Sunday 24 December 2017

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) PERILAKU KEKERASAN

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
PERILAKU KEKERASAN


A.     Konsep Dasar Medis
1.      Pengertian
Pedapat para ahli tentang perilaku kekerasan yaitu :
a.       Perilaku kekerasa atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowilz 1993 di kutip oleh Achir Yani. S. Hamid, 2005)
b.      Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. (Iyus Yosep, 2007)
c.       Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami perilaku kekerasan. Perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. (Mery C. Towsand, 1998)
2.      Etiologi
Menurut achir Yani S. Hamid 2005, faktor penyebab perilaku kekerasan meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi
Faktor predisposisi terjadinya masalah perilaku kekerasan antara lain :
a.       Faktor biologis
1.      Instinctual drive theory (teori dukungan naluri)
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat
Psycosomatic theory (teori psikosomatik)
Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.
b.      Faktor Psikologis
1.      Frustation Aggresio theory (teori agresi-fustasi)
Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil akumulasi frustasi-frustasi terjadi bila keinginan individu untuk mecapai sesuatu sesal atau terlambat, keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku kekerasan.
2.      Behavioral theory (teori perilaku)
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas / situasi mendukung
c.       Faktor Sosial Cultural
1.      Sosial environment theory (teori lingkungan sosial)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah, norma budaya dapat mendukung individu untuk berespons asertif atau agresif
2.      Social Learning theory (teori belajar sosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses sosialisasi.
-       Faktor Presipitasi
Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu unik. Stressor tersebut dapat disebabkan dari dalam maupun dari luar. Stressor yang dari luar antara lain stressor fisik, kehilangan, kematian, dll. Sedangkan stressor yang berasal dari dalam adalah putus hubungan dengan orang yang berarti kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit fisik, dll. Selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat meniru perilaku kekerasan.


3.      Rentang Respon Marah
Respon marah pada individu sangat bervariasi, ada yang mampu mengungkapkan secara langsung, ada juga yang selalu memendam perasaannya jika marah, ada yang walau dalam keadaan marah tampak biasa saja, tetapi ada juga yang kalau marah ditampakkan dalam bentuk yang sangat agresif bahkan cenderung mengancam keselamatan orang lain. kondisi ekspresi marah yang bervariasi pada individu dapat digambarkan dalam bentuk rentang respon marah sebagai berikut :

Respon adaptif                                                              Respon Maladaptif
 


Asertif             frustasi pasif       agresif           kekerasan
-    Asertif             :    Mengungkapkan pendapat atau ekspresi tidak senang atau tidak setuju tanpa menyalahkan orang lain
-    Frustasi            :    Respon yang terjadi akibat kegagalan mencapai tujuan
-    Pasif                :    Suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak  mampu untuk mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya.
-    Agresif             :    Memperlihatkan permusuhan keras dan menuntut orang lain dengan ancaman, memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai, umumnya klien masih dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai orang lain.
-    Kekerasan        :    Sering juga disebut gaduh, gelisah, atau amuk. Perilaku kekerasan sering ditandai dengan menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata ancaman, melukai pada tingkat yang ringan sampai paling berat, merusak secara serius dan orang tersebut tidak mampu mengendalikan diri.
4.      Perkembangan perilaku kekerasan
            Menurut Rawlins, 1993 dikutip oleh Achir Yani S. Hamid 2005 bahwa respon terhadap marah dapat dingkapkan melalui 3 cara:
a.       Mengungkapkan secara verbal
Yaitu mengungkapkan cara marah, jengkel dengan kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang lain atau secara konstruktif/positif.
b.      Menekan cara marah
Yaitu dengan pura-pura tidak marah atau mengungkapkan secara verbal, biasanya dilakukan karena individu merasa tidak berdaya untuk menghadapi orang yang membuat ia marah.
c.       Menentang
Biasanya dilakukan individu karena ia merasa kuat, cara ini tentu tidak menyelesaikan masalah tetapi akan menimbulkan masalah baru yang berkepanjangan apabila tidak diselesaikan dengan segera maka akan muncul perilaku yang mengarah ke respon maladaptive yaitu kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.




Perkembangan perilaku kekerasan (dikutip dari  Rawlins et all, 1991)
 


















5.      Tanda dan gejala
            Menurut tim keperawatan jiwa FIK-UI 1999 dalam buku kumpulan proses keperawatan dengan perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
a.       Muka merah, pandangan tajam, mata melotot
b.      Otot tegang
c.       Nada suara tinggi/keras dan terkesan ngotot
d.      Berdebat
e.       Cenderung memaksakan kehendak
f.       Melempar makanan
g.       Memukul atau tidak senang
h.      Isi pembicaraan biasanya menyombongkan diri, merendahkan orang lain
i.        Posisi badan kaku, corong kedepan
j.        Tampak sikap ingin menyerang orang lain
k.      Penampilan mengancam, posisi menyerang
Adapun perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan menurut Achir Yani S. Hamid 2005, antara lain :
a.       Menyerang atau menghindar (flight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan saraf otonom bereaksi terhadap ephinefrin yang menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, mual, sekresi HCL meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat disertai ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal tubuh menjadi kaku dan diserta refleks yang cepat.
b.      Menyatakan secara agresif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan cara marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis. Disamping itu perilaku ini juga dapat untuk pengembangan diri klien.
c.       Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik perilaku acting out untuk perhatian orang lain.
d.      Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
6.      Penatalaksanaan Medik
            Adapun penatalaksanaan medik MIF Baihaqi, dkk, 2005 sebagai berikut :
            Dalam pandangan psikiatri (Ilmu Kedokteran Jiwa), jika seseorang mengalami suatu gangguan atau penyakit, maka yang sakit atau terganggu itu bukan terbatas pada aspek jiwanya saja atau raganya saja, tetapi keduanya sebagai keutuhan manusia itu sendiri. menurut pandangan houstik, manusia juga tidak dapat lepas dari lingkungannya, karena itu pengobatan yang dilakukan juga harus memperlihatkan ketiga aspek tersebut sebagai satu kesatuan.
            Sehubungan dengan hal tersebut maka pengobatan dalam psikiatri secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a.       Somatoterapi
Dengan tujuan untuk memberikan pengaruh-pengaruh langsung  berkaitan dengan badan, biasanya dilakukan dengan :
1)      Medikasi psikotropik
            Medikasi psikotropik berarti terapi langsung dengan obat psikotropik atau psikofarma yaitu obat-obat yang mempunyai efek terapeutik langsung pada proses mental pasien karena efek obat tersebut pada otak. Obat-obat tersebut antara lain :
(1)   Clorpromazine (CPZ)
(a)    Indikasi
Untuk sindrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai nirma sosial dan tilik diri terganggu, daya berat dalam fungsi-fungsi mental : waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
(b)   Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya sistem ekstra piramidol.
(c)    Efek samping
-       Sedasi
-       Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik atau parasimpatik, mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung)
-       Gangguan ekstra piramidol (distonia akut, akatshia, sindrome parkinsontremor, bradikinesia rigiditas)
-       Gangguan endrokrine (amenorhoe, ginekonosti)
-       Metabolik (jourdice)
-       Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang.
(d)   Kontra Indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran disebabkan CNS Depresan.
(2)   Haloperidol (HLP)
(a)    Indikasi
Berdaya berat dalam kemampan menilai realita dalam fungsi netral dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
(b)   Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamin pada reseptor paska sinaptik neuron di otak khususnya sistem limbik dan sistem ekstra piramidal.
(c)    Efes samping
-       Sedasi dan inhibisi psikomotorik
-       Gangguan otonomik (hypoytensi, anti kolinergik atau parasimpatik, mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung.
(3)   Trihexypheniyl (THP)
(a)    Indikasi
Gejala jenis penyakit parkinson termasuk paska ensefalitis dan idiopatik, sindrom perkinson akibat obat misalnya reserpinie dan fenotiazine.
(b)   Mekanisme kerja
Sinergis dengan kinidine, obat anti depresan trisiklik dan anti kolinergik lainnya.
(c)    Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual muntah, bingung, agitasi, konstipasi, tachikardia, dilatasi, ginjal retensi urine.
(d)   Kontra indikasi
Hypersensitif terhadap trihexypenidyl, glaukoma sudut simpatik, psokosis berat, psikoneurosis, hypertropi prostat, dan obstruksi saluran cerna.
2)      Terapi Elektrokonvulsi (ECT)
            Terapi ini dilakukan dengan cara mengalirkan listrik sinusoid ke tubuh penderita menerima aliran listrik yang terputus-putus.
b.      Psikoterapi
Psikoterapi adalah salah satu cara pengobatan atau penyembuhan terhadap suatu gangguan atau penyakit, yang pada umumnya dilakukan melalui wawancara terapi atau melalui metode-metode tertentu misalnya : relaksasi, bermain dan sebagainya. Dapat dilakukan secara individu atau kelompok., tujuan utamanya adalah untuk menguatkan daya tahan mental penderita, mengembangkan mekanisme pertahanan diri yang baru dan lebih baik serta untuk mengembalikan keseimbangan adaptifnya.
c.       Manipulasi Lingkungan
Manipulasi lingkungan adalah upaya untuk mempengaruhi lingkungan pasien, sehingga bisa membantu dalam proses penyembuhannya. Teknis ini terutama diberikan atau diterapkan kepada lingkungan penderita, khususnya keluarga.
Tujuan utamanya untuk mengembangkan atau merubah/ menciptakan situasi baru yang lebih kondusif terhadap lingkungan. Misalnya dengan mengalihkan penderita kepada lingkungan baru yang dipandang lebih baik dan kondusif, yang mampu mendukung proses penyembuhan yang dilakukan.




B.     Konsep Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan
Proses keperawatan menurut Budi Anna Keliat, 2005 merupakan metode ilmiah yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan yang terdiri dari 5 tahap yang meliputi : pengkajian, rumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1.      Pengkajian
            Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah mengkaji data dari klien dan keluarga tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab. Beberapa faktor yang perlu dikaji pada klien dengan perilaku kekerasan menurut Budi Anna Keliat, 2005 adalah sebagai berikut :
a.       Identitas klien atau identitas penanggung
Yang perlu dikaji adalah nama, umur, jenis kelmain, agama, pendidikan, pekerjaan, suku atau bangsa dan alamat.
b.      Keluhan utama / alasan masuk
Hal yang perlu diidentifikasi yaitu : penyebab klien atau keluarga datang ke rumah sakit, bagaimana cara keluarga mngatasi masalah dan bagaimana hasilnya.
c.       Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien atau keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam rumah tangga dan tindakan kriminal, ada anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa, pengalaman yang tidak menyenangkan (kegagala atau kekurangan, perpisahan, kematian dan trauma selama tumbuh kembang).
d.      Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, berat badan dan tinggi badan serta keluhan fisik yang dirasakan oleh klien.
e.       Psikososial
1)      Genogram
(a)          Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga
(b)         Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi pengambilan keputusan dan pola asuh
2)      Konsep diri

(a)          citra tubuh : persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh disukai dan tidak disukai
(b)         identitas diri : status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, kelompok), kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan
(c)          pesan : tugas atau pesan yang diemban dalam keluarga, kelompok, masyarakat, kemampuan dalam melaksanakan peran tersebut.
(d)         Ideal diri : harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas atau peran, harapan terhadap lingkungan dan penyakitnya
(e)          Harga diri : hubungan klien dengan orang lain, penilaian atau penghargaan orang lain terhadap diri dalam kehidupanny
3)      Hubungan Sosial
Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat dan sejauh mana ia terlibat dalam kelompok tersebut.
4)      Spiritual
(a)          nilai dan keyakinan : pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan nama budaya dan agama yang dianut, pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.
(b)         Kegiatan ibadah , kegiatan ibadah di rumah baik secara individu dan kelompok
(c)          Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
f.       Status mental
1)      Penampilan (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)          Penmapilan tidak rapi. Apabila dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapi, misalnya rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti
(b)         Penggunaan pakaian yang tidak sesuai misalnya pakaian dalam dipakai diluar baju
(c)          Cara berpakaian tidak seperti biasanya, tidak sesuai dengan waktu, tempat, identitas, dan situasi atau kondisi
(d)         Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum
(e)          Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
2)      Pembicaraan
(a)          Pembicaraan cepat, keras, gagap, membisu, apatis, dan atau lambat
(b)         Pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain dan tidak ada kaitannya
(c)          Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
(d)         Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
3)      Aktivitas matorik (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)          Lesu, tegang, dan gelisah
(b)         Asitesi (gerakan motorik yang menunjang kegelisahan)
(c)          TIK (gerakan-gerakan kecil yang tidak terkontrol pada otot muka).
(d)         Grimasen (gerakan otot muka yang berubah-ubah dan tidak dapat dikontrol oleh klien)
(e)          Tremor (jari-jari tampak gemetar ketika klien mengulurkan tangan dan merentangkan jari-jari)
(f)          Kompulsif (kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya).
(g)          Jelaskan aktifitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum
(h)         Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
4)      Alam perasaan (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)          Sedih, putus asa, gembira berlebihan
(b)         Ketakutan (objek yang ditakuti sudah jelas)
(c)          Khawatir (objeknya belum jelas)
(d)         Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum
(e)          Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
5)      Afek (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)          yang menyennagkan atau menyedihkan)
(b)         Tumpul (hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat)
(c)          Labil (emosi berubah dengan cepat)
(d)         Tidak sesuai (emosi tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus)
(e)          Jelaskan hal-hal yang tercantum
(f)          Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
6)      Interaski selama wawancara (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)          Bermusuhan, tidak kooperatif, dan mudah tersinggung
(b)         Kontak mata kurang (tidak mau menatap lawan bicara)
(c)          Definsif (selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya)
(d)         Curiga (menunjukkan sikap atau perasaan tidak percaya pada orang lain)
(e)          Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
(f)          Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data


7)      Persepsi
(a)          Frekuensi gejala yang tampak pada saat klien melakukan perilaku kekerasan dan perasaan klien terhadap perilaku kekerasan tersebut
(b)         Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
8)      Proses pikir (data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga)
(a)          Sirkumstensier (pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi sampai pada tujuan pembicaraan)
(b)         Tangensial (pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi tidak sampai pada tujuan pembicaraan)
(c)          Kehilangan asosiasi (pembicaraan tidak memiliki hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, serta klien tidak menyadarinya).
(d)         Flight of ideals (pembicaraan yang meloncat dari satu topik ketopik lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan).
(e)          Blooking (pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali)
(f)          Perseveresi (pembicaraan yang diulang berkali-kali)
(g)          Jelaskan apa yang dikatakan klien ketika wawancara
(h)         Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
9)      Isi pikir (data didapatkan melalui wawancara)
(a)          Obsesi (pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya)
(b)         Fobia (kelakuan yang patologis atau tidak logis terhadap objek atau situasi tertentu)
(c)          Hipokondria  (keyakinan terhadap adanya gangguan pada organ dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada)
(d)         Depersonalisasi (perasaan klien yang asaing terhadap dri sendiri, orang, atau lingkungan)
(e)          Ide yang terkait (keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan, bermakna dan terkait pada dirinya)
(f)          Pikiran magis (keyakinan klien tentang kemampuan untuk melakukan hal-hal yang mustahil atau diluar kemampuannya
(g)          Waham
(1)     Agama (Keyakinan klien yang berlebihan terhadap suatu agama dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
(2)     Sonatik (keyakinan klien tentang tubuhnya dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
(3)     Kebesaran (keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuannya dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
(4)     Curiga (keyakinan klien bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenayataan)
(5)     Nihilistik (keyakinan klien bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau meninggal dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
Waham yang bizar
(1)   Sisi pikir (keyakinan klien bahwa ada ide atau pikiran orang lain yang disisipkan dalam pikirannya dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
(2)   Siar pikir (keyakinan klien, bahwa orang lain mengetahui  apa yang dipikirkannya, walaupun dia tidak mengatakan kepada orang tersebut dikatakan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan)
(3)   Kontrol pikir (keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar)
(h)         Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien saat wawancara
(i)           Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

10)  Tingkat kesadaran (data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara, dan observasi stupor diperoleh melalui observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui wawancara
(a)          Bingung (tampak bingung dan kacau)
(b)         Selesai (pasien mengatakan bahwa ia merasa melayang-layang antara sadar atau tidak sadar)
(c)          Stupor (gangguan motorik, seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang, anggota tubuh klien dalam sikap canggung yang dipertahankan dalam waktu lama, tetapi klien menyadari semua terjadi di lingkungan)
(d)         Orientasi waktu, tempat, dan orang cukup jelas
(e)          Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

11)  Memori (data diperoleh mellaui wawancara)
(a)          Gangguan daya ingat jangka panjang (tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan)
(b)         Gangguan daya ingat jangka pendek (tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir)
(c)          Gangguan daya ingat saat ini (tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi)
(d)         Konfabulasi (pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukkan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya)
(e)          Jelaskan sesuai dengan data terkecil
(f)          Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

12)  Tingkat konsentrasi dan berhitung (data diperoleh melalui wawancara)
(a)          Mudah dialihkan (perhatian klien mudah berganti-ganti dari satu objek ke objek yang lain)
(b)         Tidak mampu berkonsentrasi (klien selalu minta agar pertanyaan diulang atauu tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan)
(c)          Tidak mampu berhitung (tidak dapat melakukan penambahan atau pengurangan pada benda-benda nyata)
(d)         Jelaskan sesuai dengan data terkait
(e)          Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

13)  Kemampuan penilaian
(a)          Gangguan kemampuan penilaian ringan (dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan kemampuan orang lain)
(b)         Gangguan kemampuan perilaku bermakna (tidak mampu mengambil keputusan walaupun dibantu orang lain)
(c)          Jelaskan sesuai dengan data terkait
(d)         Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

14)  Daya tilik diri (data diperoleh melalui wawancara)
(a)          Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan
(b)         Menyalahkan hal-hal diluar dirinya (menyalahkan orang lain atau lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini)
(c)          Jelaskan sesuai dengan data terkait
(d)         Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
g.       Kebutuhan Persiapan Pulang
1)      Makan
(a)          Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka atau tidak suka atau pantang) dan cara makan
(b)         Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan
2)      BAB / BAK
(a)    Observasi kemampuan klien untuk BAB / BAK
(1)   Pergi, menggunakan dan membersihkan WC
(2)   Membersihkan diri dan merapikan pakaian
3)      Mandi
(a)          Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, meyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggor dan rambut)
(b)         Observasi kebersihan tubuh dan bau badan
4)      Berpakaian
(a)    Observasi kemampuan klien untuk mengambil, memilih, dan mengenakan pakaian serta alas kaki
(b)   Observasi penampilan dandanan klien
5)      Istirahat dan Tidur
(a)    Observasi dan tanyakan tentang
(1)   lama dan waktu siang atau malam
(2)   Persiaan sebelum tidur, segera menyikat gigi, mencuci kaki.
(3)   Aktivitas sesudah tidur, seperti merapikan tempat tidur, mandi atau cuci kaki dan menyikat gigi
6)      Penggunaan Alat
(a)          Observasi dan tanyakan kepada klien serta keluarga tentang :
(1)   Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian
(2)   Reaksi obat.
7)      Pemeriksaan Kesehatan
(a)          Tanyakan kepada klien atau keluarga tentang :
(1)   (Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawat lanjut
(2)   Siapa saja sistem pendukung yang memiliki (keluarga, teman, institusi dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.
8)      Aktivitas di dalam rumah
(a)          Tanyakan kemampuan klien dalam :
(1)   Merencanakan, mengolah, dan menyajikan makanan
(2)   Merapikan rumah (makar tidur, dapur, menyapu, dan mengepel
(3)   Mencuci pakaian
(4)   Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
9)      Aktivitas diluar rumah
(a)          Tanykan kemampuan klien
(1)   Belanja untuk keperluan sehari-hari
(2)   Melakukan perjalanan mandiri, yaitu dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum
(3)   Aktivitas lain yang dilakukan diluar rumah (bayar listrik atau telepon atau air, kantor pos dan bank)
(b)         Jelaskan data terkait
(c)          Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
h.      Mekanisme koping
Data di dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya

i.        Masalah psikososial dan lingkungan
Data di dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya untuk setiap masalah yang dimiliki klien, berikan uraian spesifik singkat dan jelas
j.        Pengetahuan
Data di dapat melalui wawancara pada klien pada tiap item yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah
k.      Aspek medik
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik maupun psikofermato dan terapi lain
l.        Dafatar masalah keperawatan
a)      Tuliskan semua masalah disertai data pendukung yaitu data subjektif dan data objektif
b)      Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan
m.    Daftar diagnosa keperawatan
Rumusan diagnosis dengan rumusan masalah (p) dan etiologi (E) berdasarkan pohon masalah, urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas.
2.      Pohon Masalah
Menurut Budi Anna Keliat 2005, pohon masalah klien dengan masalah utama perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
Akibat
 
Masalah Utama
 
Penyebab
 
 





                                                                       

3.      Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan masalah klien yang mencakup baik respon sehat adaptif maupun maladaptif serta stressor yang menunjang Strart & Sundeen 1995, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan dalam adalah diagnosa tunggal yang mengacu pada data fokus (Nanda, 2005-2006)
a.       Perilaku kekerasan
b.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis
c.       Defisit perawatan diri : mandi dan berhias
4.      Perencanaan
Rencana tindakan keperawatan terdiri atas tiga aspek yaitu : tujuan umum, tujuan khusus dan intervensi keperawatan, berdasarkan diagnosa keperawatan diatas, maka rencana keperawatan adalah sebagai berikut :
a.       Perilaku Kekerasan
1)      Tujuan Umum (TUM)
Tujuan umum pada diagnosa keperawatan ini adalah : klien tidak melakukan perilaku kekerasan.
2)      Tujuan Khusus (TUK)
Tujuan khusus berdasarkan diagnosa keperawatan diatas sesuai petunjuk asuhan keperawatan oleh Budi Anna Keliat dalam buku proses keperawatan jiwa (2006) terdiri atas :
a.       Tuk 1    :    Klien dapat membina hubungan saling percaya
b.      Tuk 2    :    Klien dapat mengidentifikasi penyebab perlaku kekerasan
c.       Tuk 3    :    Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
d.      Tuk 4    :    Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
e.       Tuk 5    :    Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
f.       Tuk 6    :    Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
g.       Tuk 7    :    Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
h.      Tuk 8    :    Klien dapat mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku kekerasan
i.        Tuk 9    :    Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan
j.        Tuk 10  :    Klien dapat mengikuti TAK : stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan
k.      Tuk 11  :    Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegah perilaku kekerasan
3)      Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan dengan tujuan khusus (TUK) yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka berdasarkan pedoman proses keperawatan kesehatan jiwa menurut Budi Anna Keliat (2006), dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu :
a)      TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi  keperawatan :
(1)   Beri salam atau panggil nama
(2)   Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
(3)   Jelaskan maksud hubungan interaksi
(4)   Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
(5)   Beri rasa aman dan sikap empati
(6)   Lakukan kontak singkat tapi sering
b)      TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)   Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
(2)   Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal
c)      TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)   Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakannya saat jengkel atau marah
(2)   Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien
(3)   Simpulkan pada klien tanda dan gejala jengkel atau kesal yang dialami klien
d)      TUK 4 : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Intervensi keperawatan :
(1)   Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien (verbal, pada orang lain, pada lingkungan, dan pada diri sendiri)
(2)   Bantu klien bermain peran sesua dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
(3)   Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai
e)      TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)   Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien
(2)   Bersama klien meyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan oleh klien
(3)   Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat
f)       TUK 6 : Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)   Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
(2)   Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
(3)   Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan, yaitu : tarik nafas dalam dan pukul kasur serta bantal
g)      TUK 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)   Diskusikan cara bicara yang baik dengan klien
(2)   Beri contoh cara bicara yang baik
-       Meminta dengan baik
-       Menolak dengan baik
-       Mengungkapkan perasaan dengan baik
h)      TUK 8 : Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan :
(1)   Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan
(2)   Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang rawat
(3)   Bantu klien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan
(4)   Minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih
(5)   Beri pujian atas keberhasilan klien
i)       TUK 9 : Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan
(1)         Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (nama, warna, besarnya) : waktu minum obat (jika 3 kali, pukul 07.00, 13.00, 19.00), cara minum obat
(2)         Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur
-       Beda perasaan sebelum minum obat
-       Jelaskan bahwa dosis hanya boleh diubah oleh dokter
-       Jelaskan mengenai akibat minum obat yang tidak teratur, misalnya penyakit kambuh
j)                  TUK 10. Klien dapat mengikuti TAK : stimulasi persepsi pencegahan perilaku
Intervensi keperawatan :
(1)         Anjurkan klien untuk ikut TAK : stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan
(2)         Klien mengikuti TAK, stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan (kegiatan sendiri)
(3)         Diskusikan dengan klien tentang kegiatan selama TAK
(4)         Fasilitas klien untuk mempraktikkan hasil kegiatan TAK dan beri pujian atas keberhasilannya
k)      TUK 11 : Klien dapat dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegahan perilaku kekerasan
Intervensi keperawatan
(1)         Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini
(2)         Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat klien
(3)         Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien
(4)         Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi
(5)         Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi
(6)         Anjurkan keluarga mempraktekkan pada klien selama di rumah sakit dan melanjutkan setelah pulang ke rumah
b.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah
1)      Tujuan umum (TUM)
Tujuan umum pada diagnosa keperawatan ini adalah klien mampu berhubungan dengan orang lain secara optimal.
2)      Tujuan khusus (TUK)
Tujuan khusus berdasarkan diagnosa keperawatan di atas adalah  klien dapat :
a)      TUK 1   :   Klien mampu membina hubungan saling percaya
b)      TUK 2   :   Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c)      TUK 3   :   Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki
d)      TUK 4   :   Klien dapat merencankan kemampuan yang dimiliki
e)      TUK 5   :   Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit-sakit dan kemampuannya
f)       TUK 6   :   Klien dapat melakukan sistem pendukung
3)      Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan dengan tujuan khusus (TUK) yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan di atas yaitu :
a)      TUK 1. Klien mampu membina hubungan saling percaya
Intervensi keperawan
(1)   Salam terapeutik
(2)   Perkenalkan diri
(3)   Jelaskan tujuan interaksi
(4)   Ciptakan lingkungan yang terapeutik
(5)   Buat kontrak yang jelas (topik, waktu dan tempat)
b)      TUK 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Intervensi keperawatan
(1)   Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita
(2)   Sediakan waktu mendengarkan klien
(3)   Katakan pada klien bahwa ia adalah seorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
(4)   Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, dapat dimulai dari bagian tubuh yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lain dimiliki klien. Jika klien tidak mampu mengidentifikasi maka dimulai oleh perawat memberi “reinforcement” terhadap aspek positif lain.
(5)   Setiap bertemu klien hindarkan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian realistis
c)      TUK 3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Intervensi keperawatan
(1)   Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit, misalnya penampilan klien dalam self care, latihan fisik dan ambulasi serta aspek asuhan terkait dengan gangguan fisik yang dialami klien
(2)   Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit klien
d)      TUK 4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
Intervensi keperawatan
(1)   Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total
(2)   Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien
(3)   Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan (sering klien takut melaksanakannya)
e)      TUK 5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Intervensi keperawatan
(1)   Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
(2)   Beri pujian atas keberhasilan klien
(3)   Diskusikan kemungkinan di rumah
f)       TUK 6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung
Intervensi keperawatan
(1)   Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah
(2)   Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
(3)   Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
c.       Defisit perawatan diri : mandi dan berhias
1)      Tujuan umum (TUM)
Tujuan umum pada diagnosa keperawatan ini adalah klien dapat meningkatkan minat atau motivasinya dan mempertahankan kebersihan diri.
2)      Tujuan khusus (TUK)
Tujuan khusus berdasarkan diagnosa keperawatan diatas sesuai petunjuk oleh Budi Anna Keliat, 1999 terdiri atas :
a)      TUK 1 : Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
b)      TUK 2 : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
c)      TUK 3 : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
d)      TUK 4 : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri
e)      TUK 5 : Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri
3)      Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan dengan tujuan khusus (TUK) yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan di atas yaitu :
a)      TUK 1. Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Intervensi keprawatan
(1)   Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.
(2)   Dorong klien untuk menyebut 3 dari 5 tanda kebersihan diri
b)      TUK 2. Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
Intervensi keperawatan
(1)   Motivasi klien untuk mandi
-       Ingatkan caranya, evaluasi hasilnya dan beri umpan balik
-       Bimbing klien dengan bantuan minimal
-       Jika hasilnya kurang, kaji hambatan yang ada
(2)   Bimbing klien untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar
-       Ingatkan dan anjurkan untuk mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun
-       Anjurkan klien untuk meningkatkan cara mandi yang benar
(3)   Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari
-       Anjurkan klien untuk mempertahankan dan meningkatkan penampilan diri setiap hari
-       Dorong klien untuk mencuci pakaian sendiri
c)      TUK 3 : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
Intervensi keperawatan
(1)   Monitor klien dalam melaksanakan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
d)      TUK 4   :    Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri
Intervensi keperawatan
(1)   Beri informasi positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri
e)      TUK 5   :    Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri
Intervensi keperawatan
(1)   Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri
(2)   Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah dilakukan klien selama di rumah sakit dalam menjaga kebersihan  dan kemajuan yang telah dialami di rumah sakit.
5.      Implementasi
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Dengan memperhatikan mengutamakan masalah utama yang aktual dan mengancam integritas klien dan lingkungannya.
6.      Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan SOAP, sebagai pola pikir atau acuan.
S     : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan
O    :  Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan
A    :  Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang terkontradiksi dengan masalah yang ada
P     :  Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien
a.       Hasil yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien dasar perilaku kekerasan
1) Klien mampu memutuskan perilaku kekerasan dengan berbagai cara yang telah diajarkan
2) Melakukan kegiatan sehari-hari sesuai jadwal yang dibuat klien
3) Meminta bantuan atau partisipasi keluarga
4) Mampu berhubungan dengan orang lain
5) Menggunakan obat dengan benar
b.      Hasil yang diharapkan pada keluarga klien adalah :
1) Keluarga mampu mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan
2) Mampu merawat klien di rumah tentang cara mengatasi  perilaku kekerasan dan mendukung kegiatan klien












DAFTAR PUSTAKA


Baihaqi MIF, dkk (2005), Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan, PT. Rafika Aditama, Bandung.
Copel, L.C, (2007), Kesehatan Jiwa dan Psikiatru Pedoman Klinis Perawat, EGC : Jakarta
Keliat. B. A, dkk (2005), Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi Kedua,  EGC, Jakarta.
Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC. Jakarta.
Townsend. M.C. (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri Pedoman untuk Pembuatan Rencana Perawatan, EGC. Jakarta.
Yosep Iyos. (2007). Keperawatan Jiwa. PT. Refika Aditama.




No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...