|
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Selama masa kehamilan jaringan
payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi. ASI
adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam
organik yang diskresi oleh kedua kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama
bagi bayi. Sebagai persiapan menyongsong kelahiran sang bayi, perawatan
payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke 7-8 memegang peranan penting
dalam menentukan berhasilnnya menyusui bayi. Payudara yang terawat akan
memproduksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Begitu pula dengan
perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan
cepat berubah sehingga kurang menarik. Juga dengan perawatan payudara yang
baik, puting tidak akan lecet sewaktu diisap bayi (Wulanda A.F.,2011).
|
Angka kematian bayi berdasarkan
hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 untuk periode
lima tahun sebelum survey adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Capaian Angka Kematian Bayi (AKB) di
tahun 2012 kurang menggembirakan dibandingkan target MDGs yang ingin dicapai
yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015. Penurunan AKB yang
melambat antara tahun 2007 sampai 2012 yaitu dari 35 menjadi 32 per 1.000
kelahiran hidup, memerlukan akses seluruh bayi terhadap intervensi kunci
seperti ASI eksklusif atau imunisasi dasar. (Kemenkes, 2013).
Dari hasil pengumpulan
data profil kesehatan Provinsi Sulawesi selatan tahun 2012 jumlah kematian bayi
sebesar 861 bayi atau 5,93 per 1000 kelahiran hidup, oleh karena itu masih
perlu upaya dari semua pihak yang terkait dalam rangka penurunan angka tersebut
sehingga target (Milinium Development
Goals) MDGs khususnya penurunan angka kematian dapat tercapai. (Profil Kes.
Prov. Sul-sel, 2012).
Berdasarkan data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, Angka kematian bayi pada tahun
2011 sebanyak 85 bayi dan pada tahun 2012 menurun menjadi 80 bayi. Adapun
penyebab kematian bayi adalah BBLR, asfiksia, pnemonia berat, ikterus,
kongenital, infeksi, lahir mati dan lain-lain. (Dinkes Kab. Bone, 2013)
Perawatan payudara merupakan salah satu bagian
penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya, dan
payudara akan semakin membesar serta puting susu akan lebih gelap warnanya dan
juga lebih sensitif. Penelitian di Sumatera menemukan 20 % masalah dalam
pemberian ASI karena kurangnya pengetahuan
tentang perawatan payudara selama kehamilan (Parapat D., 2010).
Pengetahuan
ibu yang baik seharusnya dapat sejalan dengan perilaku ibu yang baik dalam
perawatan payudara selama kehamilan. Ibu yang mempunyai pengetahuan baik
semakin baik dalam melalukan perawatan payudara selama kehamilan. Namun bagi
ibu yang mempunyai pengetahuan yang kurang, menjadikan perawatan payudara
selama kehamilan masih kurang, oleh karena itu perlu kiranya peran petugas
kesehatan yang lebih aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
hamil bahwa sangat penting adanya perawatan payudara selama kehamilan (Sulastri,
2013).
Data
Dinas Kesehatan Kabupaten Bone menunjukkan bahwa cakupan ASI Eksklusif tahun 2010-2011
di Kabupaten Bone berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan yang sangat
signifikan. Tahun 2010 sebanyak 23,50%, sedangkan untuk tahun 2011 mengalami
penurunan 19,33%, dan salah satu penyebabnya adalah kurang lancarnya air susu
ibu. Mencermati data cakupan yang sangat rendah dan menurun sangat drastis,
menuntut untuk segera diatasi dan diwaspadai. Jika tidak, maka akan sangat
berdampak pada jangka panjang terhadap kualitas sumberdaya manusia dan
dikhawatirkan akan terjadi lost generation pada masa-masa mendatang (Dinkes
Kabupaten Bone, 2012).
Faktor-faktor yang menyebabkan seorang Ibu hamil tidak
melakukan perawatan payudara karena, kurangnya informasi yang di dapat dari tenaga
kesehatan, adanya rasa takut dan malas dan ketersediaan waktu untuk melakukan
perawatan payudara selama masa kehamilan. Perawatan payudara sangat
penting supaya tidak terjadi komplikasi
pada saat menyusui bayinya nanti (Kustarmadji,
2009).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudul : Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Hamil Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo
Kab. Bone Tahun 2014.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Hamil Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014.”
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang
perawatan payudara selama hamil yang melakukan kunjungan antenatal care di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun
2014.
1.3.2.Tujuan Khusus
(1)
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil
tenteng perawatan payudara selama hamil berdasarkan
umur Di
Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014.
(2)
Untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu hamil
tentang perawatan payudara selama hamil berdasarkan paritas Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo
Kab. Bone Tahun 2014.
(3)
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama hamil berdasarkan
pendidikan Di
Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1.Manfaat Teoritis
Dapat
memperkaya konsep teori yang menyongsong
perkembangan ilmu pengetahuan kebidanan khususnya pada pengetahuan
tentang
perawatan payudara.
1.4.2.
Manfaat
Praktis
(1)
Bagi
peneliti atau Mahasiswa
Bagi penulis sendiri untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan
di Akademi Kebidanan Batari Toja Watampone.
(2)
Bagi
Instansi Pelayanan
Hasil
penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi pengelola program
kesehatan untuk mengembangkan pendidikan kesehatan (penyuluhan) bagi masyarakat
sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi untuk mencapai Target MDGs
2015.
(3)
Bagi
Institusi Pendidikan
Diharapkan
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan bahan untuk
penelitian selanjutnya
(4)
Bagi
masyarakat
Dapat
memberikan pengetahuan yang berarti kepada masyarakat khususnya ibu hamil dalam
meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya perawatan payudara.
.
|
TINJAUAN
PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
2.1.
Tinjauan Tentang Pengetahuan
2.1.1.
Pengertian
(1)
Pengetahuan adalah hasil
pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pada waktu
pengindraan sampai hasil pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo,
2010).
(2)
Pengetahuan adalah kesan di dalam
pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya. Pengetahuan sangat
berbeda dengan kepercayaan (beliefs),
takhyul (supertition), dan
penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah segala
apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia
(Dhohiri, 2007).
(3)
Pengetahuan adalah suatu kata
yang digunakan untuk menunjuk kepada apa yang diketahui oleh seseorang tentang
sesuatu (Rapar, 2010).
(4)
|
Menurut Rapar (2010) pengetahuan
senantiasa memiliki subyek, yakni yang mengetahui, karena tanpa ada yang
mengetahui tidak mungkin ada ilmu pengetahuan. Jika ada subyek pasti ada pula
obyek, yakni sesuatu yang ihwalnya kita ketahui atau hendak kita ketahui, tanpa
obyek, tidak mungkin ada ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan bertauatan erat
dengan kebenaran karena demi mencapai kebenaranlah ilmu pengetahuan itu eksis.
Kebenaran ialah kesesuaian pengetahuan dengan obyeknya. Ketidaksesuaian
pengetahuan dengan obyeknya disebut kekeliruan. Suatu obyek yang diketahui senantiasa
memiliki begitu banyak yang akan diungkap secara serentak. Kenyataannya manusia
hanya mengetahui beberapa aspek dari obyek yang dilihat, sedangkan yang lainnya
tetap tersembunyi baginya. Dengan demikian, jelas bahwa amat sulit untuk
mencapai kebenaran yang lengkap dari obyek tertentu, apalagi mencapai seluruh
kebenaran dari segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek pengetahuan. Lebih
lanjut Rapar mengatakan bahwa, ilmu pengetahuan dapat dipilah menjadi tiga
jenis antara lain :
(1)
Pengetahuan Biasa (Ordinary
Knowledge). Pengetahuan ini
terdiri dari pengetahuan
nir-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan nir-ilmiah adalah hasl pencerapan dengan indra terhadap objek
tertentu yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari dan termasuk pula pengetahuan intuitif. Pengetahuan pra-ilmiah merupakan hasl
pencerapar indrawi dan pengetahuan yang
merupakan hasl pemikiran rasional yang tersedia
untuk diuji lebih lanjut kebenarannya dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
(2)
Pengetahuan Ilmiah (Scientific
Knowledge). Pengetahuan
ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenaran
yang dicapai. Pengetahuan yang demikian
dikenal juga dengan sebutan science.
(3)
Pengetahuan Filsafati (Philosophical
Knowledge). Pengetahuan
filsafati diperoleh
lewat pemikiran rasional yang didasarkan pada pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian
kritis, dan pemikiran-pemikiran yang logis, analitis, dan sistematis. Pengetahuan filsafati adalah
pengetahuan yang berkaitan
dengan hakikat, prinsip, dan asas dari seluruh realitas yang dipersoalkan selaku objek yang
hendak diketahui (Rapar, 2010).
2.1.3.
Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dibagi menjadi enam
tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif, yaitu :
(1)
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat
suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan
protein pada anak balita.
(2)
Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginter-prestasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus makan makanan yang bergizi.
(3)
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada menggunakan rumus
statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat mengguna-kan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
(4)
Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke komponen-komponen, tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat
mengambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
(5)
Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu
kemampuan untuk meletakkan atau menghungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
(6)
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat
membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan
gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan
sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
2.1.4.
Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan dibagi
menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau
ilmiah.
(1)
Cara
tradisional atau non ilmiah
Ada 10
cara tradisional yang digunakan yaitu :
a.
Cara
coba salah (trial and error)
Cara ini
dilakukan dengan mencoba-coba beberapa kemungkinan. Bila kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai berhasil.
b.
Secara
kebetulan
Terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c.
Cara
kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan
dari hasil menerima pendapat yang di kemukakan
oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau
membuktikan kebenarannya
d.
Berdasarkan
pengalaman pribadi
Pengalaman
seseorang dapat digunakan sebagai upaya memper-oleh pengetahuan
e.
Cara
akal sehat
Cara
akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran.
f.
Kebenaran
melalui wahyu
Pengetahuan
dari ajaran agama yang di yakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari pengetahuan tersebut rasional atau tidak.
g.
Kebenaran
secara intuitif
Pengetahuan
yang diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan
hati saja.
h.
Melalui
jalan pikiran
Menggunakan
penalaran untuk memperoleh pengetahuan. Dengan berkembangnya jaman, cara
berpikir manusia juga berkembang.
i.
Induksi
Proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan
khusus ke
pernyataan yang bersifat umum.
j.
Deduksi
Proses
penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus (Notoatmodjo,
2010).
(2)
Cara
modern atau ilmiah
Cara
untuk memperoleh pengetahuan dengan mengadakan pengamatan langsung, kemudian
hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan kemudian diambil
kesimpulan umum dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya (Notoatmodjo,
2010).
2.1.5.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu :
(1)
Umur
Bertambahnya
umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang
usia lanjut kemampuan
penerimaan
atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
(2)
Intelegensi
Intelegensi
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna
menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi
seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai
informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan
berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
(3)
Lingkungan
Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dalam
lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada
cara berfikir seseorang.
(4)
Sosial Budaya
Sosial
budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh
suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, mengalami suatu proses
belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.
(5)
Pendidikan
Pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya.
(6)
Informasi
Informasi
akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang
memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik
dari berbagai media misalnya TV, radio
atau surat kabar
maka hal itu
akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
(7)
Pengalaman
Pengalaman
merupakan guru yang
terbaik. Pepatah tersebut
dapat
diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010).
2.2.
Tinjauan Tentang Kehamilan
2.2.1.
Definisi Kehamilan
(1)
Kehamilan
adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Astuti,
2011).
(2)
Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Saifuddin, 2010).
(3)
Kehamilan
merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia.
Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang
ditandai dengan terjadinya menstruasi (Hani Ummi, 2010).
(4)
Kehamilan
(fertilisasi) adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antar sel mani dan
sel telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba. Syarat dari setiap kehamilan
adalah harus ada : Spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi
hasil konsepsi. (Kusmiati, 2009).
2.2.2. Tanda-tanda
kehamilan
(1) Tanda Tidak
Pasti kehamilan :
Menurut
(Asrinah, dkk 2010), Tanda tidak pasti hamil meliputi :
a.
Amenore
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de graff dan ovulasi. Gejala ini sangat penting karena umumnya perempuan
hamil tidak mendapatkan haid. Penting diketahui tanggal hari pertama haid
terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan diperkirakan kapan
persalinan akan terjadi.
b.
Mual
dan muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan. Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama
kehamilan, kadang-kadang disertai oleh emesis. Ini sering terjadi pada pagi
hari tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness.
Dalam batas-batas tertentu keadaan ini
masih fisiologik. Bila terlampau sering, bisa mengakibatkan gangguan kesehatan
yang disebut hiperemesis gravidarum. Akibat mual dan muntah akan membuat nafsu
makan berkurang.
c.
Mengidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi
menghilang seiring semakin tuanya usia kehamilan.
d.
Pingsan
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan adanya iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau
pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
e.
Sering
buang air kecil
Pada awal masa kehamilan, karena adanya desakan rahim ke
depan, kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester dua,
sudah mulai menghilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul.
Pada trimester tiga gejala ini bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang
panggul dan menekan kembali kandung kemih.
f.
Payudara
menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan
progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli pada mammae. Ujung saraf
tertekan sehingga menyebabkan rasa sakit, terutama pada hamil pertama.
g.
Anoreksia
(tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu
makan kembali.
h.
Konstipasi
dan obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
i.
Pigmentasi
kulit
Terjadi pada kehamilan usia 12 minggu ke atas. Ada beberapa
bagian di mana pigmentasi terlihat jelas yaitu : Sekitar pipi (Cloasma
gravidarum), dinding perut, sekitar payudara.
(2) Tanda
Kemungkinan Kehamilan (Probability sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan
fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksaan fisik
kepada wanita hamil. Menurut (Hani Ummi, 2010), tanda kemungkinan ini terdiri
atas hal-hal berikut ini:
a.
Pembesaran
perut
Terjadi
akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
b.
Tanda
hegar
Tanda
hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.
c.
Tanda
goodel
Adalah
pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperi bibir.
d.
Tanda
chadwick
Perubahan warna menjadi
keunguan pada vulva dan mukosa
vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e.
Tanda
piscaseck
Merupakan
pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada
daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f.
Kontraksi
braxton hicks
Merupakan
peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkat-nya actomysin didalam otot
uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul
pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya dan
kekuatannya
sampai mendekati persalinan.
g.
Teraba
ballotement
Ketukan
yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang
dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal iini harus ada pada pemeriksaan
kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena
dapat saja merupakan myoma uteri.
h.
Pemeriksaan
tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan
ini adalah untuk mendeteksi adanya human
cjorionic
gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan. Hormon direkresi ini peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan
dieksresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah
konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30 – 60. Tingkat tertinggi
pada hari 60 – 70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100 – 130.
(3) Tanda Pasti
kehamilan
Beberapa tanda yang memastikan
adanya kehamilan meliputi:
a.
Gerakan janin yang dapat dilihat dan dirasakan ibu
merasakan gerakakan janin ketika usia
kehamilan 16 minngu (akhir bulan keempat) atau awal bulan kelima.
b.
Denyut jantung janin (DJJ). Terlihat dan terdengar
denyut jantung janin dengan bantuan alat .
1) Didengar dan
dicatat dengan Doppler mulai usia kandungan 20 minggu
2) Didengar
dengan stetesko-monokuler laennec mulai usia kandungan 20 minggu.
3) Dicatat dengan
feto-elektokardiogram mulai usia kandungan 60 minggu
4) Dilihat dan
dicatatdengan ultrasonografi (USG) muli usia kandungan 6 minggu
c.
Dengan melihat
tulang-tulang pada foto rontgen.Tulang rangka janin tampak jelas pada
pemeriksaan foto rontgent sejak usia kandungan 8 minggu , namun seiring
perkembangan ilmu dan teknologitidak dilakukan lagi karena bahaya yang
diakibatkan oleh radiasi sinar X, yaitu kecacatan dan gangguan pertumbuhan
janin (Astuti , 2011).
2.2.3. Fisiologi Kehamilan
Selama kehamilan terjadi perubahan yang menakjubkan
pada ibu dan janin.:
(1) Pada Ibu
a.
Trimester Pertama
Tanda-tanda
fisik yang kadang terjadi pada ibu adalah perdarahan sedikit (spotting) sekitar
11 hari setelah konsepsi, yakni pada saat embrio melekat pada lapisan uterus.
Perdarahan inibiasanyakurang dari jumlah haid yang normal. Perubahan- perubahan
fisik berikutnya biasanya adalah nyeri dan pembesaran payudara, kadang diikuti dengan
rasa lelah yang sangat dan sering kencing. Gejala ini akan dialami sampai 3
bulan berikutnya. “Morning Sickness” (sakit di pagi hari) berupa mual muntah biasanya
dimulai sekitar 8 minggu mungkin berakhir sampai 12 minggu. Pertumbuhan janin dapat
dirasakan ibu di atas simpisis pubis. Ibu akan mengalami kenaikan berat badan sekitar
1-2kg selama kehamilan. (Depkes, 2007).
b.
Trimester Kedua
Uterus akan terus membesar.
Setelah 16 minggu uterus biasanya berada pada pertengahan antaras impisis pubis
dan pusat. Berat badan ibu bertambah sekitar 0,4-0,5 kg/minggu. Ibu akan mulai merasa
mempunyai banyak energy. Pada 20 minggu fundus uteri berada dekat pusat. Payudara
mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu mulai merasakan gerakan janinnya. Perubahan kulit
yang normal, berupa cloasma, linea nigra dan striae gravidarum kehamilan (Depkes, 2007).
c.
Trimester ketiga
Pembesaran uterus terus bertambah.
Pada minggu ke 28 fundus Uteri berada pada 3 jari diatas pusat anatara pusat dan
processus xiphoid. Pada minggu ke 32. Fundus uteri berada pada pertengahan pusan
dan processus xiphoid. Minggu ke 36, fundus uteri mencapai 3 jari di bawah procesusxiphiod.
Payudara terasa penuh dan lunak, sering kencing kembali terjadi. Sekitar minggu
ke 38 janin mulai masuk kedalam rongga panggul. Sakit punggung dan sering kencing
meningkat akibat tekanan uterus terhadap kandung kencing. Tidur mungkin menjadi sulit. Terasa kontraksi Braxton Hicks (His Palsu) yang meningkat
kehamilan (Depkes,
2007).
(2) Pada Janin
a.
Trimester I
Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya janin diberi
berbagai nama. Dari umur fetus (janin) yang sebenarnya, harus dihitung dari
saat fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi,
sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Dalam praktek, tuanya kehamilan dihitung
dari haid yang terakhir. Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya, berbagai nama
diberikan pada anak yang dikandung itu.
1)
Ovum : Umurnya dari 0-2 minggu setelah fertilisasi.
2)
Embrio : Umurnya dari 3-5 minggu, mulai terjadi
pembentukan alat- alat badan dalam bentuk dasar.
3)
Fetus : Janin yang sudah mempunyai bentuk manusia.
4)
Pada akhir minggu 12, panjang janin 7-9 cm.
b.
Trimester II dan III
Pada akhir kehamilan 20 minggu berat janin sekitar 340
gram dan panjangnya 16-17 cm. Ibu dapat merasakan pergerakan bayi, sudah
terdapat mekonium didalam usus, dan sudah terdapat verniks pada kulit. Pada
usia kehamilan 28 minggu, berat bayi lebih sedikit dari 1 kg dan panjangnya 23
cm. Janin mempunyai periode tidur dan beraktifitas, merespon pada suara, dan
melakukan gerakan pernafasan. Pada usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1,7 kg
dan panjangnya 28 cm, kulitnya mengerut, dan testis telah turun ke skrotum pada
bayi laki-laki. Pada usia kehamilan 36-40 minggu, jika ibu mendapatkan gizi
yang cukup, kebanyakan berat bayinya antara 3-3,5 kg dan panjangnya 35 cm (Depkes, 2007).
2.2.4. Perubahan Psikologis dalam Kehamilan
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami
perubahan psikologis dan
emosional. Perubahan-perubahan
tersebut menurut
Pusdiknakes (2011) antara lain :
(1) Trimester
Pertama
Pada awal kehamilan, hormon progesteron dan estrogen
dalam
dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pada
pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci
kehamilannya. Masalah kejiwaan yang sering terjadi pada ibu hamil adalah perasaan
takut dan penolakan ibu terhadap kehamilannya, kekecewaaan, kecemasan dan kesedihan..
(2) Trimester
Kedua
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran
kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan
terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Trimester kedua dapat dibagi menjadi
dua fase yaitu prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan
ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat
pada penjelasan
berikut :
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening
pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek
di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan
mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan
menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan
dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah
diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia
akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan
menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa
hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas
keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan
persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa
menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama
pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus
diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran
yang ia terima
sebelum kehamilannya.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun
konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini
menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi
tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin
(kecuali beberapa suku yang menganut system patrilineal/matrilineal).
(3) Trimester
Ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu/
penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal
yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya
akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa
khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Rasa
tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak
ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih
karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari
suami, keluarga dan bidan.
2.2.5. Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Tanda dan gejala komplikasi / indikasi yang
membutuhkan penanganan secara cepat, antara lain:
(1) Oedema /
bengkak pada muka atau tangan
(2) Nyeri
abdomen yang hebat
(3) Berkurangnya
gerak janin
(4) Perdaahan
pervaginaan.
(5) Sakit kepala
hebat
(6) Penglihatan
kabur
(7) Deman
(8) Muntah-muntah
hebat
(9) Keluar
cairan banyak secara tiba-tiba
Tanda-tanda bahaya kehamilan bila
tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi oleh ibu hamil dapat menyebabkan
kematian (Depkes, 2007).
2.3.
Tinjauan
Umum Tentang Perawatan Payudara
2.3.1.Pengertian Perawatan Payudara
(1)
Perawatan payudara saat hamil
adalah suatu cara pemeliharaan organ reproduksi wanita baik selama hamil maupun
menyusui, yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI pada masa
laktasi (Sarwono, 2005).
(2)
Payudara perlu dipersiapkan sejak
sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik saat diperlukan.(Saifuddin,
A.B.2010).
(3)
Perawatan payudara saat hamil
adalah merawat sedini mungkin payudara ibu pada saat kehamilan untuk
mempersiapkan payudara sebagai penghasil ASI serta kebersihannya dan tehnik
perawatannya (Fefendi, 2008).
(4)
Perawatan payudara sangat
penting dilakukan selama hamil
karena payudara merupakan satu-satu
penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir (Anwar, 2008).
(5)
Perawatan
payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk
memeliharan kesehatan payudara waktu hamil (Teguh Subianto, 2009).
2.3.2.Tujuan
perawatan payudara
Tujuan perawatan payudara selama
hamil adalah sebagai berikut:
(1)
Memelihara
kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi.
(2)
Meningkatkan
produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan.
(3)
Mencegah
bendungan ASI/pembengkakan payudara.
(4)
Melenturkan
dan menguatkan puting agar tidak lecet.
(5)
Mengetahui
secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha untuk mengatasinya.
(6)
Persiapan
psikis ibu menyusui.
(Saryono, Dyah, 2008:58-59)
2.3.3.
Manfaat perawatan payudara
(1)
Menjaga
kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.
(2)
Melenturkan
dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusui.
(3)
Merangsang
kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.
(4)
Dapat
mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk
mengatasinya.
(5)
Mempersiapkan
mental (psikis) ibu untuk menyusui.
(Saryono, Dyah, 2008:54)
2.3.4.
Teknik perawatan payudara
Payudara
harus diperiksa untuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap
kondisi yang dapat menggangu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa puting
dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya.
(Wheeler, Linda. 2003:74)
Persiapan alat :
(1)
Baby
oil
(2)
Kapas
(3)
Waslap
(4)
Air
dalam com
(5)
Pakaian
ibu
(6)
Handuk
besar
(7)
Handuk
kecil. (Teguh Subianto, 2009:2)
Berikut ini panduan praktis mengenai
perawatan payudara saat kehamilan:
(1)
Kehamilan
usia 3 bulan
Periksa
puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam
dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang normal
akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke
dalam payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa
menonjol. Caranya dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah
sekitar puting susu di urut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai
semua ke daerah payudara. Dilakukan sehari 2 kali selama 6 menit.
(2)
Kehamilan
usia 6-9 bulan
a.
Kedua
telapak tangan dibasahi dengan baby oil.
b.
Puting
susu sampai areola mammae (daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap)
dikompres dengan baby oil selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran
atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan.
c.
Jangan
membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena
dapat menyebabkan puting susu lecet.
d.
Kedua
puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam dan ke arah luar
(searah dan berlawanan jarum jam)
e.
Pangkal
payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut ke arah puting susu sebanyak
30 kali sehari.
f.
Pijit
kedua areola mammae sehingga keluar 1-2 tetes.
g.
Kedua
puting susu dan sekitarnya dibersikan dengan handuk kering dan bersih.
(Saryono, Dyah, 2008:54-56)
h.
Gunakan
BH yang nyaman dan sifatnya menyangga.
(Rizal, Yose, 2009:23)
(3)
Pemijatan
payudara
a.
Bersihkan
payudara memakai air, lalu pijat memakai baby oil.
b.
Pemijatan
dilakukan dengan kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar searah jarum
jam dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam.
c.
Setelah
itu lakukan pengurutan dari bawah menuju puting, namun putingnya sendiri
tak perlu dimassase. (Bibilung, 2010:1)
Gambar
2.1. Pengurutan buah dada dari tengah ke samping kemudian ke bawah
Gambar
2.2. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
Gambar
2.3. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
Gambar 2.4. Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting.
Sumber : Creafost, (2008)
2.3.5.
Menjaga kesehatan payudara
Menjaga
dan memelihara kesehatan payudara penting diketahui bagi wanita sehingga kanker
payudara tidak perlu menjadi menakutkan. Kanker payudara adalah salah satu
jenis kanker yang paling banyak mengakibatkan kematian pada wanita karena itu
menjadi tanggung jawab setiap wanita menyadari semua hal seputar kesehatan
payudara. Berikut beberapa tips memelihara kesehatan payudara dengan makan
makanan yang tepat sebagai salah satu cara mengurangi resiko tumbuhnya kanker
tersebut, antara lain:
(1)
Rumput
laut
Jepang
merupakan salah satu Negara dengan tingkat pertumbuhan kanker payudara rendah.
Ini terkait pola makan yang terbiasa mengkonsumsi rumput laut. Rumput laut
terbukti memiliki manfaat bagi kesehatan dimana menurut penelitian Harvard
School of Public Health menemukan tikus yang diberi makan kelp (satu jenis
rumput laut) memiliki kanker payudara lebih rendah dibanding tikus yang tidak
makan kelp.
(2)
Kurangi
makanan berlemak
Pola
makan yang tinggi
lemak hewani dapat meningkatkan
resiko
kanker payudara. Menurut para ahli, pola makan kaya lemak dapat menghasilkan
zat kimia dalam usus yang ketika berhubungan dengan bakteri akan merubahnya
menjadi estrogen sebagai penyebab kanker. Estrogen ini kemudian disimpan dalam
jaringan lemak payudara sehingga membuat sel dalam area ini lebih mungkin
tumbuh menjadi kanker. Dengan membatasi konsumsi lemak sehari-hari sampai
kira-kira 20% dari seluruh konsumsi kalori, anda berarti telah mengurangi
peluang tumbuhnya kanker payudara.
(3)
Tingkatkan
konsumsi serat
Serat
yang terkandung dalam makanan seperti buncis,
seluruh
jenis gandum, buah-buahan dan sayuran dapat mempengaruhi metabolisme estrogen
dalam tubuh dan menurunkan estrogen dalam darah.
(4)
Makan
banyak sayuran
Makan
banyak sayuran seperti brokoli, kubis brussel, kol, sayuran hijau seperti
kangkung dan bayam, kembang kol dan lobak cina baik bagi kesehatan payudara
karena mengandung komponen sulfur yang disebut indoles. Indoles sebenarnya
membantu mengurangi estrogen dari tubuh dan menegahnya tumbuh menjadi kanker
payudara. Hanya sayuran jenis ini diketahui dapat merubah estrogen dalam tubuh
dan mencegahnya dari kanker payudara.
(5)
Ikan
Penelitian
menujukan makan sedikitnya tiga porsi ikan laut setiap minggu seperti tuna,
salmon, makarel, dan sarden dapat membantu mencegah kanker payudara. Minyak
omega 3 yang biasanya ditemukan dalam ikan ini dapat membantu memperkuat system
kekebalan dan menghalangi pengaruh tumor yang menyebabkan kanker.
(6)
Produk
kedelai
Beberapa
ilmuan yakin makan produk kedelai dapat melindungi terhadap hormon penyebab
tumor. Kacang kedelai dan produk kedelai lainnya, tapi tidak termasuk susu
kedelai (mengandung bahan pengawet), mengandung genistein, sebuah estrogen
alami yang mengikat pada reseptor dalam payudara sehingga tidak mungkin tumbuh
kanker.
(7)
Olahraga
secara teratur
Penelitian dimana
wanita melakukan olahraga aerobic selama 3,8 jam atau lebih per
minggu sedikit kemungkinan memiliki kanker payudara dibanding mereka yang tidak
pernah berolahraga sama sekali. Termasuk mereka yang bertahan dalam 5 sampai 6
kg dari berat badan ideal merupakan cara mencegah kanker payudara karena
obesitas memiliki korelasi dengan
resiko kanker
payudara. Kelebihan
lemak dalam tubuh menghasilkan estrogen yang kemudian di simpan
dalam jaringan payudara sehingga memicu tumbuhnya sel kanker. (Nuraini,
2009:57-59).
2.4. Tinjauan Umum Tentang Variabel yang Diteliti
2.4.1.
Umur
Umur adalah lama hidup individu
terhitung saat mulai dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari
segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya
dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat
dari pengalaman dan kematangan jiwa
(Nursalam 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Astari dkk. (2008) pada karakteristik berdasarkan usia
sebagian besar yang melakukan perawatan payudara adalah kurang dari 20 tahun
sebanyak 10 orang (33,3%).
Usia kehamilan yang aman pada ibu
adalah usia antara 20-35 tahun, usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
merupakan usia rawan bagi kehamilan seorang ibu. Umur ibu hamil dalam
penelitian ini rata-rata 22-30 tahun sebesar 78,5 %. Umur ibu pada saat
kehamilan yang paling muda adalah 18 tahun dan yang paling tua adalah 36 tahun
(Pramana, 2013).
2.4.2.
Paritas
Menurut
Cunningham et al (2005) terdapat beberapa istilah yang merujuk kepada
jumlah paritas, yaitu:
(1)
Primipara:
seorang wanita yang tidak pernah melahirkan sebanyak 1 anak.
(2)
Primiparar:
seorang wanita yang pernah melahirkan hanya sekali atau beberapa kali
melahirkan janin yang hidup atau mati dengan estimasi lama waktu gestasi antara
20 atau beberapa minggu.
(3)
Multipara:
seorang wanita yang pernah menjalani waktu kehamilan dengan sempurna 2 atau lebih dengan waktu
gestasi 20 minggu atau lebih. Dilihat
dari segi pengalaman dalam melahirkan dapat diartikan bahwa ibu yang memiliki
paritas atau jumlah anak yang lebih dari satu akan mempunyai banyak pengalaman
tentang kehamilannya secara langsung.
Paritas
merupakan suatu frekuensi melahirkan baik itu bayi hidup atau meninggal. Makin
sering ibu melahirkan, maka pengalaman ibu makin banyak. Sehingga ibu yang
pernah melahirkan lebih dari 1 kali, memiliki pengalaman dan pengetahuan
tentang melakukan perawatan payudara dimana kemungkinan pada waktu persalinan
pertama, ibu tersebut sudah mendapatkan konseling dari tenaga kesehatan pada
saat melahirkan. Sehingga pada kehamilan berikutnya, ibu sudah mampu melakukan
perawatan secara dini terhadap payudara ibu (http://devidarwin.blogspot.com.
Diakses 21 Mei 2014)
2.4.3.
Pendidikan
Pendidikan dapat
mendukung pengetahuan bagi ibu. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan seorang ibu di dalam menerima informasi pendidikan kesehatan. Semakin
baik pendidikan seorang ibu, maka semakin baik pula pola pikirnya untuk mnerima
stimulus dan melakukan tindakan-tindakan yang dapat menunjang kesehatan bayinya
(Pramana,2013).
Berdasarkan hasil penelitian Sulastri
(2013), tingkat pendidikan responden diketahui 79,6% berpendidikan SMA. Sedangkan
yang berpendidikan SMP sebanyak 20,4%. Tingkat pendidikan SMA sudah dapat
diasumsikan dapat menerima informasi penting termasuk informasi kesehatan
perawatan payudara selama kehamilan. Petugas kesehatan memberikan pendidikan
kesehatan kepada responden pada saat ibu melalukan kunjungan pemeriksaan seperti
Antenatal care. Adanya informasi tersebut dapat diterima oleh responden
sehingga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang perawatan payudara.
Tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang pada pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi pendidikan akan memperluas
pengetahuannya, namun dari pendidikan responden ternyata masih banyak
yang mempunyai perilaku yang kurang. Berbekal pendidikan yang baik yaitu SMA
dan mendapatkan pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan ternyata belum
dapat mempengaruhi perawatan payudara selama kehamilan dengan baik. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga responden. Faktor lingkungan
seperti orang tua responden yaitu
ibu selama kehamilannya tidak banyak melakukan perawatan payudara sesuai dengan
aturan perawatan payudara. (Sulastri,
2013).
2.5. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep gambaran perawatan payudara selama kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone sebagai berikut :
Variabel Independent Variabel
Dependent
![]() |
Keterangan :



2.6.
Defenisi Operasional
variabel
|
Defenisi operasional
|
Alat ukur
|
Skala ukur
|
Hasil ukur
|
Pengetahuan Ibu tentang Perawatan payudara
|
Kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan tentang pengertian
perawatan payudara
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
(1) Baik (76% - 100% )
(2) Cukup ( 56% - 75%)
(3) Kurang (< 56%)
dari 20 pertanyaan
(Arikunto,2006)
|
Umur
|
Umur
adalah lama hidup yang dihitung mulai lahir sampai saat diwawancarai.,
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
(1) Masa dewasa Awal (26- 35 tahun).
(2) Masa dewasa Akhir (36-45 tahun). (Depkes RI, 2009).
|
Paritas
|
Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang
pernah dilahirkannya.
|
Kuisioner
|
Ordinal
|
(1)
Primipara :
Jika ibu melahirkan 1 anak
(2)Multipara :
Jika ibu melahirkan 2- 4 anak.
(3)Grande Multipara >4
(Cunningham,
2005)
|
Pendidikan
|
Pendidikan
adalah
pendidikan formal yang pernah diselesaikan responden.
|
Kuisioner
|
Ordinal
|
(1) Pendidikan dasar (SD, SLTP dan sederajatnya)
(2) Pendidikan menengah (SMA, SMK, dan sederajatnya)
(3) Pendidikan tinggi
(D-III, D-IV, S-I). (Depkes RI, 2009)
|
|
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan Ibu hamil yang berdomisili
di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone Tahun 2014.
3.2. Populasi dan sampel
Pnelitian
3.2.1.Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil yang berkunjung di Puskesmas Barebbo pada saat penelitian berlangsung.
3.2.2.Sampel
Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Sampel yang diteliti adalah seluruh
populasi yang telah memenuhi kriteria dari seluruh ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan Kehamilan (ANC).
3.2.3.Kriteria Inklusi
Kriteria
Inklusi dalam penelitian ini adalah:
(1)
Ibu
hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Kading Kecamatan Barebbo
Kabupaten Bone tahun 2014
(2)
|
(3)
Mampu
dijangkau oleh peneliti
3.2.4.Kriteria Eksklusi
(1)
Ibu yang menderita penyakit berat
(2)
Ibu hamil yang tidak
mengembalikan kuesioner
(3)
Tidak
bersedia jadi responden
(4)
Tidak
mampu dijangkau oleh peneliti
3.3. Metode Penelitian
3.3.1.Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan
desain penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan
menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama
hamil di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kabupaten Bone Tahun 2014.
3.3.2.Variabel Penelitian
Yang merupakan variabel independen (bebas)
yaitu : umur, paritas dan pendidikan ibu. Sedangkan variabel dependen (terikat)
yaitu : tingkat pengetahuan ibu hamil sesuai dengan hasil pengumpulan data
melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden.
3.3.3.Instrumen penelitian
Didalam pelaksanaan penelitian
menggunakan kuesioner yang
berisikan pernyataan-pernyataan tentang perawatan
payudara. Kuesioner di buat sebanyak 20 pernyataan. Untuk
mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan payudara selama hamil. Setiap pertanyaan jika jawaban
benar maka diberi nilai 1 dan jika
jawaban salah di beri nilai 0 dengan kategori dalam persentase yaitu :
baik = 76% - 100% ; cukup = 56% – 75% ;
kurang = < 56% (Arikunto, 2006).
3.3.4.Teknik pengumpulan data
Data yang
diambil dalam penelitian ini adalah data primer yang mana diperoleh
langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Pertanyaan di ajukan berdasarkan item yang ada dalam kuesioner kepada responden
yang khusus di berikan kepada ibu-ibu yang melakukan kunjungan antenatal care pada saat penelitian
berlangsung.
Dari hasil data disajikan
secara deskripif melalui tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk presentase
dan narasi. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :
(1) Editing
Proses editing dengan memeriksa kembali
data yang telah dikumpulkan rekam medik ini berarti
semua data harus diteliti
kelengkapan data yang diberikan.
(2) Coding
Untuk memudahkan dalam pengolahan data maka
untuk setiap
jawaban dari kuesioner yang telah
disebarkan diberi kode sesuai dengan arakter.
(3) Skoring
Tahap ini dilakukan setelah
ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap responden atau
hasil observasi dapat diberikan skor. Tidak ada pedoman yang baku untuk scoring
namun scoring harus diberikan.
(4) Tabulating
Mentabulasi dengan memuat
tabel-tabel sesuai dengan analisis yang
dibutuhkan. (Hidayat Alimul,
2007)
3.3.5.Teknik Anlisa Data
Setelah data terkumpul
melalui kuesioner ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variable yang
diteliti, jawaban seluruh responden dari masing-masing dikalikan 100% dan
hasilnya berupa prosentase. Data di olah secara manual dengan menggunakan
kalkulator, sedangkan penyajian data di tampilkan dalam bentuk tabel frekuensi
dan presentase di sertai penjelasan

Keterangan:
P
: Presentase
f : Frekuensi
N : Jumlah subjek .(Machfoedz, 2011).
3.4.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di
lakukan di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone tahun 2014.
3.5. Jadwal Penelitian
Penelitian di lakukan pada bulan Mei - Juni 2014. Secara rinci dapat kita lihat schedule
penelitian pada table dibawah :
Table 3.1. Jadwal Penelitian
NO.
|
Kegiatan
|
BULAN
|
|
||||||||||
Mei
|
Juni
|
Juli
|
|
||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1
|
Proposal
|
|
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengmpulan
Data
|
|
|
|
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pengolahan
Data
|
|
|
|
|
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
4
|
Penyusunan Hasil Peneliti
|
|
|
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
5
|
Ujian KTI
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
3.6. Aspek
Etis Dalam Penelitian
Sebelum kita melakukan
penelitian, terlebih dahulu kita melakukan pendekatan administratif dengan
pihak pendidikan yaitu dengan berbekal surat izin mengadakan penelitian dari
Akademi Kebidanan Batari Toja Watampone disampaikan kepada direktur Puskesmas Barebbo
setelah mendapat persetujuan dari pihak terkait, penelitian dilakukan dengan
menekankan masalah etika yang meliputi :
3.6.1.
Informed
Concent
Merupakan lembar persetujuan yang
akan diedarkan sebelum penelitian dilakukan pada seluruh klien yang memenuhi
kriteria inklusi untuk diteliti. Tujuannya supaya mengerti maksud dan tujuan
penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden
bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responeden
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
haknya.
3.6.2.
Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak
akan mencantumkan nama responden pada lembar
pengumpulan data (observasi) yang diisi oleh peneliti. Lembar tersebut hanya
diberi nomor kode tertentu
3.6.3.
Confidentiallity (Kerahasiaan)
Informasi yang
berhasil dikumpulkan dari sampel peneliti dijaga dan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu saja yang mengetahui hasil penelitian
atau riset. (Hidayat Alimul, 2007)
|
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Setelah
dilakukan pengumpulan data terhadap 40 responden maka dilakukan pengolahan data
dan analisa data dan data yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam tabel
distribusi frekuensi. Adapun hasil pengolahan data tersebut dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
4.1.1. Pengetahuan lbu Tentang Perawatan Payudara
Tabel 4.1
Distribusi
Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara
Di
Puskesmas Kading Kec. Barebbo
Kab. Bone Tahun 2014
No.
|
Pengetahuan
|
Jumlah
|
|
F
|
%
|
||
1
|
Baik
|
31
|
78.0
|
2
|
Cukup
|
7
|
18.0
|
3
|
Kurang
|
2
|
5.0
|
|
TOTAL
|
40
|
100
|
Sumber : Data Primer
|
4.1.2. Pengetahuan
Ibu tentang Perawatan
Payudara
Berdasarkan Umur
Tabel 4.2
Distribusi
Frekwensi Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Payudara berdasarkan umur Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo
Kab. Bone
Tahun 2014
No
|
Umur
|
Pengetahuan
|
Jumlah
|
||||||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
||
1
|
<
20
|
2
|
5.0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
5.0
|
2
|
20 – 35
|
28
|
70.0
|
4
|
10.0
|
2
|
5.0
|
34
|
85.0
|
3
|
>
35
|
1
|
2.5
|
3
|
7.5
|
0
|
0
|
4
|
10.0
|
|
TOTAL
|
31
|
25.0
|
7
|
62.5
|
2
|
12.5
|
40
|
100
|
Sumber : data primer
Dari
tabel 4.2. menunjukkan bahwa Distribusi
pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara berdasarkan umur Di Puskesmas Kading
Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 mayoritas pada umur 20-35 tahun yaitu
sebanyak 34 (85,5%) , mayoritas memilki pengetahuan baik sebanyak 28 responden
(70.0%), dan minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden
(5.0%), dan yang berpengetahuan cukup sebanyak 4 responden (10.0%), minoritas
yang tingkat umur >35 sebanyak 1 orang
(2.5 %) dan memilki tingkat
pengetahuan baik dan umur <20 tahun sebanyak 2 responden (5.0%) mayorutas
tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 responden (5.0%) dan minoritas pengetahuan cukup
dan kurang sebanyak 0 responden (0%) .
4.1.3. Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Payudara Berdasarkan
Berdasarkan
Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi
Frekwensi Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Payudara berdasarkan pendidikan Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo
Kab. Bone Tahun 2014
No
|
Pendidikan
|
Pengetahuan
|
Jumlah
|
||||||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
||
1
|
Pendidikan Dasar
|
20
|
50.0
|
7
|
17.5
|
2
|
5.0
|
29
|
72.5.
|
2
|
Pendidikan Menengah
|
8
|
20.0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8
|
20.0
|
3
|
Pendidikan
Tinggi
|
3
|
7.5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
7.5
|
|
TOTAL
|
31
|
77.5
|
7
|
17.5
|
2
|
5.0
|
40
|
100
|
Sumber : data primer
Dari
tabel 4.3. menunjukkan bahwa Distribusi
pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara berdasarkan pendidikan Di Puskesmas
Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014, mayoritas dengan tingkat pendidikan
dasar (SD, SMP) sebesar 29 responden (72.5%) dengan mayoritas tingkat
pengetahuan baik sebanyak 20 responden (50.0%),
dan minoritas kurang sebanyak 2 responden (5.0%) dan yang cukup sebanyak 7
responden (17.5%), dan minoritas memilki tingkat pendidikan P. Tinggi (D3, S1) sebanyak responden 3 responden (7.5%), dan mayoritas
berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (7.5%) dan minoritas berpengetahuan cukup
dan kurang sebanyak 0 responden (0%) dan yang memilki tingkat pengetahuan
menengah (SMA, SMK) sebanyak 8 responden (20.0%), mayoritas memilki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 8 responden (20.0%) dan minoritas cukup dan kurang
sebanyak 0 responden (0%).
4.1.4. Pengetahuan Ibu Hamil mengenai Perawatan
Payudara berdasarkan Paritas
Tabel 4.4
Distribusi Frekwensi Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara Berdasarkan
Paritas Di Puskesmas Kading Kec.
Barebbo Kab. Bone Tahun 2014
No
|
Paritas
|
Pengetahuan
|
Jumlah
|
||||||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
||
1
|
primipara
|
18
|
45.0
|
2
|
5.0
|
0
|
0
|
20
|
50.0
|
2
|
Multipara
|
13
|
32.5
|
5
|
12.5
|
1
|
2.5
|
14
|
47.5
|
3
|
GrandeMultipara
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
2.5
|
1
|
2.5
|
|
TOTAL
|
31
|
77.5
|
7
|
17.5
|
2
|
5.0
|
40
|
100
|
Sumber : data primer
Dari
tabel 4.4 menunjukkan bahwa Distribusi
pengetahuan ibu Tentang Perawatan Payudara berdasarkan Paritas Di Puskesmas
Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 mayoritas pada primipara sebanyak 20 responden
(50.0%) , mayoritas memilki pengetahuan baik sebanyak 18 responden (45.0%), dan
minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 0 responden (0%), dan
yang berpengetahuan cukup sebanyak 2 responden (5.0%), minoritas yang Grande
multipara sebanyak 1 responden (2.5%) mayoritas memilki tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 1 responden (2.5%) dan minoritas memilki tingkat pengetahuan baik dan
cukup sebanyak 0 responden (0%) dan yang
multipara sebanyak 14 responden mayoritas memilki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 13 responden (32.5%) dan minoritas memilki pengetahuan kurang sebanyak
1 responden (2.5%) dan lainnya memilki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (12.5%)
4.2. Pembahasan
Dari
hasil penelitian yang berjudul “Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab.
Bone Tahun 2014” adalah sebagai berikut :
4.2.1. Tingkat Pengetahuan
Dari
tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara di Puskesmas Kading Kec.
Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 bahwa mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 78.0%
dan minoritas kurang sebanyak 5.0% dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 18.0%
Notoadmodjo
(2010) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan ibu yang baik
cenderung memberikan dampak yang lebih baik dalam memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak.
|
4.2.2. Pengetahuan Berdasarkan
Umur
Dari
tabel 4.2. menunjukkan bahwa Distribusi
pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara berdasarkan umur Di Puskesmas Kading
Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 mayoritas pada umur 20-35 tahun yaitu
sebanyak 34 (85,5%) , mayoritas memilki pengetahuan baik sebanyak 28 responden
(70.0%), dan minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden
(5.0%), dan yang berpengetahuan cukup sebanyak 4 responden (10.0%), minoritas
yang tingkat umur >35 sebanyak 1 orang
(2.5 %) dan memilki tingkat
pengetahuan baik dan umur <20 tahun sebanyak 2 responden (5.0%) mayorutas
tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 responden (5.0%) dan minoritas pengetahuan
cukup dan kurang sebanyak 0 responden
(0%) Dalam kaitannya dengan umur, maka seperti yang di kemukakan oleh manuaba
dimana usia yang ideal untuka melahirkan adalah 20-35 tahun dan ibu yang
berusia >35 tahun sebaiknya tidak melahirkan karena faktor fisik dan
kemampuan untuk merawat anak..
Hasil
penelitian bahwa mayoritasnya ibu yang
memilki tingkat umur 20-35 tahun hal ini sesuai dengan teori karena tingkat
umur inilah yang sehat untuk memilki anak, dan berdasarkan tingkat pengetahuan
mayoritas memilki tingkat pengetahuan baik disebabkan karena pada umur tersebut
memilki kesempatan untuk biasanya memilki anak antara 1-2 sehingga kesempatan
memperoleh pengetahuan tentang Perawatan Payudara biasanya didapatkan dari
bidan pada saat pemeriksaan kehamilan dan juga pada saat melakukan penimbangan
balitanya ke Pos Yandu.
4.2.3. Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan
Dari tabel 4.3. menunjukkan bahwa Distribusi pengetahuan ibu tentang
Perawatan Payudara berdasarkan pendidikan Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab.
Bone Tahun 2014, mayoritas dengan tingkat pendidikan dasar (SD, SMP) sebesar 29
responden (72.5%) dengan mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 20 responden (50.0%), dan minoritas
kurang sebanyak 2 responden (5.0%) dan yang cukup sebanyak 7 responden (17.5%),
dan minoritas memilki tingkat pendidikan P. Tinggi (D3, S1) sebanyak responden 3 responden (7.5%), dan mayoritas
berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (7.5%) dan minoritas berpengetahuan
cukup dan kurang sebanyak 0 responden (0%) dan yang memilki tingkat pengetahuan
menengah (SMA, SMK) sebanyak 8 responden (20.0%), mayoritas memilki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 8 responden (20.0%) dan minoritas cukup dan kurang
sebanyak 0 responden (0%)
Pendidikan
kesehatan yang didasarkan kepada pengetahuan dan kesadaran melalui proses
pembelajaran diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan
menetap, karena didasari oleh kesadaran. Kelemahan dari pendekatan pendidikan
kesehatan ini hasilnya lama, karena proses merubah perilaku melalui
pembelajaran pada umumnya memerlukan waktu yang lama, orang dengan pendidikan
formal yang lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibanding
orang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih
mampu dan mudah memahami arti dan pentingnya kesehatan serta pemanfaatan
pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
Menurut hasil penelitian pengetahuan ibu
tentang perawatan payudara berdasarkan
pendidikan mayoritas yang memilki tingkat pendidikan dasar (SD, SMP) sudah berada dalam kategori baik
hal ini disebabkan karena adanya keinginan ibu yang tinggi untuk mendapatkan
informasi tentang Perawatan Payudara baik dari tenaga kesehatan atau bidan yang
bertugas di Puskesmas maupun di Pos Yandu maupun informasi dari media cetak
atau elektronik.
4.2.4. Pengetahuan Berdasarkan Paritas
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas sebagai ibu
rumah tangga sebanyak 62,5%, mayoritas memilki pengetahuan cukup 40.0%, dan
minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7.5%, dan yang
berpengetahuan baik sebanyak 15.0%, minoritas yang memilki pekerjaan sebagai
PNS sebanyak 15.0% mayoritas memilki tingkat pengetahuan baik sebanyak 10.0%
dan minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 0% dan yang lainnya cukup sebanyak
5.0%.
Pekerjaan
menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah mata pencaharian, apa yang
dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah.
Menurut
Notoadmodjo (2007) pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang
untuk memperoleh penghasilan/jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Menurut
Mubarak (2012), Lingkungan pekerjaaan dapat membuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam
penelitian ini Ibu yang bekerja sebagai
IRT tingkat pengetahuan berada pada klasifikasi cukup dan beberapa ibu rumah
tangga memilki tingkat pengetahuan yang baik,
meskipun pengetahuan tentang Perawatan Payudaratidak didapatkan karena
rutinitas ibu rumah tangga bekerja di rumah, namun pengetahuan didapatkan
ketika mengantar anaknya untuk melakukan imunisasi dasar yang dilaksanakan di
Pos Yandu sehingga akan menambah pengetahuan ibu tentang imunisasi, khususnya
imunisasi BCG, selain itu informasi tentang Perawatan Payudaradidapatkan pada
saat Kunjungan ANC ketika ibu hamil.
4.2 Pembahasan
4.2.1. Pengetahuan Ibu Tentang
Perawatan Payudara
Berdasarkan
data yang diperoleh dari pengisian kuisioner maka didapatkan hasil seperti pada tabel 4.1 dimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Hamil di Puskesmas
Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 Batu Aji pada umumnya adalah kurang
sebanyak 73,3% Dari persentase tersebut dapat di golongkan menjadi golongan mayoritas ( populasi
yang paling banyak).
Ibu yang memiliki gambaran pengetahuan kurang tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan
kemungkinan
di pengaruhi oleh tingkat pendidikan
yang rendah.
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pengalaman,
fasilitas, dan sosial budaya.
Disini
dapat dilihat jelas bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan ada persamaan
teori yang menyatakan bahwa makin tinggi pendidikan makin tinggi pula tingkat
intelektualnya (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
penting dalam melakukan perawatan payudara karena dengan pendidikan yang baik
maka dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara perawatan
payudara selama hamil, begitu juga sebaliknya dengan pendidikan yang rendah akan
mengalami hambatan dalam penyerapan informasi.
4.2.2
Pengetahuan Ibu Tentang
Pentingnya Perawatan Payudara Selama Hamil
Berdasarkan analisa dan interprestasi data yang di dapat
bahwa responden yang berpendidikan baik sebanyak 13 orang (43%), berpengetahuan
cukup sebanyak 16 orang (53%) dan berpengetahuan kurang 1 orang (4%).
Hasil analisa ini kemungkinan di dukung oleh umur
responden, yaitu sebagian besar umur responden berumur 21 – 35 tahun dimana
pada tahap ini merupakan usia yang produktif bagi seseorang untuk dapat
memotivasi diri memperoleh pengetahuan yang sebanyak – banyaknya. Usia adalah
umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun,
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuataan seseorang maka akan lebih matang dalam berfikir logis
(Nursalam, 2001)
Semakin bertambah umur atau semakin tua seseorang maka
akan mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam mendapatkan informasi
dan pengetahuan. Dengan demikian semakin tua umur responden maka gambaran
tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya perawatan payudara selama hamil semakin baik.
4.2.3
Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat
Perawatan Payudara
Berdasarkan analisa dan interprestasi data yang di dapat
bahwa responden yang berpendidikan baik sebanyak 19 orang (63%), berpengetahuan
cukup sebanyak 10 orang (33%) dan berpengetahuan kurang 1 orang (4%). Dari data yang
diperoleh didapatkan bahwa pengetahuan ibu tentang manfaat perawatan payudara
yaitu baik. Hasil analisa ini kemungkinan didukung oleh informasi yang
didapatkan ibu yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Menurut Wied Hary (2002)
meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan
informasi yang baik dari berbagai media misalnya Tv, Radiao atau Surat kabar maka hal
itu akan dapat meningkatkan pengetahuan Ibu
dalam mendapatkan infomasi tentang manfaat perawatan payudara.
4.2.4
Pengetahuan Ibu Tentang Langkah
Langkah Perawatan Payudara
Berdasarkan
analisa dan interprestasi data yang di dapat bahwa responden yang tidak
mengetahui langkah – langkah perawatan payudara selama hamil adalah 30 orang
(100%). Hal ini kemungkinan dapat di latar belakangi kesibukan responden di
mana sebagian besar responden bekerja. Menurut Markum (2002) bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu,
bekerja bagi Ibu – Ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sehari
– hari. Dengan demikian semakin banyak waktu ibu tersita untuk bekerja maka
semakin rendah pengetahuan ibu dalam melakukan perawatan payudara selama hamil.
Selain karna kesibukan, pengetahuan ibu yang rendah kemungkinan dapat dilatar
belakangi pendidikan responden yang rendah di samping itu responden tidak
pernah mendapatkan informasi ketika melakukan kunjungan antenatal care dan
tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam melakukan perawatan payudara selama
hamil. Hal ini dapat diperkuat oleh Notoatmodjo (2003) yaitu pengetahuan pada dasarnya terdiri dari
sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh baik dari
pengalaman langsung maupun tidak langsung maupun melalui pengalaman orang lain.
Ada bunyi pepatah yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah guru yang baik, yang
bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, dan pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengetahuan ibu tentang perawatan payudara selama hamil di Puskesmas
Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 Batu Aji Kota Batam bulan Juni 2010
dapat disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1 Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara Selama Hamil
di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 Batu Aji adalah kurang yaitu 22 responden (73,3%).
5.1.2 Pengetahuan
Ibu Tentang Pentingnya Perawatan Payudara Di bidan Praktek Swsta Meridayanti
Batu Aji adalah Cukup sebanyak 16 responden (53%)
5.1.3 Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Perawatan
Payudara Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 adalah Kurang sebanyak
1 responden (4%).
5.1.4
Pengetahuan Ibu Tentang Langkah – Langkah Perawatan Payudara Selama Hamil Di
Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 Batu Aji adalah kurang
sebanyak 30 responden (100%).
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan
pada penelitian selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitiannya misalnya
dengan menggunakan sampel yang lebih luas agar diperoleh hasil yang maksimal
terhadap pengetahuan ibu tentang perawatan payudara.
5.2.2 Bagi Instansi Terkait
Diharapkan
untuk dapat memberikan informasi tentang perawatan payudara selama kehamilan
pada kunjungan antenatal care dan menjelaskan bagaimana cara perawatan payudara
selama hamil.
5.2.3 Bagi
Ibu Hamil
Diharapkan
agar lebih aktif dalam mencari infomasi seputar tentang kesehatan selama hamil
untuk menambah wawasan khususnya dalam melakukan perawatan payudara selama
hamil melalui dari televisi, baca buku,
majalah, dan bisa juga bertanya kepada petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Ed Revisi VI,. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.
Yoyakarta: Graha Ilmu
Astari A.M.
2013. Hubungan Perawatan Payudara Masa Antenatal Dengan Kecepatansekresi Asi
Post Partum Primipara.
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. e-mail: astariasti@yahoo.com.sg
Astuti Maya, 2011. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta : EGC
Bibilung, 2010. Tips Perawatan Payudara Saat Hamil http://bibilung.wordpress.com. Diakses 04 Mei 2014.
Dhohiri Rohman Taufiq.
2007. Sosiologi Suatu Kajian Masyarakat.
Jakarta : Yudhistira.
Depkes, 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal. Direktorat Bina
Pelayanan Medik Dasar. Jakarta
Dinkes Kabupaten Bone,
2012.
Efendi, F &
Makhfudli.2009. Keperawatan Kesehatan
Komunitas Teori Dan Praktik Dalam Keperawatan , Yogyakarta: PT salemba
Medika.
Hani Ummi dkk, 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan
Ilmiah, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Fitramaya
Machfoedz, I. 2005. Bio Statistika. Yogyakarta: Fitramaya.
Mubarak, W.I, 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekidjo.
2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo.
2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Parapat D. 2010. Perilaku Ibu Hamil Dalam Melakukan Perawatan
Payudara di Klinik Sally Kecamatan Medan Tembung Tahun 2010. Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Sumatera Utara. repository.usu.ac.id
Primadi O.,2013. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Dit.Bina
Kesehatan Ibu, Kemkes RI.
Pusdiknakes. WHO
Jh
Piego, 2011, Panduan
Pengajaran Asuhan
Kebidanan Bagi Dosen Diploma
II
Kebidanan, Buku
2
Agustus
Antenatal,
Pusdiknakes, Jakarta.;
Rapar,
Jan Hendrik, 2010. Pengantar Filsafat, Edisi : 4 Yogaykarta:
Kanisius.
Rofiqoh
Damayanti, 2013. Perawatan Bayi Baru
Lahir. [Online] Tersedia : http://rofiqoh94.blogspot.com. [Diakses 18 April 2014]
Saifuddin
A.B. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawihardjo. Ed.4, cet.3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sarwono P, 2005,
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP – SP.
Saryono
Dyah, 2009. Perawatan Payudara.
Jogjakarta:Mitra Cendikia.
Teguh
Subianto,. 2009. Perawatan Payudara Breast care. http://teguhsubianto.blogspot.com. Diakses Senin 04 Mei
2014.
Sulastri, 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu
Primigravida Dengan Perilaku Perawatan Payudara Pada Saat Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten. Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wheeler,
Linda. 2003. Perawatan Pranatal dan
Pascanatal. Jakarta: EGC.
Wulanda
A.F, 2011, Biologi Reproduksi,
Salemba Medika, Jakarta.
This is how my pal Wesley Virgin's tale launches with this SHOCKING and controversial VIDEO.
ReplyDeleteWesley was in the military-and shortly after leaving-he found hidden, "mind control" secrets that the CIA and others used to get everything they want.
THESE are the exact same methods lots of celebrities (especially those who "come out of nowhere") and elite business people used to become rich and successful.
You probably know that you utilize only 10% of your brain.
That's really because the majority of your brain's power is UNCONSCIOUS.
Perhaps this conversation has even occurred IN YOUR very own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head about seven years back, while riding an unregistered, trash bucket of a car without a license and $3.20 in his pocket.
"I'm so frustrated with going through life check to check! Why can't I become successful?"
You've been a part of those those types of conversations, right?
Your own success story is going to be written. You just have to take a leap of faith in YOURSELF.
WATCH WESLEY SPEAK NOW