Saturday 23 December 2017

ASKEP ORCHITIS

TINJAUAN KASUS

Tgl. MRS          : 08 – 03 – 2015
Tgl. Pengkajian : 11 – 03 – 2015
Ruangan            :
Dx. Medis         : Orchitis
A.    Pengkajian
1.      Biodata
a.       Identitas pasien
1)      Nama                             :   Tn. “M”
2)      Umur                             : 30 th
3)      Jenis kelamin                 :   Laki-laki
4)      Suku/Bangsa                 :   Bugis/Indonesia
5)      Status                            :   Kawin
6)      Pendidikan                    :   SMA
7)      Pekerjaan                       :   Dinas Perhubungan Laut
8)      Alamat                          :  
b.      Identitas penanggung
1)      Nama                             :   Ny. “N”
2)      Umur                             :   25 tahun
3)      Jenis kelamin                 :   Perempuan
4)      Suku/Bangsa                 :   Bugis/Indonesia
5)      Status                            :   Kawin
6)      Pendidikan                    :   SMA
7)      Pekerjaan                       :   IRT
8)      Alamat                          :  
9)      Hubungan dengan klien:   Istri
10)  No. askes                       :  
2.      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat kesehatan sekarang
Tn M 30 th datang ke RS dengan keluhan demam, dari penis keluar nanah, nyeri ketika berkemih (disuria). Dari hasil pengkajian fisik didapatkan, pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, skrotum, dan testis. Testis juga  teraba lunak. Klien mengatakan pernah menderita gondongan (mumps) 5 tahun yang lalu. Diagnosa Medis à ORCHITIS
b.      Riwayat kesehatan masa lalu
1)      Klien belum pernah diopname/masuk RS dan belum pernah masuk RS sebalumnya.
2)      Tidak ada riwayat alergi, terhadap obat-obatan dan makanan
3)      Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan, dan merokok.
c.       Riwayat kesehatan keluarga

Genogram 3 generasi







Keterangan :
:  Laki-laki
:  Perempuan
:  Klien
:  Sudah meninggal
:  Tinggal serumah
1)      Generasi 1 meninggal karena faktor usia.
2)      Generasi II meninggal tidak diketahui penyebabnya.
3)      Tidak ada penyakit yang sama dengan keluarganya.
3.      Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan umum  :  Klien nampak sakit sedang.
b.      Kesadaran          :  Composmentis
c.       Tinggi badan      :  170 cm
d.      Berat badan        :  73 kg
e.       Tanda-tanda vital:
Tekanan darah     :   120/80 mmHg
Nadi                    :   80 x/menit
Suhu                    :   36,50C
Pernafasan           :   16 x/menit
f.       Kepala
Inspeksi :
1)      Keadaan rambut distribusi merata tidak alopesia.
2)      Keadaan kulit kepala nampak bersih
3)      Warna rambut hitam.
Palpasi :
1)      Tidak ada nyeri tekan.
2)      Tidak ada benjolan/massa.
3)      Rambut tidak mudah tercabut.
g.      Muka
Inspeksi :
1)      Ekspresi nampak meringis.
2)      Pipi simetris kiri dan kanan.
3)      Tidak nampak adanya luka/lesi.
Palpasi :
1)      Tidak teraba adanya tumor/massa.
2)      Tidak ada nyeri tekan.
h.      Mata
Inspeksi :
1)      Sclera tidak icterus.
2)      Konjungtiva nampak merah muda.
3)      Pupil isokor kiri dan kanan.
4)      Palpebra tidak nampak oedema, kemerahan
Palpasi :
1)      Kedua bola mata teraba lunak.
2)      Tidak ada nyeri tekan di kedua bola mata.
Fungsi penglihatan : klien dapat membaca surat kabar dengan memakai kacamata.

i.        Telinga
Inspeksi :
1)      Daun telinga tidak nampak adanya kemerahan dan benjolan.
2)      Saluran telinga luar nampak bersih.
3)      Nampak ditumbuhi bulu-bulu di kedua saluran telinga luar.
Palpasi :
1)      Tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoid dan tragus.
2)      Tidak teraba adanya massa/benjolan.
Fungsi pendengaran : klien dapat mendengar detakan arloji jarak 30 cm.
j.        Hidung dan sinus
Inspeksi :
1)      Nampak adanya sekret di lubang telinga.
2)      Mukosa hidung nampak kemerahan.
3)      Septum tidak deviasi.
4)      Struktur hidung simetris kiri dan kanan.
Palpasi :
1)      Tidak ada nyeri tekan pada sinus-sinus paranasalis.
2)      Tidak teraba adanya benjolan.
k.      Mulut
Inspeksi :
1)      Keadaan mulut nampak bersih.
2)      Jumlah gigi yang caries 2 buah (molar).
3)      Lidah nampak bersih.
4)      Jumlah gigi yang tanggal ada 4 buah.
5)      Tidak nampak adanya luka, kemerahan pada mukosa.
6)      Posisi ovula berada di tengah.
7)      Keadaan tonsil tidak bengkak dan tidak kemerahan.
l.        Leher
Inspeksi :
1)      Tidak nampak adanya pembesaran/gondok.
2)      Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
3)      Tidak nampak adanya peningkatan vena jugularis.
Palpasi :
1)      Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.
2)      Tidak ada nyeri tekan massa/tumor.
m.    Dada dan paru-paru
Inspeksi :
1)      Bentuk dada diameter anterior posterior dan transversal 1 :  2.
2)      Frekuensi pernafasan : 16 x/menit.
3)      Tidak ada luka, lesi dan tumor.
Palpasi :
1)      Ekspansi dada seimbang kiri dan kanan.
2)      Vokal fremitus getaran seimbang.
Perkusi :
1)      Sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi :
1)      Bunyi vesikuler di seluruh lapang paru.
2)      Tidak terdengar bunyi tambahan.
n.      Jantung
Inspeksi :
1)      Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi :
1)      Ictus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula kiri.
Perkusi :
1)      BJ I dan II terdengar murni ® lub dub
2)      BJ I di ICS 4 midklavikula (trikuspidalis).
3)      BJ I di ICS 5 midklavikula kiri (bicuspidalis).
4)      BJ II di ICS 2 midklavikula kanan (aorta).
5)      BJ II di ICS 2 midklavikula kiri (pulmo).
6)      Tidak terdengar bunyi tambahan.
o.      Abdomen
Inspeksi :
1)      Tidak nampak adanya lesi/luka  dan tumor.
2)      Tidak ada perubahan warna kulit (sama dengan sekitarnya).
Auskultasi :
1)  Peristaltik usus terdengar, durasi 3 – 5 x/menit
Palpasi :
1)      Tidak ada nyeri tekan pada hepar, dan lien.
2)      Teraba massa faeses di kuadran kiri bawah.
Perkusi :
1)  Terdengar hipertympani pada area lambung (kuadran kiri atas).
p.      Genetalia dan anus
Inspeksi :
1)  Tampak terpasang poly cateter pada alat kelamin luar.
q.      Ekstremitas
1)      Ekstremitas atas
Inspeksi :
a)      Tidak nampak adanya hipertropoi atau atropi.
b)      Pergerakan : klien dapat mengangkat kedua tangan dengan sokongan.
c)      Kekuatan otot skor 2/2.
Palpasi :
a)      Nyeri tekan pada otot deltoid.
b)      Tidak ada pitting edema.
2)      Ekstremitas bawah
Inspeksi :
a)      Tidak nampak adanya hipertropi, atropi maupun oedema.
b)      Pergerakan klien dapat mengangkat kedua kaki tapi langsung jatuh. Skor 4/4.








    1. Pola Aktifitas Sehari-hari
No
Jenis Aktifitas
Sebelum Sakit
Saat Sakit

1
2
3
4
1.
Pola Aktifitas
a.       Makan






b.       Minum

Nasi, lauk pauk dan sayur, kadang klien makan buah-buahan. Tidak ada pantangan makanan dan klien biasa makan 2-3 porsi/hari dan tidak ada keluhan.
Klien minum + 7-8 gelas / hari (+ 1400-1600 cc / hari) dengan jenis air yang diminum yaitu air putih dan air teh dan kopi.


Nasi, lauk pauk, sayur dan buah-buahan. Klien makan 3x/hari dengan porsi  makan habis 1 porsi.



Jumlah minum klien +  1 ½ botol Aqua besar / hari  (+2000-2500 cc / hari), jenis air yang diminum klien hanya air putih.
2.
Eliminasi
a.       BAB




b.       BAK

Kebiasaan klien BAB   1-2 kali/hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning serta tidak ada keluhan BAB.
Klien mengatakan BAK +   7-8 x/hari dengan warna kuning jernih dan merasa tidak lampias. Klien mengatakan bila sudah BAK masih ada keinginan untuk BAK lagi.

Klien BAB 1 x/hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning. BAB klien dibantu oleh keluarga.

Pada saat dikaji klien terpasang dower kateter dan bertanya apakah BAKnya bisa kembali normal. Jumlah urine klien saat dikaji sekitar + 1000cc /       8 jam (tgl 8 Agustus 2005 pukul 23.00 sampai 8 Agustus 2005 pukul 07.00).

3.
Personal Hygiene (mandi, gosok gigi, keramas, gunting kuku)
Klien biasa mandi dengan cara diguyur 1-2 x/hari dengan menggunakan sabun, gosok gigi setiap 1-2X/hari (tiap mandi) dengan menggunakan pasta gigi, keramas 1x/ minggu dengan menggunakan shampo dan gunting kuku kalau sudah panjang saja. Dalam melakukan personal hygiene klien melakukannya sendiri.

Selama di rumah sakit klien mengatakan belum pernah dimandikan, belum pernah gosok gigi, dan juga belum pernah keramas serta gunting kuku. Dalam memenuhi personal hygiene klien dibantu oleh keluarga.
4.
Pola istirahat tidur




Klien biasa tidur malam mulai jam 21.00-05.00 WIB. Klien mengatakan tidurnya kadang terganggu karena ada keinginan utnuk BAK.

Klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena merasakan nyeri pada kandung kemihnya. Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa semalam klien hanya tidur + 2 jam saja. Terdapat lingkaran hitam pada daerah periorbital. Klien tidur siang mulai jam 14.00–15.30 WIB.

5.
Kegiatan/Aktifitas sehari-hari
Klien jarang berolah raga dan menghabiskan waktunya di rumah saja bersama cucu-cucunya.
Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur dan kadang-kadang klien tampak terduduk.


    1. Data Penunjang
1)      Data Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium.
Tanggal
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Satuan
26 Juli
2005
I. Hematologi
·     HB
·     Leukosit
·     Hematokrit
·     Trombosit

9,3
14.800
29
520.000

13 – 18
3,8–10,6
40-52
150-440

gr/dl
ribu/mm3
%
ribu/mm3
II. Kimia Klinik
·     Ureum
·     Kreatinin
·     Natrium
·     Kalium

58
1,9
143
4,0

15–50
0,6–1,1
135–145
3,6–5,5

mg/dl
mg/dl
Meq/L
Meq/L
III. Urine
·     Bj
·     Ph
·     Protein
·     Bilirubin
·     Urobilinogen
·     Leuko

1.015
6,0
Positif
Negatif
0,2
Banyak sekali

1.002-1.030
4,8-7,5
Negatif
Negatif
0,2-1,0
< 6 lpb





mg/dl
IV. Immunologi / Serologi
·     PSA total


4,18


< 4


ng/ml
05 Agustus
2005

I. Hematologi
·     HB
·     Leukosit
·     Hematokrit
·     Trombosit

9,4
8500
14
413000

13 – 18
3,8–10,6
40 – 52
150-440

gr/dl
ribu/mm3
%
ribu/mm3
II. Kimia Klinik
·     Ureum
·     Kreatinin
·     Natrium
·     Kalium
·     Glukosa sewaktu

65
1,60
141
4,9
90

15–50
0,6–1,1
135–145
3,6–5,5
< 140

mg/dl
mg/dl
Meq/L
Meq/L
mg/dl


2)      Radiologi
Tanggal 2 Agustus 2005
Klinis : Benigna Prostat Hiperplasia.
a)      Thorax foto
§  Sinus dan diafragma (N)
§  Tidak tampak pembesaran jantung
§  Tidak tampak TB paru aktif.
b)      USG
§  Volume prostat 44,37 cc
§  PSA 4,18
§  PSAD 0,09
Kesan : Terdapat pembesaran prostat.
3)      Therapy
a)      Infus   NaCl   0,9  % 20 gtt/menit.
b)     Ceftriaxon             1 x 1 gram                   per IV
c)      Tradosik                2 x 1 ampul                 per IM
  1. Analisa Data
Data
Kemungkinan Penyebab dan Dampak
Masalah

1
2
3
DS :
·  Klien mengatakan masih merasa nyeri pada daerah kandung kemih
·  Klien mengatakan nyeri bertambah jika ditekan dan berkurang jika klien tiduran dan beristirahat
·  Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa panas
·  Klien mengatakan nyeri tersebut menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah kemaluan.

DO :
·  Klien tampak meringis jika daerah kandung kemihnya ditekan
·  Terdapat distensi kandung kemih
·  Skala nyeri 3 (dari 0-5)

BPH
¯
Pembesaran prostat menyebabkan tersumbatnya saluran perkemihan
¯
Terakumulasinya urine di vesika urinaria
¯
Mendesak sel-sel syaraf di vesika urinaria
¯
Merangsang pelepasan histamine, bradikinin, serotonin, prostaglandin dan substansia P
¯
Merangsang noci reseptor sebagai reseptor nyeri
¯
Dihantarkan oleh serabut delta A dan C
¯
Dialirkan dalam bentuk elektrokimia, impuls ganglia radiks menuju dorsal horn dimedulla spinalis bagian posterior
¯
Ditransfer melalui traktus spinothalamikus
¯
Thalamus
¯
Cortex cerebri lobus parietalis
¯
Nyeri dipersepsikan
¯
Gangguan rasa nyaman : nyeri


Gangguan rasa nyaman : nyeri
DS :
§ Keluarga dan klien mengatakan infus dan kateter telah terpasang sejak klien masuk RS (tgl. 05/08/2005)

DO :
§ Klien terpasang kateter
§ Klien terpasang infus NaCl 0,9 %
§ Daerah pemasangan dower kateter dan selang kateter tampak kotor.
§ Hb : 9, 4 gr/dl
§ Leukosit : 8500/mm3


BPH
¯
Dilakukan pemasangan kateter dan infus
¯
Adanya benda asing yang masuk ke tubuh
                                     ¯
Media yang baik untuk masuknya mikroorganisme
¯
Resiko tinggi terjadinya infeksi

Resiko tinggi terjadinya infeksi









DS :
§ Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter.
§ Klien mengatakan sekarang BAKnya tidak melalui genetalia lagi melainkan melalui selang.
§ Klien bertanya kepada perawat apakah BAKnya akan kembali normal.

DO :
§ Klien terpasang dower kateter
§ Jumlah keluaran urine klien saat dikaji yaitu : 1000cc /  8 jam (tgl 8 Agustus 2005 pukul 23.00 sampai 8 Agustus 2005 pukul 07.00)  dengan karakteristik kuning jernih.


BPH
¯
Tersumbatnya saluran perkemihan
¯
Akumulasi urine di vesika urinaria
¯
Dilakukan pemasangan dower kateter
¯
Urine keluar melalui selang kateter
¯
Klien tidak bisa BAK secara normal
¯
Perubahan pola eliminasi : BAK

Perubahan pola eliminasi : BAK
DS :
·  Klien mengatakan kebutuhan sehari-harinya dibantu keluarga.
·  Klien mengatakan belum pernah dimandikan sejak masuk RS.
·  Klien mengatakan belum pernah gosok gigi sejak masuk RS.
·  Klien mengatakan belum pernah keramas sejak masuk RS.

DO :
·  Rambut dan kulit kepala klien bersih
·  Gigi klien kotor
·  Kuku klien panjang dan kotor.
·  Kulit tubuh klien kotor dan kering.
·  Kebutuhan sehari-hari klien terlihat dibantu oleh keluarga.


BPH
¯
Tersumbatnya saluran kemih sehingga terakumulasinya urine di kandung kemih dan mendesak sel-sel syaraf sekitar
¯
Nyeri
¯
Keterbatasan aktivitas
¯
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien dibantu
¯
Gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene
Gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene

DS :
·    Klien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena merasa nyeri.


·    Klien mengatakan semalam hanya tidur selama + 2 jam saja, sedangkan tidur siangnya mulai jam 14.00 – 15.30 WIB.

DO :
·    Terdapat lingkaran hitam pada daerah periorbital.
·    Tanda-tanda vital :
-       TD : 120/70 mmHg
-       R    : 18 x/menit
-       N    : 76 x/menit
-       S    : 36,7oC.

BPH
¯
Tersumbatnya saluran kemih sehingga terakumulasinya urine di kandung kemih dan mendesak sel-sel syaraf sekitar
¯
Nyeri
Merangsang aktivasinya RAS (Reticulo Activity System) sebagai pusat jaga di formatio retikularis
Klien sering terjaga
Pemenuhan istirahat tidur klien terganggu

Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
DS :
·    Klien dan keluarga mengatakan khawatir dengan kondisi klien.
·    Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien.

DO :
·    Klien dan keluarga tampak sering bertanya pada perawat tentang keadaan klien.

BPH + Epididimitis
Kompleksnya perawatan dan pengobatan yang diperlukan
Kurangnya informasi bagi klien dan keluarga
Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang prosedur pengobatan dan atau perawatan
Stressor
Stress  psikologik
Gangguan rasa aman : cemas sedang

Gangguan rasa aman : cemas sedang



  1. Diagnosa Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
Ditemukan
Dipecahkan
Tanggal
Tanggal
1.
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya pendesakan sel-sel syaraf oleh urine pada daerah vesika urinaria akibat BPH.
11-03-2015
...............
2.
Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya port de entry mikroorganisme akibat dari pemasangan kateter dan infus.
11-03-2015
.....................
3.
Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL : personal hygiene berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas.
11-03-2015
................
4.
Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya RAS di formatio retikularis.
11-03-2015
...............
5.
Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pemasangan kateter.
11-03-2015
.............
6.
Gangguan rasa aman : cemas sedang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien.
11-03-2015
............






















  1. Perencanaan / Intervensi

No
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional

1
2
3
4
5
1.
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya pendesakan sel-sel syaraf oleh urine pada daerah vesika urinaria akibat BPH.
Tupan
Rasa nyaman klien terpenuhi

Tupen
Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari diharapkan nyeri berkurang, dengan kriteria evaluasi :
§  Klien mengatakan nyerinya berkurang
§  Klien dapat beradaptasi dengan nyerinya
§  Skala nyeri men-jadi 1 (dari 0-5)

1.   Atur posisi tidur yang nyaman dengan posisi semi fowler 30-45o.
2.   Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam.

3.   Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi : nafas dalam  ketika rasa nyeri timbul.
4.   Lakukan teknik distraksi dengan cara mengusap-usap daerah kandung kemih klien.
5.   Lanjutkan pemberian obat analgetik : Tradosik  2 x 1 ampul  per IM.

6.   Kaji ulang tingkat nyeri klien.
1.   Memberikan rasa kenyamanan bagi klien.

2.   Untuk mengetahui perkembangan dan keadaan klien.
3.   Teknik relaksasi akan menghambat reseptor nyeri di dorsal horn sehingga nyeri berkurang.
4.   Distraksi berfungsi untuk mengalihkan perhatian klien sehingga nyeri berkurang.
5.   Dengan memberikan obat analgetik, efek obat akan menekan reseptor nyeri di dorsal horn.
6.   Dengan mengkaji tingkat nyeri klien, dapat diketahui dan ditentukan langkah selanjutnya.


2.
Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan dengan adanya port de entry mikro organisme akibat dari pemasangan kateter dan infus.













Tupan :
Infeksi tidak terjadi

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari tidak terdapat tanda-tanda infeksi, dengan kriteria evaluasi :
§  Tidak terdapat tanda-tanda infeksi dari tempat pemasangan kateter dan infus.
§  Tanda-tanda vital dalam batas normal
§  Daerah genetalia dan selang kateter  dalam kedaan bersih.

1.    Monitor tanda-tanda infeksi seperti adanya tumor, rubor, calor, dolor dan fungtio laesa.
2.    Observasi tanda-tanda vital tiap shif tiap 8 jam.
3.    Kolaborasi untuk pemasangan infus.


4.    Kolaborasi untuk pemberian tranfusi.



5.    Lakukan perawatan kateter dengan menggunakan teknik aseptic dan anti septic.


6.    Ganti alat tenun setiap hari.


7.    Lanjutkan pemberian antibiotik sesuai order yaitu Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV.


8.    Anjurkan klien untuk lebih mengkonsumsi protein dan kalori.
1.   Observasi tanda-tanda peradangan dapat mengenal lebih dini bila terjadi infeksi.
2.   Mengetahui fluktuasi tanda-tanda vital bila terjadi infeksi.
3.   Pemasangan infus merupakan akses terbaik sebelum dilakukan tranfusi.
4.   Tranfusi membantu meningkatkan Hb sehingga diharapkan daya tahan tubuh meningkat.
5.   Kateter yang sudah terpasang lama dan kotor merupakan media yang baik untuk perkembangan mikroorganisme.

6.   Dengan mengganti alat tenun diharapkan dapat meminimalkan terjadinya infeksi.
7.   Ceftriaxon berfungsi sebagai bakterisida sehingga kuman yang ada dapat terbunuh/ diminimalisasi.
8.   Dengan lebih meng konsumsi kalori dan protein diharapkan Hb dan daya tahan tubuh klien meningkat sehingga meminimalkan resiko terjadinya infeksi.

3.
Gangguan peme- nuhan kebutuhan sehari-hari : personal hygiene berhubungan dgn adanya keterbatasan aktivitas.

Tupan :
Kebutuhan sehari-hari klien terpenuhi.

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari personal hygiene klien terpenuhi dengan kriteria evaluasi:
§  Kulit klien dalam keadaan bersih.
§  Gigi klien dalam keadaan bersih.
§  Keluarga terlibat dalam pemenuhan personal hygiene klien.

1.   Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene yaitu:
§  Mandi seka
§  Gosok gigi
§  Gunting kuku
2.   Libatkan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene klien


3.   Observasi tanda-tanda vital klien setelah melakukan aktivitas personal hygiene.
4.   Beri reinforcement positif bila klien mampu melakukan personal hygiennya secara mandiri sesuai dengan kemampuan-nya.
1.    Bantuan yang diberi-kan dapat memudah-kan terpenuhinya kebutuhan personal hygiene tanpa mem-buat klien lemah.
2.    Keluarga merupakan support system bagi klien sehingga  klien termotivasi untuk melakukan personal hygiene.
3.    Tanda-tanda vital merupakan indikator terjadinya perubahan status kesehatan.
4.    Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien dan memotivasi klien untuk melakukan kembali aktivitas sehari-harinya.

4.
Gangguan peme- nuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan teraktivasinya RAS diformatio retikularis.

Tupan :
Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi.

Tupen :
Klien dapat tidur cukup dalam waktu 3 hari, dengan kriteria :
·     Tidak tampak lingkaran hitam pada daerah periorbital.
·     Klien dapat tidur dengan nyenyak.
·     Klien tidak sering terbangun dari tidurnya.
·     Jumlah jam tidur klien cukup  7-8 jam/hari.
·     Lingkungan sekitar klien tenang, aman, dan nyaman untuk klien tidur.
1.   Kurangi stimulus yang dapat menyebabkan klien sulit tidur dengan menciptakan lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman untuk klien tidur.




2.   Atur posisi klien yang nyaman untuk tidur dgn berikan posisi semifowler 30–450.
3.   Anjurkan klien untuk minum susu hangat sebelum klien tidur.




4.    Jelaskan pada klien tentang pentingnya istirahat tidur bagi klien.


5.   Anjurkan dan bimbing klien untuk berdo’a sebelum tidur.

1.   Dengan lingkungan tenang, aman dan nyaman akan merangsang aktivasi BSR (bulbar synchronizing region) sebagai pusat tidur sehingga klien terstimulasi dan akan mendukung klien untuk tidur.


2.   Posisi yang nyaman dapat menstimulasi klien untuk tidur.

3.   Susu mengandung triptofan yang dapat merangsang BSR sebagai pusat tidur sehingga klien terstimulasi untuk tidur.
4.   Menambah wawasan pengetahuan kepada klien tentang pentingnya istirahat tidur bagi kesem-buhan klien.
5.   Dengan berdo’a dapat menenangkan klien secara psikologis dan spiritual saat akan menjelang tidur.

5.
Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pemasangan kateter.

Tupan :
Pola eliminasi BAK klien kembali normal.

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari klien dapat beradaptasi dengan pemasangan kateter, dengan kriteria evaluasi :
§  Klien mengung-kapkan secara verbal dapat beradaptasi dengan terpasangnya selang kateter.
§  Aliran urine dari kateter lancar
§  Selang kateter tidak terlipat / dalam keadaan terfiksasi dengan baik.

1.    Berikan penjelasan kepada klien tentang indikasi dilakukan pemasangan selang kateter.

2.    Posisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine.


3.    Observasi intake cairan dan keluaran urine pada urine bag setiap 24 jam.



4.    Jelaskan kepada klien bahwa pemasangan kateter tidak untuk selamanya.

1.   Pengetahuan klien tentang indikasi dipasangnya kateter akan mendorong penerimaan peruba-han pola berkemih.
2.   Hambatan aliran memungkinkan urine tertahan dalam kandung kemih sehingga menyebab-kan klien merasa lebih tidak nyaman.
3.   Diharapkan dapat diketahui kelancaran aliran urine dan dapat diketahui ada atau tidaknya gangguan pada fungsi filtrasi.
4.   Diharapkan klien dapat beradaptasi dengan terpasangnya selang kateter.

6.
Gangguan rasa aman : cemas sedang berhubu-ngan dengan kurangnya pengetahuan klien & keluarga terhadap penyakit klien.

Tupan:
Rasa aman klien terpenuhi



Tupen:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari, diharapkan pengetahuan klien dan keluarga tentang keadaan klien bertambah, dengan kriteria:
§  Klien dan keluarga tidak mengeluh merasa khawatir tentang penyakit klien.
§  Klien dan keluarga secara verbal mengatakan mengerti tentang penjelasan dari perawat.
§  Ekspresi wajah klien tenang.
1.   Bantu klien untuk menyesuaikan dirinya dengan kehidupan di RS.


2.   Diskusikan bersama klien dan keluarga mengenai kondisi penyakit, proses penyembuhan dan perawatan klien.
3.   Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan selama klien dirawat di RS.


4.   Kaji pemahaman klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan.

5.   Kaji ulang tingkat kecemasan klien.






6.   Beri reinforcement positif bila klien dan keluarga mampu mengungkapkan pemahamannya tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan.

1.   Dengan penyesuaian kehidupan di RS klien akan terbiasa dengan keadaan ling-kungan di RS demi kesembuhannya.
2.   Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien & keluarga sehingga mengurangi kecemasan.
3.   Diharapkan dapat menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang keadaan klien dan dapat membantu mengurangi kecemasan pada klien.
4.   Dapat diketahui sejauh mana pemahaman klien & keluarga sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya.
5.   Diharapkan dapat diketahui tingkat kecemasan klien setelah diberikan penjelasan tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan.
6.   Diharapkan motivasi klien bertambah dan meningkatkan semangat klien sehingga mengurangi kecemasan.










  1. Pelaksanaan / Implementasi
Tanggal
No. DP
Waktu
Pelaksanaan dan Evaluasi
Paraf

1
2
3
4
5
...-03-2015
1
08.00
Mempertahankan posisi semi fowler.
Hasil :
Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o.

1
08.10
Mengkaji tingkat nyeri klien.
Hasil :
Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).

1
08.15
Mengukur tanda-tanda vital klien.
Hasil :
§  TD : 120/70 mmHg
§  Nadi 76 x/mnt
§  R : 18 x/mnt
§  S : 36,7oC

1
09.05
Melanjutkan pemberian therapi analgetik : Tradosik     1 ampul per IM.
Hasil :
Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1 ampul per IM, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat

1
10.25
Melakukan teknik distraksi dengan cara mengusap-usap daerah kandung kemih klien.
Hasil :
Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan mengatakan akan melakukannya sendiri bila merasa nyeri.

2
07.55
Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien.
Hasil :
Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih rapi.

2
08.15
Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
§  TD : 120/70 mmHg
§  Nadi 76 x/mnt
§  R : 18 x/mnt
§  S : 36,7oC

2
09.00
Melanjutkan pemberian therapi antibiotik : Ceftriaxon     1 x 1 gr  per IV.
Hasil :
Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr per IV, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat.

2
10.00
Memonitor tanda-tanda infeksi pada daerah pemasangan infus dan kateter.
Hasil :
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada daerah pemasangan kateter dan infus seperti bengkak, kemerahan, dll.

5
11.10
Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine, yaitu dengan cara membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat.
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar.


6
13.05
Membantu klien untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan rumah sakit.
Hasil :
Perawat mengorientasikan pada klien tentang keadaan lingkungan sekitar & keadaan lingkungan rumah sakit.


6
13.10
Melakukan diskusi kecil antara perawat, klien dan keluarga untuk membahas pengetahuan klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
Hasil :
Klien dan keluarga mengatakan tidak begitu mengetahui tentang penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan bagi klien.



6
13.20
Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan selama klien dirawat dirumah sakit.
Hasil :
Klien dan keluarga tampak menyimak penjelasan dari perawat tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan.


6
13.25
Mengkaji pemahaman klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
Hasil :
Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.



6
13.30
Mengkaji ulang tingkat kecemasan klien.
Hasil :
Klien terlihat tampak tenang dan ekspresi muka terlihat lebih bahagia.


6
13.35
Memberikan reinforcement positif pada klien dan keluarga setelah klien dan keluarga mengungkapkan kembali pemahamannya tentang keadaan klien.
Hasil :
Klien dan keluarga mengungkapkan kembali tentang keadaaan klien seperti yang telah dijelaskan oleh perawat.


...-03-2015
1
08.10
Mempertahankan posisi semi fowler
Hasil :
Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o.


1
08.20
Mengkaji tingkat nyeri klien
Hasil :
Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).


1
08.40
Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
§  TD : 120/80 mmHg
§  Nadi 82 x/mnt
§  R : 22 x/mnt
§  S : 37,8oC



1
09.40
Mengajarkan pada klien teknik relaksasi nafas dalam yang dapat dipergunakan apabila klien merasa nyeri
Hasil :
Klien dapat mengerti penjelasan perawat dan dapat memperagakan teknik relaksasi nafas dalam.

1
10.05
Melanjutkan pemberian therapi analgetik : Tradosik     1 ampul per IM.
Hasil :
Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1 ampul per IM, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat.

1
13.18
Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler.
Hasil :
Klien tampak dalam posisi semi fowler 30-45o.

2
07.15
Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien
Hasil :
Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih rapi.

2
08.30
Memonitor tanda-tanda infeksi pada daerah pemasangan infus dan kateter.
Hasil :
Daerah tempat pemasangan infus terdapat bengkak dan kemerahan serta saat ditekan klien mengeluh nyeri, sementara pada daerah tempat pemasangan kateter tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

2
08.40
Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
§  TD : 120/80 mmHg
§  Nadi 82 x/mnt
§  R : 22 x/mnt
§  S : 37,8oC


2
08.55
Meng-aff infus pada lengan kiri klien yang mengalami phlebitis.
Hasil :
Infus pada lengan kiri klien telah dilepas dan daerah tempat pemasangan difiksasi dengan kapas alkohol dan plester.


2
09.05
Memasang infus pada klien dilengan sebelah kanan.
Hasil :
Infus telah terpasang dilengan sebelah kanan klien, terfiksasi dengan baik, tetesan infus lancar dan tidak ada keluhan apapun dari klien setelah pemasangan.


2
09.20
Mengompres dengan kassa alkohol pada lengan sebelah kiri klien yang bengkak akibat pemasangan infus.
Hasil :
Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan nyerinya berkurang.


2
09.30
Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein seperti, telur, dll.
Hasil :
Klien mengatakan akan memakan makanan seperti yang perawat anjurkan.


2
10.00
Melanjutkan pemberian therapi antibiotik : Ceftriaxon 1 x 1 gr  per IV.
Hasil :
Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr per IV, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat.

2
11.00
Melakukan perawatan pada daerah genetalia dan selang kateter dengan teknik aseptik dan antiseptik.
Hasil :
Daerah genetalia telah dilakukan perawatan, begitupun dengan selang kateter. Tempat pemasangan kateter terbungkus kassa bethadine.

2
12.20
Berkolaborasi untuk memberikan tranfusi pada klien.
Hasil :
Klien mendapatkan tranfusi sebanyak 1 labu dan selama tranfusi klien tidak tampak menggigil.

3
07.30
Memenuhi kebutuhan personal hygiene klien yaitu :
§  Memfasilitasi klien untuk menggosok gigi
§  Membantu klien untuk mandi seka diatas tempat tidur dengan menggunakan sabun.
Hasil :
Klien mengatakan badannya lebih segar setelah mandi seka, tubuh klien bersih dan tercium harum, gigi klien bersih dan tidak tercium bau mulut.

3
08.00
Memberikan reinforcement positif pada klien karena telah memenuhi kebutuhan personal hygienenya meskipun dibantu oleh perawat.
Hasil :
Klien tampak tersenyum dan mengatakan akan selalu menjaga kebersihan dirinya sendiri.

3
08.05
Anjurkan keluarga agar selalu menjaga kebersihan tubuh klien.
Hasil :
Keluarga mengatakan akan selalu menjaga kebersihan tubuh klien.

3
08.40
Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
§  TD : 120/80 mmHg
§  Nadi 82 x/mnt
§  R : 22 x/mnt
§  S : 37,8oC


3
12.45
Memfasilitasi klien untuk menggunting kuku di atas tempat tidur.
Hasil :
Kuku klien tampak pendek dan bersih.


4
13.05
Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya tidur bagi klien.
Hasil: klien mengerti dan faham terhadap pentingnya tidur bagi klien.


4
13.10
Menganjurkan pada klien untuk meminum susu hangat sebelum tidur.
Hasil :
Klien mengatakan saat ini tidak mempunyai susu dan akan membelinya nanti.

4
13.15
Kurangi stimulus yang dapat menyebabkan klien sulit tidur dengan menciptakan lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman untuk klien tidur, seperti; menganjurkan klien dan anggota keluarga lainnya untuk tenang selama diruang perawatan, menjauhkan klien dari kemungkinan terjadinya injury, dan mengatur posisi tidur klien semi fowler untuk klien tidur.
Hasil:
Lingkungan perawatan klien tenang, klien terhindar dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur, dan posisi klien saat akan tidur berada pada posisi semifowler.

4
13.18
Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler.
Hasil :
Klien tampak dalam posisi semi fowler 30-45o.

4
13.20
Membimbing dan menemani klien berdo’a sebelum tidur.
Hasil: klien berdo’a sebelum dirinya tidur.

5
07.10
Mengobservasi intake cairan dan keluaran urine klien dalam 24 jam.
Hasil :
Intake cairan dan pengeluaran urine klien dari tgl 8/08/05 pkl. 0700- tgl 9/08/05 pkl. 0700 :
Intake :
§  Oral                                           : 1850 cc
§  Infus NaCl 0,9 % (20 gtt/mnt)  : 1200 cc
Output :
§  Kateter                                      : 2300 cc,
kuning jernih
§  IWL (BB : 48 kg)                     :   480 cc
Balance cairan klien : 3050 – 2780 = -270

5
10.20
Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai tujuan dari pemasangan selang kateter yaitu untuk mengeluarkan cairan yang berada di dalam kandung kemih.
Hasil :
Klien dan keluarga mengerti mengenai tujuan pemasangan selang kateter.

5
10.25
Menjelaskan kepada klien dan keluarga bahwa pemasangan selang kateter tidak untuk selamanya.
Hasil :
Keluarga dan klien tampak mendengarkan penjelasan dari perawat.

5
11.10
Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine yaitu dengan cara membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat.
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar.





  1. Evaluasi
Tanggal
DP
Catatan Perkembangan
Paraf

1
2
3
4
...-03-2015

Jam 13.00 WIB
3
S :
·     Klien dan keluarga mengatakan mengerti dan memahami pentingnya perawatan diri bagi klien.
·     Klien mengatakan merasa lebih segar setelah hari ini menggosok gigi dan dimandikan dengan cara dilap oleh perawat.
·     Klien mengatakan kukunya telah digunting dengan gunting kuku.
·     Klien dan keluarga mengatakan akan selalu menjaga kebersihan diri klien.
O:
·     Klien mampu melakukan aktifitas sendiri diatas tempat tidur.
·     Kuku klien pendek dan bersih.
·     Badan klien tampak bersih dan tercium harum.
·     Gigi klien tampak bersih dan tidak tercium bau mulut.
·     Rambut klien tampak rapih.
A :
Masalah teratasi.


...-03-2015

Jam 08.00 WIB
6
S :
·     Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
·     Klien dan keluarga mengatakan secara verbal sudah tidak terlalu khawatir lagi dengan kondisi klien setelah diberi penjelasan oleh perawat.
O :
·     Ekspresi wajah klien tampak tenang
·     Klien dan keluarga sudah tidak bertanya-tanya lagi kepada perawat tentang kondisi atau keadaan klien.
A :
Masalah teratasi


...-03-2015

Jam 10.00 WIB






















Jam 12.30 WIB
2
S :
·     Klien mengatakan merasa lebih nyaman karena daerah pemasangan kateter dan selang kateter telah dibersihkan oleh perawat
·     Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri masih terasa nyeri jika ditekan.
O :
·     Daerah pemasangan kateter dan selang kateter tampak bersih
·     Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien masih terlihat bengkak walaupun sudah berkurang dibandingkan hari sebelumnya
·     Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada daerah tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6.

I :
·     Memonitor tanda-tanda infeksi
·     Mengobservasi tanda-tanda vital klien
·     Mengompres daerah bekas pemasangan infus pada lengan sebelah kiri dengan kassa alkohol
·     Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV
·     Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan Hb
E :
·     Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah daerah bekas pemasangan infus dikompres dengan kassa alkohol.
·     Tanda-tanda vital klien :
-        Tekanan Darah : 110/70 mmhg
-        Nadi : 80 kali/menit
-        Respirasi : 20 kali/menit
-        Suhu : 37,2 0 C
·     Hasil laboratorium tanggal …. Maret 2015 :
-        Hb         : 10,2 gr/dl
-        Ht          : 31 %
-        Leuko    : 9.900 /mm3
-        Trombo : 299.000 /mm3
·     Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV yang diberikan pada jam 10.00 WIB.


...-03-2015

Jam 08.00 WIB
1
S :
·     Klien mengatakan nyerinya sudah terasa berkurang dibandingkan dengan hari sebelumnya.
·     Klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan nyerinya.
O :
·     Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan tidak merasa nyeri.
·     Klien tidak mengeluh nyeri saat daerah kandung kemihnya ditekan.
·     Tidak terdapat distensi kandung kemih
·     Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi saat mengeluh nyeri.
·     Skala nyeri turun menjadi skala 1  (skala 0-5).
A :
Masalah teratasi.


...-03-2015

Jam 08.45 WIB


















Jam 11.30 WIB

2
S :
·     Klien mengatakan hari ini kassa bethadine ditempat pemasangan kateter belum diganti
·     Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri bengkak dan nyerinya sudah berkurang.
O :
·     Kassa bethadine pada tempat pemasangan kateter belum diganti
·     Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien bengkaknya tampak berkurang dibanding hari sebelumnya
·     Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada daerah tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien.
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6
I :
·     Melakukan perawatan kateter dgn teknik aseptik & antiseptik
·     Mengompres daerah bekas pemasangan infus dengan alkohol
·     Mengobservasi tanda-tanda vital klien
·     Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV
E :
·     Klien merasa nyaman setelah dilakukan perawatan kateter
·     Klien merasa lebih baikan pada lengan sebelah kiri setelah perawat mengompresnya dengan kassa alkohol.
·     Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV yang diberikan pada jam 09.30
·     Tanda-tanda vital klien :
-        Tekanan Darah : 120/70 mmhg
-        Nadi : 76 kali/menit
-        Respirasi : 18 kali/menit
-        Suhu : 37 0 C


...-03-2015


Jam 10.00 WIB






















Jam 12.15 WIB
5
S :
·     Secara verbal klien mengatakan telah menerima perubahan pola berkemihnya.
·     Klien mengatakan sudah bisa bergerak/merubah posisi walaupun selang kateter masih terpasang.
·     Klien mengatakan masih merasa tidak nyaman dengan terpasangnya selang kateter.
O :
·     Selang kateter masih terpasang.
·     Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter klien.
·     Intake cairan dan pengeluaran urine klien selama 24 jam (tgl. 10/08/05 pkl. 07.00 – tgl. 11/08/05 pkl. 07.00 WIB) :
Intake :
-        Oral                                    : 2000 cc
-        Infus NaCl 0,9 %               : 1100 cc (20 gtt/menit)
Output :
-        Kateter                                :  2400 cc, kuning jernih
-        IWL (BB : 48 kg)               :    480 cc
Balance cairan klien 3100 – 2880 = -220 cc
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan intervensi no 2
I :
·     Memposisikan selang kateter agar tidak terlipat dan memfiksasinya dengan baik.
E :
·     Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi dengan baik.
·     Tidak tampak adanya rembesan urine dari selang kateter.
·     Aliran keluaran urine dari kateter lancar.


...-03-2015

Jam 11.10 WIB

4
S:
·     Klien mengatakan semalam tidurnya nyenyak dan tidak sering terbangun karena nyeri.
·     Klien dan keluarga mengatakan jumlah tidurnya  ± 8-9 jam sehari.
O:
·     Klien tampak segar dan tidak sayu.
·     Tidak terdapat lingkaran hitam pada daerah periorbital.
·     Klien tampak tidur siang dengan nyenyak.
·     Lingkungan ruang perawatan klien tenang.
A :
Masalah teratasi.


...-03-2015


Jam 10.00 WIB
5
S :
·     Secara verbal klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan pemasangan selang kateter dan perubahan pola berkemihnya.
·     Klien mengatakan sudah merasa tidak terganggu dengan terpasangnya selang kateter.
·     Intake cairan dan pengeluaran urine klien selama 24 jam (tgl. 11/08/05 pkl. 07.00 – tgl. 12/08/05 pkl. 07.00 WIB) :
Intake :
-        Oral                                    : 1800 cc
-        Infus NaCl 0,9 %               : 1050 cc (20 gtt/menit)
Output :
-        Kateter                                :  2350 cc, kuning jernih
-        IWL (BB : 48 kg)               :    480 cc
Balance cairan klien 2850 – 2830 = -20 cc
O :
·     Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi dengan baik.
·     Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter klien.
·     Aliran keluaran urine dari kateter lancar.
A :
Masalah teratasi.


...-03-2015

Jam 11.30 WIB
2
S :
·     Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada lengan kirinya sudah tidak tidak lagi nyeri dan tidak  bengkak.
O :
·     Daerah pemasangan kateter dan selang kateter tampak bersih dan tertutup kassa bethadine.
·     Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien sudah tidak terlihat bengkak.
·     Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi pada daerah tempat pemasangan kateter dan tempat pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien.
·     Tanda-tanda vital klien :
-        Tekanan Darah : 120/80 mmhg
-        Nadi : 80 kali/menit
-        Respirasi : 20 kali/menit
-        Suhu : 36,7 0 C
A :
Masalah teratasi.





No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...