami dalam penulisan karya tulis ini. Jasa-jasa kalian tak akan
terlupakan seumur hidup. Penulis juga menerima segala kritik dan saran atas
penulisan karya ilmiah ini, mengingat segala keterbatasan dan kekurangan yang
penulis miliki.
No comments:
Post a Comment