A.
HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
Manusia
pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar.Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini,
manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan.Pengetahuan
yang diperoleh dari proses mengetahui itu akan mengembangkan kemampuan
berinteraksi dengan dunia sekitar kita (1,2).
Masalah
pengetahuan ini berkisar pada tiga hal, yaitu apa pengetahuan, bagaimana
mengetahui, dan untuk apa pengetahuan tersebut. Masalah-masalah yang
berhubungan dengan pertanyaan yang pertama (apa pengetahuan) disebut ontologis, sedangkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan pertanyaan yang kedua (bagaimana mengetahui) termasuk
dalam epistemologis, dan masalah yang
berhubungan dengan pertanyaan yang ketiga (untuk apa pengetahuan) termasuk
dalam aksikologis. Ketiga hak ini
tidak bias lepas dari bagaimana mengetahui dan untuk apa pengetahuan itu, dan
sebaliknya (2).
Pengetahuan
itu pada hakikatnya meliputi semua yang diketahui seseorang mengenai obyek
tertentu. Seseorang mengetahui mengapa tanaman menjadi subur jika diberi pupuk,
mengetahui cara menggunakan alat kesehatan, dan sebagainya. Masalah pengetahuan
bukan hanya mengetahui, tetapi mengetahui yang benar (2).
Berbagai
cara telah digunakan untuk memperoleh kebenaran. Metode yang digunakan
dikelompokkan menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara
modern atau cara ilmiah.Cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.Cara ini disebut metodologi penelitian
(research metodology) (1).
Penelitian
atau riset pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang
sesuatu yang dianggap benar melalui proses bertanya dan menjawab. Penelitian
bertitik tolak dari pertanyaan yang muncul karena adanya keraguan, dan keraguan
ini menjadi dasar permulaan ilmu pengetahuan. Dari pertanyaan muncul suatu
proses untuk memperoleh jawaban, yaitu jawaban yang dipercaya sebagai kebenaran
walaupun sifat kebenarannya sementara. Jawaban yang diperoleh melalui proses
seperti itu pada gilirannya akan dipertanyakan kembali, yang akan di jawab
kembali melalui proses penelitian. Demikianlah penelitian itu tidak pernah
berakhir sehingga ilmu pengetahuan bisa berkembang terus. Tanpa penelitian,
ilmu pengetahuan tidak akan berkembang (Lihat gambar 1) (2).
![]() |
Gambar
1. Proses mengetahui atau menemukan ilmu pengetahuan
Pada
pokoknya kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencoba menjawab pertanyaan tersebut,
dengan jalan menemukan fakta-fakta dan memberikan penafsiran yang benar.Namun,
penelitian lebih dinamis lagi, yaitu dapat berfungsi dan bertujuan inventif, yakni terus menerus
memperbaharui lagi kesimpulan dan teori yang telah diterima berdasarkan
fakta-fakta dan kesimpulan yang telah diketemukan (3).
Berikut
contoh pengembangan ilmu pengetahuan berbasis penelitian:
1.
Penelitian mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelaksanaan program ASI
eksklusif
Penelitian
tersebut merupakan penelitian yang berdasarkan pertanyaan.Permasalahan yang
diangkat pada jurnal ini adalah cakupan ASI ekslusif yang masih rendah di Kota
Semarang, sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan yang ingin dijawab
dari penelitian ini adalah apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan puskesmas dalam
pelaksanaan program ASI eksklusif.Pertanyaan tersebut dijawab dengan
mengumpulkan fakta-fakta mengenai kinerja, pengetahuan, supervisi, motivasi,
dan kepemimpinan bidan. Kemudian dilakukan analisis mengenai hubungan
masing-masing variabel tersebut terhadap cakupan program ASI Ekslusif. Melalui
hasil dari analisis tersebut, jawaban ditemukan dengan penafsiran yang benar
(4).
2.
Penelitian mengenai faktor
risiko hipertensi ditinjau dari kebiasaan minum kopi
Penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat inventif.Teori lama telah
dilakukan di USA oleh Cuna Uiterwal pada tahun 2007.Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa subjek yang
tidak terbiasa minum kopi memilikitekanan darah lebih rendah jika dibandingkan
dengan subjek yang mengkonsumsi kopi 1-3 cangkir per hari.Pria yang mengkonsumsi
kopi 3-6 cangkir per hari memiliki tekanan darah yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan yang mengkonsumsi kopi 1-3 cangkir per hari.Pria yang
mengkonsumsi kopi >6 cangkir per hari justru memiliki tekanan darah yang
lebih rendah jika dibandingkan dengan subjek yang mengkonsumsi kopi 3-6 cangkir
per hari.Kemudian Martini juga melakukan penelitian pada tahun 2012.Hasi
penelitian tersebut menunjukkan bahwa Kebiasaan minum kopi meningkatkan risiko
kejadian hipertensi, namun tergantung dari frekuensi konsumsi harian.Hasil
penelitian ini memperbaharui kesimpulan yang telah dilakukan sebelumnya (5).
3.
Penelitian mengenai kinerja kelompok gizi masyarakat dan cakupan di posyandu
Penelitian yang dilakukan
Jasmawaty tahun 2012 ini mengikuti
variabel dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ridwan pada tahun 2007.
Penelitian ini memanfaatkan penelitian yang telah dilakukan sebagai dasar untuk
melakukan penelitian di suatu wilayah.Hasil dari penelitian Ridwan menunjukkan
kinerja Posyandudilihat dari penyelenggaraan pelaksanaan Posyandu, sehingga
mencapai strata kemandirianPosyandu. Kemandirian Posyandu tersebut dilihatdari
frekuensi penimbangan, rata-rata kader yangbertugas, cakupan D/S, program
tambahan dancakupan dana sehat. Melalui variabel yang telah disebutkan
sebelumnya, didapat gambaran mengenai kinerja posyandu di Kabupaten Jenepunto
(6).
B.
MASALAH, TUJUAN, DAN MANFAAT
PENELITIAN
1.
Masalah Penelitian
Masalah
penelitian merupakan langkah awal yang harus dipikirkan dan disusun berdasarkan
suatu fakta empiris di lapangan.Pada tahap awal pelaksanaan penelitian,
kegiatan yang perlu dilakukan adalah memahami konsep masalah berdasarkan kajian
kepustakaan yang dapat dipercaya.Kegiatan tersebut meliputi berpikir, membaca
teori, dan review dengan teman
sejawat dan pembimbing. Selama tahap ini, seorang peneliti perlu memahami
pelaksanaan deductive reasoning dan
memilih topik yang diminati dari hasil riset yang telah dilaksanakan orang lain
(7).
![]() |
Gambar 2.Bagan Alur Pikir Ilmiah Sekonsep
Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu
hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya
terjadi, antara harapan dan kenyataan. Masalah penelitian adalah suatu kondisi
yang memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahan.Baik buruknya suatu
penelitian sangat ditentukan oleh masalah penelitian (research problem).Masalah penelitian biasanya didapat dari topik
yang secara luas berhubungan dengan kesehatan. Mengingat dalam topik sudah
terdapat suatu masalah, maka dalam melakukan identifikasi masalah hendaknya
tidak keluar dari area masalah yang dicantumkan dalam topik (1,7).
Dalam memilih kriteria pemilihan masalah penelitian yang layak dan
relevan diteliti, dibawah ini akan diuraikan beberapa criteria pemilihan
masalah penelitian, antaralain (1):
a.
Masih baru
Masalah
penelitian ini harus belum pernah diungkap atau dilakukan penelitian oleh orang
lain. Dengan kata lain, masalah tersebut sedang hangat-hangatnya dimasyarakat,
sehingga penelitian tidak sia-sia, karena pernah dilakukan oleh orang lain.
Disinilah perlu banyak membaca literatur dan hasi publikasi penelitian lain
atau diskusi dengan pihak-pihak lain.
b.
Aktual
Masalah
harus benar-benar sedang berlangsung di masyarakat. Masalah penelitian tidak
boleh mengawang atau tidak berhubungan dengan kenyataan dimasyarakat.Masalah
aktual ini diperoleh melalui kunjungan lapangan, berdialog dengan masyarakat
atau dengan ahli yang bersangkutan dengan bidang yang akan diteliti.
c.
Praktis
Penelitian
memerlukan sumberdaya, baik tenaga, pikiran, biaya dan waktu.Untuk itu masalah
penelitian harus mempunyai nilai yang praktis, artinya hasil penelitian harus
dapat menunjang kegiatan praktis. Masalah yang tidak mempunyai kepentingan
praktis tidak layak untuk diangkat menjadi masalah penelitian, karena hanya
akan menjadi pemborosan sumberdaya saja.
d.
Memadai
Masalah
yang akan diangkat menjadi masalah harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak
terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Masalah penelitian yang terlalu luas
akan menghasilkan penelitian yang jelas dan sumberdaya yang besar. Sebaliknya,
masalah yang terlalu sempit akan menghasilkan sesuatu yang kurang berbobot.oleh
sebab itu, masalah harus dibatasi, disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya
yang tersedia, dengan kata lain masalah tersebut harus memadai.
e.
Sesuai dengan Kemampuan
Peneliti
Seseorang
akan melakukan penelitian harus sesuai dengan bidangnya masing-masing.Seseorang
yang akan meneliti di bidang kesehatan, dengan sendirinya harus menguasai
pengetahuan tentang kesehatan.
f.
Sesuai dengan Kebijaksanaan
Pemerintah
Masalah
yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang pemerintah,
maupun adat istiadat masyarakat tidak dapat diangkat menjadi masalah
penelitian. Masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan tersebu dapat
mengundang kekuatan social dan politik yang akan menghambat jalannya
penelitian.
g.
Ada yang Mendukung
Penelitian
apapun memerlukan biaya yang dapat berasal dari instansi pendukung, atau
sponsor, baik swasta maupun pemerintah.Agar biaya dukungan dari instansi
terkait dapat diperoleh, maka masalah penelitian disesuaikan dengan masalah
yang ada pada instansi tersebut.Oleh karena itu, kriteria masalah perlu dipilih
menjadi titik tolak untuk meneliti.Sebelum melakukan pemilihan masalah
penelitian, kriteria masalah yang relevan perlu diperhatikan. Dengan dipilihnya
masalah yang penelitian yang berdasar kriteria, diharapkan akan menghasilkan
kegiatan penelitian yang relevan dengan kebutuhan program di bidang yang
bersangkutan.
Seperti penelitian
yang dilakukan oleh Anggorodi pada tahun 2009.Masalah yang diangkat di
penelitian tersebut adalah banyaknya masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal
di perdesaan maupun perkotaan lebihsenang ditolong oleh dukun. Sedangkan,
harapan yang diinginkan adalah ditambahnya tenaga-tenaga terdidikseperti bidan,
pembantu bidan, dan fasilitas-fasilitasruangan persalinan,Oleh karena harapan
tersebut memakan waktu dan biaya yang besar, maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui cara untuk membangun cohesive
network (adanya kerjasama) di antara parapemuka setempat, masyarakat,
dukun, dan bidan dalammelaksanakan pelayanan kesehatan maternal danperinatal
secara bersama-sama (8).
2.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian kesehatan erat hubungannya dengan jenis penelitian yang akan
dilakukan. Tujuan penelitian penjelajahan lain dengan penelitian pengembangan,
lagi pula dengan tujuan penelitian verifikatif. Secara umum tujuan semua jenis
penelitian kesehatan antara lain (1):
a.
Menemukan atau menguji fakta
baru maupun fakta lama sehubungan dengan bidang kesehatan.
b.
Menganalisis terhadap hubungan
atau interaksi antara fakta-fakta yang ditemukan dalam bidang kesehatan.
c.
Menjelaskan tentang fakta yang
ditemukan serta hubungannya dengan teori yang ada.
d.
Mengembangkan alat, teori, atau
konsep baru dalam bidang kesehatan yang memberi kemungkinan bagi peningkatan
kesehatan masyarakat khususnya, dan peningkatan kesejahteraan umat manusia pada
umumnya.
Secara garis besar,
tujuan penelitian kesehatan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a.
Menemukan teori, konsep, dalil
atau generalisasi baru tentang kesehatan.
b.
Memperbaiki atau memodifikasi
teori sistem, atau program pelayanan kesehatan.
c.
Memperkokoh teori, konsep,
sistem, atau generalisasi yang sudah ada.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Mizwar pada tahun 2012
mengenai penyisihan warna pada limbah cair industri sasirangan dengan adsorbs
karbon aktif. Tujuan yang dikemukakan dalam penelitian tersebut adalah untuk
menganalisis efektifitas penyisihan warna pada air limbah industri sasirangan
menggunakan karbon aktif yang terbuat dari tempurung kelapa berbentuk bubuk (powder)
dengan proses batch, serta untuk membandingkan kinerja dari pengaturan
dosis karbon aktif dan waktu kontak pada kondisi pH dan kecepatan pengadukan
konstan. Teori awal yang dijadikan dasar oleh penelitian ini adalah adsorbs
merupakan cara paling menguntungkan dan karbon merupakan jenis adsorben yang
dinilai sangat cocok untuk mengurangi zat organic dan warna. Tujuan penelitian
ini pada hasilnya akan berupa terori yang akan menemukan, memperbaiki, ataupun
memperkokoh teori yang sudah ada (9).
3.
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian dalam setiap bidang kehidupan atau disiplin ilmu sangat besar dalam
setiap pengembangan bidang kehidupan atau disiplin ilmu itu sendiri.Demikian
pula peneltian kesehatan yang mempunyai manfaat yang besar dalam peningkatan
pelayanan kesehatan. Melalui penelitian kesehatan, akan dapat diketahui
berbagai faktor, baik yang menghambat maupun yang menunjang peningkatan
kesehatan atau pelayanan kesehatan individual maupun kelompok masyarakat.
Pengembangan
sistem kesehatan memerlukan perencanaan yang baik dan teliti.Perencanaan yang
teliti sangat memerlukan informasi dan data yang akurat untuk melakukan
penelitian yang relevan. Secara singkat penelitian kesehatan dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
a.
Hasil penelitian dapat
digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu,
kelompok, maupun masyarakat.
b.
Hasil penelitian dapat
digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumberdaya, dan kemungkinan sumber daya
tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan.
c.
Hasil penelitian kesehatan
dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau
kegagalan yang terjadi di dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian,
akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut.
d.
Hasil penelitian kesehatan
dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam menyusun strategi
pengembangan sistem pelayanan kesehatan.
e.
Hasil penelitian kesehatan
dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, dan ketenagakerjaan
baik secara kuantitas maupun secara kualitas guna mendukung sistem kesehatan.
Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Rachmayanti pada tahun 2013 mengenai penggunaan media panggung boneka dalam
pendidikan personal hygiene cuci
tangan menggunakan sabun di air mengalir.Hasil dari penelitian tersebut
menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan sampel pada panelitian
tersebut.Hasil penelitian tersebut juga dapat dijadikan sarana untuk menyusun
kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan.
1.
Jenis Penelitian
Pengelompokkan jenis
penelitian kesehatan itu bermacam-macam menurut aspek mana penelitian tersebut
ditinjau. Berdasarkan metode, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi 3
kelompok besar, yakni:
a.
Metode Penelitian Survei (Survei Research Method)
1)
Seksional Silang (Cross
Sectional)
Jenis penelitian ini
berusaha mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara faktor-faktor
risiko dengan dampak atau efeknya.Faktor risiko dan dampak atau efeknya
diobservasi pada saat yang sama, artinya setiap subyek penelitian diobservasi
hanya satu kali saja dan faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau
status pada saat observasi (11).
![]() |
Gambar
3. Skema Penelitian potong-lintang
Besar rasio
prevalensi dengan potongan-lintang adalah:

2)
Studi Retrospektif
Penelitian ini
adalah penelitian yang berusaha melihat ke belakang (backward looking) artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau
akibat yang telah terjadi.Kemudian dari efek tersebut ditelusuri ke belakang
tentang penyebabnya atau variabel- variabel yang mempengaruhi akibat tersebut.
Dengan kata lain, dalam penelitian retrospektif ini berangkat dari dependent
variables, kemudian dicari independent variablenya. Misalnya, penelitian yang
akan mencari hubungan antara paparan uap sulfur dengan gingivitis pada pekerja
tambang. Maka dimulai dari mengumpulkan kasus penderita gingivitis, kemudian
dari kasus tersebut dilihat kebersihan mulutnya dan lama paparannya. Dari sini
akan dapat diketahui beberapa persen dari kasus tersebut yang pekerja lama dan
pekerja baru. Dari proporsi besarnya pekerja yang lama bekerja dan pekerja baru
terhadap jumlah kasus tersebut, akan dapat disimpulkan hubungan antara lama
paparan uap sulfur dan gingivitis (1,12).

Gambar
4. Ilustrasi Studi Retrospektif
3)
Studi Prospektif
Penelitian ini adalah penelitian yang
bersifat melihat ke depan (forward
looking), artinya penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor
resiko, kemudian diikuti akibatnya pada waktu yang akan datang. Dengan kata
lain, penelitian ini berangkat dari variabel independen kemudian diikuti akibat
dari independen variabel tersebut terhadap dependen variabel. Misalnya,
penelitian tentang hubungan antara kebisingan dan peningkatan darah pada
pekerja PT.PLN.Penelitian dimulai dari mengambil sampel dari pekerja pada
intensitas kebisingan <NAB (>85 db) dan pekerja <NAB (<85 db), dan
diikuti misalnya sampai 15 tahun mendatang.Setelah 15 tahun, maka terhadap
orang- orang tersebut diadakan pemeriksaan kesehatan, khususnya tekanan darah.
Dari analisis hasil atau proporsi pekerja pada intensitas kebisingan <NAB
(>85 db) yang mengalami peningkatan tekanan darah dan pekerja <NAB
(<85 db) yang mengalami peningkatan tekanan darah, serta pekerja pada
intensitas kebisingan <NAB (>85 db) yang tidak mengalami peningkatan
tekanan darah dan pekerja <NAB (<85 db) yang tidak mengalami peningkatan
tekanan darah, dapat disimpulkan hubungan antara peningkatan tekanan darah
pekerja pada intensitas kebisingan NAB (>85 dB) (1,13).
b.
Metode penelitian Eksperimen
Dalam
penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan ata
perlakuan terhadap variabel independennya, kemudian mengukur akibat atau
pengaruh percobaan tersebut pada dependen variabel.Yang dimaksud percobaan atau
perlakuan di sini adalah suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dan
terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian, serta pengamatan terhadap
perubahan yang terjadi akibat dari peristiwa tersebut.Penelitian eksperimen ini
bertujuanuntuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan intrevensi.Oleh
sebab itu sering disebut penelitian intervensi (intervention studies) (1).
Ditinjau
dari segi manfaat atau kegunaanya, penelitian kesehatan dapat digolongkan
menjadi (1):
1)
Penelitian Dasar (Basic of Fundamental Research)
Penelitian
ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul pada suatu
ikhwal atau kejadian.Kemudian dari kejadian yang terjadi pada ikhwal tersebut
dianalisis, dan kesimpulannya adalah merupakan pengetahuan atau teori
baru.Jenis penelitian ini sering juga disebut penelitian murni atau “pure research”, karena dilakukan untuk
merumuskan suatu teori atau dasar pemikiran ilmiah tentang kesehatan/
kedokteran.Misalnya penelitian tentang teori penyebab kanker, penelitian cloning, bayi tabung, dan sebagainya.
2)
Penelitian Terapan (Aplied Research)
Penelitian
ini dilakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi proses suatu sistem atau
program, dengan menerapkan teori- teori kesehatan yang ada. Dengan kata lain,
penelitian ini berhubungan dengan penerapan suatu system atau metode yang
terbaik sesuai dengan sumber daya yang tersedia untuk suatu hal atau suatu
keadaan. Artinya, penelitian dilakukan, sementara itu system baru tersebut
diuji coba dan dimodifikasi.Penelitian terapan ini sering disebut penelitian
operasional (operational research).Contoh
penelitian untuk mengembangkan sistem pelayanan terpadu di Puskesmas.
3)
Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian ini
dilakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis guna
memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan masyarakat, yang dilakukan
secara terbatas.Biasanya penelitian ini dilakukan terhadap suatu keadaan yang
sedang berlangsung.Penelitian ini biasanya dilakukan dimana pemecahan masalah
perlu dilakukan, dan hasilnya diperlukan untuk memperbaiki suatu
keadaan.Misalnya penelitian tindakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
transmigrasi.
4)
Penelitian Evaluasi (Evaluation Research)
Penelitian
ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan
atau program yang sedang dilakukan daklam rangka mencari umpan balik yang akan
dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau system. Penelitian
evaluasi ada dua tipe, yaitu: tinjauan (reviews)
dan pengujian (trial). Penelitian
evaluasi yuang bersifat tinjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program
itu berjalan, dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil atau
dampak.Misalnya penelitian untuk mengevaluasi keberhasilan program imunisasi,
program perbaikan sanitasi lingkungan, program keluarga berencana, dan lain
sebagainya. Sedangkan penelitian pengujian atau “trial” dilakukan untuk menguji efektifitas dan efiensi suatu
pengobatan atau program- program yang lain. Biasanya penelitian ini dilakukan
untuk menguji keampuhan dari suatu produk obat baru atau system pengobatan yang
lain. Oleh sebab itu jenis penelitian ini lebih dikenal dengan nama penelitian
klinik, atau clinical trials.
2.
Metode Penelitian
Pada garis besarnya,
penelitian dilihat dari metodenya, dikelompokkan menjadi dua, yakni metode
penelitian survey (non eksperimen), dan metode penelitian eksperimen. Jenis
penelitian survey yang biasa dikenal adalah survey deskriptif yang disebut juga
explanatory study atau studi
menjelajah dan survey analitik atau explanatory
study (11).
a.
Survei deskriptif
Survei ini diarahkan
untuk menjelaskan atau menguraikan keadaan dalam suatu komunitas atau
masyarakat. Misalnya prevalensi karies gigi untuk golongan umur 8 tahun di
Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada tahun 1999 adalah 60% dengan tingkat
keparahan sedang. Disini ada informasi mengenai apa, di mana, dan kapan untuk
menjawab pertanyaan atau how(11).
Survei deskripif umumnya
digunakan untuk menelaah gejala atau masalah yang sedang hangat dialami,
menelaah kasus yang ingin dijelaskan secara tepat, melihat insidens atau
prevalensi penyakit tertentu guna perencanaan program kesehatan (11).
Urutan langkah penelitian
deskiptif adalah (11):
1.
Memilih masalah yang akan diteliti
2.
Merumuskan dan membuat batasan
masalah yang akan diteliti, dan berdasarkan masalah tersebut diadakan studi
pendahuluan untuk mendapatkan informasi dan teori yang dipakai sebagai dasar
menyusun konsep penelitian.
3.
Merumuskan dan memilih alat
ukur dan teknik pengumpulan data.
4.
Menentukan kriteria atau
kategori untuk klasifikasi data.
5.
Mengadakan kalibrasi untuk
menghindari bias antar-peneliti bila peneliti lebih dari satu orang,
selanjutnya uji coba alat ukur dan keabsahan alat ukur tersehbut.
6.
Melaksanakan pengumpulan data.
7.
Menyimpulkan dan menjelaskan
hasil penelitian dalam laporan penelitian.
b.
Survei analitik
Survey ini berusaha
menjawab pertanyaan bagaimana atau how dan
mengapa atau why karena penelitian
ini berusaha menjelaskan bagaimana dan mengapanya suatu keadaan.Misalnya,
“Mengapa masyarakat Kampung Ambon kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung,
Jakarta Timur kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan gigi di Balai Kesehatan
MasyarakatFKUI?Mengapa anak-anak sekolah dasar negeri kebersihan giginya
buruk?”Disini peneliti menjelaskannya.Survei analitik terdiri atas (11):
1)
Survey analitik cross sectional
2)
Survey analitik case control (retrospektif)
3)
Survey analitik cohort (prospektif)
3.
RANCANGAN PENELITIAN
Secara
garis besar penelitian kedokteran, penelitian kesehatan, dan penelitian
epidemiologi dapat dibagi berdasarkan beberapa aspek sebagai berikut (14).
Berdasarkan
tujuan, penelitian kedokteran dapat
dibagi menjadi penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, penelitian
analitik (prospektif dan retrospektif) dan penelitian eksperimental. Berdasarkan
pendekatan yang digunakan maka penelitian dapat dibagi menjadi penelitian cross
sectional dan longitudinal, sedangkan ditinjau dari keterlibatan peneliti dalam
intervensi dapat dikelompokkan menjadi
penelitian observasional dan penelitian intervensional. Rancangan penelitian
intervensional dapat berupa eksperimental, non-eksperimental, dan eskperimental
semu.
Penelitian eksperimental dan penelitian eksperimental semu dapat dilakukan di rumah sakit (clinical trial) berupa uji coba dalam pengobatan dan pencegahan (Therapeutic and prophylactic trial) atau percobaan metodologis berupa alat yang digunakan atau prosedur pelayanan kesehatan atau prosedur pengobatan, dan lain-lain. Penelitian eksperimental dapat pula dilakukan di lapangan (field trial) yang biasanya dilakukan dalam bentuk penelitian operasional (operations research), sedangkan penelitian non-eksperimental meliputi rancangan hanya pasca intervensi, praintervensi-pascaintervensi tanpa kelompok kontrol.
Penelitian eksperimental dan penelitian eksperimental semu dapat dilakukan di rumah sakit (clinical trial) berupa uji coba dalam pengobatan dan pencegahan (Therapeutic and prophylactic trial) atau percobaan metodologis berupa alat yang digunakan atau prosedur pelayanan kesehatan atau prosedur pengobatan, dan lain-lain. Penelitian eksperimental dapat pula dilakukan di lapangan (field trial) yang biasanya dilakukan dalam bentuk penelitian operasional (operations research), sedangkan penelitian non-eksperimental meliputi rancangan hanya pasca intervensi, praintervensi-pascaintervensi tanpa kelompok kontrol.
Pembagian
rancangan penelitian di atas sifatnya tidak mutlak dan sering terjadi tumpang
tindih, hingga dalam satu penelitian dapat terdiri dari dua model rancangan,
misalnya cross sectional merupakan
penelitian deskriptif, tetapi dalam hal tertentu digunakan untuk penelitian
analitik atau penelitian eksploratif digabung dengan dengan penelitian
deskriptif, atau eksploratif dengan kasus-kontrol atau cross sectional diikuti longitudinal, dan lain-lain.
Secara
skematis, berbagai rancangan penelitian kedokteran dan epidemiologis dapat
digambarkan sebagai berikut.
Dasar yang Digunakan
|
Rancangan Penelitian
|
Tujuan
|
Eksploratif
Deskriptif
Analitik
Eksperimental
|
Pendekatan
|
Potong
Lintang
Longitudinal
|
Keterlibatan
Peneliti
|
Observasional
Intervensional
|
Lokasi
Penelitian
|
Klinik
= Uji klinis
|
1.
Rancangan Penelitian Eksperimental
a.
Beberapa Bentuk Desain Eksperimen
Terdapat
beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu:
pre-experimental design, true
experimental design, factorial desaign, dan quasi experimental desaign. Hal
ini dapat digambarkan seperti gambar (15).
|

Gambar
5.Macam-Macam Metode Eksperimen
1)
Pre- Experimental Designs (Non-designs)
Pre- Experimental Designs
(nondesigns) belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk Pre- Experimental Designs (nondesigns)
ada beberapa macam yaitu:
a)
One-Shot
Cose Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini
dapat di
gambarkan sebagai berikut:
X= Treatment yang
diberikan (variabel independen)
O=
Observasi (Variabel dependen)
|
b)
One-
Group Pretest-Posttest Design
Bila
dalam one-shot case study tidak di
beri pretest, maka pada paradigma ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karna dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan.
|
O1= nilai
pretest (sebelum diberi diklat)
O2 = nilai posttest(setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi
kerja pegawai = (O2- O1)
c)
Intact-Group
Comparison
Terdapat 1
kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi 2 yaitu setengah
kelompok eksperimen dan setengah kelompok untuk kontrol
O1=
Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
|
O2=
Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak di beri perlakuan
Pengaruh perlakuan = O1 – O2
2)
True-Experimental design
Dikatakan true exsperimental (eksperimen yangg betul-betul), karena dalam
desain ini, peneliti dapat mengontrol semuua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya erksperimen. Ciri true exsperimental adalah adanya kelompok
kontrol dan dipilih secara random.
Dikemukakan 2 bentuk yaitu:
a)
Pottest-Only
Control Design
|
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih secara randum (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok
yang di beri perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang di beri (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam
penelitian yang sesungguhnya pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda,
pakai statistik t-test misalnya.
Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka perlakuan yang di berikan berpengaruh secara signifikan.
b)
Pretest-posttest
control group design
|
Terdapat dua
kelompok yang di pilih secara randum, kemudian di beri pretest untuk mengetahui
keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara
signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
3)
Factorial Design
Merupakan
modifikasi dari design true experimental,
yaitu dengan memperlihatkan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel
independen) terhadap hasil (variabel
dependen). Paradigma design faktorial dapat digambarkan seperti berikut:
|
Semua
kelompok di pilih secara randum, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian
dinyatakan baik , bila setiap keompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5
= O7
4)
Quasi Experimental Design
Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit
dilaksanakan. Mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.
Dua bentuk eksperimen ini yaitu:
i. Time series design
|
Desain
ini tidak dapat di pilih secara randum. Sebelum diberi perlakuan kelompok
diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui keistabilan
dan kejelasan kelompok sebelum di beri perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilanya
berbeda-beda, berarti kelompok tersebut labil, dan konsisten.
Hasil pre test yang baik adalah O1 = O2= O3 =
O4 dan perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. besarnya pengaruh
perlakuan adalah= (O5 + O6 + O7 O8) –
(O1 + O2 + O3 + O4).
ii. Nonequivalent control group design
Desain
ini hampir sama dengan pretest- posttestcontrol
group desain, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol tidak dipilih secara random.
![]() |
Contoh penelitian
eksperimental adalah penelitian yang dilakukan oleh Zulaekah tahun 2012
mengenai efektivitas pendidikan gizi dengan media booklet terhadap pengetahuan
gizi anak SD yang menggunakan quasy experiment dengan rancangan pretest post-tes control group. Sampel
penelitian iniadalah anak anemia kelas IV & V sebanyak 36 anak. Penentuan
sampel dilakukan secara simple random
sampling setiap subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Pengukuran pengetahuan dilakukan melalui tes objektif tipe pilihan ganda dengan
alat bantu kuesioner. Materi soal berisi tentangpengertian anemia, orang yang
beresiko terkena anemia, penyebab anemia, cara pencegahan dan penanggulangan
anemia. Kuisioner yang digunakan sebelumnya telah melalui tahapan uji coba.
Hasil uji coba ini kemudian dievaluasi dan dilakukan uji validitas dan
reliabilitas (16).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Notoatmodjo, Soekidjo.
Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. Jakarta; PT
Rineka Cipta. 2005.
2.
Gulo, W. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Grasindo. 2004.
3.
Anton, Bakker, Drs., dan Drs.
Ahmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1990.
4.
Fithananti, Ninda.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Puskesmas dalam Pelaksanaan
Program ASI Eksklusif di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013: Vol.2
: No.1: 1-10.
5.
Martini, Ayu, dkk. Faktor
Risiko Hipertensi Ditinjau dari Kebiasaan Minum Kopi. Jurnal Nutrition College
2012. Vol.1: No.1: 470-485.
6.
Jasmawaty, dkk. Kinerja
Kelompok Gizi Masyarakat dan Cakupan di PosyanduKabupaten Jeneponto. Media Gizi
Masyarakat 2012. Vol.2: No.1: 33-37.
7.
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2009.
8.
Anggorodi, Rina. Dukun Bayi
dalam Persalinan oleh Masyarakat Indonesia. Makara, Kesehatan 2009. Vol.13:
No.1: 9-14.
9.
Mizwar, Andy, dkk.Penyisihan
Warna pada Limbah Cair Sasirangan dengan Absorpsi Karbon Aktif. Info Teknik
2012. Vol.13: No.1: 11-16.
10.
Rachmayanti, Riris D. Penggunaan
Media Panggung Boneka dalam Pendidikan Personal Hygiene Cuci Tangan Menggunakan Sabun di Air Mengalir. Jurnal
Promosi Kesehatan 2013. Vol:1, No.1: 1-9.
11. Budiharto.Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Ilmu Kesehatan Gigi.Jakarta: EGC. 2008.
12.
Kartiyani,
Ika, dkk. Pengaruh Paparan Uap Sulfur terhadap Kejadian
Gingivitis Studi pada Pekerja Tambang Belerang di Gunung Welirang, Pasuruan,
Jawa Timur. Jurnal PDGI 2010. Vol.59: No.1: 24-28.
13.
Huldani. Kebisingan Memengaruhi
Tekanan Darah Pekerja PT.PLM (Persero) Sektor Barito PLTD Trisakti,
Banjarmasin. CDK-199 2012. Vol.39: No.11: 813-816.
14.
Budiarto, Eko, Dr. Metodologi
Penelitian Kedokteran.Jakarta: EGC. 2004.
15.
Sugiyono. 2010. Metodologi
Penelitian Pendidikan.BANDUNG: Alfabeta.
16.
Zulaekah, Siti. Efektivitas
Pendidikan Gizi dengan Media Booklet terhadap Pengetahuan Gizi Anak SD. Jurnal
Kesehatan Masyarakat 2012. ISSN 1858-1196. 121-128.
No comments:
Post a Comment