Tuesday 23 January 2018

KTI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA HAMIL DI PUSKESMAS KADING KEC. BAREBBO KAB.BONE TAHUN 2014




 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Selama masa kehamilan jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang diskresi oleh kedua kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi. Sebagai persiapan menyongsong kelahiran sang bayi, perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke 7-8 memegang peranan penting dalam menentukan berhasilnnya menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Begitu pula dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik. Juga dengan perawatan payudara yang baik, puting tidak akan lecet sewaktu diisap bayi (Wulanda A.F.,2011).
1
 
Menurut  Who Health Organization (WHO) proporsi kematian bayi baru lahir di dunia sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4 juta kematian bayi baru lahir pertahun dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia tenggara. Hanya sedikit negara di Asia Tenggara yang mempunyai sistem registrasi kelahiran yang baik sehingga tidak diperoleh data akurat tentang jumlah kematian bayi baru lahir ataupun kematian pada bulan pertama. Dalam kenyataannya, penurunan angka kematian bayi baru lahir disetiap negara di Asia Tenggara masih sangat lambat. (Rofiqoh D. 2013).    

Angka kematian bayi berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 untuk periode lima tahun sebelum survey adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Capaian Angka Kematian Bayi (AKB) di tahun 2012 kurang menggembirakan dibandingkan target MDGs yang ingin dicapai yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015. Penurunan AKB yang melambat antara tahun 2007 sampai 2012 yaitu dari 35 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup, memerlukan akses seluruh bayi terhadap intervensi kunci seperti ASI eksklusif atau imunisasi dasar. (Kemenkes, 2013).
Dari hasil pengumpulan data profil kesehatan Provinsi Sulawesi selatan tahun 2012 jumlah kematian bayi sebesar 861 bayi atau 5,93 per 1000 kelahiran hidup, oleh karena itu masih perlu upaya dari semua pihak yang terkait dalam rangka penurunan angka tersebut sehingga target (Milinium Development Goals) MDGs khususnya penurunan angka kematian dapat tercapai. (Profil Kes. Prov. Sul-sel, 2012).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, Angka kematian bayi pada tahun 2011 sebanyak 85 bayi dan pada tahun 2012 menurun menjadi 80 bayi. Adapun penyebab kematian bayi adalah BBLR, asfiksia, pnemonia berat, ikterus, kongenital,  infeksi, lahir mati  dan lain-lain. (Dinkes Kab. Bone, 2013)
Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya, dan payudara akan semakin membesar serta puting susu akan lebih gelap warnanya dan juga lebih sensitif. Penelitian di Sumatera menemukan 20 % masalah dalam pemberian ASI   karena   kurangnya   pengetahuan   tentang   perawatan  payudara  selama kehamilan (Parapat D., 2010).
Pengetahuan ibu yang baik seharusnya dapat sejalan dengan perilaku ibu yang baik dalam perawatan payudara selama kehamilan. Ibu yang mempunyai pengetahuan baik semakin baik dalam melalukan perawatan payudara selama kehamilan. Namun bagi ibu yang mempunyai pengetahuan yang kurang, menjadikan perawatan payudara selama kehamilan masih kurang, oleh karena itu perlu kiranya peran petugas kesehatan yang lebih aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil bahwa sangat penting adanya perawatan payudara selama kehamilan (Sulastri, 2013).
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bone menunjukkan bahwa cakupan ASI Eksklusif tahun 2010-2011 di Kabupaten Bone berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan yang sangat signifikan. Tahun 2010 sebanyak 23,50%, sedangkan untuk tahun 2011 mengalami penurunan 19,33%, dan salah satu penyebabnya adalah kurang lancarnya air susu ibu. Mencermati data cakupan yang sangat rendah dan menurun sangat drastis, menuntut untuk segera diatasi dan diwaspadai. Jika tidak, maka akan sangat berdampak pada jangka panjang terhadap kualitas sumberdaya manusia dan dikhawatirkan akan terjadi lost generation pada masa-masa mendatang (Dinkes Kabupaten Bone, 2012).
Faktor-faktor yang menyebabkan seorang Ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara karena, kurangnya informasi yang di dapat dari tenaga kesehatan, adanya rasa takut dan malas dan ketersediaan waktu untuk melakukan perawatan payudara selama masa kehamilan. Perawatan payudara sangat penting  supaya tidak terjadi komplikasi pada saat menyusui  bayinya nanti (Kustarmadji, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudul : Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Hamil Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014.

1.2.   Rumusan  Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Hamil Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014.”

1.3.   Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama hamil yang melakukan kunjungan antenatal care di  Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014.
1.3.2.Tujuan Khusus
(1)   Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tenteng perawatan payudara selama hamil berdasarkan umur Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014.
(2)   Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama hamil berdasarkan paritas Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014.
(3)   Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama hamil berdasarkan pendidikan Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014.
1.4.   Manfaat Penelitian
1.4.1.Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep teori  yang menyongsong perkembangan ilmu   pengetahuan   kebidanan   khususnya   pada   pengetahuan  tentang
perawatan payudara.
1.4.2. Manfaat Praktis
(1)      Bagi peneliti atau Mahasiswa
Bagi penulis sendiri untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di Akademi Kebidanan Batari Toja Watampone.
(2)      Bagi Instansi Pelayanan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi pengelola program kesehatan untuk mengembangkan pendidikan kesehatan (penyuluhan) bagi masyarakat sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi untuk mencapai Target MDGs 2015.
(3)      Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan bahan untuk penelitian selanjutnya
(4)      Bagi masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan yang berarti kepada masyarakat khususnya ibu hamil dalam meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya perawatan payudara.
 .











 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

2.1.   Tinjauan Tentang Pengetahuan
2.1.1. Pengertian
(1)      Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu  seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung,  telinga, dan sebagainya). Pada waktu pengindraan sampai hasil  pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan  persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo, 2010). 
(2)      Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (supertition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia (Dhohiri, 2007).
(3)      Pengetahuan adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjuk kepada apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu       (Rapar, 2010).
(4)     
6
 
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (supertition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia (Mubarak, 2012).
2.1.2. Jenis-jenis pengetahuan
Menurut Rapar (2010) pengetahuan senantiasa memiliki subyek, yakni yang mengetahui, karena tanpa ada yang mengetahui tidak mungkin ada ilmu pengetahuan. Jika ada subyek pasti ada pula obyek, yakni sesuatu yang ihwalnya kita ketahui atau hendak kita ketahui, tanpa obyek, tidak mungkin ada ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan bertauatan erat dengan kebenaran karena demi mencapai kebenaranlah ilmu pengetahuan itu eksis. Kebenaran ialah kesesuaian pengetahuan dengan obyeknya. Ketidaksesuaian pengetahuan dengan obyeknya disebut kekeliruan. Suatu obyek yang diketahui senantiasa memiliki begitu banyak yang akan diungkap secara serentak. Kenyataannya manusia hanya mengetahui beberapa aspek dari obyek yang dilihat, sedangkan yang lainnya tetap tersembunyi baginya. Dengan demikian, jelas bahwa amat sulit untuk mencapai kebenaran yang lengkap dari obyek tertentu, apalagi mencapai seluruh kebenaran dari segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek pengetahuan. Lebih lanjut Rapar mengatakan bahwa, ilmu pengetahuan dapat dipilah menjadi tiga jenis  antara lain :
(1)      Pengetahuan Biasa (Ordinary Knowledge). Pengetahuan ini terdiri dari pengetahuan nir-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan nir-­ilmiah adalah hasl pencerapan dengan indra terhadap objek tertentu yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan termasuk pula penge­tahuan intuitif. Pengetahuan pra-ilmiah merupakan hasl pencerapar indrawi dan pengetahuan yang merupakan hasl pemikiran rasional yang tersedia untuk diuji lebih lanjut kebenarannya dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
(2)      Pengetahuan Ilmiah (Scientific Knowledge). Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenaran yang dicapai. Pengetahuan yang demikian dikenal juga dengan sebutan science.
(3)      Pengetahuan Filsafati (Philosophical Knowledge). Pengetahuan filsafati diperoleh lewat pemikiran rasional yang didasarkan pada pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, dan pemikiran-pemikiran yang logis, analitis, dan sistematis. Pengetahuan filsafati adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hakikat, prinsip, dan asas dari seluruh realitas yang dipersoalkan selaku objek yang hendak diketahui (Rapar, 2010).
2.1.3. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dibagi menjadi enam tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif, yaitu :
(1)      Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
(2)      Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginter-prestasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
(3)      Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat mengguna-kan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
(4)      Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
(5)      Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
(6)      Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
2.1.4. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau ilmiah.
(1)     Cara tradisional atau non ilmiah
Ada 10 cara tradisional yang digunakan yaitu :
a.         Cara coba salah (trial and error)
Cara ini dilakukan dengan mencoba-coba beberapa kemungkinan. Bila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai berhasil.
b.        Secara kebetulan
       Terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c.         Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan dari hasil menerima pendapat yang di kemukakan  oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya
d.        Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman seseorang dapat digunakan sebagai upaya memper-oleh pengetahuan
e.         Cara akal sehat
Cara akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.
f.         Kebenaran melalui wahyu
Pengetahuan dari ajaran agama yang di yakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari pengetahuan tersebut rasional atau tidak.
g.        Kebenaran secara intuitif
Pengetahuan yang diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
h.        Melalui jalan pikiran
Menggunakan penalaran untuk memperoleh pengetahuan. Dengan berkembangnya jaman, cara berpikir manusia juga berkembang.
i.          Induksi
Proses    penarikan    kesimpulan  yang   dimulai  dari  pernyataan
khusus ke pernyataan yang bersifat umum.
j.          Deduksi
Proses penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus (Notoatmodjo, 2010).
(2)      Cara modern atau ilmiah
Cara untuk memperoleh pengetahuan dengan mengadakan pengamatan langsung, kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan kemudian diambil kesimpulan umum dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya (Notoatmodjo, 2010).
2.1.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :
(1)      Umur
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur   tertentu   atau   menjelang   usia   lanjut    kemampuan
penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
(2)      Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
(3)      Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang.
(4)      Sosial Budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.
(5)      Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya.
(6)      Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio  atau  surat   kabar  maka  hal  itu   akan  dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
(7)      Pengalaman
Pengalaman   merupakan   guru   yang  terbaik.  Pepatah tersebut
dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010).

2.2.   Tinjauan Tentang Kehamilan
2.2.1. Definisi Kehamilan
(1)      Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Astuti, 2011).
(2)      Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Saifuddin, 2010).
(3)      Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi (Hani Ummi, 2010).
(4)      Kehamilan (fertilisasi) adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antar sel mani dan sel telur. Fertilisasi terjadi di ampula tuba. Syarat dari setiap kehamilan adalah harus ada : Spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi. (Kusmiati, 2009).
2.2.2. Tanda-tanda kehamilan
(1)      Tanda Tidak Pasti kehamilan :
Menurut (Asrinah, dkk 2010), Tanda tidak pasti hamil meliputi :
a.         Amenore
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de graff dan ovulasi. Gejala ini sangat penting karena umumnya perempuan hamil tidak mendapatkan haid. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan diperkirakan kapan persalinan akan terjadi.
b.        Mual dan muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, kadang-kadang disertai oleh emesis. Ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam  batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, bisa mengakibatkan gangguan kesehatan yang disebut hiperemesis gravidarum. Akibat mual dan muntah akan membuat nafsu makan berkurang.
c.         Mengidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang seiring semakin tuanya usia kehamilan.
d.        Pingsan
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan adanya iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
e.         Sering buang air kecil
Pada awal masa kehamilan, karena adanya desakan rahim ke depan, kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester dua, sudah mulai menghilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada trimester tiga gejala ini bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kemih.
f.         Payudara menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli pada mammae. Ujung saraf tertekan sehingga menyebabkan rasa sakit, terutama pada hamil pertama.
g.        Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu makan kembali.
h.        Konstipasi dan obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
i.          Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan usia 12 minggu ke atas. Ada beberapa bagian di mana pigmentasi terlihat jelas yaitu : Sekitar pipi (Cloasma gravidarum), dinding perut, sekitar payudara.
(2)      Tanda Kemungkinan Kehamilan (Probability sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. Menurut (Hani Ummi, 2010), tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini:
a.         Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
b.        Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.
c.         Tanda goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperi bibir.
d.        Tanda chadwick
Perubahan   warna   menjadi   keunguan  pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
e.         Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f.         Kontraksi braxton hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkat-nya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat       frekuensinya,   lamanya     dan
kekuatannya sampai mendekati persalinan.
g.        Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal iini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.
h.        Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan  ini   adalah   untuk   mendeteksi   adanya  human
cjorionic gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon direkresi ini peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieksresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30 – 60. Tingkat tertinggi pada hari 60 – 70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100 – 130.
(3)      Tanda Pasti kehamilan
Beberapa  tanda yang memastikan adanya kehamilan meliputi:
a.         Gerakan janin yang dapat dilihat dan dirasakan ibu merasakan  gerakakan janin ketika usia kehamilan 16 minngu (akhir bulan keempat) atau awal bulan kelima.
b.        Denyut jantung janin (DJJ). Terlihat dan terdengar denyut jantung janin dengan bantuan alat .
1)   Didengar dan dicatat dengan Doppler mulai usia kandungan 20 minggu
2)   Didengar dengan stetesko-monokuler laennec mulai usia kandungan 20 minggu.
3)   Dicatat dengan feto-elektokardiogram mulai usia kandungan 60 minggu
4)   Dilihat dan dicatatdengan ultrasonografi (USG) muli usia kandungan 6 minggu
c.          Dengan melihat tulang-tulang pada foto rontgen.Tulang rangka janin tampak jelas pada pemeriksaan foto rontgent sejak usia kandungan 8 minggu , namun seiring perkembangan ilmu dan teknologitidak dilakukan lagi karena bahaya yang diakibatkan oleh radiasi sinar X, yaitu kecacatan dan gangguan pertumbuhan janin (Astuti , 2011).
2.2.3. Fisiologi Kehamilan
Selama kehamilan terjadi perubahan yang menakjubkan pada ibu dan janin.: 
(1)      Pada Ibu
a.         Trimester Pertama
Tanda-tanda fisik yang kadang terjadi pada ibu adalah perdarahan sedikit (spotting) sekitar 11 hari setelah konsepsi, yakni pada saat embrio melekat pada lapisan uterus. Perdarahan inibiasanyakurang dari jumlah haid yang normal. Perubahan- perubahan fisik berikutnya biasanya adalah nyeri dan pembesaran payudara, kadang diikuti dengan rasa lelah yang sangat dan sering kencing. Gejala ini akan dialami sampai 3 bulan berikutnya. “Morning Sickness” (sakit di pagi hari) berupa mual muntah biasanya dimulai sekitar 8 minggu mungkin berakhir sampai 12 minggu. Pertumbuhan janin dapat dirasakan ibu di atas simpisis pubis. Ibu akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 1-2kg selama kehamilan. (Depkes, 2007).
b.        Trimester Kedua
Uterus akan terus membesar. Setelah 16 minggu uterus biasanya berada pada pertengahan antaras impisis pubis dan pusat. Berat badan ibu bertambah sekitar 0,4-0,5 kg/minggu. Ibu akan mulai merasa mempunyai banyak energy. Pada 20 minggu fundus uteri berada dekat pusat. Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu mulai merasakan gerakan janinnya. Perubahan kulit yang normal, berupa cloasma, linea nigra dan striae gravidarum kehamilan (Depkes, 2007).
c.         Trimester ketiga
Pembesaran uterus terus bertambah. Pada minggu ke 28 fundus Uteri berada pada 3 jari diatas pusat anatara pusat dan processus xiphoid. Pada minggu ke 32. Fundus uteri berada pada pertengahan pusan dan processus xiphoid. Minggu ke 36, fundus uteri mencapai 3 jari di bawah procesusxiphiod. Payudara terasa penuh dan lunak, sering kencing kembali terjadi. Sekitar minggu ke 38 janin mulai masuk kedalam rongga panggul. Sakit punggung dan sering kencing meningkat akibat tekanan uterus terhadap kandung kencing. Tidur mungkin  menjadi sulit. Terasa  kontraksi  Braxton Hicks (His Palsu) yang meningkat kehamilan (Depkes, 2007).
(2)      Pada Janin
a.         Trimester I
Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya janin diberi berbagai nama. Dari umur fetus (janin) yang sebenarnya, harus dihitung dari saat fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi, sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Dalam praktek, tuanya kehamilan dihitung dari haid yang terakhir. Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya, berbagai nama diberikan pada anak yang dikandung itu.
1)        Ovum : Umurnya dari 0-2 minggu setelah fertilisasi.
2)        Embrio : Umurnya dari 3-5 minggu, mulai terjadi pembentukan alat- alat badan dalam bentuk dasar.
3)        Fetus : Janin yang sudah mempunyai bentuk manusia.
4)        Pada akhir minggu 12, panjang janin 7-9 cm.
b.        Trimester II dan III
Pada akhir kehamilan 20 minggu berat janin sekitar 340 gram dan panjangnya 16-17 cm. Ibu dapat merasakan pergerakan bayi, sudah terdapat mekonium didalam usus, dan sudah terdapat verniks pada kulit. Pada usia kehamilan 28 minggu, berat bayi lebih sedikit dari 1 kg dan panjangnya 23 cm. Janin mempunyai periode tidur dan beraktifitas, merespon pada suara, dan melakukan gerakan pernafasan. Pada usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1,7 kg dan panjangnya 28 cm, kulitnya mengerut, dan testis telah turun ke skrotum pada bayi laki-laki. Pada usia kehamilan 36-40 minggu, jika ibu mendapatkan gizi yang cukup, kebanyakan berat bayinya antara 3-3,5 kg dan panjangnya 35 cm (Depkes, 2007).
2.2.4. Perubahan Psikologis dalam Kehamilan
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan  psikologis  dan   emosional. Perubahan-perubahan   tersebut   menurut
Pusdiknakes (2011) antara lain :
(1)      Trimester Pertama
Pada awal kehamilan, hormon progesteron dan estrogen dalam
dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara.  Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Masalah kejiwaan yang sering terjadi pada ibu hamil adalah perasaan takut dan penolakan ibu terhadap kehamilannya, kekecewaaan, kecemasan dan kesedihan..
(2)      Trimester Kedua
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase yaitu prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang   dirasakan  oleh   ibu), yang  dapat   dilihat  pada    penjelasan
berikut :
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa  ia   tidak   harus   membuang  segala  peran  yang  ia  terima
sebelum kehamilannya.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut system patrilineal/matrilineal).
(3)      Trimester Ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu/ penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan  kelahiran  dan kedudukan sebagai orangtua seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
2.2.5. Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Tanda dan gejala komplikasi / indikasi yang membutuhkan penanganan secara cepat, antara lain:
(1)      Oedema / bengkak pada muka atau tangan
(2)      Nyeri abdomen yang hebat
(3)      Berkurangnya gerak janin
(4)      Perdaahan pervaginaan.
(5)      Sakit kepala hebat
(6)      Penglihatan kabur
(7)      Deman
(8)      Muntah-muntah hebat
(9)      Keluar cairan banyak secara tiba-tiba
Tanda-tanda bahaya kehamilan bila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi oleh ibu hamil dapat menyebabkan kematian (Depkes, 2007).

2.3.   Tinjauan Umum Tentang Perawatan Payudara
2.3.1.Pengertian Perawatan Payudara
(1)      Perawatan payudara saat hamil adalah suatu cara pemeliharaan organ reproduksi wanita baik selama hamil maupun menyusui, yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI pada masa laktasi (Sarwono, 2005).
(2)      Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik saat diperlukan.(Saifuddin, A.B.2010).
(3)      Perawatan payudara saat hamil adalah merawat sedini mungkin payudara ibu pada saat kehamilan untuk mempersiapkan payudara sebagai penghasil ASI serta kebersihannya dan tehnik perawatannya (Fefendi, 2008).
(4)      Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir (Anwar, 2008).
(5)      Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil (Teguh Subianto, 2009).
2.3.2.Tujuan perawatan payudara
Tujuan perawatan payudara selama hamil adalah sebagai berikut:
(1)      Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi.
(2)      Meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan.
(3)      Mencegah bendungan ASI/pembengkakan payudara.
(4)      Melenturkan dan menguatkan puting agar tidak lecet.
(5)      Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha untuk mengatasinya.
(6)      Persiapan psikis ibu menyusui.
(Saryono, Dyah, 2008:58-59)
2.3.3. Manfaat perawatan payudara
(1)      Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.
(2)      Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusui.
(3)      Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.
(4)      Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya.
(5)      Mempersiapkan  mental  (psikis)  ibu  untuk menyusui. 
(Saryono, Dyah, 2008:54)
2.3.4. Teknik perawatan payudara
Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat menggangu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa puting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya.   (Wheeler, Linda. 2003:74)
Persiapan alat :
(1)      Baby oil
(2)      Kapas
(3)      Waslap
(4)      Air dalam com
(5)      Pakaian ibu
(6)      Handuk besar
(7)      Handuk kecil. (Teguh Subianto, 2009:2)
Berikut ini panduan praktis mengenai perawatan payudara saat kehamilan:
(1)      Kehamilan usia 3 bulan
Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah sekitar puting susu di urut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua ke daerah payudara. Dilakukan sehari 2 kali selama 6 menit.
(2)      Kehamilan usia 6-9 bulan
a.         Kedua telapak tangan dibasahi dengan baby oil.
b.        Puting susu sampai areola mammae (daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap) dikompres dengan baby oil selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan.
c.         Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting susu lecet.
d.        Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam)
e.         Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut ke arah puting susu sebanyak 30 kali sehari.
f.         Pijit kedua areola mammae sehingga keluar 1-2 tetes.
g.        Kedua puting susu dan sekitarnya dibersikan dengan handuk kering dan bersih. (Saryono, Dyah, 2008:54-56)
h.        Gunakan  BH  yang  nyaman  dan  sifatnya  menyangga.     
(Rizal, Yose, 2009:23)
(3)      Pemijatan payudara
a.         Bersihkan payudara memakai air, lalu pijat memakai baby oil.
b.        Pemijatan dilakukan dengan kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam.
c.         Setelah  itu lakukan pengurutan dari bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu dimassase. (Bibilung, 2010:1)
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p1.jpg?w=300&h=237
Gambar 2.1. Pengurutan buah dada dari tengah ke samping kemudian ke bawah
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p2.jpg?w=300&h=235
Gambar 2.2. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p3.jpg?w=300&h=210
Gambar 2.3. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p4.jpg?w=300&h=245
Gambar 2.4. Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting.
Sumber : Creafost, (2008)

2.3.5. Menjaga kesehatan payudara
Menjaga dan memelihara kesehatan payudara penting diketahui bagi wanita sehingga kanker payudara tidak perlu menjadi menakutkan. Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak mengakibatkan kematian pada wanita karena itu menjadi tanggung jawab setiap wanita menyadari semua hal seputar kesehatan payudara. Berikut beberapa tips memelihara kesehatan payudara dengan makan makanan yang tepat sebagai salah satu cara mengurangi resiko tumbuhnya kanker tersebut, antara lain:

(1)      Rumput laut
Jepang merupakan salah satu Negara dengan tingkat pertumbuhan kanker payudara rendah. Ini terkait pola makan yang terbiasa mengkonsumsi rumput laut. Rumput laut terbukti memiliki manfaat bagi kesehatan dimana menurut penelitian Harvard School of Public Health menemukan tikus yang diberi makan kelp (satu jenis rumput laut) memiliki kanker payudara lebih rendah dibanding tikus yang tidak makan kelp.
(2)      Kurangi makanan berlemak
Pola  makan  yang  tinggi  lemak hewani dapat meningkatkan
resiko kanker payudara. Menurut para ahli, pola makan kaya lemak dapat menghasilkan zat kimia dalam usus yang ketika berhubungan dengan bakteri akan merubahnya menjadi estrogen sebagai penyebab kanker. Estrogen ini kemudian disimpan dalam jaringan lemak payudara sehingga membuat sel dalam area ini lebih mungkin tumbuh menjadi kanker. Dengan membatasi konsumsi lemak sehari-hari sampai kira-kira 20% dari seluruh konsumsi kalori, anda berarti telah mengurangi peluang tumbuhnya kanker payudara.
(3)      Tingkatkan konsumsi serat
Serat yang terkandung dalam makanan seperti buncis,
seluruh jenis gandum, buah-buahan dan sayuran dapat mempengaruhi metabolisme estrogen dalam tubuh dan menurunkan estrogen dalam darah.
(4)      Makan banyak sayuran
Makan banyak sayuran seperti brokoli, kubis brussel, kol, sayuran hijau seperti kangkung dan bayam, kembang kol dan lobak cina baik bagi kesehatan payudara karena mengandung komponen sulfur yang disebut indoles. Indoles sebenarnya membantu mengurangi estrogen dari tubuh dan menegahnya tumbuh menjadi kanker payudara. Hanya sayuran jenis ini diketahui dapat merubah estrogen dalam tubuh dan mencegahnya dari kanker payudara.
(5)      Ikan
Penelitian menujukan makan sedikitnya tiga porsi ikan laut setiap minggu seperti tuna, salmon, makarel, dan sarden dapat membantu mencegah kanker payudara. Minyak omega 3 yang biasanya ditemukan dalam ikan ini dapat membantu memperkuat system kekebalan dan menghalangi pengaruh tumor yang menyebabkan kanker.
(6)      Produk kedelai
Beberapa ilmuan yakin makan produk kedelai dapat melindungi terhadap hormon penyebab tumor. Kacang kedelai dan produk kedelai lainnya, tapi tidak termasuk susu kedelai (mengandung bahan pengawet), mengandung genistein, sebuah estrogen alami yang mengikat pada reseptor dalam payudara sehingga tidak mungkin tumbuh kanker.
(7)      Olahraga secara teratur
Penelitian   dimana   wanita  melakukan  olahraga aerobic selama 3,8 jam atau lebih per minggu sedikit kemungkinan memiliki kanker payudara dibanding mereka yang tidak pernah berolahraga sama sekali. Termasuk mereka yang bertahan dalam 5 sampai 6 kg dari berat badan ideal merupakan cara mencegah kanker payudara karena obesitas memiliki korelasi  dengan    resiko    kanker    payudara.  Kelebihan   lemak  dalam tubuh  menghasilkan estrogen yang kemudian di simpan dalam jaringan payudara sehingga memicu tumbuhnya sel kanker. (Nuraini, 2009:57-59).

2.4.   Tinjauan Umum Tentang Variabel yang Diteliti

2.4.1. Umur
Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa           (Nursalam 2008).
Berdasarkan hasil penelitian  Astari dkk. (2008) pada karakteristik berdasarkan usia sebagian besar yang melakukan perawatan payudara adalah kurang dari 20 tahun sebanyak 10 orang (33,3%).
Usia kehamilan yang aman pada ibu adalah usia antara 20-35 tahun, usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia rawan bagi kehamilan seorang ibu. Umur ibu hamil dalam penelitian ini rata-rata 22-30 tahun sebesar 78,5 %. Umur ibu pada saat kehamilan yang paling muda adalah 18 tahun dan yang paling tua adalah 36 tahun (Pramana, 2013).
2.4.2. Paritas
Menurut Cunningham et al (2005) terdapat beberapa istilah yang merujuk kepada jumlah paritas, yaitu:
(1)      Primipara: seorang wanita yang tidak pernah melahirkan sebanyak 1 anak.
(2)      Primiparar: seorang wanita yang pernah melahirkan hanya sekali atau beberapa kali melahirkan janin yang hidup atau mati dengan estimasi lama waktu gestasi antara 20 atau beberapa minggu.
(3)      Multipara: seorang wanita yang pernah menjalani waktu kehamilan  dengan sempurna 2 atau lebih dengan waktu gestasi 20 minggu atau lebih. Dilihat dari segi pengalaman dalam melahirkan dapat diartikan bahwa ibu yang memiliki paritas atau jumlah anak yang lebih dari satu akan mempunyai banyak pengalaman tentang kehamilannya secara langsung.
Paritas merupakan suatu frekuensi melahirkan baik itu bayi hidup atau meninggal. Makin sering ibu melahirkan, maka pengalaman ibu makin banyak. Sehingga ibu yang pernah melahirkan lebih dari 1 kali, memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang melakukan perawatan payudara dimana kemungkinan pada waktu persalinan pertama, ibu tersebut sudah mendapatkan konseling dari tenaga kesehatan pada saat melahirkan. Sehingga pada kehamilan berikutnya, ibu sudah mampu melakukan perawatan secara dini terhadap payudara ibu (http://devidarwin.blogspot.com. Diakses 21 Mei 2014)
2.4.3. Pendidikan
Pendidikan dapat mendukung pengetahuan bagi ibu. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemampuan seorang ibu di dalam menerima informasi pendidikan kesehatan. Semakin baik pendidikan seorang ibu, maka semakin baik pula pola pikirnya untuk mnerima stimulus dan melakukan tindakan-tindakan yang dapat menunjang kesehatan bayinya (Pramana,2013).
Berdasarkan hasil penelitian Sulastri (2013), tingkat pendidikan responden diketahui 79,6% berpendidikan SMA. Sedangkan yang berpendidikan SMP sebanyak 20,4%. Tingkat pendidikan SMA sudah dapat diasumsikan dapat menerima informasi penting termasuk informasi kesehatan perawatan payudara selama kehamilan. Petugas kesehatan memberikan pendidikan kesehatan kepada responden pada saat ibu melalukan kunjungan pemeriksaan seperti Antenatal care. Adanya informasi tersebut dapat diterima oleh responden sehingga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang perawatan payudara.
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seseorang pada pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi  pendidikan akan  memperluas  pengetahuannya, namun dari pendidikan responden ternyata masih banyak yang mempunyai perilaku yang kurang. Berbekal pendidikan yang baik yaitu SMA dan mendapatkan pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan ternyata belum dapat mempengaruhi perawatan payudara selama kehamilan dengan baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga responden. Faktor  lingkungan  seperti  orang tua responden yaitu ibu selama kehamilannya tidak banyak melakukan perawatan payudara sesuai dengan aturan perawatan payudara.     (Sulastri, 2013).

2.5.   Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep gambaran perawatan payudara selama kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone sebagai berikut :

     Variabel Independent                                                 Variabel Dependent                                       


 






Keterangan :
                 :  Variabel Dependent
                 : Variabel Independent
                 : Variabel yang diteliti
2.6.   Defenisi Operasional
variabel
Defenisi operasional
Alat ukur
Skala ukur
Hasil ukur
Pengetahuan Ibu tentang Perawatan payudara

Kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan tentang pengertian perawatan payudara
Kuesioner




Ordinal




(1) Baik  (76% - 100% )
(2) Cukup ( 56% - 75%)
(3) Kurang (< 56%) dari 20 pertanyaan
(Arikunto,2006)
Umur
Umur adalah lama hidup yang dihitung mulai lahir sampai saat diwawancarai.,
Kuesioner
Ordinal
(1) Masa dewasa Awal  (26- 35 tahun).
(2) Masa dewasa Akhir (36-45 tahun). (Depkes RI, 2009).
Paritas
Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah dilahirkannya.
Kuisioner



Ordinal



(1)   Primipara :
Jika ibu melahirkan 1 anak
(2)Multipara :
Jika ibu melahirkan 2- 4 anak.
(3)Grande Multipara >4
 (Cunningham, 2005)
Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diselesaikan responden.
Kuisioner
Ordinal
(1) Pendidikan dasar (SD, SLTP dan sederajatnya)
(2) Pendidikan menengah (SMA, SMK, dan sederajatnya)
(3) Pendidikan tinggi
(D-III, D-IV, S-I). (Depkes RI, 2009)










 
BAB III
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1.   Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan Ibu hamil yang berdomisili di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone Tahun 2014.

3.2.   Populasi dan sampel Pnelitian
3.2.1.Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Barebbo pada saat penelitian berlangsung.
3.2.2.Sampel
Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel yang diteliti adalah seluruh populasi yang telah memenuhi kriteria dari seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan Kehamilan (ANC).
3.2.3.Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi dalam penelitian ini  adalah:
(1)      Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Kading Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone tahun 2014
(2)     
38
 
Bersedia jadi responden
(3)      Mampu dijangkau oleh peneliti
3.2.4.Kriteria Eksklusi
(1)      Ibu yang menderita penyakit berat
(2)      Ibu hamil yang tidak mengembalikan kuesioner
(3)      Tidak bersedia jadi responden
(4)      Tidak mampu dijangkau oleh peneliti

3.3.   Metode Penelitian
3.3.1.Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama hamil di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kabupaten Bone Tahun 2014.
3.3.2.Variabel Penelitian
Yang merupakan variabel independen (bebas) yaitu : umur, paritas dan pendidikan ibu. Sedangkan variabel dependen (terikat) yaitu : tingkat pengetahuan ibu hamil sesuai dengan hasil pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden.
3.3.3.Instrumen penelitian
Didalam pelaksanaan penelitian menggunakan kuesioner yang berisikan pernyataan-pernyataan tentang perawatan payudara. Kuesioner di buat sebanyak 20 pernyataan. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan payudara selama hamil. Setiap pertanyaan jika jawaban benar maka diberi nilai 1 dan jika  jawaban salah di beri nilai 0 dengan kategori dalam persentase yaitu : baik = 76% - 100% ; cukup = 56%  – 75% ; kurang = < 56%  (Arikunto, 2006).
3.3.4.Teknik pengumpulan data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer yang mana diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Pertanyaan di ajukan berdasarkan item yang ada dalam kuesioner kepada responden yang khusus di berikan kepada ibu-ibu yang melakukan kunjungan antenatal care pada saat penelitian berlangsung.
Dari hasil data disajikan secara deskripif melalui tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk presentase dan narasi. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :
(1)   Editing
Proses editing dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan   rekam   medik  ini  berarti  semua  data   harus   diteliti
kelengkapan data yang diberikan.
(2)   Coding
Untuk   memudahkan   dalam   pengolahan   data   maka  untuk setiap
jawaban dari kuesioner yang telah disebarkan diberi kode sesuai dengan arakter.
(3)   Skoring
Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap responden atau hasil observasi dapat diberikan skor. Tidak ada pedoman yang baku untuk scoring namun scoring harus diberikan.
(4)   Tabulating
Mentabulasi  dengan  memuat  tabel-tabel sesuai dengan analisis yang
dibutuhkan. (Hidayat Alimul, 2007)
3.3.5.Teknik Anlisa Data
Setelah data terkumpul melalui kuesioner ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variable yang diteliti, jawaban seluruh responden dari masing-masing dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase. Data di olah secara manual dengan menggunakan kalkulator, sedangkan penyajian data di tampilkan dalam bentuk tabel frekuensi dan presentase di sertai penjelasan
Menggunakan Rumus : 
Keterangan:
P     : Presentase
f      : Frekuensi
N     : Jumlah subjek .(Machfoedz, 2011).




3.4.  Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone tahun 2014.

3.5.   Jadwal Penelitian
Penelitian di lakukan pada bulan Mei - Juni  2014. Secara rinci dapat kita lihat schedule penelitian pada table dibawah :
Table 3.1. Jadwal Penelitian
NO.
Kegiatan


BULAN

Mei
Juni
Juli

 I
II
III
IV
I
II
III
IV
 I
II
III
IV
1
Proposal


x
  x
x







2
Pengmpulan Data    




x
x






3
Pengolahan Data





x
x





4
Penyusunan Hasil Peneliti






x
x
x
x
x

5
Ujian KTI











x


3.6.   Aspek Etis Dalam Penelitian
Sebelum kita melakukan penelitian, terlebih dahulu kita melakukan pendekatan administratif dengan pihak pendidikan yaitu dengan berbekal surat izin mengadakan penelitian dari Akademi Kebidanan Batari Toja Watampone disampaikan kepada direktur Puskesmas Barebbo setelah mendapat persetujuan dari pihak terkait, penelitian dilakukan dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
3.6.1. Informed Concent
Merupakan lembar persetujuan yang akan diedarkan sebelum penelitian dilakukan pada seluruh klien yang memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti. Tujuannya supaya mengerti maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responeden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
3.6.2. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk   menjaga   kerahasiaan   identitas   responden,  peneliti tidak
akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (observasi) yang diisi oleh peneliti. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu
3.6.3. Confidentiallity (Kerahasiaan)
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel peneliti dijaga dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu saja yang mengetahui hasil penelitian atau riset. (Hidayat Alimul, 2007)












 
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.   Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pengumpulan data terhadap 40 responden maka dilakukan pengolahan data dan analisa data dan data yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam tabel distribusi frekuensi. Adapun hasil pengolahan data tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
4.1.1.      Pengetahuan lbu Tentang  Perawatan Payudara
Tabel 4.1
Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara
Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo
Kab. Bone Tahun 2014

No.
Pengetahuan
Jumlah
F
%
1
Baik
31
78.0
2
Cukup
7
18.0
3
Kurang
2
5.0

TOTAL
40
100
                   Sumber : Data Primer

47
 
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 bahwa  mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 78.0% dan minoritas kurang sebanyak 5.0% dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18.0%

4.1.2.   Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Payudara Berdasarkan Umur
Tabel 4.2
Distribusi Frekwensi Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara berdasarkan umur Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo
Kab. Bone Tahun 2014
No
Umur
Pengetahuan
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
n
%
n
%
n
%
n
%
1
< 20
2
5.0
0
0
0
0
2
5.0
2
20 – 35
28
70.0
4
10.0
2
5.0
34
85.0
3
> 35
1
2.5
3
7.5
0
0
4
10.0

TOTAL
31
25.0
7
62.5
2
12.5
40
100
               Sumber : data primer

Dari tabel 4.2. menunjukkan  bahwa Distribusi pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara berdasarkan umur Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 mayoritas pada umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 34 (85,5%) , mayoritas memilki pengetahuan baik sebanyak 28 responden (70.0%), dan minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5.0%), dan yang berpengetahuan cukup sebanyak 4 responden (10.0%), minoritas yang tingkat umur >35 sebanyak 1 orang  (2.5 %)  dan memilki tingkat pengetahuan baik dan umur <20 tahun sebanyak 2 responden (5.0%) mayorutas tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 responden (5.0%) dan minoritas pengetahuan cukup dan kurang  sebanyak 0 responden (0%) .


4.1.3.   Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Payudara Berdasarkan Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Frekwensi Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara berdasarkan pendidikan Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo
Kab. Bone Tahun 2014
No
Pendidikan
Pengetahuan
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
n
%
n
%
n
%
n
%
1
Pendidikan Dasar
20
50.0
7
17.5
2
5.0
29
72.5.
2
Pendidikan Menengah
8
20.0
0
0
0
0
8
20.0
3
Pendidikan Tinggi
3
7.5
0
0
0
0
3
7.5

TOTAL
31
77.5
7
17.5
2
5.0
40
100
  Sumber : data primer

Dari tabel 4.3. menunjukkan  bahwa Distribusi pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara berdasarkan pendidikan Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014, mayoritas dengan tingkat pendidikan dasar (SD, SMP) sebesar 29 responden (72.5%) dengan mayoritas tingkat pengetahuan baik  sebanyak 20 responden (50.0%), dan minoritas kurang sebanyak 2 responden (5.0%) dan yang cukup sebanyak 7 responden (17.5%), dan minoritas memilki tingkat pendidikan P. Tinggi (D3, S1) sebanyak  responden 3 responden (7.5%), dan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (7.5%) dan minoritas berpengetahuan cukup dan kurang sebanyak 0 responden (0%) dan yang memilki tingkat pengetahuan menengah (SMA, SMK) sebanyak 8 responden (20.0%), mayoritas memilki tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (20.0%) dan minoritas cukup dan kurang sebanyak 0 responden (0%).
4.1.4.   Pengetahuan Ibu Hamil mengenai Perawatan Payudara berdasarkan  Paritas
Tabel 4.4
Distribusi  Frekwensi  Pengetahuan  Ibu  Tentang  Perawatan Payudara Berdasarkan Paritas Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014

No

Paritas

Pengetahuan
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
n
%
n
%
n
%
n
%
1
primipara
18
45.0
2
5.0
0
0
20
50.0
2
Multipara
13
32.5
5
12.5
1
2.5
14
47.5
3
GrandeMultipara
0
0
0
0
1
2.5
1
2.5

TOTAL
31
77.5
7
17.5
2
5.0
40
100
               Sumber : data primer

Dari tabel 4.4 menunjukkan  bahwa Distribusi pengetahuan ibu Tentang Perawatan Payudara berdasarkan Paritas Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014  mayoritas pada primipara sebanyak 20 responden (50.0%) , mayoritas memilki pengetahuan baik sebanyak 18 responden (45.0%), dan minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 0 responden (0%), dan yang berpengetahuan cukup sebanyak 2 responden (5.0%), minoritas yang Grande multipara sebanyak 1 responden (2.5%) mayoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (2.5%) dan minoritas memilki tingkat pengetahuan baik dan cukup  sebanyak 0 responden (0%) dan yang multipara sebanyak 14 responden mayoritas memilki tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 responden (32.5%) dan minoritas memilki pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (2.5%) dan lainnya memilki tingkat pengetahuan cukup  sebanyak 5 responden (12.5%)

4.2. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014” adalah sebagai berikut :
4.2.1.   Tingkat Pengetahuan                                                                                                                                                                                                         
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 bahwa  mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 78.0% dan minoritas kurang sebanyak 5.0% dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18.0%
Notoadmodjo (2010) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan ibu yang baik cenderung memberikan dampak yang lebih baik dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
47
 
Dari hasil penelitian yang dilakukan mayoritas responden memiliki pengetahuan baik, hal ini disebabkan sebagian besar ibu sudah memilki tingkat pengetahuan yang baik  karena ibu telah memperoleh informasi mengenai Perawatan Payudara sehingga sudah banyak ibu yang mengetahui tentang manfaat Perawatan Payudara yang berfungsi untuk memberikan ketahanan terhadap suatu penyakit utamanya penyakit TBC.
4.2.2. Pengetahuan  Berdasarkan Umur 
Dari tabel 4.2. menunjukkan  bahwa Distribusi pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara berdasarkan umur Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 mayoritas pada umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 34 (85,5%) , mayoritas memilki pengetahuan baik sebanyak 28 responden (70.0%), dan minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5.0%), dan yang berpengetahuan cukup sebanyak 4 responden (10.0%), minoritas yang tingkat umur >35 sebanyak 1 orang  (2.5 %)  dan memilki tingkat pengetahuan baik dan umur <20 tahun sebanyak 2 responden (5.0%) mayorutas tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 responden (5.0%) dan minoritas pengetahuan cukup dan kurang  sebanyak 0 responden (0%) Dalam kaitannya dengan umur, maka seperti yang di kemukakan oleh manuaba dimana usia yang ideal untuka melahirkan adalah 20-35 tahun dan ibu yang berusia >35 tahun sebaiknya tidak melahirkan karena faktor fisik dan kemampuan untuk merawat anak..   
Hasil penelitian  bahwa mayoritasnya ibu yang memilki tingkat umur 20-35 tahun hal ini sesuai dengan teori karena tingkat umur inilah yang sehat untuk memilki anak, dan berdasarkan tingkat pengetahuan mayoritas memilki tingkat pengetahuan baik disebabkan karena pada umur tersebut memilki kesempatan untuk biasanya memilki anak antara 1-2 sehingga kesempatan memperoleh pengetahuan tentang Perawatan Payudara biasanya didapatkan dari bidan pada saat pemeriksaan kehamilan dan juga pada saat melakukan penimbangan balitanya ke Pos Yandu.
4.2.3.  Pengetahuan  Berdasarkan Pendidikan
 Dari tabel 4.3. menunjukkan  bahwa Distribusi pengetahuan ibu tentang Perawatan Payudara berdasarkan pendidikan Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014, mayoritas dengan tingkat pendidikan dasar (SD, SMP) sebesar 29 responden (72.5%) dengan mayoritas tingkat pengetahuan baik  sebanyak 20 responden (50.0%), dan minoritas kurang sebanyak 2 responden (5.0%) dan yang cukup sebanyak 7 responden (17.5%), dan minoritas memilki tingkat pendidikan P. Tinggi (D3, S1) sebanyak  responden 3 responden (7.5%), dan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (7.5%) dan minoritas berpengetahuan cukup dan kurang sebanyak 0 responden (0%) dan yang memilki tingkat pengetahuan menengah (SMA, SMK) sebanyak 8 responden (20.0%), mayoritas memilki tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (20.0%) dan minoritas cukup dan kurang sebanyak 0 responden (0%)
Pendidikan kesehatan yang didasarkan kepada pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap, karena didasari oleh kesadaran. Kelemahan dari pendekatan pendidikan kesehatan ini hasilnya lama, karena proses merubah perilaku melalui pembelajaran pada umumnya memerlukan waktu yang lama, orang dengan pendidikan formal yang lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibanding orang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan mudah memahami arti dan pentingnya kesehatan serta pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
 Menurut hasil penelitian pengetahuan ibu tentang perawatan payudara  berdasarkan pendidikan mayoritas yang memilki tingkat pendidikan dasar  (SD, SMP) sudah berada dalam kategori baik hal ini disebabkan karena adanya keinginan ibu yang tinggi untuk mendapatkan informasi tentang Perawatan Payudara baik dari tenaga kesehatan atau bidan yang bertugas di Puskesmas maupun di Pos Yandu maupun informasi dari media cetak atau elektronik.

4.2.4.  Pengetahuan Berdasarkan Paritas
 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas sebagai ibu rumah tangga sebanyak 62,5%, mayoritas memilki pengetahuan cukup 40.0%, dan minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7.5%, dan yang berpengetahuan baik sebanyak 15.0%, minoritas yang memilki pekerjaan sebagai PNS sebanyak 15.0% mayoritas memilki tingkat pengetahuan baik sebanyak 10.0% dan minoritas memilki tingkat pengetahuan kurang  sebanyak 0% dan yang lainnya cukup sebanyak 5.0%.
Pekerjaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah mata pencaharian, apa yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah.
Menurut Notoadmodjo (2007) pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan/jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Menurut Mubarak (2012), Lingkungan pekerjaaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam penelitian ini  Ibu yang bekerja sebagai IRT tingkat pengetahuan berada pada klasifikasi cukup dan beberapa ibu rumah tangga memilki tingkat pengetahuan yang baik,  meskipun pengetahuan tentang Perawatan Payudaratidak didapatkan karena rutinitas ibu rumah tangga bekerja di rumah, namun pengetahuan didapatkan ketika mengantar anaknya untuk melakukan imunisasi dasar yang dilaksanakan di Pos Yandu sehingga akan menambah pengetahuan ibu tentang imunisasi, khususnya imunisasi BCG, selain itu informasi tentang Perawatan Payudaradidapatkan pada saat Kunjungan ANC ketika ibu hamil.

4.2       Pembahasan
4.2.1. Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengisian kuisioner maka didapatkan  hasil seperti pada tabel 4.1 dimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Hamil di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 Batu Aji pada umumnya adalah kurang sebanyak 73,3% Dari persentase tersebut dapat di golongkan menjadi golongan mayoritas ( populasi yang paling banyak). Ibu yang memiliki gambaran pengetahuan kurang  tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan kemungkinan di pengaruhi oleh  tingkat pendidikan yang rendah. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pengalaman, fasilitas, dan sosial budaya.
Disini dapat dilihat jelas bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan ada persamaan teori yang menyatakan bahwa makin tinggi pendidikan makin tinggi pula tingkat intelektualnya (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam melakukan perawatan payudara karena dengan pendidikan yang baik maka dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara perawatan payudara selama hamil, begitu juga sebaliknya dengan pendidikan yang rendah akan mengalami hambatan dalam penyerapan informasi.
4.2.2        Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya Perawatan Payudara Selama Hamil
Berdasarkan analisa dan interprestasi data yang di dapat bahwa responden yang berpendidikan baik sebanyak 13 orang (43%), berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (53%) dan berpengetahuan kurang 1 orang (4%).
Hasil analisa ini kemungkinan di dukung oleh umur responden, yaitu sebagian besar umur responden berumur 21 – 35 tahun dimana pada tahap ini merupakan usia yang produktif bagi seseorang untuk dapat memotivasi diri memperoleh pengetahuan yang sebanyak – banyaknya. Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuataan seseorang  maka akan lebih matang dalam berfikir logis (Nursalam, 2001)
Semakin bertambah umur atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih lama dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan demikian semakin tua umur responden maka gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya perawatan payudara selama  hamil semakin baik.

4.2.3         Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Perawatan Payudara
Berdasarkan analisa dan interprestasi data yang di dapat bahwa responden yang berpendidikan baik sebanyak 19 orang (63%), berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (33%) dan berpengetahuan kurang 1 orang (4%). Dari data yang diperoleh didapatkan bahwa pengetahuan ibu tentang manfaat perawatan payudara yaitu baik. Hasil analisa ini kemungkinan didukung oleh informasi yang didapatkan ibu yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Menurut Wied Hary (2002) meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya Tv, Radiao atau Surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan Ibu dalam mendapatkan infomasi tentang manfaat perawatan payudara.
4.2.4        Pengetahuan Ibu Tentang Langkah Langkah Perawatan Payudara
Berdasarkan analisa dan interprestasi data yang di dapat bahwa responden yang tidak mengetahui langkah – langkah perawatan payudara selama hamil adalah 30 orang (100%). Hal ini kemungkinan dapat di latar belakangi kesibukan responden di mana sebagian besar responden bekerja. Menurut Markum (2002) bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu,  bekerja bagi Ibu – Ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sehari – hari. Dengan demikian semakin banyak waktu ibu tersita untuk bekerja maka semakin rendah pengetahuan ibu dalam melakukan perawatan payudara selama hamil. Selain karna kesibukan, pengetahuan ibu yang rendah kemungkinan dapat dilatar belakangi pendidikan responden yang rendah di samping itu responden tidak pernah mendapatkan informasi ketika melakukan kunjungan antenatal care dan tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam melakukan perawatan payudara selama hamil. Hal ini dapat diperkuat oleh Notoatmodjo (2003) yaitu  pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun tidak langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Ada bunyi pepatah yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, dan pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.




BAB V
PENUTUP
5.1   Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan ibu tentang perawatan payudara selama hamil di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 Batu Aji Kota Batam bulan Juni 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1   Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Payudara Selama  Hamil di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 Batu Aji  adalah kurang yaitu 22 responden (73,3%).
5.1.2  Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya Perawatan Payudara Di bidan Praktek Swsta Meridayanti Batu Aji adalah Cukup sebanyak 16 responden (53%)
5.1.3   Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Perawatan Payudara Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 adalah Kurang sebanyak 1 responden (4%).
5.1.4 Pengetahuan Ibu Tentang Langkah – Langkah Perawatan Payudara Selama Hamil Di Puskesmas Kading Kec. Barebbo Kab. Bone Tahun 2014 Batu Aji adalah kurang sebanyak 30 responden  (100%).

5.2   Saran
5.2.1   Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitiannya misalnya dengan menggunakan sampel yang lebih luas agar diperoleh hasil yang maksimal terhadap pengetahuan ibu tentang perawatan payudara.
5.2.2   Bagi Instansi Terkait
Diharapkan untuk dapat memberikan informasi tentang perawatan payudara selama kehamilan pada kunjungan antenatal care dan menjelaskan bagaimana cara perawatan payudara selama hamil.
5.2.3   Bagi Ibu Hamil
Diharapkan agar lebih aktif dalam mencari infomasi seputar tentang kesehatan selama hamil untuk menambah wawasan khususnya dalam melakukan perawatan payudara selama hamil melalui  dari televisi, baca buku, majalah, dan bisa juga bertanya kepada petugas kesehatan.





DAFTAR PUSTAKA 

Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI,. Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta

Arik Febri, 2011. Perawatan Payudara Ibu Hamil. http://arikfebri.wordpress.com. Diakses 04 Mei 2014

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yoyakarta: Graha Ilmu

Astari A.M. 2013. Hubungan Perawatan Payudara Masa Antenatal Dengan Kecepatansekresi Asi Post Partum Primipara. Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. e-mail: astariasti@yahoo.com.sg

Astuti Maya, 2011. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta : EGC

Bibilung, 2010. Tips Perawatan Payudara Saat Hamil http://bibilung.wordpress.com. Diakses 04 Mei 2014.

Dhohiri Rohman Taufiq. 2007. Sosiologi Suatu Kajian Masyarakat. Jakarta : Yudhistira.

Depkes, 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar. Jakarta

Dinkes Kabupaten Bone, 2012.

Efendi, F & Makhfudli.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktik Dalam Keperawatan , Yogyakarta: PT salemba Medika.

Hani Ummi dkk, 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Machfoedz, I. 2005. Bio Statistika. Yogyakarta: Fitramaya.

Mubarak, W.I, 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Parapat D. 2010. Perilaku Ibu Hamil Dalam Melakukan Perawatan Payudara di Klinik Sally Kecamatan Medan Tembung Tahun 2010.  Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. repository.usu.ac.id

Primadi O.,2013. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Dit.Bina Kesehatan Ibu, Kemkes RI.

Pusdiknakes. WHO  Jh  Piego, 2011,  Panduan Pengajaran Asuhan  Kebidanan Bagi Dosen   Diploma   II   Kebidanan,   Buku   2   Agustus   Antenatal, Pusdiknakes, Jakarta.;

Rapar, Jan Hendrik, 2010.  Pengantar Filsafat, Edisi : 4 Yogaykarta: Kanisius.

Rofiqoh Damayanti, 2013. Perawatan Bayi Baru Lahir. [Online] Tersedia : http://rofiqoh94.blogspot.com.  [Diakses 18 April 2014]

Saifuddin A.B. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo. Ed.4, cet.3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sarwono P, 2005, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta :         YBP – SP.

Saryono Dyah, 2009. Perawatan Payudara. Jogjakarta:Mitra Cendikia.

Teguh Subianto,. 2009. Perawatan Payudara Breast care. http://teguhsubianto.blogspot.com. Diakses Senin 04 Mei 2014.

Sulastri, 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Dengan Perilaku Perawatan Payudara Pada Saat Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten. Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wheeler, Linda. 2003. Perawatan Pranatal dan Pascanatal. Jakarta: EGC.

Wulanda A.F, 2011, Biologi Reproduksi, Salemba Medika, Jakarta.

.



1 comment:

  1. This is how my pal Wesley Virgin's tale launches with this SHOCKING and controversial VIDEO.

    Wesley was in the military-and shortly after leaving-he found hidden, "mind control" secrets that the CIA and others used to get everything they want.

    THESE are the exact same methods lots of celebrities (especially those who "come out of nowhere") and elite business people used to become rich and successful.

    You probably know that you utilize only 10% of your brain.

    That's really because the majority of your brain's power is UNCONSCIOUS.

    Perhaps this conversation has even occurred IN YOUR very own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head about seven years back, while riding an unregistered, trash bucket of a car without a license and $3.20 in his pocket.

    "I'm so frustrated with going through life check to check! Why can't I become successful?"

    You've been a part of those those types of conversations, right?

    Your own success story is going to be written. You just have to take a leap of faith in YOURSELF.

    WATCH WESLEY SPEAK NOW

    ReplyDelete

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...