LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
PERILAKU KEKERASAN
A. Konsep
Dasar Medis
1.
Pengertian
Pedapat para ahli tentang
perilaku kekerasan yaitu :
a.
Perilaku
kekerasa atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowilz 1993 di kutip oleh Achir
Yani. S. Hamid, 2005)
b.
Perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. (Iyus
Yosep, 2007)
c.
Perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami perilaku
kekerasan. Perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain. (Mery C. Towsand, 1998)
2.
Etiologi
Menurut achir Yani S. Hamid 2005,
faktor penyebab perilaku kekerasan meliputi faktor predisposisi dan faktor
presipitasi
Faktor predisposisi terjadinya
masalah perilaku kekerasan antara lain :
a.
Faktor
biologis
1.
Instinctual
drive theory (teori dukungan naluri)
Teori ini menyatakan bahwa
perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat
kuat
Psycosomatic theory (teori
psikosomatik)
Pengalaman marah adalah akibat
dari respons psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun
lingkungan. Dalam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk
mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.
b.
Faktor
Psikologis
1.
Frustation
Aggresio theory (teori agresi-fustasi)
Menurut teori ini perilaku
kekerasan terjadi sebagai hasil akumulasi frustasi-frustasi terjadi bila
keinginan individu untuk mecapai sesuatu sesal atau terlambat, keadaan tersebut
dapat mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan frustasi akan
berkurang melalui perilaku kekerasan.
2.
Behavioral
theory (teori perilaku)
Kemarahan adalah proses belajar,
hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas / situasi mendukung
c.
Faktor
Sosial Cultural
1.
Sosial
environment theory (teori lingkungan sosial)
Lingkungan sosial akan
mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah, norma budaya dapat
mendukung individu untuk berespons asertif atau agresif
2.
Social
Learning theory (teori belajar sosial)
Perilaku kekerasan dapat
dipelajari secara langsung maupun melalui proses sosialisasi.
-
Faktor
Presipitasi
Stressor yang mencetuskan
perilaku kekerasan bagi setiap individu unik. Stressor tersebut dapat
disebabkan dari dalam maupun dari luar. Stressor yang dari luar antara lain
stressor fisik, kehilangan, kematian, dll. Sedangkan stressor yang berasal dari
dalam adalah putus hubungan dengan orang yang berarti kehilangan rasa cinta,
ketakutan terhadap penyakit fisik, dll. Selain itu lingkungan yang terlalu
ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat
meniru perilaku kekerasan.
3.
Rentang
Respon Marah
Respon
marah pada individu sangat bervariasi, ada yang mampu mengungkapkan secara
langsung, ada juga yang selalu memendam perasaannya jika marah, ada yang walau
dalam keadaan marah tampak biasa saja, tetapi ada juga yang kalau marah
ditampakkan dalam bentuk yang sangat agresif bahkan cenderung mengancam
keselamatan orang lain. kondisi ekspresi marah yang bervariasi pada individu
dapat digambarkan dalam bentuk rentang respon marah sebagai berikut :






![]() |
Asertif frustasi pasif
agresif kekerasan
-
Asertif : Mengungkapkan
pendapat atau ekspresi tidak senang atau tidak setuju tanpa menyalahkan orang
lain
-
Frustasi
: Respon yang terjadi akibat kegagalan mencapai tujuan
-
Pasif : Suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk mengungkapkan perasaannya sebagai
usaha mempertahankan hak-haknya.
-
Agresif : Memperlihatkan
permusuhan keras dan menuntut orang lain dengan ancaman, memberi kata-kata
ancaman tanpa niat melukai, umumnya klien masih dapat mengontrol perilaku untuk
tidak melukai orang lain.
-
Kekerasan
: Sering
juga disebut gaduh, gelisah, atau amuk. Perilaku kekerasan sering ditandai
dengan menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata ancaman,
melukai pada tingkat yang ringan sampai paling berat, merusak secara serius dan
orang tersebut tidak mampu mengendalikan diri.
4.
Perkembangan
perilaku kekerasan
Menurut
Rawlins, 1993 dikutip oleh Achir Yani S. Hamid 2005 bahwa respon terhadap marah
dapat dingkapkan melalui 3 cara:
a.
Mengungkapkan
secara verbal
Yaitu mengungkapkan cara marah,
jengkel dengan kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang lain atau secara
konstruktif/positif.
b.
Menekan
cara marah
Yaitu dengan pura-pura tidak
marah atau mengungkapkan secara verbal, biasanya dilakukan karena individu
merasa tidak berdaya untuk menghadapi orang yang membuat ia marah.
c.
Menentang
Biasanya dilakukan individu
karena ia merasa kuat, cara ini tentu tidak menyelesaikan masalah tetapi akan
menimbulkan masalah baru yang berkepanjangan apabila tidak diselesaikan dengan
segera maka akan muncul perilaku yang mengarah ke respon maladaptive yaitu
kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Perkembangan
perilaku kekerasan (dikutip dari Rawlins
et all, 1991)

5.
Tanda
dan gejala
Menurut
tim keperawatan jiwa FIK-UI 1999 dalam buku kumpulan proses keperawatan dengan
perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
a.
Muka
merah, pandangan tajam, mata melotot
b.
Otot
tegang
c.
Nada
suara tinggi/keras dan terkesan ngotot
d.
Berdebat
e.
Cenderung
memaksakan kehendak
f.
Melempar
makanan
g.
Memukul
atau tidak senang
h.
Isi
pembicaraan biasanya menyombongkan diri, merendahkan orang lain
i.
Posisi
badan kaku, corong kedepan
j.
Tampak
sikap ingin menyerang orang lain
k.
Penampilan
mengancam, posisi menyerang
Adapun perilaku yang berkaitan
dengan perilaku kekerasan menurut Achir Yani S. Hamid 2005, antara lain :
a.
Menyerang
atau menghindar (flight of flight)
Pada keadaan ini respon
fisiologis timbul karena kegiatan saraf otonom bereaksi terhadap ephinefrin
yang menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil
melebar, mual, sekresi HCL meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat
disertai ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal tubuh menjadi
kaku dan diserta refleks yang cepat.
b.
Menyatakan
secara agresif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan
individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif,
agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang terbaik untuk
mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan cara marahnya tanpa
menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis. Disamping itu perilaku ini
juga dapat untuk pengembangan diri klien.
c.
Memberontak
(acting out)
Perilaku yang muncul biasanya
disertai kekerasan akibat konflik perilaku acting out untuk perhatian orang
lain.
d.
Perilaku
kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang
ditujukan kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
6.
Penatalaksanaan
Medik
Adapun
penatalaksanaan medik MIF Baihaqi, dkk, 2005 sebagai berikut :
Dalam
pandangan psikiatri (Ilmu Kedokteran Jiwa), jika seseorang mengalami suatu
gangguan atau penyakit, maka yang sakit atau terganggu itu bukan terbatas pada
aspek jiwanya saja atau raganya saja, tetapi keduanya sebagai keutuhan manusia
itu sendiri. menurut pandangan houstik, manusia juga tidak dapat lepas dari
lingkungannya, karena itu pengobatan yang dilakukan juga harus memperlihatkan
ketiga aspek tersebut sebagai satu kesatuan.
Sehubungan
dengan hal tersebut maka pengobatan dalam psikiatri secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a.
Somatoterapi
Dengan
tujuan untuk memberikan pengaruh-pengaruh langsung berkaitan dengan badan, biasanya dilakukan
dengan :
1)
Medikasi
psikotropik
Medikasi
psikotropik berarti terapi langsung dengan obat psikotropik atau psikofarma
yaitu obat-obat yang mempunyai efek terapeutik langsung pada proses mental
pasien karena efek obat tersebut pada otak. Obat-obat tersebut antara lain :
(1)
Clorpromazine
(CPZ)
(a)
Indikasi
Untuk sindrome psikosis yaitu
berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya
nilai nirma sosial dan tilik diri terganggu, daya berat dalam fungsi-fungsi
mental : waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak
terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari tidak mampu
bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
(b)
Mekanisme
kerja
Memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinap di otak khususnya sistem ekstra piramidol.
(c)
Efek
samping
-
Sedasi
-
Gangguan
otonomik (hypotensi, antikolinergik atau parasimpatik, mulut kering, kesulitan
dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler
meninggi, gangguan irama jantung)
-
Gangguan
ekstra piramidol (distonia akut, akatshia, sindrome parkinsontremor,
bradikinesia rigiditas)
-
Gangguan
endrokrine (amenorhoe, ginekonosti)
-
Metabolik
(jourdice)
-
Hematologik,
agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang.
(d)
Kontra
Indikasi
Penyakit hati, penyakit darah,
epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan
kesadaran disebabkan CNS Depresan.
(2)
Haloperidol
(HLP)
(a)
Indikasi
Berdaya berat dalam kemampan
menilai realita dalam fungsi netral dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
(b)
Mekanisme
kerja
Obat anti psikosis dalam
memblokade dopamin pada reseptor paska sinaptik neuron di otak khususnya sistem
limbik dan sistem ekstra piramidal.
(c)
Efes
samping
-
Sedasi
dan inhibisi psikomotorik
-
Gangguan
otonomik (hypoytensi, anti kolinergik atau parasimpatik, mulut kering,
kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra
okuler meninggi, gangguan irama jantung.
(3)
Trihexypheniyl
(THP)
(a)
Indikasi
Gejala jenis penyakit parkinson
termasuk paska ensefalitis dan idiopatik, sindrom perkinson akibat obat
misalnya reserpinie dan fenotiazine.
(b)
Mekanisme
kerja
Sinergis dengan kinidine, obat
anti depresan trisiklik dan anti kolinergik lainnya.
(c)
Efek
samping
Mulut kering, penglihatan kabur,
pusing, mual muntah, bingung, agitasi, konstipasi, tachikardia, dilatasi,
ginjal retensi urine.
(d)
Kontra
indikasi
Hypersensitif terhadap
trihexypenidyl, glaukoma sudut simpatik, psokosis berat, psikoneurosis,
hypertropi prostat, dan obstruksi saluran cerna.
2)
Terapi
Elektrokonvulsi (ECT)
Terapi
ini dilakukan dengan cara mengalirkan listrik sinusoid ke tubuh penderita
menerima aliran listrik yang terputus-putus.
b.
Psikoterapi
Psikoterapi
adalah salah satu cara pengobatan atau penyembuhan terhadap suatu gangguan atau
penyakit, yang pada umumnya dilakukan melalui wawancara terapi atau melalui
metode-metode tertentu misalnya : relaksasi, bermain dan sebagainya. Dapat
dilakukan secara individu atau kelompok., tujuan utamanya adalah untuk
menguatkan daya tahan mental penderita, mengembangkan mekanisme pertahanan diri
yang baru dan lebih baik serta untuk mengembalikan keseimbangan adaptifnya.
c.
Manipulasi
Lingkungan
Manipulasi
lingkungan adalah upaya untuk mempengaruhi lingkungan pasien, sehingga bisa
membantu dalam proses penyembuhannya. Teknis ini terutama diberikan atau
diterapkan kepada lingkungan penderita, khususnya keluarga.
Tujuan
utamanya untuk mengembangkan atau merubah/ menciptakan situasi baru yang lebih
kondusif terhadap lingkungan. Misalnya dengan mengalihkan penderita kepada
lingkungan baru yang dipandang lebih baik dan kondusif, yang mampu mendukung
proses penyembuhan yang dilakukan.
B.
Konsep
Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan
Proses
keperawatan menurut Budi Anna Keliat, 2005 merupakan metode ilmiah yang
digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan yang terdiri dari 5 tahap yang
meliputi : pengkajian, rumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
1.
Pengkajian
Pengkajian
merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan kegiatan yang
perlu dilakukan perawat adalah mengkaji data dari klien dan keluarga tentang
tanda dan gejala serta faktor penyebab. Beberapa faktor yang perlu dikaji pada
klien dengan perilaku kekerasan menurut Budi Anna Keliat, 2005 adalah sebagai
berikut :
a.
Identitas
klien atau identitas penanggung
Yang perlu dikaji adalah nama,
umur, jenis kelmain, agama, pendidikan, pekerjaan, suku atau bangsa dan alamat.
b.
Keluhan
utama / alasan masuk
Hal yang perlu diidentifikasi
yaitu : penyebab klien atau keluarga datang ke rumah sakit, bagaimana cara
keluarga mngatasi masalah dan bagaimana hasilnya.
c.
Faktor
predisposisi
Tanyakan pada klien atau keluarga
apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, melakukan atau
mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam rumah tangga dan tindakan kriminal, ada anggota keluarga lain yang
mengalami gangguan jiwa, pengalaman yang tidak menyenangkan (kegagala atau
kekurangan, perpisahan, kematian dan trauma selama tumbuh kembang).
d.
Pemeriksaan
fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda
vital, tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, berat badan dan tinggi badan
serta keluhan fisik yang dirasakan oleh klien.
e.
Psikososial
1)
Genogram
(a)
Buatlah
genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan
keluarga
(b)
Jelaskan
masalah yang terkait dengan komunikasi pengambilan keputusan dan pola asuh
2)
Konsep
diri
(a)
citra
tubuh : persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh disukai dan tidak
disukai
(b)
identitas
diri : status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap status
dan posisinya (sekolah, tempat kerja, kelompok), kepuasan klien sebagai
laki-laki atau perempuan
(c)
pesan
: tugas atau pesan yang diemban dalam keluarga, kelompok, masyarakat, kemampuan
dalam melaksanakan peran tersebut.
(d)
Ideal
diri : harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas atau peran, harapan
terhadap lingkungan dan penyakitnya
(e)
Harga
diri : hubungan klien dengan orang lain, penilaian atau penghargaan orang lain
terhadap diri dalam kehidupanny
3)
Hubungan
Sosial
Tanyakan pada klien siapa orang
terdekat dalam kehidupannya, kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat
dan sejauh mana ia terlibat dalam kelompok tersebut.
4)
Spiritual
(a)
nilai
dan keyakinan : pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan
nama budaya dan agama yang dianut, pandangan masyarakat setempat tentang
gangguan jiwa.
(b)
Kegiatan
ibadah , kegiatan ibadah di rumah baik secara individu dan kelompok
(c)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
f.
Status
mental
1)
Penampilan
(data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)
Penmapilan
tidak rapi. Apabila dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapi,
misalnya rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci,
baju terbalik, baju tidak diganti-ganti
(b)
Penggunaan
pakaian yang tidak sesuai misalnya pakaian dalam dipakai diluar baju
(c)
Cara
berpakaian tidak seperti biasanya, tidak sesuai dengan waktu, tempat,
identitas, dan situasi atau kondisi
(d)
Jelaskan
hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum
(e)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
2)
Pembicaraan
(a)
Pembicaraan
cepat, keras, gagap, membisu, apatis, dan atau lambat
(b)
Pembicaraan
berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain dan tidak ada kaitannya
(c)
Jelaskan
hal-hal yang tidak tercantum
(d)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
3)
Aktivitas
matorik (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)
Lesu,
tegang, dan gelisah
(b)
Asitesi
(gerakan motorik yang menunjang kegelisahan)
(c)
TIK
(gerakan-gerakan kecil yang tidak terkontrol pada otot muka).
(d)
Grimasen
(gerakan otot muka yang berubah-ubah dan tidak dapat dikontrol oleh klien)
(e)
Tremor
(jari-jari tampak gemetar ketika klien mengulurkan tangan dan merentangkan
jari-jari)
(f)
Kompulsif
(kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali mencuci tangan,
mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya).
(g)
Jelaskan
aktifitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum
(h)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
4)
Alam
perasaan (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)
Sedih,
putus asa, gembira berlebihan
(b)
Ketakutan
(objek yang ditakuti sudah jelas)
(c)
Khawatir
(objeknya belum jelas)
(d)
Jelaskan
kondisi klien yang tidak tercantum
(e)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
5)
Afek
(data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)
yang
menyennagkan atau menyedihkan)
(b)
Tumpul
(hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat)
(c)
Labil
(emosi berubah dengan cepat)
(d)
Tidak
sesuai (emosi tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus)
(e)
Jelaskan
hal-hal yang tercantum
(f)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
6)
Interaski
selama wawancara (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau
keluarga)
(a)
Bermusuhan,
tidak kooperatif, dan mudah tersinggung
(b)
Kontak
mata kurang (tidak mau menatap lawan bicara)
(c)
Definsif
(selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya)
(d)
Curiga
(menunjukkan sikap atau perasaan tidak percaya pada orang lain)
(e)
Jelaskan
hal-hal yang tidak tercantum
(f)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
7)
Persepsi
(a)
Frekuensi
gejala yang tampak pada saat klien melakukan perilaku kekerasan dan perasaan
klien terhadap perilaku kekerasan tersebut
(b)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
8)
Proses
pikir (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)
Sirkumstensier
(pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi sampai pada tujuan pembicaraan)
(b)
Tangensial
(pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi tidak sampai pada tujuan pembicaraan)
(c)
Kehilangan
asosiasi (pembicaraan tidak memiliki hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lainnya, serta klien tidak menyadarinya).
(d)
Flight
of ideals (pembicaraan yang meloncat dari satu topik ketopik lainnya, masih ada
hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan).
(e)
Blooking
(pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan
kembali)
(f)
Perseveresi
(pembicaraan yang diulang berkali-kali)
(g)
Jelaskan
apa yang dikatakan klien ketika wawancara
(h)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
9)
Isi
pikir (data didapatkan melalui wawancara)
(a)
Obsesi
(pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya)
(b)
Fobia
(kelakuan yang patologis atau tidak logis terhadap objek atau situasi tertentu)
(c)
Hipokondria (keyakinan terhadap adanya gangguan pada
organ dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada)
(d)
Depersonalisasi
(perasaan klien yang asaing terhadap dri sendiri, orang, atau lingkungan)
(e)
Ide
yang terkait (keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan,
bermakna dan terkait pada dirinya)
(f)
Pikiran
magis (keyakinan klien tentang kemampuan untuk melakukan hal-hal yang mustahil
atau diluar kemampuannya
(g)
Waham
(1)
Agama
(Keyakinan klien yang berlebihan terhadap suatu agama dan dikatakan secara
berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
(2)
Sonatik
(keyakinan klien tentang tubuhnya dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan)
(3)
Kebesaran
(keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuannya dan dikatakan secara
berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
(4)
Curiga
(keyakinan klien bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan
kenayataan)
(5)
Nihilistik
(keyakinan klien bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau meninggal dan
dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
Waham yang bizar
(1)
Sisi
pikir (keyakinan klien bahwa ada ide atau pikiran orang lain yang disisipkan
dalam pikirannya dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
(2)
Siar
pikir (keyakinan klien, bahwa orang lain mengetahui apa yang dipikirkannya, walaupun dia tidak
mengatakan kepada orang tersebut dikatakan secara berulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan)
(3)
Kontrol
pikir (keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar)
(h)
Jelaskan
apa yang dikatakan oleh klien saat wawancara
(i)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
10) Tingkat kesadaran (data tentang
bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara, dan observasi stupor diperoleh
melalui observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui
wawancara
(a)
Bingung
(tampak bingung dan kacau)
(b)
Selesai
(pasien mengatakan bahwa ia merasa melayang-layang antara sadar atau tidak
sadar)
(c)
Stupor
(gangguan motorik, seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang, anggota tubuh
klien dalam sikap canggung yang dipertahankan dalam waktu lama, tetapi klien
menyadari semua terjadi di lingkungan)
(d)
Orientasi
waktu, tempat, dan orang cukup jelas
(e)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
11) Memori (data diperoleh mellaui
wawancara)
(a)
Gangguan
daya ingat jangka panjang (tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi lebih
dari satu bulan)
(b)
Gangguan
daya ingat jangka pendek (tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam
minggu terakhir)
(c)
Gangguan
daya ingat saat ini (tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi)
(d)
Konfabulasi
(pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukkan cerita yang tidak
benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya)
(e)
Jelaskan
sesuai dengan data terkecil
(f)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
(data diperoleh melalui wawancara)
(a)
Mudah
dialihkan (perhatian klien mudah berganti-ganti dari satu objek ke objek yang
lain)
(b)
Tidak
mampu berkonsentrasi (klien selalu minta agar pertanyaan diulang atauu tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan)
(c)
Tidak
mampu berhitung (tidak dapat melakukan penambahan atau pengurangan pada
benda-benda nyata)
(d)
Jelaskan
sesuai dengan data terkait
(e)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
13) Kemampuan penilaian
(a)
Gangguan
kemampuan penilaian ringan (dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan
kemampuan orang lain)
(b)
Gangguan
kemampuan perilaku bermakna (tidak mampu mengambil keputusan walaupun dibantu
orang lain)
(c)
Jelaskan
sesuai dengan data terkait
(d)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
14) Daya tilik diri (data diperoleh
melalui wawancara)
(a)
Mengingkari
penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik,
emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan
(b)
Menyalahkan
hal-hal diluar dirinya (menyalahkan orang lain atau lingkungan yang menyebabkan
kondisi saat ini)
(c)
Jelaskan
sesuai dengan data terkait
(d)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
g.
Kebutuhan
Persiapan Pulang
1)
Makan
(a)
Observasi
dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka atau tidak suka
atau pantang) dan cara makan
(b)
Observasi
kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan
2)
BAB
/ BAK
(a)
Observasi
kemampuan klien untuk BAB / BAK
(1)
Pergi,
menggunakan dan membersihkan WC
(2)
Membersihkan
diri dan merapikan pakaian
3)
Mandi
(a)
Observasi
dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, meyikat gigi, cuci rambut, gunting
kuku, cukur (kumis, jenggor dan rambut)
(b)
Observasi
kebersihan tubuh dan bau badan
4)
Berpakaian
(a)
Observasi
kemampuan klien untuk mengambil, memilih, dan mengenakan pakaian serta alas
kaki
(b)
Observasi
penampilan dandanan klien
5)
Istirahat
dan Tidur
(a)
Observasi
dan tanyakan tentang
(1)
lama
dan waktu siang atau malam
(2)
Persiaan
sebelum tidur, segera menyikat gigi, mencuci kaki.
(3)
Aktivitas
sesudah tidur, seperti merapikan tempat tidur, mandi atau cuci kaki dan
menyikat gigi
6)
Penggunaan
Alat
(a)
Observasi
dan tanyakan kepada klien serta keluarga tentang :
(1)
Penggunaan
obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian
(2)
Reaksi
obat.
7)
Pemeriksaan
Kesehatan
(a)
Tanyakan
kepada klien atau keluarga tentang :
(1)
(Apa,
bagaimana, kapan dan kemana, perawat lanjut
(2)
Siapa
saja sistem pendukung yang memiliki (keluarga, teman, institusi dan lembaga
pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.
8)
Aktivitas
di dalam rumah
(a)
Tanyakan
kemampuan klien dalam :
(1)
Merencanakan,
mengolah, dan menyajikan makanan
(2)
Merapikan
rumah (makar tidur, dapur, menyapu, dan mengepel
(3)
Mencuci
pakaian
(4)
Mengatur
kebutuhan biaya sehari-hari
9)
Aktivitas
diluar rumah
(a)
Tanykan
kemampuan klien
(1)
Belanja
untuk keperluan sehari-hari
(2)
Melakukan
perjalanan mandiri, yaitu dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi,
kendaraan umum
(3)
Aktivitas
lain yang dilakukan diluar rumah (bayar listrik atau telepon atau air, kantor
pos dan bank)
(b)
Jelaskan
data terkait
(c)
Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
h.
Mekanisme
koping
Data di dapat melalui wawancara
pada klien atau keluarganya
i.
Masalah
psikososial dan lingkungan
Data di dapat melalui wawancara
pada klien atau keluarganya untuk setiap masalah yang dimiliki klien, berikan
uraian spesifik singkat dan jelas
j.
Pengetahuan
Data di dapat melalui wawancara
pada klien pada tiap item yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah
k.
Aspek
medik
Tuliskan diagnosa medik klien
yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat
ini, baik obat fisik maupun psikofermato dan terapi lain
l.
Dafatar
masalah keperawatan
a)
Tuliskan
semua masalah disertai data pendukung yaitu data subjektif dan data objektif
b)
Buat
pohon masalah dari data yang telah dirumuskan
m.
Daftar
diagnosa keperawatan
Rumusan diagnosis dengan rumusan
masalah (p) dan etiologi (E) berdasarkan pohon masalah, urutkan diagnosis
sesuai dengan prioritas.
2.
Pohon
Masalah
Menurut Budi Anna Keliat 2005,
pohon masalah klien dengan masalah utama perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut :
![]() |
||||||
|
||||||
![]() |
||||||
|
||||||
|
||||||

3.
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa
keperawatan merupakan suatu pernyataan masalah klien yang mencakup baik respon
sehat adaptif maupun maladaptif serta stressor yang menunjang Strart &
Sundeen 1995, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan dalam adalah diagnosa
tunggal yang mengacu pada data fokus (Nanda, 2005-2006)
a.
Perilaku
kekerasan
b.
Gangguan
konsep diri : harga diri rendah kronis
c.
Defisit
perawatan diri : mandi dan berhias
4.
Perencanaan
Rencana
tindakan keperawatan terdiri atas tiga aspek yaitu : tujuan umum, tujuan khusus
dan intervensi keperawatan, berdasarkan diagnosa keperawatan diatas, maka
rencana keperawatan adalah sebagai berikut :
a.
Perilaku
Kekerasan
1)
Tujuan
Umum (TUM)
Tujuan umum pada diagnosa
keperawatan ini adalah : klien tidak melakukan perilaku kekerasan.
2)
Tujuan
Khusus (TUK)
Tujuan khusus berdasarkan
diagnosa keperawatan diatas sesuai petunjuk asuhan keperawatan oleh Budi Anna
Keliat dalam buku proses keperawatan jiwa (2006) terdiri atas :
a.
Tuk
1 : Klien
dapat membina hubungan saling percaya
b.
Tuk
2 : Klien
dapat mengidentifikasi penyebab perlaku kekerasan
c.
Tuk
3 : Klien
dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
d.
Tuk
4 : Klien
dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
e.
Tuk
5 : Klien
dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
f.
Tuk
6 : Klien
dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
g.
Tuk
7 : Klien
dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
h.
Tuk
8 : Klien
dapat mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku kekerasan
i.
Tuk
9 : Klien
dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan
j.
Tuk
10 : Klien
dapat mengikuti TAK : stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan
k.
Tuk
11 : Klien
mendapatkan dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegah perilaku kekerasan
3)
Intervensi
Keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan
berdasarkan dengan tujuan khusus (TUK) yang akan dicapai oleh klien untuk
mengatasi masalah utama, maka berdasarkan pedoman proses keperawatan kesehatan
jiwa menurut Budi Anna Keliat (2006), dapat dirumuskan intervensi keperawatan
sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu :
a)
TUK
1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi keperawatan :
(1)
Beri
salam atau panggil nama
(2)
Sebutkan
nama perawat sambil jabat tangan
(3)
Jelaskan
maksud hubungan interaksi
(4)
Jelaskan
tentang kontrak yang akan dibuat
(5)
Beri
rasa aman dan sikap empati
(6)
Lakukan
kontak singkat tapi sering
b)
TUK
2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)
Beri
kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
(2)
Bantu
klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal
c)
TUK
3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)
Anjurkan
klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakannya saat jengkel atau marah
(2)
Observasi
tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien
(3)
Simpulkan
pada klien tanda dan gejala jengkel atau kesal yang dialami klien
d)
TUK
4 : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Intervensi keperawatan :
(1)
Anjurkan
klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien
(verbal, pada orang lain, pada lingkungan, dan pada diri sendiri)
(2)
Bantu
klien bermain peran sesua dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
(3)
Bicarakan
dengan klien, apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai
e)
TUK
5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)
Bicarakan
akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien
(2)
Bersama
klien meyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan oleh klien
(3)
Tanyakan
pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat
f)
TUK
6 : Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)
Diskusikan
kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
(2)
Beri
pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
(3)
Diskusikan
dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan,
yaitu : tarik nafas dalam dan pukul kasur serta bantal
g)
TUK
7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)
Diskusikan
cara bicara yang baik dengan klien
(2)
Beri
contoh cara bicara yang baik
-
Meminta
dengan baik
-
Menolak
dengan baik
-
Mengungkapkan
perasaan dengan baik
h)
TUK
8 : Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)
Diskusikan
dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan
(2)
Bantu
klien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang rawat
(3)
Bantu
klien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan
(4)
Minta
klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih
(5)
Beri
pujian atas keberhasilan klien
i)
TUK
9 : Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
(1)
Diskusikan
dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (nama, warna, besarnya) : waktu
minum obat (jika 3 kali, pukul 07.00, 13.00, 19.00), cara minum obat
(2)
Diskusikan
dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur
-
Beda
perasaan sebelum minum obat
-
Jelaskan
bahwa dosis hanya boleh diubah oleh dokter
-
Jelaskan
mengenai akibat minum obat yang tidak teratur, misalnya penyakit kambuh
j)
TUK
10. Klien dapat mengikuti TAK : stimulasi persepsi pencegahan perilaku
Intervensi keperawatan :
(1)
Anjurkan
klien untuk ikut TAK : stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan
(2)
Klien
mengikuti TAK, stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan (kegiatan
sendiri)
(3)
Diskusikan
dengan klien tentang kegiatan selama TAK
(4)
Fasilitas
klien untuk mempraktikkan hasil kegiatan TAK dan beri pujian atas
keberhasilannya
k)
TUK
11 : Klien dapat dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegahan perilaku
kekerasan
Intervensi keperawatan
(1)
Identifikasi
kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan yang telah dilakukan
keluarga terhadap klien selama ini
(2)
Jelaskan
keuntungan peran serta keluarga dalam merawat klien
(3)
Bantu
keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien
(4)
Bantu
keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi
(5)
Bantu
keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi
(6)
Anjurkan
keluarga mempraktekkan pada klien selama di rumah sakit dan melanjutkan setelah
pulang ke rumah
b.
Gangguan
konsep diri : harga diri rendah
1)
Tujuan
umum (TUM)
Tujuan umum pada diagnosa
keperawatan ini adalah klien mampu berhubungan dengan orang lain secara
optimal.
2)
Tujuan
khusus (TUK)
Tujuan khusus berdasarkan
diagnosa keperawatan di atas adalah
klien dapat :
a)
TUK
1 : Klien
mampu membina hubungan saling percaya
b)
TUK
2 : Klien
dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c)
TUK
3 : Klien
dapat menilai kemampuan yang dimiliki
d)
TUK
4 : Klien
dapat merencankan kemampuan yang dimiliki
e)
TUK
5 : Klien
melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit-sakit dan kemampuannya
f)
TUK
6 : Klien
dapat melakukan sistem pendukung
3)
Intervensi
keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan
dengan tujuan khusus (TUK) yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah
utama, maka dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan di atas yaitu :
a)
TUK
1. Klien mampu membina hubungan saling percaya
Intervensi keperawan
(1)
Salam
terapeutik
(2)
Perkenalkan
diri
(3)
Jelaskan
tujuan interaksi
(4)
Ciptakan
lingkungan yang terapeutik
(5)
Buat
kontrak yang jelas (topik, waktu dan tempat)
b)
TUK
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Intervensi keperawatan
(1)
Beri
kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita
(2)
Sediakan
waktu mendengarkan klien
(3)
Katakan
pada klien bahwa ia adalah seorang yang berharga dan bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya sendiri
(4)
Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, dapat dimulai dari bagian
tubuh yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lain dimiliki klien. Jika
klien tidak mampu mengidentifikasi maka dimulai oleh perawat memberi
“reinforcement” terhadap aspek positif lain.
(5)
Setiap
bertemu klien hindarkan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian
realistis
c)
TUK
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Intervensi keperawatan
(1)
Diskusikan
dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit, misalnya
penampilan klien dalam self care, latihan fisik dan ambulasi serta aspek asuhan
terkait dengan gangguan fisik yang dialami klien
(2)
Diskusikan
pula kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang sesuai
dengan kondisi sakit klien
d)
TUK
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
Intervensi keperawatan
(1)
Rencanakan
bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total
(2)
Tingkatkan
kegiatan sesuai dengan toleransi klien
(3)
Beri
contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan (sering klien takut
melaksanakannya)
e)
TUK
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Intervensi keperawatan
(1)
Beri
kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
(2)
Beri
pujian atas keberhasilan klien
(3)
Diskusikan
kemungkinan di rumah
f)
TUK
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung
Intervensi keperawatan
(1)
Berikan
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah
(2)
Bantu
keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
(3)
Bantu
keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
c.
Defisit
perawatan diri : mandi dan berhias
1)
Tujuan
umum (TUM)
Tujuan umum pada diagnosa
keperawatan ini adalah klien dapat meningkatkan minat atau motivasinya dan
mempertahankan kebersihan diri.
2)
Tujuan
khusus (TUK)
Tujuan khusus berdasarkan
diagnosa keperawatan diatas sesuai petunjuk oleh Budi Anna Keliat, 1999 terdiri
atas :
a)
TUK
1 : Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
b)
TUK
2 : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
c)
TUK
3 : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
d)
TUK
4 : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri
e)
TUK
5 : Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri
3)
Intervensi
keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan
berdasarkan dengan tujuan khusus (TUK) yang akan dicapai oleh klien untuk
mengatasi masalah utama, maka dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai
dengan diagnosa keperawatan di atas yaitu :
a)
TUK
1. Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Intervensi keprawatan
(1)
Diskusikan
bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian
tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.
(2)
Dorong
klien untuk menyebut 3 dari 5 tanda kebersihan diri
b)
TUK
2. Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
Intervensi keperawatan
(1)
Motivasi
klien untuk mandi
-
Ingatkan
caranya, evaluasi hasilnya dan beri umpan balik
-
Bimbing
klien dengan bantuan minimal
-
Jika
hasilnya kurang, kaji hambatan yang ada
(2)
Bimbing
klien untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri yang benar
-
Ingatkan
dan anjurkan untuk mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun
-
Anjurkan
klien untuk meningkatkan cara mandi yang benar
(3)
Anjurkan
klien untuk mengganti baju setiap hari
-
Anjurkan
klien untuk mempertahankan dan meningkatkan penampilan diri setiap hari
-
Dorong
klien untuk mencuci pakaian sendiri
c)
TUK
3 : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
Intervensi keperawatan
(1)
Monitor
klien dalam melaksanakan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci
rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
d)
TUK
4 : Klien
dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri
Intervensi keperawatan
(1)
Beri
informasi positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri
e)
TUK
5 : Klien
mendapatkan dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri
Intervensi keperawatan
(1)
Jelaskan
pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri
(2)
Diskusikan
bersama keluarga tentang tindakan yang telah dilakukan klien selama di rumah
sakit dalam menjaga kebersihan dan
kemajuan yang telah dialami di rumah sakit.
5.
Implementasi
Implementasi keperawatan
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Dengan memperhatikan
mengutamakan masalah utama yang aktual dan mengancam integritas klien dan
lingkungannya.
6.
Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang
berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi
dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan yang telah
dilaksanakan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan SOAP, sebagai pola pikir atau acuan.
S : Respon
subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan
O : Respon
objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan
A : Analisa
ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih
tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang terkontradiksi dengan masalah
yang ada
P : Perencanaan
atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien
a.
Hasil
yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien dasar perilaku kekerasan
1) Klien mampu memutuskan perilaku
kekerasan dengan berbagai cara yang telah diajarkan
2) Melakukan kegiatan sehari-hari
sesuai jadwal yang dibuat klien
3) Meminta bantuan atau partisipasi
keluarga
4) Mampu berhubungan dengan orang
lain
5) Menggunakan obat dengan benar
b.
Hasil
yang diharapkan pada keluarga klien adalah :
1) Keluarga mampu mengidentifikasi
gejala perilaku kekerasan
2) Mampu merawat klien di rumah
tentang cara mengatasi perilaku
kekerasan dan mendukung kegiatan klien
DAFTAR
PUSTAKA
Baihaqi MIF, dkk
(2005), Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan, PT. Rafika
Aditama, Bandung.
Copel, L.C,
(2007), Kesehatan Jiwa dan Psikiatru Pedoman Klinis Perawat, EGC :
Jakarta
Keliat. B. A, dkk
(2005), Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi Kedua, EGC, Jakarta.
Suliswati, dkk.
(2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC. Jakarta.
Townsend. M.C.
(1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri Pedoman untuk
Pembuatan Rencana Perawatan, EGC. Jakarta.
Yosep Iyos.
(2007). Keperawatan Jiwa. PT. Refika Aditama.
No comments:
Post a Comment