LAPORAN PENDAHULUAN
“DEMAM BERDARAH”
OLEH :
1.
WAHYUDDIN BT
11 111
2.
NIRWAN BT
11
3.
A. INRI BT
11
AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA
WATAMPONE
2013
A. Konsep Dasar Medis
1.
Pengertian
DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala utama demam
dan manifestasi perdarahan pada kulit ataupun bagian tubuh lainnya berfendensi
menimbulkan renjatan yang dapat berlanjutkan dengan kematian..
2.
Etiologi
Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorhagic
fever (DHF) disebabkan oleh virus dengue serotipe virus dengue yaitu DEN-1, 2, 3,
4. yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti, antibodi seumur hidup
terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe
lain vector virus dengue adalah antropoda yaitu nyamuk aedes aegypti.
3.
Patofisiologi
Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup sehingga harus bersaing dengan sel
manusia terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung
pada daya tahan manusia. sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi aktivasi sistem
komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilatoksin yang menyebabkan peningkatan
permeabilitas kapiler dan terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskular ke
ruang ekstravaskular.
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk Eaedes Agyfti dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan
terbentuklah kompleks anti body dan dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem
komplemen DBD dapat terjadi, jika seorang telah terinfeksidengan pertama kali,
Mendapat infeksi virus berulang lainnya, virus akan beraplikasi di nodus
limfotikus Regional dan akan menyebabkan lainnya terutama kesistem resiko
endoternal dan kulit secara herogen dan hematogen
4.
Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala
a.
Demam tinggi
selama 2 – 7
hari dengan suhu
badan (.390)
b.
Mual, muntah,
tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
c.
Perdarahan
terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
d.
Epistaksis,
hematemisis, melena, hematuri.
e.
Nyeri otot,
tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
f.
Sakit kepala.
g.
Pembengkakan
sekitar mata.
h.
Pembesaran
hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
i.
Tanda-tanda
renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
5.
Komplikasi
Pada Leptospirosis komplikasi yang
sering terjadi adalah iridoksiklitis,, gagal ginjal miokarditis, meningitis,
aseptik, hepatitis
6.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
-
Lakukan
pemeriksaan HB, Hematokrit, trombosit
-
Uji serologi
-
Leukopenia
7.
Diagnosis
a.
Kriterian
klinis demam dengue
1)
Suhu badan
yang tiba-tiba meninggi
2)
Demam yang
berlangsung hanya beberapa hari
3)
Nyeri tekan
ditolk dan persendian
b.
Kriteria
klinis DBD menurut WHO 1986 adalah.
a.
Derajat I
|
:
|
Demam disertai gejala tidak khas misalnya terdapat perdarahan
(dengan menggunakan uji turniket positif).
|
b.
Derajat II
|
:
|
Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan
perdarahan lain.
|
c.
Derajat III
|
:
|
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan
lemat, tekanan nadi menurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotensi disertai
kulir yang dingin, lembab dan gelisah.
|
d.
Derajat IV
|
:
|
Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang
tidak dapat diukur.
|
8.
Penataklasanaan
a.
Tirah baring
b.
Pemberian makanan lunak
c.
Pemberian cairan melalui infus
Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat,
NaCl) ringer laktat merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan
mengandung Na+ 130 mEq/liter, Ca = 3 mEq/liter
d.
Pemberian obat-obatan
Antibiotik, antipiretik
e.
Anti konvulsi jika terjadi
kejang
f.
Monitor adanya tanda-tanda
vital (tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan)
g.
Monitor tanda-tanda adanya
renjatan
h.
Monitor tanda-tanda pendarahan
lebih lanjut
i.
Periksa Hb, HT dan trombosit
setiap hari
B. Konsep Dasar Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Aktivitasi / Istirahat
Gejala
: Kelemhan, keletihan, penurunan semangat untuk kerja
Tanda
:Takikardi, apatis, kelemahan otot.
b.
Sirkulasi
Gejala
: Riwayat kehilangan darah
Tanda
:curah jantung menurun, kuku mudah patah
c.
Integritas Ego
Gejala
: Penolakan transfusi darah
Tanda :
Distensi abdomen
d.
Makanan/ Cairan
Gejala
: Penurunan masukan oral, anoreksia, mual muntah, BB menurun
Tanda :
Imflamsi bibir dengan sudut mulut pecah turgor kulit buruk dan kering
e.
Eliminasi
Gejala
: Sindrom mal absorbsi, melena, hematomesis
Tanda :
Distensi Abdomen
f.
Neurosensori
Gejala
: Sakit kepala, berdenyut, ketidakmampuan berkonsentasi
Tanda :
Gelisah, apatis, epistaksis
g.
Nyeri
Gejala
: Nyeri abdomen, ulu hati, nyeri ototdan sendi
Tanda
:curah jantung menurun, kuku mudah patah
h.
Keamanan
Gejala
: Transfusi darah sebelumnya, tinggal gangguan penglihatan
Tanda :
Menggigil, berkeringat malam, petechi ekimesis
2. Penyimpangan
KDM
Kekurangan
Volume Cairan
|
Perubahan
perfusi Jaringan
|
Hipertermi
|
Pembentukan
ATP/ADP
Gangguan
Pemenuhan Nutrisi
|
2.
Diagnosa
Keperawatan
Masalah keperawatan pada klien DHF adalah :
a.
Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, pendarahan, muntah dan demam.
b.
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.virus
Dengue
c.
Gangguan pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan muntah, mual, anoreksia
d.
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
3.
Rencana
Keperawatan
a.
Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, pendaharan, muntah dan demam.
Tujuan
|
:
|
Terpenuhinya keseimbangan cairan dan elektrolit,
membrane mukosa, lembab turgor kulit baik
|
Intervensi :
1.
Catat karakteristik pendarahan, mual atau muntah
R/ data dasar untuk intervensi selanjutnya
2.
Observasi Intake dan output, catat warna urine
R/ Mengetahui kebutuhan cairan
3.
Anjurkan klien untuk banyak minum.
R/ Memneuhi kebutuhan cairan tubuh peroral
4.
Penatalaksanaan pemberian obat cairan IV sesuai indikasi
R/ Dapat meningkatkan masalah cairan.
b.
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.virus
Dengue
Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal
Intervensi :
1.
Pantau TTV
R/ Mengidentifikasikan kekurangan kebutuhan nutrisi
klien
2.
Berikan kompres hangat
R/Membantu menurunkan suhu tubuh
3.
Anjurkan klien banyak minum air
R/ air yang cukup dapat menetralisir suhu tubuh yang
tinggi
4.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian nutrisi
R/ Membantu kesembuhan klien
c.
Gangguan pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan muntah, mual, anoreksia
Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal
Intervensi :
1.
Kaji output dan input nutrisi, timbang BB
R/ Mengidentifikasi kekurangan nutrisi klien
2.
Auskultasi adanya bising usus
R/kembalinya fungsi usus menunjukkan kesiapan untuk
memenuhi makan lagi
3.
Anjurkan makan makanan sedikit tapi sering
R/ Memnuhi kebutuhan nutrisi
4.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi
R/ Membantu
kebutuhan gizi klien
d.
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
1.
Pantau TTV
R/ Indikator keadekuatan sirkulasi
2.
Anjurkan klien latihan rentang gerak
untuk kaki/tumit
R/merangsang sirkulasi pada ekstremitas
bawah
3.
Penatalaksanaan pemberian terapi heparin
sesuai indikasi
R/ dapat digunakan untuk menurunkan resiko
pembentukan trombosit
DAFTAR PUSTAKA
1. Doengoes, Maryln G.
Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta EGC, 1999
2. Mansjoer.Arif, Kapita
Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta Acsiopus. 2000
3. Suiadi, S. Kep DKK.
2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi , Jakarta CV Agung Seto
No comments:
Post a Comment