BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian penting
dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia disamping sandang, pangan, dan papan. Dengan berkembang nya
pelayanan kesehatan saat sekarang ini, memahami etika kesehatan merupakan
bagian dari kesejahteraan masyarakat. Memahami etika kesehatan merupakan
tuntutan yang dipandang semakin perlu, karena etika kesehatan membahas tentang
tata susila dokter dalam menjalankan profesi, khususnya yang berkaitan dengan
pasien.
Sejarah perkembangan pendidikan di
dunia kesehatan memang sejak awal didominasi oleh upaya pengobatan sehingga
banyak dikenal umumnya di bidang medis (kedokteran) dengan profesi-profesi
medis dan paramedis, seperti dokter, bidan dan bidan. Sejalan dengan itu,
banyak muncul pendidikan yang melahirkan profesi tersebut. Di Indonesia cukup
banyak di buka fakultas kedokteran di beberapa perguruan tinggi,
akademi-akademi kePerawatan dan kePerawatan. Bidang kesehatan lain yang
kemudian berkembang sangat pesat saat ini adalah bidang kesehatan masyarakat.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan
seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui
pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan
penyakit menular, pendidikan kesehatan dan sebagainya (Winslow, 1920). Meskipun
batasan kesehatan masyarakat (public
health) ini sudah dirumuskan oleh Winslow seabad yang lalu, namun sampai
saat ini batasan tersebut masih relevan. Inti dari rumusan masalah ini adalah
kesehatan masyarakat mempuyai dua aspek, yakni : keilmuan (science), teori dan seni (art),
atau aplikasinya.
Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat
bukan hanya berbicara atau berteori tentang penyakit dan penyebarannya
(epidemiologi), tentang gizi makanan, tentang kesehatan lingkungan, tentang
ilmu perilaku dan pendidikan, tetapi juga bagaimana aplikasi atau penerapan
teori-teori tersebut dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat dalam
rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Banyak masalah-masalah kesehatan
yang ada saat ini. Dengan demikian dibutuhkan tenaga kesehatan masyarakat yang
handal yang mampu mewujudkan upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Hal inilah yang melatarbelakangi
disusunnya makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah hakikat kesehatan masyarakat?
2.
Bagaimanakah Ruang Lingkup perawatan kesehatan masyarakat?
3. apa sajakah Tujuan perawatan kesehatan masyarakat?
4. Apa sajakah Kegiatan
Dan Sasaran perawatan kesehatan
masyarakat?
5.
Bagaimanakah Pelaksanaan Kegiatan Upaya kesehatan
masyarakat?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pentingnya ilmu
kesehatan masyarakat.
2.
Untuk mengetahui hakikat kesehatan masyarakat.
3.
Untuk mengetahui ruang
lingkup perawatan kesehatan
masyarakat.
4. Untuk
mengetahui tujuan perawatan kesehatan masyarakat.
5. Untuk
mengetahui kegiatan dan sasaran perawatan kesehatan masyarakat.
6.
Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Sudah banyak ahli kesehatan membuat
batasan kesehatan masayarakat. Secara kronologis batasan-batasan kesehahtan
masyarakat mulai dengan batasan yang sangat
sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat
diringkas seperti berikut ini. Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan adalah upaya-upaya
untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata
lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi.
Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi
lingkungan merupakan kegiatan kesehatan masyarakt. Kemudian pada akhir abad
ke-18 dengan diketemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis
imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang
terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan
sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah
perpaduan antara kePerawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat.
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas) merupakan bagian integral pada Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya
Pengembangan. Apabila ada masalah kesehatan yang memerlukan pelayanan
Perkesmas, maka di Puskesmas harus dilaksanakan upaya Perkesmas
sebagai upaya pengembangan.
B.
Ruang
Lingkup
Seperti disebutkan diatas bahwa
kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab itu, ruang lingkup
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai ilmu,
kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni
ilmu bio-medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan ilmu, maka
disiplin ilmu yang mendasri ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga
sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat
antara lain, mencakup: ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika,
ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan, dan
sebagainya.
Secara garis besar, disiplin ilmu
yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar
utama ilmu kesehatan masyarakat ini, antara lain:
1.
Epidemiologi
2.
Biostatistik/statistik kesehatan
3.
Kesehatan lingkungan
4.
Pendidikan kesehahtan dan ilmun
perilaku
5.
Administrasi kesehatan masyarakat
6.
Gizi masyarakat
7.
Kesehatan kerja.
Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus
secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau
praktiknya mempunyai bentanngan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung
maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan
kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif,
maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya
kesehatan masyarakat. Misalnya: pembebrsihan lingkungan, penyediaan air bersih,
pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan
masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah dan air limbah,
pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pemberantasan sarang nyamuk, lalat,
kecoa, dan sebagainya.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau
penerapan ilmu kesehahtan masyarakat antara lain:
1. Pemberantasan
penyakit, baik menular maupun tidak menular.
2. Perbaikan
sanitasi lingkungan.
3. Perbaikan
lingkungan pemukiman.
4. Pemberantasan
vektor.
5. Pendidikan
(penyuluhan) kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan
kesehatan ibu dan anak.
7. Pembinaan
gizi masyarakat.
8. Pengawasan
sanitasi tempat-tempat umum.
9. Pengawasan
obat dan minuman.
10. Pembinaan
peran serta masyarakat, dan sebagainya.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kePerawatan kesehatan masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Dipahaminya
pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat : promotif & preventif.
b. Meningkatnya
kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat untuk melaksanakan
kePerawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah kesehatan : preventif &
kuratif.
c. Tertanganinya
keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan pelayanan Perawatan : tim
kesehatan lintas program terkait & sektoral terkait (kader kesehatan, RT,
RW) melaksanakan promotif, preventif, kuratif / rehabilitatif.
d. Terlayaninya
kelompok khusus / panti yang memerlukan pembinaan dan pelayanan Perawatan :
promotif, preventif, dan rehabilitatif.
e. Terlayaninya
kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut dan pelayanan kePerawatan.
f. Terlayaninya
kasus-kasus resiko tinggi yang memerlukan pelayanan Perawatan di puskesmas dan
di rumah.
D.
Kegiatan
Dan Sasaran
1.
Kegiatan di
Puskesmas
Adapun bentuk
kegiatan Perkesmas antara lain:
a.
Asuhan kePerawatan pasien (prioritas) kontak
Puskesmas yang berada di poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu),
Puskesmas keliling (pusling), posyandu, pos kes desa.
1)
Pengkajian kePerawatan pasien
sebagai deteksi dini (sasaran prioritas)
2)
Penyuluhan kesehatan
3)
Tindakan (direct care)
4)
Konseling
5)
Pengobatan (sesuai kewenangan)
6)
Rujukan pasien/masalah kesehatan
7)
Dokumentasi
b.
Kunjungan rumah oleh bidan (home visit/home care) terencana, bertujuan untuk pembinaan keluarga
rawan kesehatan. Home visit adalah
suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan
pasien dan keluarganya, pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien
dengan melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut
berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu
unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan
mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional,
di bidang kesehatan maupun non kesehatan. Ruang Lingkup home visit yaitu memberi asuhan kePerawatan secara komprehensif,
melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya, mengembangkan
pemberdayaan pasien dan keluarga. Mekanisme pelayanan home visit:
1)
Proses penerimaan kasus.
a)
Home
visit menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas
b)
Koordinator program Perkesmas
menunjuk bidan pelaksana Perkesmas untuk mengelola kasus.
c)
Bidan pelaksana Perkesmas membuat
surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
2)
Proses pelayanan home visit:
a)
Persiapan terdiri dari memastikan
identitas pasien, bawa denah/petunjuk tempat tinggal pasien, lengkap kartu
identitas unit tempat kerja, memastikan perlengkapan pasien untuk di rumah,
menyiapkan file asuhan kePerawatan, menyiapkan alat bantu media untuk
pendidikan Pelaksanaan terdiri dari perkenalan diri dan jelaskan tujuan,
observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan bidan, lengkapi data hasil
pengkajian dasar pasien, membuat rencana pelayanan, lakukan Perawatan langsung,
diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll, diskusikan rencana
kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan, dokumentasikan
kegiatan.
b)
Monitoring dan evaluasi antara
lain keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal, kesesuaian perencanaan dan
ketepatan tindakan, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh
pelaksana.
c)
Proses penghentian pelayanan home
visit, dengan kriteria : tercapai sesuai tujuan, kondisi pasien stabil, program
rehabilitasi tercapai secara maksimal, keluarga sudah mampu melakukan Perawatan
pasien, pasien di rujuk, pasien menolak pelayanan lanjutan, pasien meninggal
dunia.
d)
Pembiayaan home visit terdiri dari
(1)
Prinsip penentuan tarif antara
lain pemerintah/masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara kesehatan,
disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi,
mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan rendah / asas
gotong royong, pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling
membantu, mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional
(2)
Jenis pelayanan yang kena tarip
antara lain jasa pelayanan tenaga kesehatan, imbalan atas pemakaian sarana
kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien, dana transportasi untuk
kunjungan pasien
c.
Kunjungan bidan ke kelompok prioritas terencana
(posyandu usila, posyandu balita, panti asuhan dan lain-lain)
1)
Pengkajian individu di kelompok
2)
Pendidikan/penyuluhan kesehatan di kelompok
3)
Pengobatan (sesuai kewenangan)
4)
Rujukan pasien/masalah kesehatan
5)
Pendokumentasian
d.
Asuhan kePerawatan pasien di ruang
rawat inap Puskesmas
1)
Pengkajian individu
2)
Tindakan langsung (direct care) dan tidak langsung (lingkungan)
3)
Pendidikan/penyuluhan kesehatan
4)
Pencegahan infeksi di ruangan
5)
Pengobatan (sesuai kewenangan)
6)
Penanggulangan kasus gawat darurat
7)
Rujukan pasien/masalah kesehatan
8)
Dokumentasi kePerawatan
2.
Sasaran Perkesmas
Adapun yang menjadi sasaran program Perkesmas ini
adalah seluruh masyarakat yang dapat terbagi menjadi:
a.
Individu khususnya individu risiko tinggi (risti):
menderita penyakit, balita, lanjut usia (lansia), masalah mental/jiwa.
b.
Keluarga khususnya ibu hamil (bumil), lansia,
menderita penyakit, masalah mental/jiwa.
c.
Kelompok/masyarakat berisiko tinggi, termasuk
daerah kumuh, terisolasi, konflik, tidak terjangkau pelayanan kesehatan. Fokus
sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritasnya adalah
keluarga rentan terhadap masalah kesehatan (Gakin), keluarga risiko tinggi
(anggota keluarga bumil, balita, lansia, menderita penyakit).
E.
Pelaksanaan Kegiatan
1.
Pelaksana Kegiatan
Perkesmas
a.
Bidan koordinator Perkesmas di Puskesmas harus
mempunyai kualifikasi yaitu minimal D3 KePerawatan dan pernah mengikuti pelatihan/sertifikasi Perkesmas serta memiliki
pengalaman kerja di Puskesmas yang mempunyai tugas sebagai berikut: Pertemuan
dengan bidan pelaksana Perkesmas/ penanggung jawab daerah binaan (darbin) untuk
mengidentifikasi masalah prioritas dengan data epidemiologi, merencanakan
kegiatan Perkesmas, memfasilitasi pembahasan masalah dalam Refleksi Diskusi
Kasus (RDK), membahas masalah keuangan.
b.
Kunjungan lapangan untuk melakukan bimbingan pada bidan
pelaksana
c.
Penyusunan laporan yang disusun berdasarkan hasil
evaluasi pelaksanaan Perkesmas yang merupakan bahan pertanggung jawaban kepada
Kepala Puskesmas.
Sertifikasi bagi bidan
Perkesmas yaitu:
a.
Pelatihan Perkesmas
b.
Pelatihan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis
(PMKK) untuk bidan coordinator
c.
Pelatihan gadar (basic)
d.
Pelatihan HIV/AIDS
e.
Pelatihan KePerawatan Kesehatan jiwa Masyarakat
(basic)
f.
Pelatihan-pelatihan lainnya (program ISPA, PHBS,
gizi, flu burung,dan lain-lain)
2.
Indikator
keberhasilan Perkesmas
Indikator keberhasilan kinerja Perkesmas terdiri
dari:
a.
Indikator kinerja klinik
Ada 4 indikator dalam menilai
keberhasilan kinerja klinik Perkesmas yaitu:
1)
Indikator input
a)
Persentasi bidan koordinator (D3 KePerawatan)
b)
Persentasi bidan terlatih kePerawatan komunitas
c)
Persentasi Penanggung jawab daerah binaan/desa
punya PHN kit
d)
Persentasi Puskesmas memiliki pedoman/standard
e)
Tersedia dana operasional untuk pembinaan
f)
Tersedia standar/pedoman/SOP pelaksanaan kegiatan
g)
Tersedia dukungan administrasi (buku register,
family folder, formulir laporan, dan lain-lain)
2)
Indikator proses
a)
Persentasi keluarga rawan mempunyai family folder
b)
Maping (peta) sasaran Perkemas
c)
Rencana kegiatan Perkesmas (POA)
d)
Bukti Pembagian tugas bidan
e)
Ada kegiatan koordinasi dengan petugas kesehatan
lain
f)
Catatan kePerawatan
g)
Kegiatan Refleksi Diskusi Kasus
h)
Hasil pemantauan dan evaluasi
3)
Indikator output (key indicator)
a)
Persentasi keluarga rawan dibina
b)
Persentasi keluarga selesai dibina
c)
Persentasi penderita (prioritas SPM) dilakukan
tindak lanjut kePerawatan (follow up care)
d)
Persentasi kelompok dibina
e)
Persentasi daerah binaan di suatu wilayah
4)
Indikator hasil (Outcome)
Yang ingin dicapai
adalah terbentuknya keluarga mandiri dalam memenuhi kesehatannya/mengatasi
masalah kesehatannya
b.
Indikator kinerja fungsional
Indikator kinerja
fungsional yaitu indikator kinerja bidan Puskesmas untuk mengukur pencapaian
angka kredit jabatan fungsionalnya yaitu jumlah angka kredit yang dicapai sama
dengan jumlah kegiatan bidan dalam mencapai indikator klinik (output) nya.
3.
Pemantauan dan
Penilaian Perkesmas
Pemantauan
dilaksanakan secara periodik setiap bulan oleh kepala Puskesmas dan Bidan
koordinator Perkesmas. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja
menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja bidan berikutnya,
peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan penilaian
dilaksanakan minimal setiap akhir tahun dan hasilnya digunakan untuk masukan
dalam penyusunan perencanaan kegiatan Perkesmas pada tahun berikutnya. Untuk
memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja Perkesmas maka dilakukan penyajian
hasil dengan menggunakan tabel, grafik balok/garis atau grafik Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS). Penilaian dilakukan setahun sekali meliputi semua aspek
baik input, output, outcome sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan
Perkesmas tahun berikutnya. Untuk memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja
Perkesmas maka dilakukan penyajian hasil dengan menggunakan tabel, grafik
balok/garis atau grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
Penilaian dilakukan
setahun sekali meliputi semua aspek baik input, output, outcome sebagai masukan
penyusunan rencana kegiatan Perkesmas tahun berikutnya.
a. Identifikasi Masalah.
Menurunya derajat kesehatan masyarakat dalam rangka
kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas} diakibatkan oleh
meningkatnya angka kesakitan pada keluarga sasaran khususnya keluarga rawan,
keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan. Hal ini disebabkan karena
adanya beberapa faktor, antara lain :
1)
Meningkatnya suatu penyakit di masyarakat.
2)
Kurangnya kegiatan perawatan Kesehatan Masyarakat oleh petugas.
3)
Kurang akuratnya data yang tersedia
4)
Lingkungan yang tidak sehat dan bersih.
Selanjutnya dapat
diidentifikasi masalah yang berhubungan langsung dengan masalahutama tersebut
di atas adalah kurangnya kegiatan perawatan Kesehatan
Masyarakat oleh petugas yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1)
Kurangnya kerjasama lintas program terkait.
2)
Kurangnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3)
Kurangnya kemampuan/keterampilan petugas (bidan dan
pada bidan)
4)
Kurangnya motivasi petugas.
b. Sasaran.
Dengan adanya
identifikasi masalah diatas, maka penulis dapat mengemukakan sasaran yang ingin
dicapai dalam rangka menuju pemecahan masalah . Adapun sasaran yang dimaksud
adalah seperti di bawah ini. Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dalam rangka kegiatan Perkesmas diakibatkan dari tercapainya
penurunan angka kesakitan pada keluarga rawan yang rentan terhadap masalah
kesehatan. Penurunan angka kesakitan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu :
1)
Tertanggulanginya suatu penyakit di masyarakat
2)
Terwujudnya peningkayan kegiatan Perawatan
kesehatan masyarakat oleh petugas (bidan dan bidan).
3)
Tersedianya keakuratan data.
4)
Terwujudnya lingkungan yang sehat dan bersih.
Sedangkan yang
menyebabkan terwujudnya peningkatan kegiatan Perawatan kesehatan masyarakat
oleh petugas adalah :
1)
Terwujudnya peningkatan kerjasama lintas program
terkait.
Dengan sudah
dilaksanakannya pelatihan petugas Perawatan kesehatan masyarakat. Petugas dari
perogram terkait sudah memahami dan mengerti tentang pelaksanaan dari Program
Puskesmas. Bahwa program Puskesmas sangat mendukung untuk program puskesmas
lainnya tertutama dalam pencapaian cakupan program Kesehatan Ibu dan Anak dan
program Pemberantasan Penyakit menular temasuk Imunisasi.Program KIA dan
Imunsasi adalah program primadona. Untuk program KIA dalam hal pencapaian
cakupan K.1 dan K.4, sedangkan untuk pelayanan program Imunisasi petugas Puskesmas
melakukan pembinaan pada keluarga DO (Drop Out).Dari program Gizi petugas
Puskesmas membantu dalam hal pembinaan kelarga yang mempunyai bayi, anak
balita, yang berat badannya berada dibawah garis merah (Balita BGM) dan ibu
hamil /ibu nifas yang kekuranan enegi sera membantu dalam hal pelaksanaan
pemberian makanan tambahan (PMT). Untuk program pemberantasan Penyakit Menular
(P2M) petugas Puskesmas membantu memberikan bimbingan serta tindak lanjut untuk
kasus-kasus penyakit menular maupun tidak menular.
2)
Tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Dengan terpenuhinya
sarana dan prasarana khususnya peralatan medis dan ruangan yang memadai dalam
melaksanakan kegiatan akan menimbulkan suasana yang nyaman dan leluasa sehingga
dapat membuat jiwa kita menjadi tenang. Adanya peralatan medis khusus untuk
kegiatan program Puskesmas yang dipunyai oleh masing-masing petugas (bidan dan bidan)
akam memudahkan kegiatan Puskesmas di masyarakat. Dan program Perawatan
kesehatan masyarakat bisa berjalan dengan lancar.
3)
Terwujudnya peningkatan kemampuan/keterampilan
petugas (bidan dan bidan).
Seperti sudah
diuraikan pada bab terdahulu bahwa kendala/hambatan yang ditemui dalam upaya
peningkatan pelaksanaan kegiatan Perkesmas adalah faktor manusia sebagai
pelaksana yang mempunyai kelemahan, yaitu kurangnya kemampuan/keterampilan
petugas untuk melaksanakan tugas kePerawatan. Sebagai pendukung kelancaran dan
kemudahan dalam melaksanakan kegiatan Perkesmas bagi petugas bagi petugas
khususnya bidan, bidan dan bidan-bidan didesa perlu adanya pelatihan, pembinaan
yang terus menerus oleh atasan langsung atau dari pihak yang berkepentingan,
melaksanakan petunjuk teknis pelajaran. Dengan adanya usaha tersebut diatas
diharapkan akan meningkatkan kemampuan/keterampilan bagi petugas Perkesmas,
sehingga kegiatan perkesmas dapat dilaksanakan secara optimal dan pada akhirnya
akan terjadi peningkatan, baik disegi pelayanan terhadap masyarakat maupun
disegi pelayanan terhadap masyarakat maupun disegi pencapaian cakupan/hasil
kegiatan.
4)
Terwujudnya motivasi kerja petugas.
Terwujudnya motivasi
kerja dalam melaksanakan kegiatan Perkesmas tidak lepas dari
kemampuan/keterampilan petugas serta tersedianya sarana dan prasarana
pendukung. Hal ini secara tidak langsung membantu memotivasi petugas untuk
melaksanakan tugas dengan baik. Motivasi kerja petugas dilihat dari keaktifan
petugas dalam membina desa binaan.
c. Alternatif Pemecahan.
Selanjutnya guna
mengidentifikasi pemecahan masalah dan penetuan sasaran yang ingin dicapai,
maka perlu dibuat beberapa alternatif sebagai acuan untuk menuju rangkaian
pemecahan masalah sehingga terwujudnya peningkatan kemampuan /keterampilan
petugas Perkesmas khususnya bidan, bidan, dan bidan-bidan desa melalui
kegiatan-kegiatan seperti:
1)
Melaksanakan study banding ke Puskesmas teladan.
2)
Melaksanakan pelatihan petugas perkesmas.
3)
Melaksanakan pembinaan.
4)
Melaksanakan pembuatan petunjuk teknis pelajaran.
Dari beberapa
kegiatan tersebut diatas kegiatan yang bisa dilaksanakan dan berpengaruh
langsung terhadap peningkatan kemampuan / keterampilan petugas
Perkesmas yaitu kegiaatan pelatihan bagi bidan, bidan dan bidan-bidan desa
selaku pelaksana kegiatan Perkesmas.
Dengan adanya
peningkatan kemampuan/keterampilan petugas Perkesmas oleh petugas yang
selanjutnya akan memungkinkan tercapainya penurunan angka kesakitan pada
keluarga rawan yang rentan terhadap maslah kesehatan dan pada akhirnya
memungkinkan terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dengan
adanya strategi pemecahan masalah dari sasaran yang diharapkan, dapatlah
ditentukan sasaran umum dan sasaran khusus dari rencana kerja yang ingin
dicapai. Adapun sasaran umum dan saran khusus yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut :
1)
Sasaran Umum :
Terwujudnya peningkatan kemampuan
/keterampilan petugas Perkesmas melalui pelaksanaan pelatihan petugas
Perkesmas.
2)
Sasaran Khusus :
Terwujudnya peningkatan kemampuan /keterampilan
petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat (bidan dan bidan) melalui pelaksanaan
pelatihan petugas Perkesmas
d. Langkah-Langkah Kegiatan.
Kegiatan yang
kiranya diselenggarakan guna mencapai sasaran adalah dengan melaksanakan
pelatihan petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat untuk mewujudkan peningkatan
kemampuan/keterampilan bidan bidan. Kegiatan tersebut diatas pelaksanaannya
dapat dibagi menjadi beberapa tahapan kegiatan antara lain :
1)
Persiapan yang terdiri dari pembentukan panitia,
pencairan dana, pembuatan jadwal, penyiapan perlengkapan serta pemberitahuan
peserta pelatihan.
2)
Pelaksanaan terdiri dari pembukaan pelatihan,
penyajian materi serta penutup.
3)
Pengendalian meliputi pemantauan, penilaian serta
pelaporan dari semua kegiatan yang dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Upaya kesehatan masyarakat
merupakan salah
satu kegiatan pokok Puskesmas, memberikan pelayanan keperawatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan,
dimana tanpa adanya keterpaduan laporan dan kegiatan pembinaan lintas
program/sektor terkait program Perkesmas akan menampilkan hasil kegiatan dan
pengelolaan yang belum optimal.
2.
Hasil
pernantauan dapat dimanfaatkan untuk melakukan koreksi, sedangkan hasil
penilaian dimanfaatkan untuk perencanaan kegiatan berikutnya. Kedua hasil
tersebut diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B.
Saran
1.
Diharapkan dapat
memberikan supervisi/bimbingan untuk perbaikan dan peningkatan penampilan hasil
kegiatan Perkesmas di tingkat Puskesmas, agar dapat menilai kemajuan
pelaksanaan program Perkesmas secara teratur dan berkesinambungan, dan perlu
adanya suatu alat untuk rnemantau dan menilai sehingga dapat diidentifikasi
masalah dan penyebabnya.
2.
Diharapkan dapat
memberikan sosialisasi secara terus menerus dan berkesinambungan dengan lintas
program/sektor terkait demi terlaksana-nya
kegiatan Perkesmas di Tingkat Puskesmas secara terpadu.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti
2. Meilani, Niken, S.SiT dkk. Kebidan Komunitas. 2009. Fitramaya:
Jakarta
3. Notoatmojo
soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu
dan Seni.Jakarta PT.Rineka Cipta
4. Sastroasmoro S,. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto.2010; p372-374
5. Syafrudin, H,. Kebidanan Komunitas. 2009. EGC: Jakarta
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dari
dosen.
Makalah ini membahas tentang “Upaya Kesehatan Masyarakat”, semoga dengan makalah yang kami
susun ini kita sebagai mahasiswa Akbid Batari Toja Watampone dapat menambah dan
memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih
sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan
saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami serta temen-temen
sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi
benar.
Semoga
makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata
kami mengucapkan terima kasih.
Watampone, 21 Mei 2014
Penyusun
i
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………….....…....................................i
DAFTAR ISI …………………………………………………………..... .............ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang..................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................................2
C.
Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi .............................................................................................................3
B.
Ruang Lingkup .................................................................................................4
C.
Tujuan...............................................................................................................5
D.
Kegiatan Dan Sasaran.......................................................................................6
E.
Pelaksanaan Kegiatan.......................................................................................9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan …………………………………................................................17
B.
Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
|
Tugas Individu
MAKALAH
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
OLEH :
NAMA : SRI RAHAYU
BT 12 02 096
II C
AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
WATAMPONE
|
Link Alternatif Klik4D
ReplyDelete- Buku Mimpi 2D