BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pertumbuhan
dan perkembangan manusia pada umumnya dan pada tingkah laku pada khususnya,
ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru
lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan
tertentu sebelum ia dapat tertawa. Apabila anak itu sudah lebih besar, maka ia
akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud
tertentu pada situasi-situasi tertentu.
Pada
umumnya perbuatan kita sehari- hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu,
yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau tidak
senang yang selalu menyertai atau perbuatan-perbuatan kita sehari-hari itu
disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang
lemah atau samar-samar saja. Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat
dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan
kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna
efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai
emosi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan emosi?
2.
Apa macam-macam emosi
itu?
3.
Bagaimana pertumbuhan dan pengaruh emosi?Sebutkan
contoh pengaruh emosi!
4.
Apa fungsi emosi itu?
5.
Bagaimana cara mengatasi
emosi?
6.
Bagaimana
perubahan-perubahan pada tubuh kita saat terjadi emosi?
7.
Apa ciri-ciri emosi
itu?
8.
Seberapa pentingkah
kita untuk mengontrol emosi?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas dapat
dikemukakan tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
beberapa pengertian emosi.
2.
Untuk mengetahui
macam-macam emosi.
3.
Untuk mengetahui
bagaimana pertumbuhan dan pengaruh emosi.
4.
Untuk mengetahui fungsi
emosi.
5.
Untuk mengetahui cara
mengatasi emosi.
6.
Untuk mengetahui
perubahan-perubahan pada tubuh kita saat terjadi emosi.
7.
Untuk mengetahui
ciri-ciri emosi.
8.
Untuk mengetahui
pentingnya mengontrol emosi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Emosi
1.
Dari Wikipedia Bahasa
Indonesia Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan
fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku.
2.
Dari Ensiklopedi bebas
Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut
pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti
suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi.
3.
Menurut Syamsudin emosi
adalah sebagai suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan
getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan
sesudah terjadinya perilaku.
4.
Menurut James &
Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau
kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena
gembira.
5.
Menurut Lindsley bahwa
emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf
terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf
bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang
dapat mempertinggi
pekerjaan otak, maka
hal itu menimbulkan emosi.
Teori yang dikemukakan
oleh William James dan Carl Lange kira-kira seabad yang lalu, yang dikenal
dengan Teori James Lange, mengemukakan proses-proses terjadinya emosi
dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut:
1.
Mempersepsikan situasi
di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.
2.
Memberikan reaksi
terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas fisik.
3.
Mempersepsikan pola
aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara khusus.
B.
Macam-macam
Emosi
Tokoh
empiris yang mengemukakan teori emosi adalah Wilhelm Wundt (1832 - 1920).
Tetapi berbeda dari W. James yang menyelidiki mengapa timbul emosi, W. Wundt
menguraikan jenis-jenis emosi. Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi, yaitu
:
1.
Senang - tak senang
2.
Tegang - tak tegang
3.
Semangat – tenang
Emosi dapat membuat kita menggapai
puncak kegembiraan atau menenggelamkan kita ke dalam keputusasaan yang
mendalam. Emosi-emosi yang menyenangkan atau yang sering juga disebut emosi
positif seperti gembira, penuh harapan, damai, kasih sayang, dan lain
sebagainya tidak terlalu banyak memberikan rangsangan dan juga tidak terlalu
sedikit, sehingga dapat menjaga keseimbangan yang membuat organ-organ tubuh
berfungsi dengan baik. Sedangkan emosi-emosi yang tidak menyenangkan atau juga
disebut emosi negatif seperti marah, cemas, gelisah, sedih, takut, benci,
dendam, putus asa, dan lain sebagainya, memberikan rangsangan yang berlebihan
pada berbagai organ tubuh, sehingga organ-organ tubuh tidak dapat berfungsi
secara normal, daya tahan tubuh terhadap infeksi diperlemah, dan timbullah
berbagai macam penyakit.
Florence Wedge dengan tepat mengatakan
bahwa emosi yang tidak menyenangkan dapat menyebabkan banyak penyakit fisik
yang kelihatannya benar-benar disebabkan oleh penyakit organik, seperti
gangguan pada lambung, hati, usus, jantung, kulit dan otot. Emosi tersebut juga
dapat menyebabkan rasa nyeri pada tulang, persendian, dan kepala. Maka tidak
mengherankan, masih menurut Wedge, kalau sejumlah dokter terkemuka menyatakan
bahwa 90% penyakit yang biasa diderita oleh orang pada zaman sekarang ini, ada
kaitannya dengan gangguan emosional. Hal ini dapat dimengerti karena emosi yang
kuat lebih melelahkan organisme tubuh daripada pekerjaan berat dari otot atau
otak. Maka orang yang secara emosional stabil, tidak akan membiarkan masalah
sepele menjadi besar.Benar bahwa tidak ada alur tunggal yang selalu dimulai
dari ’emosi negatif’ ke ’penyakit’. Ada kalanya penderitaan karena suatu
penyakit (yang bukan akibat emosi negatif) menimbulkan emosi negatif bagi
seseorang. Hal ini nampak dari banyak yang menderita sakit yang mudah
tersinggung, gampang marah, sedih, putus asa dan sebagainya.
C.
Pertumbuhan
dan Pengaruh Emosi
Pertumbuhan
dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh
proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat
menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia
dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa
menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-situasi
tertentu.pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah
kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis dan
meronta. Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena
dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional
dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi emosi tersebut
dapat dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama.
Warna
efektif pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap
obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai sesuatu,
misalnya ia suka kopi, tetapi tidak suka teh. Ini disebut preferensi dan
merupakan bentuk yang paling ringan daripada pengaruh emosi terhadap pandangan seseorang
mengenai situasi atau obyek di lingkungannya. Dalam bentuknya yang lebih
lanjut, preferensi dapat menjadi sikap, yaitu kecenderungan untuk bereaksi
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.Sikap pada seseorang, setelah
beberapa waktu, dapat menetap dan sukar untuk diubah lagi, dan menjadi
prasangka. Prasangka ini sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah laku, karena
ia akan mewarnai tiap-tiap perbuatan yang berhubungan dengan sesuatu hal,
sebelum hal itu sendiri muncul di hadapan orang yang bersangkutan.Sikap yang
disertai dengan emosi yang berlebih-lebihan disebut kompleks, misalnya kompleks
rendah diri, yaitu sikap negative terhadap diri sendiri yang disertai perasaan
malu, takut, tidak berdaya, segan bertemu orang lain dan sebagainya. Ada beberapa
contoh pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya :
1.
Memperkuat semangat,
apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
2.
Melemahkan semangat,
apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini
ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ).
3.
Menghambat atau
mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan
bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap dalam berbicara.
4.
Terganggu penyesuaian
sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
5.
Suasana emosional yang
diterima dan dialami individu semasa kecilnya
akan mempengaruhi
sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang
lain.
D.
Fungsi
Emosi
Ada tujuh fungsi emosi
bagi manusia yaitu:
1.
Menimbulkan respon
otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.
2.
Menyesuaikan reaksi
dengan kondisi khusus.
3.
Memotivasi tindakan
yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu..
4.
Mengomunikasikan sebuah
niat pada orang lain.
5.
Meningkatkan ikatan
sosial.
6.
Mempengaruhi memori dan
evaluasi suatu kejadian.
7.
Meningkatkan daya ingat
terhadap memori tertentu.
E.
Cara
Mengatasi Emosi
Ada beberapa cara untuk
mngatasi emosi antara lain:
1.
Rasakan yang orang lain
rasakan
2.
Tenangkan hati di
tempat yang nyaman
3.
Mencari kesibukan yang
disukai
4.
Curahan hati / curhat
pada orang lain yang bisa dipercaya
5.
Mencari penyebab dan
mencari solusi
6.
Ingin menjadi orang
baik
7.
Cuek dan melupakan
masalah yang ada
8.
Berpikir rasional
sebelum bertindak
9.
Diversifikasi tujuan,
cita-cita dan impian hidup
10.
Kendalikan emosi dan
jangan mau diperbudak amarah
11.
Untuk meredam amarah
orang lain sebaiknya kita tidak ikut emosi ketika menghadapi
F.
Perubahan-perubahan
Pada Tubuh Saat Terjadi Emosi
Perubahan-perubahan
pada tubuh pada saat terjadi emosi Terutama pada emosi yang kuat, seringkali
terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita antara lain :
1.
Reaksi elektris pada
kulit : meningkat bila terpesona.
2.
Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.
3.
Denyut jantung : bertambah cepat bila
terkejut.
4.
Pernafasan : bernafas panjang
kalau kecewa.
5.
Pupil mata : membesar bila sakit
atau marah.
6.
Liur : mengering
kalau takut atau tegang.
7.
Bulu roma : berdiri kalau takut.
8.
Pencernaan : mencret-mencret kalau
tegang.
9.
Otot : Ketegangan
dan ketakutan menyebabkan otot
menegang
ataubergetar (tremor).
10.
Komposisi darah :
Komposisi darah akan ikut berubah dalam
keadaan
emosional karena kelenjar-kelenjar
lebih
aktif.
G.
Ciri-ciri
emosi
Emosi sebagai suatu
peristiwa psikologis mengandung ciri – ciri sebagai berikut:
1.
Lebih bersifat
subyektif dari pada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan
berpikir
2.
Bersifat fluktuatif (
tidak tetap ).
3.
Banyak bersangkut paut
dengan peristiwa pengenalan panca indera.
Mengenai
ciri – ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi pada orang
dewasa sebagai berikut :
1.
Emosi Anak:
a.
Berlangsung singkat dan
berakhir tiba - tiba
b.
Terlihat lebih hebat
dan kuat
c.
Bersifat sementara /
dangkal
d.
Dapat diketahui dengan
jelas dari tingkah lakunya
2.
Emosi Orang Dewasa:
a.
Berlangsung lebih lama
dan berakhir dengan lambat
b.
Tidak terlihat hebat /
kuat
c.
Jarang terjadi
d.
Sulit diketahui karena
lebih pandai menyembunyikannya
H.
Pentingnya Mengontrol Emosi
Sering kita menemukan, bagaimana emosi memberi
dampak yang tidak pernah kita inginkan. Tidak sedikit emosi yang meninggalkan
efek destruktif. Andaikan saja kita bisa memahami makhluk apa sesungguhnya
emosi itu, tentu kita bisa menjadi lebih bijaksana. Emosi bisa jadi
merupakan reaksi atas berbagai kejadian yang berlaku dalam kehidupan kita.
Emosi juga dapat menentukan bagaimana sebuah kejadian dipahami dan disikapi.
Sebuah emosi biasanya berangkat dari prasangka dan stereotip seseorang. Emosi
merupakan bagian dari perasaan kita. Bila tidak dikendalikan, emosi bisa
membatasi persepsi kita.
Itu sebabnya, sudah seyogyanya emosi bisa
dikendalikan, bukan yang mengendalikan. Sebab bila emosi dibiarkan masuk dalam
logika maka akan jadi berbahaya. Persepsi kita bisa menjadi selektif. Membuat
kita hanya melihat apa yang sesuai dengan perasaan kita. Jangan sampai karena
kita tidak bias mengendalikan emosi menyebabkan kerugian untuk orang lain
maupun diri
sendiri,
ntah akan berdampak langsung atau di kemudian hari. Emosi pasti akan
menimbulkan hal negative.
Kontrol emosi dapat menjadi
masalah sulit bagi beberapa orang. Bagi orang yang tak bisa mengontrol emosi,
emosi justru bisa menjadi boomerang. Bagaimana tidak? Seseorang bisa masuk dan
terjebak dalam suatu masalah akibat emosi yang tak terkontrol, seseorang bahkan
bisa diseret kejalur hukum juga karena tak bisa kontrol emosi. Itulah mengapa
kontrol emosi penting untuk Anda lakukan. Berikut tiga alasan pentingnya
mengontrol emosi :
1.
Menjauhkan dari emosi negatif
yang merusak diri
Emosi
negatif seperti marah, benci, dendam, prasangka buruk dan lain sebagainya jika
tidak Anda kontrol dengan baik, dapat berakibat buruk dan memberikan berbagai
dampak buruk yang merusak diri Anda. Baik merusak secara fisik dengan
menyebabkan munculnya berbagai penyakit maupun merusak secara psikis dengan
menyebabkan timbulnya gangguan-gangguan psikis seperti stres, depresi dan
lain-lain.
2.
Meningkatkan kecerdasan
emosional (EQ)
Membiasakan
diri dalam mengontrol dan mengendalikan emosi dapat meningkatkan kecerdasan
emosional Anda. Dimana kecerdasan emosional sendiri merupakan kemampuan
seseorang dalam mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi yang dimilikinya.
Memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi dapat meningkatkan kemampuan
Anda dalam mengontrol dan mengendalikan emosi, begitu pula sebaliknya.
3.
Menjauhkan dari berbagai hal
buruk atau kemungkinan buruk akibat tak bisa kontrol emosi
Mengontrol
emosi dapat menjauhkan Anda dari berbagai hal buruk atau kemungkinan buruk yang
sangat mungkin terjadi akibat tak bisa kontrol emosi. Tentu Anda telah
mengetahui berbagai hal buruk atau kemungkinan buruk yang sangat mungkin
terjadi akibat tak bisa kontrol emosi. Untuk itu jangan biarkan berbagai hal
dan kemungkinan buruk terjadi pada Anda dengan kontrol emosi sekarang juga.
Begitu
pentingnya melakukan kontrol emosi agar kehidupan Anda jauh dari berbagai hal
buruk atau negatif akibat tak bisa kontrol emosi. Dengan emosi yang terkontrol dan selalu stabil
setiap hari, Anda akan merasakan ketenangan dan kebahagian hidup yang mungkin
selama ini belum pernah Anda rasakan sebelumnya. Selain itu Anda juga akan
terhindar dari berbagai masalah yang sangat mungkin terjadi akibat tak bisa
mengontrol emosi. (http://www.binauralbeats.co.id/Pentingnya-Kontrol-Emosi.htm)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Emosi adalah pengalaman afektif yang
disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik
dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis emosi yang secara normal
dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, sedih dan sebagainya.
Terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut:
1.
Mempersepsikan situasi
di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi.
2.
Memberikan reaksi
terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas fisik.
3.
Mempersepsikan pola
aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara khusus.
B.
Saran
Apabila
ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini,penyusun mohon maaf yang
sebesar-besarnya,dan segala saran dan kritikan yang membangun sangat penyusun
harapkan dari pembaca demi pengembangan ketrampilan menulis selanjutnya.Kiranya
penyelesaian makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Fauzi Ahmad, Psikologi
Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2004.
Sobur Alex, Psikologi
Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Sunaryo.
2004. Psikologi Untuk Keperawatan.
EGC. Penerbit Buku Kedokteran : EGC. Jakarta.
Suryabrata Sumadi, Psikologi
Pendidikan, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Yusuf Syamsu, Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosda Karya , 2006.
|
Tugas
Individu
Makalah
PENTINGNYA
MENGONTROL EMOSI
OLEH :
ANDI
ERWIN SUNARDI
NIM
: BT 13 01 003
KELAS
: II A
AKADEMI
KEPERAWATAN BATARI TOJA
W A TA M P O N E
|
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENTINGNYA MENGONTROL
EMOSI” dengan lancar tanpa ada halangan. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi. Makalah disusun agar mahasiswa mengetahui
bagaimana isi materi tentang emosi.
Terbentuknya
makalah adalah berkat dukungan dari semua pihak, yang telah membantu
menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah, untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan
bimbingan dan arahan penulis, dan teman-teman yang membantu dan memberi
dorongan dalam proses penyelesaian makalah.
Penulis
menyadari bahwa dalam makalah masih terdapat ketidaksempurnaan dan kekurangan.
Untuk itu, tanggapan dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah. Harapan kami, semoga makalah bermanfaat sebagaimana
mestinya.
Watampone, 29 April 2015
Penyusun
i
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR………………………………………..…………………..........i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….............ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang……………………………...………………….........1
B.
Rumusan
Masalah……………………………………………...........1
C.
Tujuan
Penulisan……………………………………………............2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Emosi................................................................................3
B.
Macam-macam Emosi........................................................................4
C.
Pertumbuhan dan
Pengaruh Emosi.....................................................6
D.
Fungsi Emosi......................................................................................8
E.
Cara Mengatasi Emosi........................................................................8
F.
Perubahan-perubahan
Pada Tubuh Saat Terjadi Emosi......................9
G.
Ciri-ciri Emosi..................................................................................10
H.
Pentingnya
Mengontrol Emosi.........................................................11
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………...................14
B. Saran………………………………………………………........….14
DAFTAR PUSTAKA
ii
|
No comments:
Post a Comment