DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I LANDASAN TEORITIS..................................................................... 1
Pengertian................................................................................................................ 1
Macam-macam halusinasi......................................................................................... 1
Sebab-sebab Timbulnya Halusinasi.......................................................................... 1
Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku...................................................... 2
Asuhan Keperawatan............................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN KASUS......................................................................... 10
Pengkajian.............................................................................................................. 10
Identitas Klien....................................................................................................... 10
Alasan Masuk......................................................................................................... 10
Faktor Predisposisi................................................................................................. 10
Psikososial.............................................................................................................. 12
Status Mental......................................................................................................... 12
Pemeriksaan Fisik................................................................................................... 14
Analisa Data........................................................................................................... 16
Daftar Masalah....................................................................................................... 18
Pohon Masalah....................................................................................................... 18
Rencana Asuhan Keperawatan.............................................................................. 19
Implementasi Keperawatan.................................................................................... 33
Daftar Pustaka
BAB 1
LANDASAN TEORITIS
1. Defenisi
Halusinasi adalah tanggapan/persepsi panca indra tanpa
rangsangan dari luar/ eksternal yang dapat berupa halusinasi dengan, lihat raba
dan lain-lain. (Rasmun, 2001, hal.23)
.
2. Macam-Macam Halusinasi
- Halusinasi
penglihatan : klien melihat gambaran yang jelasa atau samar- samar tanpa
stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.
- Halusinasi
pendengaran : Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata dan orang- orang lain tidak mendengarnya.
- Halusinasi
penghidung/penciuman : Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu
tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
- Halusinasi pengecapan : Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata.
- Biasanya
merasakan rasa makanan yang tidak enak.
- Halusinasi perabaan : Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata. (Rasman, 2001, hal.23)
3. Sebab-Sebab Timbulnya
Halusinasi
1. Model Diatesis Stress
(Stress Diatesis Model)
Model ini mendalilkan bahwa seorang mungkin memiliki
suatu kerentanan spesifik (diatesis) yang jika dikenai oleh sesuatu pengaruh
lingkungan yang menimbulkan stress. Pada model ini yang paling umum diatesis
atau stress dapat biologis atau lingkungan (sebagai contohnya infeksi) atau
fsikologis (contohnya situasis keluarga yang penuh ketergantungan atau kematian
teman dekat). Dasar biologis untuk suatu dibentuk lebih lanjut oleh pengaruh
efigenetik, seperti penyalahgunaan zat, stress fsikologi trauma.
2. Faktor Biologis
a. Neurofatologi : Keadaan
fatologi dari area- area struktur limbik, lobus
brontalis
dan basal ganglia mengakibatkan terjadinya skizofrenia.
- Neurotransmitter
- Genetik
- Faktor Psikososial (FK USU. 2004. hal. VII-3)
4. Tahapan
Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan (Tim Keperawatan Jiwa
FIK-UI, 1999).
Tahap 1: Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang; secara umum
halusinasi merupakan sesuatu kesenangan.
Karakteristik:
-
Mengalami
ansietas kesepian, secara bersalah dan ketakutan.
-
Mencoba
berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan anisietas
-
Pikiran
dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran non fsikotik
Prilaku Klien:
- Tersenyum, tertawa sendiri
- Mengerakkan bibir tanpa suara
- Pergerakan mata yang cepat
- Respon verbal yang lambat
- Diam dan berkonsentrasi
Tahap II: Menyalahkan
Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasii
menyebabakan rasa antipati.
Karakteristik:
- Pengalaman sensori menakutkan
-
Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
- Mulai merasa kehilangan kontrol
- Mebarik diri daeri
orang lain. Non. Psikotik
Prilaku Klien:
-
Terjadi peningkatan denyuit jantung, pernapasan
dan tekanan darah
- Perhatian dengan lingkungan berkurang
- Konsentrasi terhadappengalaman sensorinya
-
Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan
realitas
Tahap III:
- Mengontrol
- Tingkat kecemasan berat
-
Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
Karakteristik:
-
Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya
(halusinasi)
- Isi halusinasi menjadi atraktif
- Kesepian bila pengalaman sensori berakhir
psikotik
Perilaku Klien:
- Perintah halusinasi ditaati
- Sulit berhubungan dengan orang lain
-
Perhatian terhadap lingkungan berkurang, hanya
beberapa detik.
-
Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat,
tampak tremor & berkeringat
Tahap IV
- Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
- Klien panik
Perilaku Klien
- Perilaku panik
- Resiko tinggi mencederai
- Aditasi
- Kataton
- Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
(Rasman Skp. Hal, 24)
5. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan
A. Pengkajian Terdiri Dari:
I.
Identitas Klien
II.
Alasan
Masuk
III.
Faktor- Faktor
Predisposisi :
- Faktor Biologis
-
Abnormalitas otak yang menyebabkan respon
neurobiologik yang maldaptik yaitu:
-
Penelitian pencitraan sudah mulai menunjukkan
keterlibatan otak lebih luas dalam perkembangan skizofrenia paranoid, lesi pada
daerah prontal, termoral, dan limbik paling berhubungan dengan perilaku
psikotik.
-
Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizopenia
hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut ini:
a.
Dopamin
neurotransmitter yang berlebihan
b. Ketidakseimbangan
antara dopamin dan neurotransmitter lain.
c.
Masalah-
masalah pada sisten respon dopamin.
- Faktor Psikologi
Teori psikologi untuk trjadinya respon neurubiologik
yang maladaptik belum didukung oleh penelitian . sayangnnya teori psikologik
terlalu menyalahkan sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan kurang
percaya keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional.
- Faktor Secara Budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terjadinya
skizopenia paranoid dengan halusinasi pebglihatan.
IV. Faktor Presdiftasi
(Pencetus)
- Biologis
Stress biologis yang
berhubungan dengan neurobiologi yang maladaptif termasuk:
-
Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang
mengatur proses informasi
-
Abnormalitas pada mekanisme pintu masauk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.
- Stress lingkungan
Secara biologis menyatakan
ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stress lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
- Pemicu gejala
Pemiju gejala merupakan prekusor dan stimulus yang
sering me nimbulkan episoe baru satu penyakit, pemicu biasanya terdapat pada
respon neurobilogik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan
sikap & perilaku individu.
(Buku Saku Keperawatan Jiwa,
hal 305)
V.
Masalah / Pemeriksaan Fisik
VI.
Riwayat Psikososial
VII.
Status Mental
VIII.
Mekanisme Koping
IX.
Riwayat Sosil & Spritual
X.
Kebutuhan Persiapan Pulang
XI.
Masalah Psikososial & lingkungan
XII.
Aspek Medik
(Rasmun 2001; hal 29-40).
- Karakteristik Perilaku Klien Halusinasi
- Bicara, tersenyum, menngis, tertawa sendiri
-
Mengatatakan melihat sesuatu yang tidak nyata
-
Merusak diri sendiri, orang lain, lingkngan
-
Tidak dapat membedakan hal yang nyata & tidak
nyata
- Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi
-
Pembicaraaan kacau kadang tidak masuk akal
- Sikap curiga & bermusuhan
-
Menarik diri, menghindar dari orang lain
- Sulit membuat keputusan
- Ketakutan
- Mudah tersinggung, jengkel, marah.
- Menyalahkan diri sendiri, kadang orang lain.
- Muka merah kadang pucat
- Ekspresi wajah tegang
- Tekanan darah meningkat
- Nafas terengah- engah
- Nadi cepat
- Banyak berkeringat.
A. Pohon Masalah Yang Bisa
Timbul:
|
|
||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||
![]() |
|||||||||||
B. Masalah Keperawatan
- Resiko
tinggi terhadap tindakan kekerasan yang dirasakan pada lingkungan yang
berhubungan dengan halusinasi penglihatan.
- Halusinasi
penglihatan b/d isolasi sosial: menarik diri
- Perubahan proses pikir: waham b/d hdr
- Penatalaksanaan regimen reapeutik tak efektif : ketidak mampuan b/d, koping keluarga tak efektif.
C. Implementasi Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan
!. Bina Hubungan Saling Percaya
-
Berbicara dengan pasien secara jujur, singkat,
jelas, mudah dimengerti, dan tentang hal yang nyata.
-
Dengarkan pernyataan tentang halusinasi pasien
tanpa menentang maupun menyetujui
-
Perhatikan secara cermat ungkapan pasien.
2. Bimbing/Anjurkan Pasien
Untuk Mengungkapkan Perasaanya
-
Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
halusinasinya
-
Idenfikasi jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi
yang menimbulkan halusinasi & respon klien terhadap halusinasi.
-
Anjurkan pertanyaan terbuka yang membutuhkan
jawaban luas.
- Katakan pada klien bahwa perawat tidak
mengalami apa yang klien alami tanpa menyangkal pernyataan.
-
Ajak pasien membicarakan hal- hal yang nyata di
lingkunganya
3. Anjurkan, Bantu & Bimbing
Klien Untuk Menemukan Cara Mendidik Halusinasi
Dalam
Meneyelesaikan Masalah Yang Konstitutip
-
Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah
terjadinya halusinasi
- Bimbing pasien melakukan kegiatan yang tepat
misalnya dengan bercakap- cakap dengan oang lain, melakukan kegiatan rumah,
membuat jadwal kegiatan harian.
-
Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba cara
yagn dipilihnya
- Bimbing pasien untuk mencoba cara lain
- Beri pujian atas keberhasilan klien
-
Anjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur
D. Evaluasi
Klien mampu :
-
Mengungkapkan
& menjelaskan jenis,isi, waktu, Frekuensi & situasi yang menimbuklkan
terjadinya halusinasi.
-
Membedakan hal yang nyata & tidak nyata
-
Memilih cara untuk mengatasi terjadinya halusinasi
-
Berinteraksi dengan orang lain tanpa ada rasa
curiga
-
Berespon
sesuai stimulus di luar dirinya
-
Klien tidak mencederai orang lain,diri sendiri
& lingkungannya.
BAB II
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Ruang Rawat :
Singgalang
I. Identitas Klien
Nama
: Tn. F
Umur : 28 tahun
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tuna karya
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat : Medan
Tanggal
Pengkajian : 16 Februari 2009
Tanggal Masuk : 04 January 2009
II. Sumber Informasi
Nama : Tn. U
Umur : 70 Tahun
Pekerjaan : Pegawai Majelis Ulama
Alamat :
Medan
III. Riwayat
Penyakit
A.
Riwayat Penyakit Sekarang/Alasan Masuk RS
Bicara kotor, marah-marah, dan mengatakan sering melihat
bayangan seperti setan yang sering mengikutinya dan dan klien pernah mengamuk,
memukul, orangtuanya karena menyangka orangtuanya adalah setan yang akan memukulnya,
suka menarik diri.
Masalah Keperawatan
Resiko tinggi mencederai diri,
orang lain dan lingkungan
B.
Faktor Predisposisi
1.
Klien pernah
mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
2.
Pengobatan
sebelumnya kurang berhasil, karena klien menolak untuk berobat, sehingga
keluarga tidak membawa klien berobat.
3.
Klien pernah
menganiaya ayahnya pada umur 26 tahun, tidak pernah mengalami aniaya fisik,
penolakan dan kekerasan dalam keluarganya serta tindakan kriminal
4. Pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan
Sejak 17 tahun dia sudah
mengkonsumsi narkoba dan terkadang klien merasa sedih belum mendapat pekerjaan
kerena klien merasa tidak berguna dan penganggurang
Masalah keperatan : Gangguan konsep
diri : hanya diri rendah
C.
Riwayat
Penyakit Keluarga
1.
Tidak ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
2.
Genogram

Klien anak 1 dari 5
bersaudara
D.
Riwayat Psikososial
1.
Konsep Diri
a. Citra tubuh : Klien menerima keadaan dirinya
dan menyukai seluruh
bagian tubuhnya
b. Identitas : Klien tamatan SMP, lajang tidak memiliki pekerjaan
c.
Peran : Sebagai anak dalam
keluarga
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh
dan berkumpul dengan
keluarganya
e. Harga diri : Klien sering dikucilkan
oleh keluarganya dirumah
karena sering marah-marah
Masalah keperawatan
: gangguan konsep diri : harga diri rendah
Spritual
Ø Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam
dan klien percaya adanya Tuhan, sebelum dan sesudah masuk Rumah Sakit Jiwa
klien melakukan sholat 5 kali sehari.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2. Status Mental
- Penampilan
Klien berpenampilan tidak rapi, kotor, kuku panjang dan hitam
Masalah keperawatan: Defisit PerawatanDiri
- Pembicaraan
Klien bicara cepat dan klien dapat menjawab ssetiap
peertnyan yang diajukan perawat sesuai dengan topik pembicaraan, klien tidak
menunjukkan adanya tanda- tanda kerusakan komunikasi verbal.
Masalah perawatan: tidak ada masalah
- Aktivitas motorik
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena
masuk rumah sakit jiwa & merasa diasingkan dari keluarganya, klien suka
menyendiri, pandangan kosong.
Masalah keperwatanya : intoleransi aktifitas .
- Alam perasaan
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena
masuk Rumah Sakit Jiwa dan merasa diasingkan dari keluargannya, klien sudah
menyendiri, pandangan kosong.
Masalah keperawatan : Gangguan
konsep diri : Harga diri rendah
- Afek
Klien dapat berespon sesuai
stimulus yangdiberikan
- Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien kurang
koperatif, sering menunduk & kurang mau menatap lawan bicaranya
Masalah keperawatan: Isolasi
Sosial: menarik diri
- Persepsi
Klien mengatakan sering melihat bayangan seperti setan
yang sering mengikutinya dna klien pernah mengamuk, memukul orang tuanya karena
menyangka orangtuanya adalah setan yang akan membunuhnya, kontak mata singkat, suara
pelan & suka menyediri, dan sering bicara sendiri.
Masalah keperawatan:
Ø Resiko terhadap kekerasan
Ø Halusinasi penglihatan
h.
Proses
pikir
Klien berbicara sesuai topik
pembicaraan, klien berbicara singkat
Masalah keperawaran: tidak ada masalah
i.
Isi pikir
Tidak dijumpai adanya gangguan isi pikir
Masalah keperawatan: tidak dijumpai masalah
j.
Tingkat
kesadaran
Klien dalam keadaan baik,
karena disointrai, klien bisa membedakan waktu, tempat dan orang.
k.
Memori
Memori klien masih baik karena masih mengigat kejadian-
kejadian yang terjdi diceritakan pada perawat baik dulu & sekarang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l.
Tingkat
konsentrasi & berhitung
Klien masih mampu berhitung tanpa
bantuan orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m.
Kemampuan
penilaian
Klien mampu membedakan
pekerjaan apabila diberikan pilihan pekerjaan mana yang harus dilakukan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
n.
Daya titik
diri
Klien dalam perawatan & mengetahui bahwa ia sakit
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
VI. Pemeriksaan Fisik
- Tanda- tanda vital
TD:110/70 mmHg
HR:80 x/i
T: 370C
RR:20 x/i
- Ukuran Antropometri
TB:165 cm
BB:55 kg
- Keluhan fisik: tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
VII. Kebutuhan Persiapan
Pulang
- Makan: klien bisa makan sendiri
- BAB/ BAK: Sendiri
- Mandi: klien mandi 2x sehari tanpa bantuan orang lain
- Berpakaian: klien mampu berpakaian sendiri
- Istirahat tidur: tidur malam mulai 21.00 s/d 05.00
- Penggunaan
obat: klien dapat mengenal obatnya & makan obat sendiri dengan teratur
VIII. Mekanisme Koping
Klien bersifat tertutup: jika
ada masalah, klien jarang mau menceritakan pada orang lain, karena klien suka
diam & tidak mau diganggu.
IX. Masalah Pfikososial dan
Lingkungan
- Masalah
dengan dukungan kelompok, spesifik, klien merasa keluarga kurang
memperhatikan
- Masalah
dengan pendidikan: klien lulus SMP
- Masalah
dengan pekerjaan: klien pernah dipecat oleh perusahaan.
- Masalah
dengan perumahan: klien ingin tinggal di truma & merasa bosan di RSJ
medan
- Masalah
hubungan dengan lingkunganya, klien mengatakan tidak pernah mengikuti
kegiatan sosial.
- Masalah
dengan ekonomi: Klien dengan pelayanan kesehatan: spesifik
X. Aspek Medik
Diagnosa Medik: Skizofrenia paranoid:
hausinasi penglihatan.
Therapy:
1.
Injeksi
cholupromazine (CPZ) 100 mg 3x1)
2.
Halloperidol
5 mg 3x1
3.
Trihexiphenidil
THP0 2mg 2x2 mg
Analisa Data
No
|
Data
|
Masalah
|
1
|
Ds : - Klien menatakan tidak bisa tidur pada malam hari
karena melihat bayangan- bayangan seperti setan.
- Membuang/merusak barang-barang,
jalan mondar- mandir.
Do : - Kontak mata singkat
- Suara pelan
- Klien suka menyendiri
|
Resiko terjadinya tindakan kekerasan yang dirasakan pada
lingkungan, orang lain & diri sendiri.
|
2
|
Ds: - Klien mengatakan
sering melihata bayang- bayang setan yangmenyerupai ayahnya yang akan
membunuhnya
Do:
- Kontak mata singkat
- Sering menunduk
|
Perubahan sensori persepsi halusinasi
penglihatan
|
3
|
Ds: - Klien
mengatakan malas bergaul dan berbicara dengan orang lain.
Do: - Kurang
aktif dalam aktifitas klien bicara pelan & menunduk
|
Isaolasi menarik diri
|
4
|
Ds: -
Klien mengatakan kurang diperhatikan keluarga
-
Klien mengatakan dikucilkan dalam keluarga
- Klien mengatakan
malu berteman
Do: - Sering menyendiri
- Klien banyak berdiam diri
- Ekspresi tenang
|
Gangauan konsep diri:
Harga diri rendah
|
5
|
Ds: - Klien mengatakan kurang perhatian orang tua
- Klien mengatakan orang tua jarang
mengunjunginya
Do: -
Klien lebih sering sendirian di rumah
|
Koping keluarga
infektif
|
Daftar Masalah Keperawatan.
- Resiko terjadinya tindakan kekerasan yang diarahkan pada lingkungan, orang lain & diri sendiri
- Perubahan sensori persepsi halusinasi penglihatan
- Isolasi sosial menarik diri
- harga diri rendah
- Penatalaksanaan regimen terapeutik tak efektif
Diagnosa keperawatan
- Resiko
tinggi terjadinya tindakan kekerasan berhubungan dengan halusinasi
penglihatan
- perubahan persepsi sensori: halusinasi penglihatan berhubungan dengan isolasi sosial :menarik diri
- Isolasi
sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri harga diri
rendah
- Regimen
terapeutik ineffektif berhubungan dengan koping keluarga inefektif
POHON MASALAH
![]() |

![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
Rencanan Asuhan Keperawatan Jiwa
Nama : Tn. F
Ruangan : Singgalang
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Perencanaan / Intervensi
|
Rasional
|
||
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Implementasi
|
|||
1.
2
3
4
|
Resiko
terjadinya tidakan kekerasan b/d halusinasi penglihatan.
Perubahan
sensori persepsi : halusinasi penglihatan b/d isolasi soscal : menarik diri
Menarik diri
b/d HDR
Regimen
terapecitik inefektif b/d koping keluarga
|
TUM Tidak terjadi tindakan kekerasan yang diarahkan pada
lingkungan
TUK 1:kluien
dapat membina hubungan saling percaya.
TUK. 2. Klien dapat mengenal halusinasinya
TUK 3. Klien
dapat mengontrol halusinasi nya
TUK 4.Klien dapat memanfaatkan
obat untuk mengontrol halusinasi nya
TUK 5. Klien
dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi nya
TUK 2
Klien dapat mampu berhubungan dengan orang lain tanpa merasa rendah diri
1.
Klien dapat memperluas kesadaran
diri
2.
Klien dapat menyelidiki dirinya
3.
Klien dapat
mengetahui keuntungan b/d orang lain
TUM :
Klien
mampu berinteraksi dan merasa puas b/d orang lain
TUK
1.
Klien dapat memperluas kesadaran
diri
2.
Klien dapat mengenali dirinya
TUM :
Penatalaksanaan regimen
terapetik efektif
TUK :
1. Keluarga dapat mengenal masalah
yang dikemukakan dalam merawat klien di rumah dengan cara mengungkapkan
perasaannya
2. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk
melakukan dalam merawat klien dengan cara mengidentifikasi sumber koping yang
dimiliki keluarga
|
1.1.
Klien dapat
ungkapkan perasannya dan keadaannya saat ini secara verbal
2.1 Klien dapat membedakan hal nyata dan hal
yang tidak nyata setelah 3-4 kali pertemuan dengan menceritakan hal-hal yang
nyata
2.2 Klien dapat menyebutkan
situasi yagn menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi sefat, isi, waktu,
prekuensi halusinasi 3x pertemuan
Klien dapat menyebutkan tindakan
apa yang bisa dilakukan bila sedang berhalusinasi setelah 3x pertemuan
Klien dapat menyebutkan 2 dari 3
cara memutuskan halusinasi
4.1 Klien minum obat secara teratur sesuai aturan
minum obat setelah 3 x pertemuan
5.1.Klien
dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi setelah di rumah
1.1
Klien dapat menyubutkan kemampuan
yang ada pada dirinya setelah 2x pertemuan
1.2
Klien dapat menyebutkan kelemahan
yang dimiliki dan tidak menjadi halangan untuk mencapai keberhasilan
2.1 Klien
dapat menyebutkan cita-cita dan harapan yagn sesuai dengan kemampuannya
setelah 1x pertemuan
3.1 Klien
dapat menyebutkan manfaat berhubungan dengan orang lain
-
Mendapatkan teman
-
Mengungkapkan perasaan
-
Membantu pemecahan masalah
1.1. Klien
dapat menyebutkan kemampuan yang ada pada dirinya
2.1.
Klien dapat menyebutkan keberhasilan yang pernah dialami
1.1
Keluarga dapat mengekspresikan perasaannya
selama merawat anggota keluarga yang sakit, terjalin BHSP antara perawat dan
keluarga dan anggota lainnya
2.1 Keluarga dapat menyebutkan sumber pendukung yang biasa digunakan
|
1.1.1 Bina hubungan saling percaya
1.1.2 Dorong dan beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
1.1.3 Dengarkan ungkapan klien dengan empati
2.1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara
bertahap :
§ 5
menit setiap 1 jam
§ 10
menit setiap 1 jam
§ 15
menit setiap 1 jam
2.1.2 Observasi tingkah laku verbal / non verbal yang b/d
halusinasi : bicara sendiri
§ Isi
bicara
§ Mata
melotot
§ Tiba-tiba
pergi
§ Tertawa
tiba-tiba
2.1.3
Gambarkan tingkah laku halusinasi
pada klien “ apa yang terlihat atau terdengar”
2.1.4
Terima halusinasi sebagai hal yang
nyata bagi klien, tetapi tidak bagi perawat
Tidak
membenarkan dan tidak menyangkal
Bersama klien mengidentifikasi
situasi yang menimbulkan dan tidak halusinasi: sifat, isi, waktu, dan
frekuensi halusinasi
Bersama klien menentukan faktor pencetus
halusinasi, apa yang terjadi sebelum halusinasi
Dorong klien
mengungkapkan perasaannya ketika sedang berhalusinasi.
3.1.1
Identifikasi
bersama klien tindakan apa yang dilakukan bila sedang berhalusinasi
3.1.2
Beri pujian
terhadap ungkapan klien tentang tindakannya
3.2.1
Diskusikan cara memutuskan
halusinasi
3.2.2
Dorong klien
untuk menyebutkan kembali cara memutuskan halusinasi
3.2.3
Beri pujian atas upaya klien
3.3.1
Dorong klien
memilih tindakan apa yang akan dilakukan
3.3.2
Dorong klien untuk mengikuti TAK
3.3.3
Beri pujian bila dapat melakukannya
4.1.1
Diskusikan
dengan klien tentang obat untuk mengontrol halusinasi
4.1.2
Bantu klien untuk memastikan klien
telah minum obat secara teratur untuk mengontrol halusinasinyua
5.1.1 Dorong klien untuk memberi tahu keluarga
ketika timbul halusinasi
5.1.2 Lakukan kunjungan keluarga (home visite).
Kenalkan keluarga pada halusinasi klien bantu dalam memutuskan tindakan untuk
mengontrol halusinasi klien, ajarkan cara merawat klien di rumah,
informasikan cara memodifikasi lingkungan agar mendukung keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam mengontrol halusinasi klien
1.1.1
Diskusikan
dengan klien kelebihan yang dimilikinya
1.2.1
Diskusikan kelemahan yang dimilikinya
1.2.2
Beritahu klien bahwa manusia tidak
ada yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangan
1.2.3
Beritahu klien
bahwa kekurangan bisa ditutup dengan kelebihan yang dimilikinya
2.1.1 Diskusikan dengan klien
ideal dirinya : apa harapan selama di RS, rencana klien setelah pulang, dan
cita-cita yang ingin dicapai
2.1.2 Bantu
klien dalam mengembangkan antara keinginan dan kemampuan yang dimilikinya
2.1.3 Beri kesempatan
klien untuk berhasil
2.1.4 Beri reinforcement positif
terhadap keberhasilan yang telah dicapai
3.1.1 Diskusikan tentang manfaat berhubungan
dengan orang lain
3.1.2 Dorong klien untuk
menyebutkan kembali manfaat b/d orang lain
3.1.2 Dorong klien untuk menyebutkan kembali
manfaat b/d orang lain
1.1.1 Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimiliki
1.1.2
Diskusikan kelemahan klien
2.1 Bantu
klien mengidentifikasi kegiatan yang berhasil dicapai
1.1.1
BHSP dan
keluarga dan anggpta keluarga lain, terutama anggota keluarga dengan apa
adanya, dengarkan keluhan keluarga dengan empati, hindari respon mengkritik
saat keluarga mengekspresikan perasaannya
2.1 Diskusikan dengan keluarga tentang tindakan
yang selama ini telah digunakan
2.2 Beri reinforcement positif bila keluarga
mengemukakan tindakan positif
|
1.1.1
Hubungan
saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeuntik antara perawat dan
klien
1.1.2
Ungkapan
perasaan klien kepada perawat sebagai bukti bahwa klien mulai mempercayai
perawat
1.1.3
Rasa empati
akan meningkatkan hubungan saling percaya
2.1.1 Mengurangi waktu kosong bagi klien
sehingga dapat mengurangi frekwensi halusinasi
2.1.2 Halusinasi harus diperkenalkan terlebih
dahulu oleh perawat agar intervensi efektif
2.1.3 Mungkin tidak mampu untuk mengungkapkan
persepsinya, maka perawat dapat memfasilitasi klien untuk mengungkapkan
secara terbuka
2.1.4
Meningkatkan orientasi realita
klien dan rasa percaya klien
2.2.1 Peran serta aktif klien sangat menentukan efektivitas
tindakan keperawatannya yang dilakukan
3.1.1 Tindakan yang biasanya merupakan upaya
mengatasi halusinasi
3.1.2 Memberikan hal yang positif atau pengakuan
akan meningkatkan harga diri klien
3.2.1 Dengan halusinasi yang terkontrol oleh klien
maka resiko kekerasan tidak terjadi
3.2.2 Pengulangan hasil diskusi
yang dapat dilakukan klien merupakan suatu tanda konsentrasi pikir dapat
difokuskan
3.2.3 Pujian
merupakan pengakuan yang dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien
3.3.1 Memberi kesempatan pada klien untuk
memutuskan tindakan meningkatkan harga diri klien
3.3.2 Memberi kesempatan dan membantu melupakan
halusinasinya dan meningkatkan dengan konsentrasi klien
3.3.3 Pujian
merupakan pengakuan yang dapat memotivasi klien mengulangi hal positif
4.4.1 Meningkatkan
pengetahuan dan motivasi klien untuk minum obat secara teratur
4.1.2 Memastikan bahwa klien minum obat secara
teratur
5.1.1 Sebagai upaya latihan klien sebelum berada
dirumah
5.1.2
Keluarga mampu
merawat klien dengan halusinasi paling efektif mendukung kesembuhan klien
dengan masalah halusinasi
-
Mengidentifikasi hal-hal positif
yang masih dimiliki klien
-
Mengingatkan klien bahwa klien
manusia biasa yang mempunyai kekurangan
-
Menghadirkan realita pada klien
-
Memberi harapan pada klien
-
Untuk mengetahui sampai sejauh mana
realistis dari harapan klien
-
Membantu klien untuk membentuk
harapan yang realistis
-
Meningkatkan rasa percaya diri
klien
-
Memberi pengharapan terhadap
perilakuk yang positif
-
Meningkatkan
pengetahuan klien dan mencari pemecahan bersama tentang masalah klien serta
meningkatkan pengetahuan tentang perlunya berhubungan dengan orang lain
-
Untuk
mengetahui klien terhadap informasi yang telah diberikan
-
Mengidentifikasi hal positif yang
masih dimiliki klien
-
Mengingatkan klien bahwa klien
manusia biasa yang bisa mempunyai kekurangan
-
Memberikan
kesempatan klien untuk menilai dirinya
-
Hubungan
saling percaya yang baik merupakan dasar yang
kuat bagi keluarga dalam mengekspresikan peranannya
-
Menentukan
intervensi yang akan digemakan / diberikan
-
Meningkatkan harga diri dan percaya
diri pada keluarga
|
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. F
Bangsal :
Singgalang
Tanggal
|
No. DX
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
paraf
|
20-02-2009
Pukul
08.00-08.15 wib
1
14.00-14.15 wib
21-February-2009
Pukul
08-00-08.15
Pukul
14.00-14.15 wib
23 February 2009
Pukul
11.00-12.30 wib
|
TUK. 1
TUK. 2
TUK. 3
TUK. 4
TUK. 5
|
Salam terapeutik
“Selamat Pagi Pak,
- memperkenalkan diri
- berjabat tangan
- duduk berhadapan
- mengingatkan kontrak
- menunjukkan sikap empati
·
salam
terapeutik “Selamat Siang Pak,
·
mengingatkan
kontrak, topik, waktu dan tempat “Apakah bapak masih ingat pertemuan kita
tadi pagi, pertemuan sekarang akan membicarakan apa ?
·
mengevaluasi kemampuan klien TUK. 1 “Apakah
bapak masih ingat nama saya?
·
Membantu klien mengidentifikasi situasi yang
menyebabkan halusinasi “Apakah bapak sering melihat setan itu pada saat bapak
melihat, orang yang seperti setan itu apa isi suara itu”
·
Mendorong
klien mengungkapkan perasaannya pada saat halusinasi “Bagaimana perasaan
bapak pada saat mendengar suara-suara itu”
·
Memberi
pujian kepada klien atas ungkapnya selama interaksi “Bagus, bapak tadai sudah
mengungkapkan apa yang bapak rasakan selama ini “
·
Menyimpulkan
kemampuan klien selama interaksi “Bapak tadi mengatakan sering melihat orang
seperti setan, tetapi hanya bapak yang melihat, saya suster dan pasien yang
lain tidak melihatnya. Itu yang namanya halusinasi
·
Mengakhiri pertemuan “Baiklah Pak… Pertemuan
kita cukup disini “
·
Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya.
Topik, waktu dan tempat. “Besok lusa kita akan bicarakan tentang cara
mengontrol halusinasi, apakah bapak setuju?
·
Salam terapeutik “Selamat pagi pak? Nampaknya
bapak baru selesai memcuci Plato?
·
Mengingatkan
kontrak,”Apakah bapak masih ingat, sekarang kita akan membicarakan apa?
·
Mengevaluasi kemampuan klien pada TUK sebelumnya
“Apakah bapak msih ingat apa itu halusinasi ?
·
Mengkaji tindakan apa yang biasanya dilakukan
klien untuk mengontrol halusinasi, selama ini apa yang dilakukan oleh pasien
untuk mengontrol halusinasi “
·
Mendiskusikan dengan klien cara untuk memutus
(mengontrol halusinasi) “untuk mengontrol halusinasi itu ada 4 cara, pertama
harus berani melawan halusinasi dengan mengatakan “tidak” mau melihat
bayangan itu lagi, kedua dengan melakukan banyak aktifitas (kerehab, bantu
cuci plato, menyapu, mengelap meja dll). Ketiga, meminta tolong perawat / keluarga bila
sedang halusinasi. Keempat, minum obat teratur
·
Meminta
klien mengulangi apa yang sudah dijelaskan
“coba ulangi pak… apa yang sudah saya jelaskan tadi”
·
Memberikan
pujian atas kemampuan klien selama pertemuan, “bapak tadi sudah bisa
menyebutkan cara untuk memutuskan halusinasi,itu sudah bagus sekali, nanti
bapak bisa coba”
·
Mengakhiri kontrak “baiklah pak…. Pertemuan kita
cukup sekian
·
Salam terapeutik “selamat siang Pak..? nampaknya
bapak sedang menunggu saya ?
·
Mengingatkan
kontrak, topik dan waktu
“apakah bapak masih ingat, kita akan membicarakan apa hari ini ?
·
Mengevaluasi
kemampuan klien tentang TUK sebelumnya, “apakah bapak masih ingat bagaimana
cara mengontrol halusinasi
·
Mengobservasi
respon verbal / non verbal saat ini
·
Mendistribusikan dengan klien macam-macam obat
yang dimakan
·
Meminta klien untuk mengulangi seperti apa yang
telah didiskusikan
“coba sekarang bapak ulangi apa yang
sudah kita diskusikan tadi
·
Memberikan pujian atas kemampuan klien
mengungkapakan kembali hasil diskusi,”bagus.. bapak sudah dapat menjelaskan
dengan baik, berarti bapak sudah mengetahui guna obat untuk mengontrol
halusinasi
·
Mengakhiri kontrak, “baiklah pak…kita akhiri
pertemuan kita siang ini
·
Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya
tanggal 23 February 2009
·
Pukul 10.00 wib kunjungan rumah tujuan klien.
Mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi
·
Menyampaikan salam “selamat siang pak…?
-
Memperkenalkan
-
Menyampaikan
tujuan kunjungan
-
Mendengarkan
ungkapan keluarga dengan empati
·
Mengenalkan kepada keluarga tentang masalah
halusinasi
o
Pengertian
halusinasi
o
Sebab
timbulnya halusinasi
o
Tanda
dan gejala
o
Saat
timbulnya
o
Frekwensi,
isi halusinasi
·
Membantu
keluarga dalam memutuskan tindakan terhadap masalah halusinasi dengan
menjelaskan akibat dari halusinasi yang tidak terkontrol
·
Mengajarkan kepada keluarga cara merawat klien
halusinasi
·
Menjelaskan tentang cara memutuskan halusinasi
yaitu :
-
Keluarga harus membantu klien saat meminta
bantuan
-
Memberikan
kegiatan rumah
-
Menjamin
diminumnya obat oleh klien di rumah
·
Mengajurkan
kepada keluarga menciptakan lingkungan yang mendukung tidak munculnya halusinasi
·
Menjelaskan
kepada keluarga pentingnya kontrol ke rumah sakit untuk mengetahui
perkembangan penyakitnya
·
Mengevaluasi kemampuan keluarta tentang cara
merawat klien untuk halusinasi
·
Memberikan pujian atas kemampuan keluarga
mengungkapkan kembali apa yang dijelaskan selama pertemuan
·
Tidak lanjut : meminta keluaga membesuk klien
secara teratur minimum 1 bulan sekali
·
Meminta keluarga terlihat aktif dalam proses
keperawatan selama klien di rumah sakit
·
Mengadakan kontrak berikut pertemuan dirumah
sakit, tanggal 25-Juni-1998 dirumah sakit pukul 10.00 wib topik persiapan
klien pulang
|
S : nama saya TN. F, saya suka dipanggil F
O : Bicara spontan
Suara pelan
Ekperesi tenang klien banyak menunduk terkesan pendiam
A : Hubungan saling percaya perlu ditingkatkan
P : Pertemuan berikutnya Pkl 14.00 topik mengenal halusinasi
S: Saya melihat bayangan seperti setan yang menyuruh ayah mengubur saya
hidup-hidup
-
Saya mendengar suara guru saya waktu SMP Namanya
Bapak P
O : Kontak mata lama
Klien sering menunduk
Bicara pelan lancar
Kadang tertawa, tidak sesuai stimulus
A : Klein mengenal halusinasi perlu ditinggalkan
P : Pertemuan pkl 14.00 wib topik mengontrol halusinasi
S : Untuk mengontrol halusinasi ada 4 cara. Pertama harus berani
mengatakan “Tidak” mau melihat orang yang seperti setan itu. Kedua, harus ada
aktifitas misalnya ke rehab, mencuci plato, menyapu, cucian. Ketiga, minta
tolong sama suster, keluarga kalau melihat setan/bayangan itu lagi. Keempat,
minum obat taratur
O : Kontak mata lama
Bicara lancar
Ekspresi tenang
A : TUK 3 tercapai klien dapat menyebutkan cara memutuskan (mengontrol
halusinasi)
P : Pertemuan berikutnya tanggal 23 February 2009 pukul 08.00 wib, topik
guna obat untuk mengontrol halusinasi
S : Klien dapat mengenali macam dan jumlah obat yang dimakan
-
Klien menyebutkan guna masing-masing obat
-
Klien akan makan obat sesuai peraturan dokter
O : Klien
memperhatikan obat yang diperlihatkan oleh perawat
-
Klien
mananyakan satu persatu obat yang dikenalkan
-
Klien
makan obat siang setelah makan siang
A : TUK 4 tercapai klien dapat menyebutkan jenis, nama
obat dan guna obat untuk mengontrol halusinasi
P : Pertemuan
selanjutnya tanggal 23 February 2009 pukul 10.00 wib kunjungan kerumah tujuan
klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi
S : - halusinasi : Persepsi yang salah tanpa rangsangan dari luar
-
Tanda-tandanya : Bicara sendiri, tertawa
sendiri, marah tiba-tiba
-
Timbul saat menyendiri/melamun, tidak timbul
saat ada kegiatan
-
Memutuskan untuk mengatasi segera halusinasi
untuk mencegah bahaya kekerasan yang dilakukan
-
Memberi
kegiatan rumah sehari-hari, tidak memberi peluang klien untuk menyendiri
-
Membantu
suasana rumah yang menyenangkan klien
-
Mengikutsertakan klien dalam aktivitas keluarga,
akan bersama, ngobrol bersama
-
Membawa klien untuk mengontrol teratur kerumah
sakit, memastikan tidak pernah putus obat
O : Keluarga dapat dengan lancar
menjelaskan kembali kemampuan selama diskusi. Keluarga nampak antusias
mendengarkan dan bertanya tentang hal yang belum diketahui
A :TUK 5 tercapai keluaga dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
oleh perawat setelah diskusi
P : Pertemuan berikutnya tanggal 24
February 2009 pukul 10.00 wib dirumah
sakit jiwa, topik : Persiapan klien pulang
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Budi A, “Proses Keperawatan Jiwa”, Jakarta
: EGC, 2005
Maramis, WF, “Catatan Ilmu Keperawatan
Jiwa”, Surabaya : Penerbit Airlangga, 1995
Stuart, G.W, Anna Sudden, S.J.E.R, “Buku
Saku Keperawatan Jiwa”, Jakarta. EGC. 1995

No comments:
Post a Comment