HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA
PASIEN RAWAT JALAN
DI
POLIKLINIK JANTUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRATON
KABUPATEN PEKALONGAN
Sufiati Bintanah 1, Muryati 2
1,2 Program Studi DIII Gizi
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang
ABSTRACT
Coronary Heart Disease (CHD) at the moment still is the leading
cause of death in Indonesia. Factors most dominant cause of CHD is the presence
of narrowing of the arteries that one of them caused by elevated levels of
cholesterol in the blood. Blood cholesterol levels can be reduced with diet
regulation, such as by reducing total fat intake. Some studies show reduction
of total fat has a good effect on fat metabolism. This study aims to determine
the relationship of fat consumption with the incidence of Hypercholesterolemia
and to know the size of the risk of Hypercholesterolemia on samples with less
fat consumption. The experiment was conducted in February to March 2008 in
Polyclinic Hospital Cardiac Kraton Pekalongan. The sample consisted of cases
and controls with a pre-determined criteria. Data on risk factors obtained through
questionnaires and to the consumption of fat obtained by using
Semi-Quantitative Food Frequency, which in turn is calculated using the Nutri
Survey. Results obtained from this study showed no association between fat
intake with incidence of Hypercholesterolemia (p-value = 0.016). With the
obtained value Odd Ratio of 5.95, which means the sample is high fat
consumption ( 25% of total energy) have exposed the tendency of
Hypercholesterolemia by 5.95 times compared with the consumption of low fat (<25%
total energy).
Keywords: Consumption of Fat, Hypercholesterolemia
ABSTRAK
Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) pada saat ini masih merupakan
penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Faktor penyebab PJK yang paling
dominan adalah adanya penyempitan pada pembuluh darah yang salah satunya
disebabkan oleh peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Kadar kolesterol
darah dapat menurun dengan pengaturan diit, diantaranya dengan menurunkan
asupan lemak total. Beberapa penelitian menunjukan pengurangan lemak total mempunyai
efek yang baik dalam metabolisme lemak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan konsumsi lemak dengan kejadian Hiperkolesterolemia dan
untuk mengetahui besarnya resiko terjadi Hiperkolesterolemia pada sampel dengan
konsumsi lemak kurang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai
dengan bulan Maret 2008 di Poliklinik Jantung RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
Sampel terdiri atas kasus dan kontrol dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Data mengenai faktor resiko diperoleh melalui kuesioner dan untuk konsumsi
lemak diperoleh dengan menggunakan Food Frequency Semi Quantitative, yang
selanjutnya dihitung dengan menggunakan Nutri Survey. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara konsumsi lemak dengan kejadian
Hiperkolesterolemia ( p-value = 0,016 ). Dengan Odd Ratio diperoleh nilai
sebesar 5,95 yang berarti konsumsi lemak sampel yang tinggi ( 25 % energi total
) mempunyai kecenderungan terkena Hiperkolesterolemia sebesar 5,95 kali
dibandingkan dengan konsumsi lemak yang rendah ( < 25 % energi total ).
Kata Kunci : KonsumsiLemak, Kejadian Hiperkolesterolemia
http://jurnal.unimus.ac.id
|
85
|
PENDAHULUAN
Hiperkolesterolemia adalah
peninggian kadar kolesterol di dalam darah. Kadar kolesterol darah yang tinggi
merupakan problema yang serius karena merupakan salah satu faktor resiko yang
paling utama untuk terjadinya penyakit jantung koroner, disamping faktor
lainnya. Dimana penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian yang
paling sering didapatkan dan di Indonesia menduduki peringkat ke 3 ( tiga )
penyebab kematian
Berdasarkan hasil pengamatan, orang Pekalongan mempunyai kebiasaan
sarapan pagi yang hampir sama yaitu nasi dengan lauk megono atau sayur lodeh
ditambah tempe goreng atau kerupuk. Dimana megono, sayur lodeh dalam
pembuatannya menggunakan kelapa yang merupakan sumber lemak jenuh. Dan tempe,
kerupuk menggunakan minyak goreng yang merupakan sumber lemak jenuh.
Di Indonesia terutama Pekalongan,
penelitian tentang lemak terhadap kejadian hiperkolesterolemia belum banyak,
sehingga penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apakah ada
hubungan pola konsumsi lemak terhadap kejadian Hiperkolesterolemia.
Penelitian ini dilaksanakan di
Poliklinik Jantung Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan karena
pasien dengan hiperkolesterolemia cukup banyak.Berdasarkan data rata-rata
perbulannya terdapat 30 orang pasien hiperkolesterolemia.
Ditinjau dari latar belakang
diatas sehingga muncul masalah bagaimana hubungan konsumsi lemak dengan
kejadian hiperkolesterolemia pada pasien rawat jalan di Poliklinik Jantung
Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan .
METODE
Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian kasus kontrol , dengan perbandingan kasus dan kontrol
1:1Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah Poliklinik Jantung Rumah Sakit
Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan yang terletak di jl.Veteran no 31
Pekalongan.
Populasi dari penelitian ini
adalah semua pasien rawat jalan di poliklinik Jantung RSUD Kraton Kab.
Pekalongan. Kriteria inklusi pada kasus adalah pasien yang periksa pada bulan
Pebruari sampai dengan bulan Maret dengan usia 40 tahun, bersedia untuk
diteliti, rutin kontrol untuk setiap bulannya. Seluruh kasus yang memiliki
kriteria inklusi diteliti.Kemudian diambil sampel kontrol dengan kriteria sama
dengan sampel kasus.
Pengambilan sampel dilakukan
secara quota sampling yaitu pengambilan sampel secara berjatah. Sehingga
diperoleh jumlah sampel kasus sebanyak 17 orang, dan jumlah sampel kontrol
sebanyak 17 orang.
Pengolahan data dilakukan Setelah
data diperoleh kemudian diedit dan dikoding kemudian dianalisa computer program
SPSS versi 13.
-
Data konsumsi
lemak dihitung jumlahnya dengan menggunakan Nutri Survey yang kemudian dihitung
persentasenya dari kebutuhan total energi tiap-tiap sampel
-
Hasil dikategorikan kedalam baik dan kurang, baik jika konsumsi
lemak <25% dari konsumsi energi total per hari dan kurang jika konsumsi
lemak 25 % dari konsumsi energi total per hari, kemudian dibuat tabel
distribusi frekuensinya.
Analisa data
dilakukan dengan menggunakan uji Person Chi Square, yaitu dengan tingkat
kepercayaan 95 % dan dengan melihat besarnya p-value. Apabila p-value lebih
kecil dari (alpha ) atau kurang dari 0,05 berarti hubungan tersebut bermakna
secara statistik. Sedang untuk melihat derajat hubungan atau kelompok mana yang
http://jurnal.unimus.ac.id
|
86
|
memiliki resiko lebih besar
dibanding kelompok yang lain .Dilakukan dengan menggunakan Odd Ratio.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Jumlah
sampel yang didapat dari penelitian ini adalah sebanyak 34 orang yang terdiri
dari 17 orang sebagai kasus dan 17 orang sebagai kontrol.
1. Karateristik Sampel
Menurut Jenis Kelamin
TABEL 1
DISTRIBUSI
FREKUENSI SAMPEL MENURUT JENIS KELAMIN

Jenis
|
Kasus
|
|
|
Kontrol
|
Kelamin
|
n
|
%
|
n
|
%
|
Pria
|
9
|
52,9
|
9
|
52,9
|
Wanita
|
8
|
47,1
|
8
|
47,1
|
Jumlah
|
17
|
100
|
17
|
100
|
Dari tabel 1 diketahui bahwa sampel baik pada kasus maupun kontrol
mempunyai proposi yang hampir sama yaitu pria sebanyak 9 orang ( 52,9 % ) dan
wanita sebanyak 8 orang ( 47,1 % ).
Menurut Framingham Heart
Study pria mempunyai resiko lebih tinggi terjadi hiperkolesterolemia daripada
wanita, hal ini dikarenakan tingkat kolesterol HDL pada wanita lebih tinggi
daripada pria. Tetapi mempunyai resiko sama besar pada pria maupun wanita pada
usia 45 sampai 54 tahun.Wanita pada umur tersebut yang mengalami manapaus
didapatkan insiden PJK 2 kali lebih banyak bila dibandingkan dengan wanita pra
manapaus yang disebabkan karena berkurangnya hormon estrogen yang mempunyai
efek perlindungan terhadap kejadian Penyakit Jantung Koroner dengan mencegah
terjadinya plak pada pembuluh darah ( Soeharto,2004).
2. Karateristik Sampel Menurut Umur
Karakteristik
sampel menurut umur pada kasus maupun pada kontrol dapat dilihat berikut ini :
TABEL 2
DISTRIBUSI
FREKUENSI SAMPEL MENURUT UMUR

Umur (tahun)
|
|
Kasus
|
|
Kontrol
|
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|
|
|
|
||||
40 – 44
|
0
|
0
|
4
|
23,5
|
|
45 – 54
|
5
|
29,4
|
6
|
35,3
|
|
55 – 64
|
6
|
35,3
|
4
|
23,5
|
|
65 – 74
|
5
|
29,4
|
2
|
11,8
|
|
> 75
|
1
|
5,9
|
1
|
5,9
|
|
Jumlah
|
17
|
100
|
17
|
100
|
|
Sebagian besar hiperkolesterolemia terjadi pada usia diatas 45
tahun dan persentase terbesar terdapat pada kisaran umur 55 – 64 tahun sebanyak
6 orang ( 35,3 % )
Peningkatan kolesterol total ini terjadi seiring dengan
bertambahnya umur. Hal tersebut tidak terjadi secara spontan tetapi lambat laun
sejak masa kanak-kanak dan baru diketahui setelah memasuki umur 40 tahun ke
atas. Mekanisme tersebut berhubungan dengan aktifitas reseptor LDL. Makin tua
seseorang menyebabkan aktifitas reseptor LDL juga berkurang ( Sudarmanto, 2003
).Bila reseptor LDL ini kurang maka banyak LDL yang tidak tertangkap oleh
reseptor LDL sehingga LDL meningkat dan akan lebih lama berada
http://jurnal.unimus.ac.id
|
87
|
dalam sirkulasi darah ( Suyono, 1996 ). Tingginya kolesterol dalam
darah menunjukkan tingginya kolesterol total dalam darah, dimana kolesterol LDL
dan kolesterol total mempunyai korelasi yang tinggi ( Soeharto, 2004 ).
3. Karakteristik Sampel
Berdasarkan Status Gizi
TABEL 3
DISTRIBUSI
FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN STATUS GIZI

Status Gizi
|
Kasus
|
|
Kontrol
|
|
|
N
|
%
|
n
|
%
|
|
|
|
|
||||
Kurus tk berat
|
0
|
0
|
1
|
5,9
|
|
Normal
|
10
|
58,8
|
12
|
70,6
|
|
Over weight
|
3
|
17,7
|
1
|
5,9
|
|
Obesitas
|
4
|
23,5
|
3
|
17,6
|
|
Jumlah
|
17
|
100
|
17
|
100
|
|
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel baik pada
kasus maupun kontrol mempunyai status gizi normal. Namun demikian terlihat
bahwa kegemukan pada sampel kasus lebih banyak daripada sampel kontrol, dimana
status gizi over weight pada sampel kasus sebanyak 3 orang (17,7%) dan pada
kontrol sebanyak 1 orang (5,9%). Status gizi obesitas pada sampel kasus
sebanyak 4 orang (23,5%) dan pada sampel kontrol sebanyak 3 orang (17,6%).
Kegemukan dapat terjadi
karena bertambah banyaknya lemak dalam tubuh baik kolesterol maupun trigliserid
dibandingkan orang yang normal berat badannya . Kelebihan berat badan memaksa
jantung bekerja lebih keras. Adanya beban ekstra bagi jantung ditambah adanya
kecenderungan terjadinya pengerasan pembuluh arteri koroner karena konsumsi
lemak berlebih cenderung mendorong kegagalan jantung ( Soeharto, 2004 ).
4. Kebiasaan Merokok
Data yang diperoleh berdasarkan faktor kebiasaan merokok dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL 4
DISTRIBUSI
FREKUENSI SAMPEL MENURUT FAKTOR
RESIKO
MEROKOK

Merokok
|
|
Kasus
|
|
Kontrol
|
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|
|
|
|
||||
Ya
|
3
|
17,6
|
1
|
5,9
|
|
Tidak
|
14
|
82,4
|
16
|
94,1
|
|
Jumlah
|
17
|
100
|
17
|
100
|
|
Dari tabel 6 diketahui
bahwa sebagian besar sampel baik yang mempunyai hiperkolesterolemia maupun yang
tidak hiperkolesterolemia sudah lama tidak merokok ( setelah usia 40 tahun )
tetapi mempunyai masa lalu perokok pada sampel pria, hanya terdapat 3 orang pada
kasus yang masih merokok dan hanya 1 orang yang merokok pada sampel kontrol.
Merokok menurunkan kadar kolesterol HDL, yang berarti meningkatkan
resiko PJK. Makin banyak jumlah rokok yang dihisap makin besar penurunan HDL (
Soeharto,2004). Dalam Sitepoe (1997) juga disebutkan bahwa ada bahan kimia (
kotekolamin) di dalam rokok yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL.
5.
Konsumsi Serat
Dari hasil penelitian rata-rata konsumsi serat sampel per hari
adalah 8,32 gram per hari. Hal ini menunjukkan masih kurangnya asupan serat
jika
http://jurnal.unimus.ac.id
|
88
|
dibandingkan
dengan anjuran FDA ( Food and Drug Association ) maupun ADA ( American Dietetic
Association ) yang menganjurkan bahwa konsumsi serat per orang per hari adalah
sebanyak 25-30 gram per hari. Distribusinya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
TABEL 5
DISTRIBUSI
FREKUENSI KONSUMSI SERAT SAMPEL

Konsumsi
Serat
|
Kasus
|
|
|
Kontrol
|
(gr)
|
n
|
%
|
n
|
%
|
1 – 5
|
1
|
5,9
|
3
|
17,6
|
5,1 – 10
|
10
|
58,8
|
10
|
58,8
|
10,1 – 15
|
6
|
35,3
|
2
|
11,8
|
15,1 – 20
|
0
|
0
|
2
|
11,8
|
Jumlah
|
17
|
100
|
17
|
100
|
Dari tabel 5 diketahui bahwa konsumsi serat sampel baik pada kasus
maupun kontrol tidak sesuai dengan anjuran FDA dan ADA, hanya ada dua ( 2 )
orang ( 11,8 % ) dari sampel kontrol dengan konsumsi serat mendekati anjuran
yaitu 15,1 sampai dengan 20 gram.
Hasil dari penelitian Burkitt dan Trowell, bahwa mereka yang
dietnya mengandung serat tinggi mengalami sedikit PJK, diabetes dan
penyakit-penyakit perut seperti kanker pada usus besar dan apendik. Sebaliknya
di negara- negara yang penduduknya mengkonsumsi makanan rendah serat mengalami
jumlah PJK yang tinggi ( Soeharto, 2004 ).
C. Konsumsi Lemak Hubungannya dengan Kejadian Hiperkolesterolemia
Telah disebutkan bahwa salah satu faktor resiko terjadinya
hiperkolesterolemia adalah pola konsumsi makanan yang mengandung lemak. Dalam
Pedoman Umum Gizi Seimbang ( Depkes, 2000 ) disebutkan bahwa asupan lemak
adalah 25% total energi.
Penelitian yang dilakukan
di antaranya untuk melihat tingkat konsumsi bahan makanan yang mengandung
lemak. Untuk mendapatkan data tersebut dilakukan wawancara mengenai kebiasaan
makan sampel dengan menggunakan Food Frequency Semi Quqntitative. Selanjutnya
tingkat konsumsi lemak tersebut dikategorikan menjadi kategori baik dan
kategori kurang.
Distribusi frekuensi konsumsi lemak
pada sampel kasus dan sampel kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL 6
DISTRIBUSI
FREKUENSI KONSUMSI LEMAK SAMPEL

Tingkat
Konsumsi
|
|
Kasus
|
|
Kontrol
|
Lemak
|
n
|
%
|
n
|
%
|
25 % energi total
|
13
|
76,5
|
6
|
35,3
|
< 25
% energi total
|
4
|
23,5
|
11
|
64,7
|
Jumlah
|
17
|
100
|
17
|
100
|
Menurut hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar (76,5 %)
sampel mempunyai asupan lemak tinggi ( lebih besar dari anjuran ), sedang pada
sampel kontrol hanya terdapat 6 orang (35,3%), yang sebagian besar berasal dari
lemak jenuh yang dikonsumsi oleh sampel. Jenis lemak jenuh yang dikonsumsi
antara lain : minyak kelapa, kelapa, santan kental, daging berlemak dan jeroan.
Hal
http://jurnal.unimus.ac.id
|
89
|
tersebut diduga
disebabkan ada hubungan antara konsumsi lemak dengan kejadian
hiperkolesterolemia.
Dari hasil uji statistik di peroleh p-valui < ( 0,016 <0,05
) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi lemak dengan
kejadian hiperkolesterolemia.
Odd Ratio sebesar 5,95 ini
berarti konsumsi lemak yang tinggi ( 25 % energi total) mempunyai kecenderungan
akan terkena hiperkolesterolemia sebesar 5,95 kali dibandingkan dengan konsumsi
lemak yang rendah ( < 25 % energi total ).
KESIMPULAN
Ada hubungan
antara konsumsi lemak dengan kejadian hiperkolesterolemia ( p-valui = 0,016 ).
Odd Ratio sebesar 5,95 % ini berarti konsumsi lemak yang tinggi ( 25 % total
energi ) mempunyai kecenderungan terkena hiperkolesterplemia sebesar 5,95 kali
dibandingkan dengan konsumsi lemak yang rendah ( < 25 % total energi ).
SARAN
Perlun adanya penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan kolesterol secara rutin minimal 3 bulan sekali dan bagaimana
mengendalikan terjadinya hiperkolesterolemia supaya tidak terjadi penyakit
jantung koroner.
RUJUKAN
1. Almatsier,
Sunita,.2004. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. PT. Gramedia
PustakaUtama, Jakarta.
2.
Anwar, Bahri.T..Dr., 2003.
Digitized by USU Digital Library.
3.
Augustine,
Dr.SpPD, SpJP. 1999.Hubungan Diet Serat dengan Penyakit Jantung Koroner,Seminar
Sehari. Bandung.
4. Budiarto, Eko, Dr, 2000.
Pengantar Epidemiologi. Penerbit
Buku
Kedokteran,
Jakarta.
5.
Gibson, S.
Rosalind, 1993, Prinsciples of Nutrition Assesment. New York. Oxford University
Press..
6.
Hermana &
Mahmud, 1987. Kadar Asam Lemak Omega-3 Dalam Ikan Indonesia.
7.
Kusmana, Dede.
1997. Olah Raga Bagi Kesehatan Jantung, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
8.
Muchtadi,
Tien.R,2000. Asam Lemak Omega-9 dan Manfaatnya Bagi Kesehatan,. Media
Kesehatan.
9.
Muhilal,2002. Peran Gizi dalam Meningkatkan Sumber Daya
Manusia.Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pajajaran., Bandung
10.
Persatuan Ahli Gizi,2003.Penuntut
Diet.PT.Gramedia, Jakarta.
11.
Prasodjo,
Mangoen,2004.Jantungan Ok.Sakit Jantung No Way. Penerbit Think Fresh, Jakarta.
12.
Satroasmoro,
Sudigdo,Sp.A(K).,2002, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. VV.Sagung
Seto, Jakarta.
13. Sitepoe, Mangkoe,1997,
Penyakit Jantung dan
Usaha Pencegahan.PT.
Grasindo, Jakarta
14.
Sudarmanto,
Doddy.dr,2003.Understanding Nutrition Witney.
15. Soeharto,Iman, 2004.Penyakit
Jantung Koroner dan
Serangan Jantung.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
16.
17. Suyono, Slamet, 1996.Hiperlipidemia dalam Ilmu Penyakit.Gaya Baru,
Jakarta.
RE. Kowalski, 1987, 8- Weeks. Cholesterol Cure.
http://jurnal.unimus.ac.id
|
90
|
AJO_QQ poker
ReplyDeletekami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
-bandar 66
-perang baccarat (new game )
Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
PROMO MENARIK
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856