Saturday 23 December 2017

Askep-Jiwa-Halusinasi-Penglihatan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I      LANDASAN TEORITIS..................................................................... 1
Pengertian................................................................................................................ 1
Macam-macam halusinasi......................................................................................... 1
Sebab-sebab Timbulnya Halusinasi.......................................................................... 1
Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku...................................................... 2
Asuhan Keperawatan............................................................................................... 4
BAB II      TINJAUAN KASUS......................................................................... 10
Pengkajian.............................................................................................................. 10
Identitas Klien....................................................................................................... 10
Alasan Masuk......................................................................................................... 10
Faktor Predisposisi................................................................................................. 10
Psikososial.............................................................................................................. 12
Status Mental......................................................................................................... 12
Pemeriksaan Fisik................................................................................................... 14
Analisa Data........................................................................................................... 16
Daftar Masalah....................................................................................................... 18
Pohon Masalah....................................................................................................... 18
Rencana Asuhan Keperawatan.............................................................................. 19  
Implementasi Keperawatan.................................................................................... 33
Daftar Pustaka


BAB 1
LANDASAN TEORITIS


1. Defenisi
Halusinasi adalah tanggapan/persepsi panca indra tanpa rangsangan dari luar/ eksternal yang dapat berupa halusinasi dengan, lihat raba dan lain-lain. (Rasmun, 2001, hal.23)
.
2. Macam-Macam Halusinasi
  1. Halusinasi penglihatan : klien melihat gambaran yang jelasa atau samar- samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.
  2. Halusinasi pendengaran : Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata dan orang- orang lain tidak mendengarnya.
  3. Halusinasi penghidung/penciuman : Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
  4. Halusinasi pengecapan : Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata.
  5. Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.
  6. Halusinasi perabaan : Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata. (Rasman, 2001, hal.23)

3. Sebab-Sebab Timbulnya Halusinasi
1. Model Diatesis Stress (Stress Diatesis Model)
Model ini mendalilkan bahwa seorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diatesis) yang jika dikenai oleh sesuatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress. Pada model ini yang paling umum diatesis atau stress dapat biologis atau lingkungan (sebagai contohnya infeksi) atau fsikologis (contohnya situasis keluarga yang penuh ketergantungan atau kematian teman dekat). Dasar biologis untuk suatu dibentuk lebih lanjut oleh pengaruh efigenetik, seperti penyalahgunaan zat, stress fsikologi trauma.

2. Faktor Biologis
a.       Neurofatologi : Keadaan fatologi dari area- area struktur limbik, lobus
brontalis dan basal ganglia mengakibatkan terjadinya         skizofrenia.
  1. Neurotransmitter
  2. Genetik
  3. Faktor Psikososial (FK USU. 2004. hal. VII-3)

4.   Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan (Tim Keperawatan Jiwa FIK-UI, 1999).
Tahap 1: Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang; secara umum halusinasi merupakan sesuatu kesenangan.
Karakteristik:
-          Mengalami ansietas kesepian, secara bersalah dan ketakutan.
-          Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan anisietas
-          Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran non fsikotik

Prilaku Klien:
-     Tersenyum, tertawa sendiri
-     Mengerakkan bibir tanpa suara
-     Pergerakan mata yang cepat
-     Respon verbal yang lambat
-     Diam dan  berkonsentrasi



Tahap II: Menyalahkan
Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasii menyebabakan rasa antipati.
Karakteristik:
-     Pengalaman sensori menakutkan
-     Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
-     Mulai merasa kehilangan kontrol
-     Mebarik diri daeri orang lain. Non. Psikotik

Prilaku Klien:
-     Terjadi peningkatan denyuit jantung, pernapasan dan tekanan darah
-     Perhatian dengan lingkungan berkurang
-     Konsentrasi terhadappengalaman sensorinya
-     Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas

Tahap III:
-     Mengontrol
-     Tingkat kecemasan berat
-     Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi

Karakteristik:
-     Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi)
-     Isi halusinasi menjadi atraktif
-     Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik

Perilaku Klien:
-     Perintah halusinasi ditaati
-     Sulit berhubungan dengan orang lain
-     Perhatian terhadap lingkungan berkurang, hanya beberapa detik.
-     Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor & berkeringat

Tahap IV
-     Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
-     Klien panik

Perilaku Klien
-     Perilaku panik
-     Resiko tinggi mencederai
-     Aditasi
-     Kataton
-     Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
(Rasman Skp. Hal, 24)

5. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan
A. Pengkajian Terdiri Dari:
       I.      Identitas Klien
    II.      Alasan Masuk
 III.      Faktor- Faktor Predisposisi :
-     Faktor Biologis
-     Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologik yang maldaptik yaitu:
-     Penelitian pencitraan sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak lebih luas dalam perkembangan skizofrenia paranoid, lesi pada daerah prontal, termoral, dan limbik paling berhubungan dengan perilaku psikotik.

-     Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizopenia hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut ini:
a.       Dopamin neurotransmitter yang berlebihan
b.      Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain.
c.       Masalah- masalah pada sisten respon dopamin.

-     Faktor Psikologi
Teori psikologi untuk trjadinya respon neurubiologik yang maladaptik belum didukung oleh penelitian . sayangnnya teori psikologik terlalu menyalahkan sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan kurang percaya keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional.

-     Faktor Secara Budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terjadinya skizopenia paranoid dengan halusinasi pebglihatan.

IV. Faktor Presdiftasi (Pencetus)
-     Biologis
Stress biologis yang berhubungan dengan neurobiologi yang maladaptif termasuk:
-     Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi
-     Abnormalitas pada mekanisme pintu masauk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
-     Stress lingkungan
Secara biologis menyatakan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stress lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.


-     Pemicu gejala
Pemiju gejala merupakan prekusor dan stimulus yang sering me nimbulkan episoe baru satu penyakit, pemicu biasanya terdapat pada respon neurobilogik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan sikap & perilaku individu.
(Buku Saku Keperawatan Jiwa, hal 305)

          V.      Masalah / Pemeriksaan Fisik

       VI.      Riwayat Psikososial

    VII.      Status Mental

 VIII.      Mekanisme Koping

       IX.      Riwayat Sosil & Spritual

          X.      Kebutuhan Persiapan Pulang

       XI.      Masalah Psikososial & lingkungan










    XII.      Aspek Medik
(Rasmun 2001; hal 29-40).
-     Karakteristik Perilaku Klien Halusinasi
-     Bicara, tersenyum, menngis, tertawa sendiri
-     Mengatatakan melihat sesuatu yang tidak nyata
-     Merusak diri sendiri, orang lain, lingkngan
-     Tidak dapat membedakan hal yang nyata & tidak nyata
-     Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi
-     Pembicaraaan kacau kadang tidak masuk akal
-     Sikap curiga & bermusuhan
-     Menarik diri, menghindar dari orang lain
-     Sulit membuat keputusan
-     Ketakutan
-     Mudah tersinggung, jengkel, marah.
-     Menyalahkan diri sendiri, kadang orang lain.
-     Muka merah kadang pucat
-     Ekspresi wajah tegang
-     Tekanan darah meningkat
-     Nafas terengah- engah
-     Nadi cepat
-     Banyak berkeringat.







A. Pohon Masalah Yang Bisa Timbul:
 
Resiko terhadap tindakan kekuatan yang diarahkan pada lingkungan
 
 













B. Masalah Keperawatan
  1. Resiko tinggi terhadap tindakan kekerasan yang dirasakan pada lingkungan yang berhubungan dengan halusinasi penglihatan.
  2. Halusinasi penglihatan b/d isolasi sosial: menarik diri
  3. Perubahan proses pikir: waham b/d hdr
  4. Penatalaksanaan regimen reapeutik tak efektif : ketidak mampuan b/d, koping keluarga tak efektif.

C. Implementasi Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan
!. Bina Hubungan Saling Percaya
-     Berbicara dengan pasien secara jujur, singkat, jelas, mudah dimengerti, dan tentang hal yang nyata.
-     Dengarkan pernyataan tentang halusinasi pasien tanpa menentang maupun menyetujui
-     Perhatikan secara cermat ungkapan pasien.

2.  Bimbing/Anjurkan Pasien Untuk Mengungkapkan Perasaanya
-     Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan halusinasinya
-     Idenfikasi jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi yang menimbulkan halusinasi & respon klien terhadap halusinasi.
-     Anjurkan pertanyaan terbuka yang membutuhkan jawaban luas.
-     Katakan pada klien bahwa perawat tidak mengalami apa yang klien alami tanpa menyangkal pernyataan.
-     Ajak pasien membicarakan hal- hal yang nyata di lingkunganya

3.   Anjurkan, Bantu & Bimbing Klien Untuk Menemukan Cara Mendidik Halusinasi
      Dalam Meneyelesaikan Masalah Yang Konstitutip
-     Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi
-     Bimbing pasien melakukan kegiatan yang tepat misalnya dengan bercakap- cakap dengan oang lain, melakukan kegiatan rumah, membuat jadwal kegiatan harian.
-     Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba cara yagn dipilihnya
-     Bimbing pasien untuk mencoba cara lain
-     Beri pujian atas keberhasilan klien
-     Anjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur

D. Evaluasi
Klien mampu :
-        Mengungkapkan & menjelaskan jenis,isi, waktu, Frekuensi & situasi yang menimbuklkan terjadinya halusinasi.
-        Membedakan hal yang nyata & tidak nyata
-        Memilih cara untuk mengatasi terjadinya halusinasi
-        Berinteraksi dengan orang lain tanpa ada rasa curiga
-        Berespon sesuai stimulus di luar dirinya
-        Klien tidak mencederai orang lain,diri sendiri & lingkungannya.
BAB II
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Ruang Rawat  : Singgalang
I. Identitas Klien
            Nama                           : Tn. F
            Umur                           : 28 tahun
            Jenis Kelamin              : Laki-laki
            Pendidikan                  : SMP 
            Pekerjaan                     : Tuna karya
            Agama                         : Islam
            Suku/Bangsa               : Melayu/Indonesia
            Alamat                                    : Medan
            Tanggal Pengkajian     : 16 Februari 2009
Tanggal Masuk            : 04 January 2009

II. Sumber Informasi           
            Nama                           : Tn. U
            Umur                           : 70 Tahun
            Pekerjaan                     : Pegawai Majelis Ulama
            Alamat                                    : Medan
III.  Riwayat Penyakit           
A.    Riwayat Penyakit Sekarang/Alasan Masuk RS
Bicara kotor, marah-marah, dan mengatakan sering melihat bayangan seperti setan yang sering mengikutinya dan dan klien pernah mengamuk, memukul, orangtuanya karena menyangka orangtuanya adalah setan yang akan memukulnya, suka menarik diri.
Masalah Keperawatan
Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

B.     Faktor Predisposisi
1.      Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
2.      Pengobatan sebelumnya kurang berhasil, karena klien menolak untuk berobat, sehingga keluarga tidak membawa klien berobat.  
3.      Klien pernah menganiaya ayahnya pada umur 26 tahun, tidak pernah mengalami aniaya fisik, penolakan dan kekerasan dalam keluarganya serta tindakan kriminal
4.      Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Sejak 17 tahun dia sudah mengkonsumsi narkoba dan terkadang klien merasa sedih belum mendapat pekerjaan kerena klien merasa tidak berguna dan penganggurang
Masalah keperatan : Gangguan konsep diri : hanya diri rendah

C.     Riwayat Penyakit Keluarga
1.      Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
2.      Genogram

Klien  anak 1 dari 5 bersaudara
D.    Riwayat Psikososial
1.      Konsep Diri
a.       Citra tubuh                 : Klien menerima keadaan dirinya dan menyukai seluruh
                                           bagian tubuhnya
b.      Identitas                     :            Klien tamatan SMP, lajang tidak memiliki pekerjaan
c.       Peran                          : Sebagai anak dalam keluarga
d.      Ideal diri                    : Klien ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan
                   keluarganya
e.       Harga diri                   : Klien sering dikucilkan oleh keluarganya dirumah
                                           karena sering marah-marah
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah
      Spritual
Ø  Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam dan klien percaya adanya Tuhan, sebelum dan sesudah masuk Rumah Sakit Jiwa klien melakukan sholat 5 kali sehari.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

2.   Status Mental
  1. Penampilan
Klien berpenampilan tidak rapi, kotor, kuku panjang dan hitam
Masalah keperawatan: Defisit PerawatanDiri
  1. Pembicaraan
Klien bicara cepat dan klien dapat menjawab ssetiap peertnyan yang diajukan perawat sesuai dengan topik pembicaraan, klien tidak menunjukkan adanya tanda- tanda kerusakan komunikasi verbal.
Masalah perawatan: tidak ada masalah
  1. Aktivitas motorik
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk rumah sakit jiwa & merasa diasingkan dari keluarganya, klien suka menyendiri, pandangan kosong.
Masalah keperwatanya : intoleransi aktifitas .
  1. Alam perasaan
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk Rumah Sakit Jiwa dan merasa diasingkan dari keluargannya, klien sudah menyendiri, pandangan kosong.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
  1. Afek
Klien dapat berespon sesuai stimulus yangdiberikan
  1. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien kurang koperatif, sering menunduk & kurang mau menatap lawan bicaranya
Masalah keperawatan: Isolasi Sosial: menarik diri
  1. Persepsi
Klien mengatakan sering melihat bayangan seperti setan yang sering mengikutinya dna klien pernah mengamuk, memukul orang tuanya karena menyangka orangtuanya adalah setan yang akan membunuhnya, kontak mata singkat, suara pelan & suka menyediri, dan sering bicara sendiri.
Masalah keperawatan:
Ø  Resiko terhadap kekerasan
Ø  Halusinasi penglihatan
h.       Proses pikir
Klien berbicara sesuai topik pembicaraan, klien berbicara singkat
Masalah keperawaran: tidak ada masalah
i.        Isi pikir
Tidak dijumpai adanya gangguan isi  pikir
Masalah keperawatan: tidak dijumpai masalah
j.         Tingkat kesadaran
Klien dalam keadaan baik, karena disointrai, klien bisa membedakan waktu, tempat dan orang.

k.      Memori
Memori klien masih baik karena masih mengigat kejadian- kejadian yang terjdi diceritakan pada perawat baik dulu & sekarang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l.        Tingkat konsentrasi & berhitung
Klien masih mampu berhitung tanpa bantuan orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m.    Kemampuan penilaian
Klien mampu membedakan pekerjaan apabila diberikan pilihan pekerjaan mana yang harus dilakukan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
n.      Daya titik diri
Klien dalam perawatan & mengetahui bahwa ia sakit
Masalah keperawatan: tidak ada masalah                      

VI. Pemeriksaan Fisik
  1. Tanda- tanda vital
TD:110/70 mmHg
HR:80 x/i
T: 370C
RR:20 x/i
  1. Ukuran Antropometri
TB:165 cm
BB:55 kg
  1. Keluhan fisik: tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada masalah          




VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
  1. Makan: klien bisa makan sendiri
  2. BAB/ BAK: Sendiri
  3. Mandi: klien mandi 2x sehari tanpa bantuan orang lain
  4. Berpakaian: klien mampu berpakaian sendiri
  5. Istirahat tidur: tidur malam mulai 21.00 s/d 05.00
  6. Penggunaan obat: klien dapat mengenal obatnya & makan obat sendiri dengan teratur

VIII. Mekanisme Koping
Klien bersifat tertutup: jika ada masalah, klien jarang mau menceritakan pada orang lain, karena klien suka diam & tidak mau diganggu.

IX. Masalah Pfikososial dan Lingkungan
  1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik, klien merasa keluarga kurang memperhatikan
  2. Masalah dengan pendidikan: klien lulus SMP
  3. Masalah dengan pekerjaan: klien pernah dipecat oleh perusahaan.
  4. Masalah dengan perumahan: klien ingin tinggal di truma & merasa bosan di RSJ medan
  5. Masalah hubungan dengan lingkunganya, klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan sosial.
  6. Masalah dengan ekonomi: Klien dengan pelayanan kesehatan: spesifik

X. Aspek Medik
 Diagnosa Medik: Skizofrenia paranoid: hausinasi penglihatan.
Therapy:
1.      Injeksi cholupromazine (CPZ) 100 mg 3x1)
2.      Halloperidol 5 mg 3x1
3.      Trihexiphenidil THP0 2mg 2x2 mg
Analisa Data
No
Data
Masalah
1
Ds : - Klien  menatakan tidak bisa tidur pada malam hari karena melihat bayangan- bayangan seperti setan.
          - Membuang/merusak barang-barang, jalan mondar- mandir.
Do :  -  Kontak mata singkat
   -  Suara pelan
   -  Klien suka menyendiri
Resiko terjadinya tindakan kekerasan yang dirasakan pada lingkungan, orang lain & diri sendiri.
2
Ds: -  Klien mengatakan sering melihata bayang- bayang setan yangmenyerupai ayahnya yang akan membunuhnya
Do:   -  Kontak mata singkat
         -  Sering menunduk



Perubahan sensori persepsi halusinasi penglihatan
3
Ds:  -  Klien mengatakan malas bergaul dan berbicara dengan orang lain.
Do: -  Kurang aktif dalam aktifitas klien bicara pelan & menunduk
Isaolasi menarik diri
4









Ds: - Klien mengatakan kurang diperhatikan keluarga
         -  Klien mengatakan dikucilkan dalam keluarga
         -   Klien mengatakan malu berteman
Do:  -  Sering menyendiri
-  Klien banyak berdiam diri
-  Ekspresi tenang

Gangauan konsep diri:
Harga diri rendah








5
Ds: - Klien mengatakan kurang   perhatian orang tua
          - Klien mengatakan orang tua jarang mengunjunginya
Do:   -  Klien lebih sering sendirian di rumah
Koping keluarga
infektif




Daftar Masalah Keperawatan.
  1. Resiko terjadinya tindakan kekerasan yang diarahkan pada lingkungan, orang lain & diri sendiri
  2. Perubahan sensori persepsi halusinasi penglihatan
  3. Isolasi sosial menarik diri
  4. harga diri rendah
  5. Penatalaksanaan regimen terapeutik tak efektif





Diagnosa keperawatan
  1. Resiko tinggi terjadinya tindakan kekerasan berhubungan dengan halusinasi penglihatan
  2. perubahan persepsi sensori: halusinasi penglihatan berhubungan dengan isolasi sosial :menarik diri
  3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri harga diri rendah
  4. Regimen terapeutik ineffektif berhubungan dengan koping keluarga inefektif






















POHON MASALAH
Text Box: Resiko terhadap tindakan kekerasan yang diarahkan pada lingkungan
 



           

Text Box: Gangguan sensori/persepsi halusinasi penglihatan (core problem)
Text Box: Isolasi sosial 
menarik diri
Text Box: Gangguan konsep diri :
Harga diri rendah
Text Box: Koping keluarga 
in efektif
 
























Rencanan Asuhan Keperawatan Jiwa
Nama               : Tn. F
Ruangan          : Singgalang
No
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan / Intervensi
Rasional
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Implementasi
1.


























































































































































2





























































3




















4
Resiko terjadinya tidakan kekerasan b/d halusinasi penglihatan.





















































































































































Perubahan sensori persepsi : halusinasi penglihatan b/d isolasi soscal : menarik diri






















































Menarik diri b/d HDR



















Regimen terapecitik inefektif b/d koping keluarga


TUM  Tidak terjadi   tindakan kekerasan yang diarahkan pada lingkungan
TUK 1:kluien dapat membina hubungan saling percaya.
















TUK. 2. Klien dapat mengenal halusinasinya












































TUK  3.  Klien dapat mengontrol halusinasi nya












































TUK 4.Klien dapat memanfaatkan obat untuk mengontrol halusinasi nya





TUK 5.  Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi    nya
















TUK 2 Klien dapat mampu berhubungan dengan orang lain tanpa merasa rendah diri



1.         Klien dapat memperluas kesadaran diri


















2.         Klien dapat menyelidiki dirinya


















3.         Klien dapat mengetahui keuntungan b/d orang lain








TUM :
Klien mampu berinteraksi dan merasa puas b/d orang lain
TUK



1.         Klien dapat memperluas kesadaran diri





2.         Klien dapat mengenali dirinya




TUM :
Penatalaksanaan regimen terapetik efektif


TUK :
1. Keluarga dapat mengenal masalah yang dikemukakan dalam merawat klien di rumah dengan cara mengungkapkan perasaannya











 2. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk melakukan dalam merawat klien dengan cara mengidentifikasi sumber koping yang dimiliki keluarga







1.1.  Klien dapat ungkapkan perasannya dan keadaannya saat ini secara verbal















2.1 Klien dapat membedakan hal nyata dan hal yang tidak nyata setelah 3-4 kali pertemuan dengan menceritakan hal-hal yang nyata

























2.2    Klien dapat menyebutkan situasi yagn menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi sefat, isi, waktu, prekuensi halusinasi 3x pertemuan






            Klien dapat menyebutkan tindakan apa yang bisa dilakukan bila sedang berhalusinasi setelah 3x pertemuan





            Klien dapat menyebutkan 2 dari 3 cara memutuskan halusinasi






























4.1 Klien minum obat secara teratur sesuai aturan minum obat setelah 3 x pertemuan






5.1.Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi setelah di rumah


























1.1      Klien dapat menyubutkan kemampuan yang ada pada dirinya setelah 2x pertemuan

1.2      Klien dapat menyebutkan kelemahan yang dimiliki dan tidak menjadi halangan untuk mencapai keberhasilan







2.1  Klien dapat menyebutkan cita-cita dan harapan yagn sesuai dengan kemampuannya setelah 1x pertemuan














3.1   Klien dapat menyebutkan manfaat berhubungan dengan orang lain
-        Mendapatkan teman
-        Mengungkapkan perasaan
-        Membantu pemecahan masalah









1.1.    Klien dapat menyebutkan kemampuan yang ada pada dirinya




2.1. Klien dapat menyebutkan keberhasilan yang pernah dialami










1.1        Keluarga dapat mengekspresikan perasaannya selama merawat anggota keluarga yang sakit, terjalin BHSP antara perawat dan keluarga dan anggota lainnya










2.1 Keluarga dapat menyebutkan sumber pendukung yang biasa digunakan










1.1.1  Bina hubungan saling percaya
  • Salam terapeuntik       
  • Perkenalkan diri
  • Jelaskan tujuan interaksi
  • Ciptakan lingkungan yang tenang
  • Buat kontrak yang jelas
  • Tepati waktu


1.1.2 Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

1.1.3 Dengarkan ungkapan klien dengan empati


2.1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap :
§ 5 menit setiap 1 jam
§ 10 menit setiap 1 jam
§ 15 menit setiap 1 jam







2.1.2 Observasi tingkah laku verbal / non verbal yang b/d halusinasi : bicara sendiri
§ Isi bicara
§ Mata melotot
§ Tiba-tiba pergi
§ Tertawa tiba-tiba
2.1.3        Gambarkan tingkah laku halusinasi pada klien “ apa yang terlihat atau terdengar”



2.1.4        Terima halusinasi sebagai hal yang nyata bagi klien, tetapi tidak bagi perawat
Tidak membenarkan dan tidak menyangkal


                        Bersama klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan dan tidak halusinasi: sifat, isi, waktu, dan frekuensi halusinasi
                         Bersama klien menentukan faktor pencetus halusinasi, apa yang terjadi sebelum halusinasi
            Dorong klien mengungkapkan perasaannya ketika sedang berhalusinasi.
3.1.1        Identifikasi bersama klien tindakan apa yang dilakukan bila sedang berhalusinasi




3.1.2        Beri pujian terhadap ungkapan klien tentang tindakannya


3.2.1        Diskusikan cara memutuskan halusinasi



3.2.2       Dorong klien untuk menyebutkan kembali cara memutuskan halusinasi






3.2.3       Beri pujian atas upaya klien


3.3.1        Dorong klien memilih tindakan apa yang akan dilakukan


3.3.2       Dorong klien untuk mengikuti TAK




3.3.3       Beri pujian bila dapat melakukannya




4.1.1       Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengontrol halusinasi



4.1.2       Bantu klien untuk memastikan klien telah minum obat secara teratur untuk mengontrol halusinasinyua
5.1.1 Dorong klien untuk memberi tahu keluarga ketika timbul halusinasi







5.1.2 Lakukan kunjungan keluarga (home visite). Kenalkan keluarga pada halusinasi klien bantu dalam memutuskan tindakan untuk mengontrol halusinasi klien, ajarkan cara merawat klien di rumah, informasikan cara memodifikasi lingkungan agar mendukung keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam mengontrol halusinasi klien








1.1.1        Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya
1.2.1       Diskusikan kelemahan yang  dimilikinya


1.2.2       Beritahu klien bahwa manusia tidak ada yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangan



1.2.3       Beritahu klien bahwa kekurangan bisa ditutup dengan kelebihan yang dimilikinya


2.1.1 Diskusikan dengan klien ideal dirinya : apa harapan selama di RS, rencana klien setelah pulang, dan cita-cita yang ingin dicapai


2.1.2   Bantu klien dalam mengembangkan antara keinginan dan kemampuan yang dimilikinya
2.1.3  Beri kesempatan klien untuk berhasil
2.1.4 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai




3.1.1  Diskusikan tentang manfaat berhubungan dengan orang lain










3.1.2 Dorong klien untuk menyebutkan kembali manfaat b/d orang lain

3.1.2 Dorong klien untuk menyebutkan kembali manfaat b/d orang lain


1.1.1 Diskusikan dengan  klien kelebihan yang dimiliki


1.1.2 Diskusikan kelemahan klien



2.1 Bantu klien mengidentifikasi kegiatan yang berhasil dicapai












1.1.1        BHSP dan keluarga dan anggpta keluarga lain, terutama anggota keluarga dengan apa adanya, dengarkan keluhan keluarga dengan empati, hindari respon mengkritik saat keluarga mengekspresikan perasaannya










2.1 Diskusikan dengan keluarga tentang tindakan yang selama ini telah digunakan







2.2 Beri reinforcement positif bila keluarga mengemukakan tindakan positif





1.1.1        Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeuntik antara perawat dan klien






1.1.2        Ungkapan perasaan klien kepada perawat sebagai bukti bahwa klien mulai mempercayai perawat
1.1.3        Rasa empati akan meningkatkan hubungan saling percaya
2.1.1 Mengurangi waktu kosong bagi klien sehingga dapat mengurangi frekwensi halusinasi







2.1.2 Halusinasi harus diperkenalkan terlebih dahulu oleh perawat agar intervensi efektif



2.1.3 Mungkin tidak mampu untuk mengungkapkan persepsinya, maka perawat dapat memfasilitasi klien untuk mengungkapkan secara terbuka
2.1.4        Meningkatkan orientasi realita klien dan rasa percaya klien




2.2.1 Peran serta aktif klien sangat menentukan efektivitas tindakan keperawatannya yang dilakukan










3.1.1 Tindakan yang biasanya merupakan upaya mengatasi halusinasi





3.1.2 Memberikan hal yang positif atau pengakuan akan meningkatkan harga diri klien

3.2.1 Dengan halusinasi yang terkontrol oleh klien maka resiko kekerasan tidak terjadi

3.2.2  Pengulangan hasil diskusi yang dapat dilakukan klien merupakan suatu tanda konsentrasi pikir dapat difokuskan



3.2.3  Pujian merupakan pengakuan yang dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien
3.3.1 Memberi kesempatan pada klien untuk memutuskan tindakan meningkatkan harga diri klien
3.3.2 Memberi kesempatan dan membantu melupakan halusinasinya dan meningkatkan dengan konsentrasi klien
3.3.3     Pujian merupakan pengakuan yang dapat memotivasi klien mengulangi hal positif

4.4.1     Meningkatkan pengetahuan dan motivasi klien untuk minum obat secara teratur

4.1.2 Memastikan bahwa klien minum obat secara teratur


5.1.1 Sebagai upaya latihan klien sebelum berada dirumah







5.1.2   Keluarga mampu merawat klien dengan halusinasi paling efektif mendukung kesembuhan klien dengan masalah halusinasi














-     Mengidentifikasi hal-hal positif yang masih dimiliki klien
-     Mengingatkan klien bahwa klien manusia biasa yang mempunyai kekurangan
-     Menghadirkan realita pada klien






-     Memberi harapan pada klien




-     Untuk mengetahui sampai sejauh mana realistis dari harapan klien





-     Membantu klien untuk membentuk harapan yang realistis

-     Meningkatkan rasa percaya diri klien
-     Memberi pengharapan terhadap perilakuk yang positif




-     Meningkatkan pengetahuan klien dan mencari pemecahan bersama tentang masalah klien serta meningkatkan pengetahuan tentang perlunya berhubungan dengan orang lain




-     Untuk mengetahui klien terhadap informasi yang telah diberikan






-     Mengidentifikasi hal positif yang masih dimiliki klien

-     Mengingatkan klien bahwa klien manusia biasa yang bisa mempunyai kekurangan
-     Memberikan kesempatan klien untuk menilai dirinya








                               


-     Hubungan saling percaya yang baik merupakan dasar yang  kuat bagi keluarga dalam mengekspresikan peranannya














-     Menentukan intervensi yang akan digemakan / diberikan







-     Meningkatkan harga diri dan percaya diri pada keluarga


IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. F
Bangsal : Singgalang
Tanggal
No. DX
Implementasi
Evaluasi
paraf
20-02-2009
Pukul
08.00-08.15 wib
1



14.00-14.15 wib













































21-February-2009
Pukul 08-00-08.15









































Pukul 14.00-14.15 wib














23 February 2009
















Pukul 11.00-12.30 wib































































TUK. 1






TUK. 2













































TUK. 3










































TUK. 4
































TUK. 5






Salam terapeutik “Selamat Pagi Pak,
-     memperkenalkan diri
-     berjabat tangan
-     duduk berhadapan
-     mengingatkan kontrak
-     menunjukkan sikap empati

·         salam terapeutik  “Selamat Siang Pak,
·         mengingatkan kontrak, topik, waktu dan tempat “Apakah bapak masih ingat pertemuan kita tadi pagi, pertemuan sekarang akan membicarakan apa ?

·         mengevaluasi kemampuan klien TUK. 1 “Apakah bapak masih ingat nama saya?
·         Membantu klien mengidentifikasi situasi yang menyebabkan halusinasi “Apakah bapak sering melihat setan itu pada saat bapak melihat, orang yang seperti setan itu apa isi suara itu”
·         Mendorong klien mengungkapkan perasaannya pada saat halusinasi “Bagaimana perasaan bapak pada saat mendengar suara-suara itu”
·         Memberi pujian kepada klien atas ungkapnya selama interaksi “Bagus, bapak tadai sudah mengungkapkan apa yang bapak rasakan selama ini “
·         Menyimpulkan kemampuan klien selama interaksi “Bapak tadi mengatakan sering melihat orang seperti setan, tetapi hanya bapak yang melihat, saya suster dan pasien yang lain tidak melihatnya. Itu yang namanya halusinasi
·         Mengakhiri pertemuan “Baiklah Pak… Pertemuan kita cukup disini “
·         Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya. Topik, waktu dan tempat. “Besok lusa kita akan bicarakan tentang cara mengontrol halusinasi, apakah bapak setuju?




·         Salam terapeutik “Selamat pagi pak? Nampaknya bapak baru selesai memcuci Plato?
·         Mengingatkan kontrak,”Apakah bapak masih ingat, sekarang kita akan membicarakan apa?
·         Mengevaluasi kemampuan klien pada TUK sebelumnya “Apakah bapak msih ingat apa itu halusinasi ?
·         Mengkaji tindakan apa yang biasanya dilakukan klien untuk mengontrol halusinasi, selama ini apa yang dilakukan oleh pasien untuk mengontrol halusinasi “
·         Mendiskusikan dengan klien cara untuk memutus (mengontrol halusinasi) “untuk mengontrol halusinasi itu ada 4 cara, pertama harus berani melawan halusinasi dengan mengatakan “tidak” mau melihat bayangan itu lagi, kedua dengan melakukan banyak aktifitas (kerehab, bantu cuci plato, menyapu, mengelap meja dll). Ketiga, meminta tolong perawat / keluarga bila sedang halusinasi. Keempat, minum obat teratur
·         Meminta klien mengulangi apa yang sudah dijelaskan
“coba ulangi pak… apa yang sudah saya jelaskan tadi”
·         Memberikan pujian atas kemampuan klien selama pertemuan, “bapak tadi sudah bisa menyebutkan cara untuk memutuskan halusinasi,itu sudah bagus sekali, nanti bapak bisa coba”
·         Mengakhiri kontrak “baiklah pak…. Pertemuan kita cukup sekian

·         Salam terapeutik “selamat siang Pak..? nampaknya bapak sedang menunggu saya ?
·         Mengingatkan kontrak, topik dan waktu
“apakah bapak masih ingat, kita akan membicarakan apa hari ini ?
·         Mengevaluasi kemampuan klien tentang TUK sebelumnya, “apakah bapak masih ingat bagaimana cara mengontrol halusinasi
·         Mengobservasi respon verbal / non verbal saat ini
·         Mendistribusikan dengan klien macam-macam obat yang dimakan

·         Meminta klien untuk mengulangi seperti apa yang telah didiskusikan
“coba sekarang bapak ulangi apa yang sudah kita diskusikan tadi
·         Memberikan pujian atas kemampuan klien mengungkapakan kembali hasil diskusi,”bagus.. bapak sudah dapat menjelaskan dengan baik, berarti bapak sudah mengetahui guna obat untuk mengontrol halusinasi
·         Mengakhiri kontrak, “baiklah pak…kita akhiri pertemuan kita siang ini
·         Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya tanggal 23 February 2009
·         Pukul 10.00 wib kunjungan rumah tujuan klien. Mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi
·         Menyampaikan salam “selamat siang pak…?
-   Memperkenalkan surat tugas
-   Menyampaikan tujuan kunjungan
-   Mendengarkan ungkapan keluarga dengan empati
·         Mengenalkan kepada keluarga tentang masalah halusinasi
o   Pengertian halusinasi
o   Sebab timbulnya halusinasi
o   Tanda dan gejala
o   Saat timbulnya
o   Frekwensi, isi halusinasi

·         Membantu keluarga dalam memutuskan tindakan terhadap masalah halusinasi dengan menjelaskan akibat dari halusinasi yang tidak terkontrol
·         Mengajarkan kepada keluarga cara merawat klien halusinasi
·         Menjelaskan tentang cara memutuskan halusinasi yaitu :
-   Keluarga harus membantu klien saat meminta bantuan
-   Memberikan kegiatan rumah
-   Menjamin diminumnya obat oleh klien di rumah
·         Mengajurkan kepada keluarga menciptakan lingkungan yang mendukung tidak munculnya halusinasi

·         Menjelaskan kepada keluarga pentingnya kontrol ke rumah sakit untuk mengetahui perkembangan penyakitnya
·         Mengevaluasi kemampuan keluarta tentang cara merawat klien untuk halusinasi
·         Memberikan pujian atas kemampuan keluarga mengungkapkan kembali apa yang dijelaskan selama pertemuan
·         Tidak lanjut : meminta keluaga membesuk klien secara teratur minimum 1 bulan sekali
·         Meminta keluarga terlihat aktif dalam proses keperawatan selama klien di rumah sakit
·         Mengadakan kontrak berikut pertemuan dirumah sakit, tanggal 25-Juni-1998 dirumah sakit pukul 10.00 wib topik persiapan klien pulang

S : nama saya TN. F, saya suka dipanggil F
O : Bicara spontan
Suara pelan
Ekperesi tenang klien banyak menunduk terkesan pendiam
A : Hubungan saling percaya perlu ditingkatkan
P : Pertemuan berikutnya Pkl 14.00 topik mengenal halusinasi
S: Saya melihat bayangan seperti setan yang menyuruh ayah mengubur saya hidup-hidup
-   Saya mendengar suara guru saya waktu SMP Namanya Bapak P
O : Kontak mata lama
Klien sering menunduk
Bicara pelan lancar
Kadang tertawa, tidak sesuai stimulus
A : Klein mengenal halusinasi perlu ditinggalkan
P : Pertemuan pkl 14.00 wib topik mengontrol halusinasi






























S : Untuk mengontrol halusinasi ada 4 cara. Pertama harus berani mengatakan “Tidak” mau melihat orang yang seperti setan itu. Kedua, harus ada aktifitas misalnya ke rehab, mencuci plato, menyapu, cucian. Ketiga, minta tolong sama suster, keluarga kalau melihat setan/bayangan itu lagi. Keempat, minum obat taratur
O : Kontak mata lama
Bicara lancar
Ekspresi tenang
A : TUK 3 tercapai klien dapat menyebutkan cara memutuskan (mengontrol halusinasi)
P : Pertemuan berikutnya tanggal 23 February 2009 pukul 08.00 wib, topik guna obat untuk mengontrol halusinasi
S : Klien dapat mengenali macam dan jumlah obat yang dimakan
-   Klien menyebutkan guna masing-masing obat
-   Klien akan makan obat sesuai peraturan dokter
O : Klien memperhatikan obat yang diperlihatkan oleh perawat
-   Klien mananyakan satu persatu obat yang dikenalkan
-   Klien makan obat siang setelah makan siang








 A : TUK 4  tercapai klien dapat menyebutkan jenis, nama obat dan guna obat untuk mengontrol halusinasi
P : Pertemuan selanjutnya tanggal 23 February 2009 pukul 10.00 wib kunjungan kerumah tujuan klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasi
S : - halusinasi : Persepsi yang salah tanpa rangsangan dari luar
-   Tanda-tandanya : Bicara sendiri, tertawa sendiri, marah tiba-tiba
-   Timbul saat menyendiri/melamun, tidak timbul saat ada kegiatan
-   Memutuskan untuk mengatasi segera halusinasi untuk mencegah bahaya kekerasan yang dilakukan
-   Memberi kegiatan rumah sehari-hari, tidak memberi peluang klien untuk menyendiri
-   Membantu suasana rumah yang menyenangkan klien
-   Mengikutsertakan klien dalam aktivitas keluarga, akan bersama, ngobrol bersama
-   Membawa klien untuk mengontrol teratur kerumah sakit, memastikan tidak pernah putus obat
O : Keluarga dapat dengan lancar  menjelaskan kembali kemampuan selama diskusi. Keluarga nampak antusias mendengarkan dan bertanya tentang hal yang belum diketahui
A :TUK 5 tercapai keluaga dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh perawat setelah diskusi
P : Pertemuan berikutnya tanggal  24 February 2009  pukul 10.00 wib dirumah sakit jiwa, topik : Persiapan klien pulang  



DAFTAR PUSTAKA

Budi A, “Proses Keperawatan Jiwa”, Jakarta : EGC, 2005
Maramis, WF, “Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa”, Surabaya : Penerbit Airlangga, 1995
Stuart, G.W, Anna Sudden, S.J.E.R, “Buku Saku Keperawatan Jiwa”, Jakarta. EGC. 1995

Rasmun, SKp, “Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga”, Jakarta, EGC. 2001

No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...