Sunday 24 December 2017

LP HALUSINASI PENDENGARAN

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

HALUSINASI PENDENGARAN

A.    Konsep Dasar Medis
1.         Pengertian
Beberapa defenisi yang dapat dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu :
a.              Halusinasi adalah Gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenar – benarnya tidak terjadi, penerapan panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar.
(Maramis. 2005)
b.            Halusinasi adalah Sensasi panca indera tanpa adanya rangsanagan, klien melihat, mendengar, ada rasa raba, rasa kecap, meskipun tidak ada sesuatu rangsangan yang tertuju pada keselurulh indera tersebut. (Izzuddin. 2009)
c.             Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seorang individu magalami suatu perubahan dalam jumlah atau pola stimulus (baik mulai dari internal maupun eksternal) yang dihubungkan dengan suatu kekurangan, berlebih-lebihan distorsi atau kegagalan dalam berespon terhadap setiap stimulus (Townsond. 2000).
d.            Halusinasi adalah Suatu persepsi sensori yang asalh tanpa ransangan dari luar yang sebenar – benarnya mungkin karena gangguan emosi atau stress (reaksi sensorik) psikosa fungsional atau keracunan (obat,alcohol,deprivasi sensorik) dan adapat terjadi pada setiap indera. (Maramis.2005)
2.        Pembagian Halusinasi
Menurut  Maramis, 2005 dijelaskan bahwa halusinasi dapat dibagi lima macam yaitu :
1.      Halusinasi pendengaran
Klien mendengar suara atau bunyi yang tidak ada hubungannya dengan stimulus yang nyata atau lingkungan, atau dengan  kata lain orang yang berada disekitar klien tidak mendengar suara atau bunyi yang didengar klien.
2.      Halusinasi penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samara-samar tanpa adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dengan kata lain orang yang berada disekitar klien tidak melihat gambaran serta apa yang dikatakan klien.
3.      Halusinasi penciuman
Klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata, artinya orang yang berada disekitar klien tidak mencium sesuatu seperti apa yang dirasakan klien.
4.      Halusinasi perabaan
        Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata.
5.      Halusinasi pengecapan
                        Biasanya terjadi bersamaan halusinasi bau atau hirup individu
itu merasa mengecap sesuatu rasa di mulutnya.
3.        Etiologi
Penyebab  halusinasi  pendengaran  menurut  Stuart  and  Sundeen,
adalah :
a.         Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/susunan saraf pusat dapat menimbulkan gangguan halusinasi seperti hambatan perkembangan otak khususnya korteks frontal, temporal dan limbic. Gejala yang mungkin timbul adalah dalam belajar berbicara, daya ingat dan mungkin muncul perilaku menarik diri.
b.         Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan sangat mempengaruhi respon psikologi dari pasien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi adalah penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien. Penolakan dapat dirasakan dari ibu, pengasuh, teman yang bersifat dingin, cemas tidak sensitive atau bahkan terlalu melindungi. Pola asuh pada anak-anak yang tidak adekuat misalnya tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan dan kekosongan emosi.
c.         Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi halusinasi dimana terdapat konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) kemiskinan yang terisolasi disertai stress yang menumpuk.
4.         Tanda dan gejala
Menurut Hamid. 2005 dinayatakan bahwa perilaku klien yang terkait     dengan halusinasi sebagai berikut :
a.         Bicara, senyum, tertawa sendiri
b.      Mengatakan   mendengar  suara,  melihat,  mengecap,  menghirup   dan
merasakan ssuatu yang tidak nyata.
c.       Merusak diri sendiri orang lain dan lingkungan
d.      Tidak dapat membedakan hal-hal yang nyata dan tidak nyata
e.       Tidak memusatkan perhatian dan konsentrasi
f.       Pembicaraan  kacau dan tidak masuk akal
g.      Sikap curiga dan bermusuhan
h.      Menarik diri, menghindar dari orang lain
i.        Sulit membuat keputusan
j.        Tidak dapat tidur
5.        Rentang respon neurobiologis
Menurut Hamid, 2005 perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon neurobiologis dari yang adaptif ke maladaptive
Rentang Respon Neurobiologis
              Respon Adaptif                                                             Respon Maladaptif                                                                                                                  
- Pikiran logis                - Kadang-kadang proses             - Gangguan proses 
   - Persepsi akurat           - Pikir terganggu                         - Pikir/waham
   - Emosi konsisten         - Ilusi                                           - Halusinasi
  - Dengan pengalaman  - Emosi berlebihan atau jarang - Kesukaran proses emosi  
  - Perilaku tak cocok     - Perilaku yang tidak biasa           - Perilaku yang
                                                                                             tidak   terorganisir 
   - Hubungan sosial harmonis      - Menarik diri               -  Isolasi sosial
Dari gambar 1 diatas penulis dapat menjelaskan sebagi berikut :
a.         Pikiran logis : yaitu ide  yang berjalan secara logis dan koheren
b.         Persepsi akurat : yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu sadar tentang sesuatu yang ada didalam maupun diluar dirinya.
c.         Emosi konsisten : yaitu manifestasi perasaan yang konsisten atau efek keluar disertai banyak komponen fisologik dan biasanya tidak berlangsung lama
d.        Perilaku sesuai : perilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian masalah masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya umum yang berlaku
e.         Emosi yang berlebihan atau kurang : yaitu manifestasi perasaan atau efek keluar berlebihan atau kurang.
f.          Hubungan sosial harmonis : yaitu hubungan yang dinamis menyangkut hubungan antar individu dan individu, individu dan kelompok dalam bentuk kerjasama.
g.         Proses pikir kadang terganggu (ilusi) : misi interprestasi dari persepsi inpuls eksternal melalui alat pancaindera yang memproduksi gambaran sensorik pada area tertentu diotak kemudian di interpetasikan sesuai dengan kejadian yang telah dialami sebelumnya
h.         Perilaku  tidak sesuai atau biasa yaitu perilaku individiu berupa tindakan nyata dalam menyelesikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma sosial atau budaya umum yang berlaku.
i.           Menarik diri : yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
j.           Waham : yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.
6.        Proses Terjadinya Halusinasi
Menurut Hamid, 2005 dinyatakan bahwa halusinasi dapa berkembang dalam 4 fase :
a.         Fase pertama
Klien mengalami stress, cemas perasaan perpisahan, kesepian, yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan. Cara ini hanya menolong sementara.
b.         Fase kedua
Kecemasan meningkat, melamun dan berfikir sendiri menjadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas, klien tidak ingin orang lain tahu dia tetap dapat mengontrol.
c.         Fase ketiga
Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tak berdaya terhadap halusinasinya.
d.    Fase keempat
Halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien, klien  menjadi  takut,  tidak berdaya, hilang control dan tidak berhubungan  secara nyata dengan orang lain dan lingkungan.






B.     Konsep Asuhan Keperawatan Klien Dengan Halusinasi Pendengaran
Beberapa aspek yang perlu dikaji pada klien halusinasi menurut  :
       ( Keliat.2006)
1.      Pengkajian
Pengkajian adalah awal dari dasar dalam proses keperawatan secara  keseluruhan (Keliat, 2006) yang meliputi :
a.      Faktor presipitasi
Berdasarkan faktor pendukung terjadinya perubahan persepsi sensori ; halusinasi yaitu :
(1)     Biologis
Gangguan perkembangan dari fungsi otak atau susunan saraf pusat dapat menimbulkan perubahan : halusinasi khususnya di daerah korteks, frontal, temporal dan limbik
(2)     Psikologis
Sikap atau keadan yang dapat mempengaruihi respon psikologis individu adalah penolakan dan kekerasan dalam kehidupan baik dalam keluarga maupun masyarakat.
(3)    Sosial Budaya
Kehidupan social budaya seperti  kemiskinan, konflik sosial budaya  (peperangan,  kerusuhan)  kehidupan yang terisolasi dan stress  yang menumpuk.
b.      Faktor Predisposisi
Faktor pemicu atau penyabab terjadinya perubahan persepsi sensori: halusinasi, umumnya  gejala klien mengalami hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi yang disertai perasaan tidak berguna, putus asa.
c.       Mekanisme koping
Mekanisme koping yang sering dipakai pada klien dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi adalah proyeksi untuk mengurangi perasaan cemas.
Karena mengalami harga diri rendah mengakibatkan klien menarik diri dari lingkungan sehingga klien berhalusinasi yang dapat mengakibatkan risiko perilaku kekerasan.
2.                  Pohon Masalah
Resiko perilaku kekerasan
 
Pohon masalah klien dengan halusinasi pendengaran (Keliat 2006)  :
Akibat
 


Gangguan persepsi sensori :
Halusinasi pendengaran
 
Masalah
utama       
Defisit perawatan diri : mandi dan berhias
 
Isolasi sosial
 
 



Penyebab
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
 
 


3.                  Diagnosa Keperawatan
Diagnosa kperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respons klien baik aktual maupun potensial (Stuart & Laraia, 2001).
Diagnosa keperawatan dari pohon masalah halusinasi pendengaran menurut (Keliat 2006) adalah sebagai berikut :
a.       Resiko perilaku kekerasan
b.      Gangguan sensori/persepsi : halusinasi pendengaran
c.       Isolasi sosial
d.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah
e.       Defisit perawatan diri : mandi dan berhias
4.    Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaitu : tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. tujuan umum berfokus pada penyelesaian permasalahan (P) dari diagnosa tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosis tertentu. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan yang perlu dicapai atau dimiliki klien (stuart & laraia, 2001). Berdasarkan diagnosa keperawatan diatas, maka dibutuhkan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
a.      Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
(1)                                                                         Tujuan umum
Klien dapat mengatasi halusinasinya
(2)                                                                          Tujuan khusus
(a)    TUK 1     : Klien dapat membina hubungan saling percaya
(b)   TUK 2     : Klien dapat mengenal halusinasinya
(c)    TUK 3     : Klien dapat mengontrol halusinasinya
(d)   TUK 4     :  Klien mendapat dukungan dari keluarga dan mengontrol halusinasinya.
(3)  Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan dengan tujuan khusus yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka bedasarkan pedoman proses keperawatan kesehatan jiwa oleh Budi Anna Keliat (2006), dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu :
(a)    TUK 1      :Menbina hubungan saling percaya dengan mengungkapakan prinsip komunikasi terapeutik.
Intervensi keperawatan
1.1        Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
1.2        Perkenalan diri dengan sopan
1.3        Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
1.4        Jelaskan tujuan pertemuan
1.5        Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
1.6        Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
(b)    TUK 2    : Klien dapat mengenal halusinasinya
Intervensi keperawatan
2.1  Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2        Observasi tingkah laku klien yang terkait dengan halusinasinya.
2.3        Bantu klien mengenal halusinasinya
2.4        Diskusikan dengan klien situasi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
2.5        Diskusikan dengan klien tentang apa yang dirasakannya jika terjadi halusinasinya.
2.6        Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya.
(c)    TUK 3    : Klien dapat mengontrol halusinasinya
Intervensi keperawatan
1.1        Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
1.2        Diskusikan dengan klien tentang cara baru mengontrol halusinasinya
1.3  Berikan contoh cara menghardik halisinasi
1.4  Berikan contoh cara bercakap dengan orang lain
1.5        Diskusikan kepada klien tentang kegiatan harian yang dapat dilakukan di rumah dan di rumah sakit
1.6        Anjurkan kepada klien mengikuti terapi aktivitas kelompok
1.7        Klien dapat menyebutkan jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat obat tersebut
(d)     TUK 4      :Klien mendapat dukungan dari keluarga dan mengontrol halusinasinya
Intervensi keperawatan
4.1        Diskusikan dengan keluarga tentang gejala, cara yang dapat dilakukan untuk memutuskan halusinasi
4.2        Berikan informasi kepada keluarga tentang waktu tindak lanjut
4.3        Diskusikan dengan kelurga tentang jenis, dosis, waktu pemberian, manfaat, dan efek samping obat
b.      Resiko perilaku kekerasan
(1)            Tujuan umum (TUM)
Klien tidak mencederai diri sendiri
(2)         Tujuan khusus (TUK)
(a)      TUK 1    :Klien dapat membina hubungan saling percaya.
(b)     TUK 2   :Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
(c)      TUK 3   :Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku.
(d)     TUK 4   :Klien  dapat  mengidentifikasi   perilaku   kekerasan
yang biasa dilakukan.
(e)      TUK5 :Klien dapat mengidentifkasi akibat perilaku kekerasan
(f)      TUK 6:Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan.
(g)     TUK 7:Klien dapat mendemonstrasikan cara social untuk mencegah perilaku kekerasan.
(h)     TUK 8 :Klien dapat mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku kekerasan.
(i)    TUK 9  :Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.
(j)   TUK 10 :Klien dapat mengikuti TAK : stimulasi persepsi pencegahan  perilaku kekerasan.
(k) TUK 11:Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegahan perilaku kekerasan.

(3)     Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan dengan tujuan khusus yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka bedasarkan pedoman proses keperawatan kesehatan jiwa oleh Keliat (2006), dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu :
(a)    TUK 1      : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Intervensi keperawatan :
1.1.      Beri salam
1.2.      Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan
1.3.      Jelaskan maksud hubungan interaksi
1.4.      Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
1.5.      Beri rasa aman dan sikap empati
1.6.      Lakukan  kontak singkat tetapi sering
(b)     TUK 2      : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Intervensi keperawatan :
2.1.      Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya
2.2.      Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab jengkel
(c)    TUK 3     :  Klien  dapat   mengidentifikasi   tanda  dan   gejala
perilaku.
3.1.      Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan saat marah
3.2.      Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien
3.3.      Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien
(d)       TUK 4  : Klien dapat mengidentifikasi  perilaku kekerasan yang  biasa dilakukan.
4.1.      Anjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang bisa dilakukan klien.
4.2.      Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasa yang biasa dilakukan
4.3.      Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai

(e)    TUK 5     : Klien dapat mengidentifkasi akibat perilaku kekerasan.
5.1.      Bicarakan akibat dari cara yang dilakukan klien
5.2.      Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan klien
5.3.      Tanyakan pada klien ”apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat
(f)     TUK 6     : Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan.
6.1.      Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
6.2.      Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
6.3.      Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan.
(g)    TUK 7     : Klien dapat mendemonstrasikan cara social untuk mencegah perilaku kekerasan.
7.1.      Diskusikan cara bicara yang baik dengan klien
7.2.      Beri contoh cara bicara yang baik :
a.       Meminta dengan baik
b.      Menolak dengan baik
c.       Mengungkapkan perasaan dengan baik
(h)  TUK 8     : Klien dapat mendemonstrasikan cara spiritual  untuk mencegah perilaku kekerasan.
8.1.      Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan
8.2.      Bantu klien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan
8.3.      Diskusikan dengan klien tentang waktu pelaksanaan kegiatan ibadah
8.4.      Beri pujian atas keberhasilan klien
(i)  TUK 9    : Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.
9.1.      Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya
9.2.      Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur
(j)  TUK 10  : Klien dapat mengikuti TAK : stimulasi persepsi  pencegahan  perilaku kekerasan.
10.1.  Anjurkan klien untuk mengikuti TAK : stimulasi persepsi pencegahan  perilaku kekerasan
10.2.  Diskusikan dengan klien tentang jadwal TAK
10.3.  Masukkan dalam jadwal kegiatan harian klien
(k)     TUK 11    : Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam      melakukan cara pencegahan perilaku kekerasan.
11.1.  Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien sesuai dengan yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini
11.2.  Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat klien
11.3.  Jelaskan cara –cara merawat klien dengan perilaku kekerasan
11.4.  Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien
11.5.  Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi
c.       Isolasi sosial
(1)     Tujuan umum (TUM)
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi.
(2)     Tujuan khusus (TUK)
(a)    TUK 1     :  Klien dapat membina hubungan saling percaya
(b)   TUK 2     :  Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
(c)    TUK 3     :  Klien dapat menyebutkan keuntungan berinterkasi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
(d)   TUL 4      :  Klien dapat melaksanakan interaksi sosial secara bertahap
(e)    TUK 5     :  Klien dapat mengungkapkan perasannya setelah berinteraksi dengan orang lain
(f)    TUK 6     : Klien dapat memperdayakan sistem pendukung atau keluarga
(3)                                                                          Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan dengan  tujuan
khusus yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka bedasarkan pedoman proses keperawatan kesehatan jiwa oleh Keliat (2006), dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu :
(a)    TUK 1     : Menbina hubungan saling percaya dengan  mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.
         Intervensi keperawatan
1.1  Sapa klien dengan nama baik verbal maupun nonverbal
1.2  Perkenalkan diri dengan sopan
1.3        Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
1.4  Jelaskan tujuan pertemuan
1.5  Jujur dan menepati janji
1.6  Tunjukan sifat empati dan menerima klien apa adanya
1.7        Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
(b)    TUK 2     :  Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
         Intervensi keperawatan
2.2    Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan yang menyebabkan klien tidak mau bergaul
2.3    Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
(c)    TUK 3     :  Klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinterksi dengan orang lain.
          Intervensi keperawatan
3.1        Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan memiliki teman
3.2        Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berinteraksi dengan orang lain
(d)   TUK 4     :  Klien dapat melaksanakan interaksi sosial secara bertahap
         Intervensi keperawatan
4.1        Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang
lain
4.2    Bermain peran tentang cara berhubungan/berintersksi dengan orang lain
4.3    Dorong dan bantu klien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
(e)    TUK 5     :  Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berinteraksi dengan orang lain
         Intervensi keperawatan
5.1        Dorong  klien   untuk   mengungkapkan   perasaanya  bila
berinterksi dengan orang lain
5.2        Diskusikan dengan klien tentang perasaan keuntungan berinteraksi dengan orang lain
5.3        Beri penguatan positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan keuntungan berhubungan dengan orang lain
(f)     TUK 6     :  Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga.
         Intervensi keperawatan
6.1    Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
6.2    Diskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku menarik diri klien
6.3    Dorong anggota untuk memberi dukungan kepada klien dalam berkomunikasi dengan orang lain
6.4    Anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu
6.5    Beri penguatan positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
d.    Gangguan konsep diri : harga diri rendah
(1)                                                                               Tujuan umum (TUM)
Klien dapat mengaktualisasikan dirinya
(2)                                                                              Tujuan khusus (TUK)
(a)    TUK 1     : Klien dapat membina hubungan saling percaya
(b)   TUK 2     :  Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
(c)    TUK 3     :  Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
(d)   TUK 4     :  Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
(e)    TUK 5     :  Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
(f)    TUK 6     :  Klien dapat memnfaatkan sistem pendukung
(3)                                                                              Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan dengan tujuan khusus yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka bedasarkan pedoman proses keperawatan kesehatan jiwa oleh Budi Anna Keliat (2006), dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu :
(a)    TUK 1     :  Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi keperawatan
1.1        Salam terapeutik
1.2        Perkenalan diri
1.3        Jelaskan tujuan interaksi
1.4        Ciptakan lingkungan yang terapeutik
1.5        Bina hubungan yang jelas (waktu, topik dan tempat)
(b)    TUK 2     :  Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


         Intervensi keperawatan
2.1    Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita
2.2    Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
2.3    Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggungjawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2.4    Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, dapat dimulai dari bagian tubuh yang masih berfungsi dengan baik
2.5    Setiap bertemu dengan klien, hindarkan memberi penilaian negatif utamnya memberi pujian yang realis
(c)    TUK 3     :  Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
         Intervensi keperawatan
3.1    Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit, misalnya : penampilan klien dalam self care, latihan fisik dan ambulasi serta aspek asuhan terkait dengan gangguan fisik yang dialami kien
3.2    Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan     penggunaanya  setelah pulang sesuai kondisi sakit klien
(d)    TUK 4    :  Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimilki.


         Intervensi keperawatan
4.1    Rencanakan bersama klien aktivitas yang akan dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan kemampuan
4.2    Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien
4.3    Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
(e)    TUK 5     :  Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
         Intervensi keperawatan
5.1        Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2  Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3        Diskusikan kemampuan yang dapat klien lakukan dirumah
(f)     TUK 6     :  Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung
         Intervensi keperawatan
6.1    Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah
6.2    Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
6.3    Bantu klien menyiapakan lingkungan dirumah
e.       Defisit perawatan diri : mandi dan berhias
(1)                                                                         Tujuan umum (TUM)
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasi dalam merawat diri.
(2)                                                                         Tujuan khusus (TUK)
(a)    TUK 1     :  Klien mampu membina hubungan saling percaya
(b)    TUK 2     :  Klien dapat mengenal pentingnya kebersihan diri
(c)    TUK 3     :  Klien dapat melakukan perawatan/kebersihan diri dengan bantuan perawat
(d)   TUK 4     :  Klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara mandiri
(e)    TUK 5     :  Klien dapat mempertahankan kebersihan diri
(3)                                                                         Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan dengan tujuan khusus yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka bedasarkan pedoman proses keperawatan kesehatan jiwa oleh Budi Anna Keliat (2006), dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu :
(a)    TUK 1     :  Klien mampu membina hubungan saling percaya
Intervensi keperawatan
1.1        Salam terapeutik
1.2        Perkenalan diri
1.3        Jelaskan tujuan interaksi
1.4        Ciptakan lingkungan terapeutik
1.5        Buat kontrak yang jelas (topik, waktu dan tempat)
(b)    TUK 2     :  Klien dapat mengenal pentingnya kebersihan diri
         Intervensi keperawatan
2.1    Diskusikan dengan klien tentang pentingnya kebersihan diri
2.2    Motivasi klien menyebutkan 3 dari tanda pentingnya kebersihan diri
2.3    Diskusikan tentang kebersihan diri
2.4    Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri
2.5    Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri
(c)     TUK 3    :  Klien dapat melakukan perawatan/kebersihan diri dengan bantuan perawat
          Intervensi keperawatan
3.1    Mandi dua kali sehari dengan sabun
3.2    Menggosok gigi minimal 2 kali sehari
3.3    Mencuci rambut 2 sampai 3 kai seminggu
3.3  Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
(d)   TUK 4     :  Klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara sendiri.
          Intervensi keperawatan
4.1    Motivasi klien untuk mandi
4.2    Bimbing klien untuk mandi
4.3    Anjurkan klien untuk mengganti baju
4.4    Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut
(e)    TUK 5     :  Klien dapat mempertahankan kebersihan diri
         Intervensi keperawatan
5.1    Monitor klien dalam melaksanakan kebersihan diri secara teratur
5.2    Beri reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri

















Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Sebagai Berikut :
a.       Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dengan masalah halusinasi
 Pasien
SPIP
Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
(1)   Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
(2)   Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
(3)   Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
(4)   Mengidentifikas situasi yang menimbulkan halusinasi pasien
(5)   Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
(6)   Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
(7)   Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam kegiatan harian
SPIIP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
(3)   Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
SPIIIP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan di rumah)
(3)   Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
SPIVP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
(3)   Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan
Keluarga
SPIK
(1)   Mendiskusikan  masalah  yang  dirasakan  keluarga dalam merawat
pasien
(2)   Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, jenis halusinasi serta proses terjadinya halusinasi
SPIIK
(1)   Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
(2)   Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
SPIIIK
(1)   Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
(2)   Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
b.      Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dengan masalah perilaku kekerasan
Pasien
SPIP
(1)                                                                                                  Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
(2)   Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
(3)   Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
(4)   Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
(5)   Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
(6)   Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 1
(7)   Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian
SPIIP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan fisik 2
(3)   Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
SPIIIP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal
(3)   Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
SPIVP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
(3)   Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
SPVP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan minum obat
(3)   Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SPIK
(1)   Mendiskusikan  masalah  yang  dirasakan  keluarga dalam merawat
klien
(2)   Menjelaskan pengertian perilaku kekerasan, tanda dan gejala, serta proses terjadinya perilaku kekerasan
(3)   Menjelaskan cara merawat pasien perilaku kekerasan
SPIIK
(1)   Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan perilaku kekerasan
                       
(2)   Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien perilaku kekerasan
SPIIIK
(1)   Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
(2)   Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
c.         Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dengan masalah isolasi sosial
Pasien
SPIP
(1)   Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
(2)   Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
(3)   Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
(4)   Mengajarkan pasien cara bekenalan dengan satu orang
(5)   Menganjurkan  pasien  memasukkan  kegiatan  latihan  berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
SPIIP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekan cara berkenalan dengan satu orang
(3)   Membantu pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
SPIIIP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang atau lebih
(3)   Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SPIK
(1)   Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
(2)   Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya
(3)   Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
SPIIK
(1)   Melatih keluarga memparaktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
(2)   Melatih keluarga memparaktekkan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial
SPIIIK
(1)   Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(2)   Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

d.        Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dengan masalah harga diri rendah
Pasien
SPIP
(1)   Mengidentifikasi kemampuan dan aspek  positif yang dimiliki pasien
(2)   Membantu pasien menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
(3)   Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
(4)   Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
(5)   Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
(6)   Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SPIIP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Melatih kemampuan kedua
(3)   Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SPIK
(1)   Mendiskusikan  masalah  yang  dirasakan  keluarga dalam merawat  
pasien
(2)   Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
(3)   Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial

SPIIK
(1)   Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
(2)   Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah
SPIIIK
(1)   Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
(2)   Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
e.         Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dengan masalah defisit perawatan diri
Pasien
SPIP
(1)   Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
(2)   Menjelaskan cara menjaga kebersihan
(3)   Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
(4)   Mengajarkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SPIIP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Menjelaskan cara makan yang baik
(3)   Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
(4)   Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SPIIIP
(1)   Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Menjelaskan cara eliminasi yang baik
(3)   Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik
(4)   Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SPIVP
(1)  Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
(2)   Menjelaskan cara berdandan
(3)   Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan
(4)   Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SPIK
(1)      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
(2)      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
(3)      Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri
SPIIK
(1)       Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
(2)      Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat langsung kepada pasien defisit perawatan diri
SPIIIK
(1)   Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas rumah termasuk minum obat
(2)   Menjelaskan follow up pasien setelah pulang


5.             Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Dengan memperhatikan, mengutamakan masalah utama yang aktual dan mengancam klien dan lingkungannya.
6.             Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola pikir :
S  :    Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
O  :    Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan
A  :    Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil dengan tujuan.
P  :    Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respon klien yang terdiri dari tindak lanjut klien dan tindak lanjut oleh perawat.
Hasil yang diharapkan pada asuhan keperawatan pada klien dengan masalah gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran adalah:

a.       Klien
(1)        Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan memakai berbagai cara yang telah diajarkan
(2)       Klien mampu berhubungan dengan orang lain
(3)      Klien mampu melakukan kegiatan sehari sesuai jadwal
(4)      Klien dapat menggunakan obat dengan benar
(5)      Klien tidak mencederai dirinya
(6)      Klien dapat mengaktualisasikan dirinya
(7)      Klien mampu merawat diri
b.      Keluarga
(1)      Keluarga mampu mengenali masalah halusinasi
(2)      Keluarga mampu merawat klien dengan halusinasi
(3)      Keluarga mampu memberikan dukungan pada klien
(4)      Keluarga dapat mengajak klien untuk dapat berhubungan dengan orang lain
(5)      Keluarga dapat memahami penggunaan obat klien dengan benar
(6)      Keluarga dapat membantu klien untuk melakukan kegiatan
(7)      Keluarga mampu merawat masalah perawatan diri klien.






DAFTAR PUSTAKA

1.         Copel, 2007. Kesehatan Jiwa & Psikiatri Pedoman Klinis Perawat. Jakarta : Edisi 2 EGC
2.         Hawari, 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta : FKUI
3.         Keliat, 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
4.         Maramis, 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University press, Surabaya.
5.         Stuart, 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 6. Jakarta : EGC
6.         Yosep, 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama

                                                                                                                                                

No comments:

Post a Comment

MAKALAHKU

MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN

Tugas Individu MAKALAH TATANIAGA HASIL PERIKANAN Oleh ASRIANI 213095 2006 SEKOLAH TINGGI ILMU P...