PEMBAHASAN
STRUKTUR ORGANISASI
Seperti kita ketahui bersama, semakin besar suatu organisasi, semakin
banyak pula jumlah personil atau tenaga kerja manusia yang dibutuhkan, serta
semakin banyak pula jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan. Demikian pula
sebaliknya, semakin kecil organisasi, semakin kecil tenaga manusia yang
dibutuhkan dan semakin sedikit jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Kelangsungan hidup sebuah organisasi sebenarnya berkaitan erat dengan proses
perilaku manusianya yang dapat memperkuat roh atau jiwa bagi kedinamisan sebuah
struktur organisasi. Gibson menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan pola
formal kegiatan dan hubungan di antara berbagai sub-unit dalam sebuah
organisasi. Menurut pandangan Gibson, kita dapat melihat struktur organisasi
sebagai : a)bagan dari susunan kotak-kotak yang berarti struktur yang bersifat
statis. b)hubungan kegiatan yang merupakan struktur yang besifat dinamis.
Fungsi struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi
kepada seluruh manusia yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau
pekerjaan yang harus ia kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada
siapa, sehingga proses kerjasama menuju pencapaian tujuan organisasi dapat
terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kejelasan
gambaran struktur organisasi akan memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk
mendistribusikan jabatan kepada seseorang yang tepat, sehingga daya guna dan
hasil guna dapat terwujud.
Fungsi atau kegunaan struktur dalam sebuah organisasi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
- Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
- Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
- Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
- Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat saling menguntungkan.
Pola dasar struktur organisasi sebaiknya tersusun relative permanen,
artinya tidak perlu selamanya mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang
dilakukan harus ada jaminan fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa
dapat diperluas jangkauannya, namun pola dasar struktur organisasi tidak perlu
mengalami perubahan. Yang perlu mendapat perhatian dalam mengisi struktur
organisasi adalah manusia yang memiliki kompentensi yang sesuai dengan jenis
tugas dalam bagian-bagian tugas atau pekerjaan pada struktur tersebut.
Penggolongan aktivitas dalam struktur dapat kita bagi menjadi empat unsure :
a)unsur pimpinan; b)unsur pembantu pimpinan; c)unsur pelakasana tugas pokok;
dan d)unsur pelaksana tugas-tugas fungsional.
Struktur Organisasi
Berdasarkan pola
hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta tanggungjawab, maka bentuk-bentuk
organisasi dibedakan sebagai berikut
1. Struktur Organisasi Lini
Organisasi bentuk
garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari
atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya,
pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada ataan yang
memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah
organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi
kerjanya masih sederhana

Ciri-Ciri:
Kesatuan perintah
terjamin; Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan; Organisasi tergantung
pada satu pimpinan
2. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur
ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas
dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan,
sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai
mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.

Ciri-Ciri Struktur organisasi fungsional :
Tidak menjamin adanya kesatuan perintah
Keahlian para pengawas dan pegawai berkembang menuju spesialisasi
Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang
sama
3. Struktur Oranisasi Garis
dan Staf
Struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang
di kembangkan oleh Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh
organisasi yang besar, daerah kerja luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan
jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri,
melainkan memerlukan bantuan staf. Staf adalorang ahli dalam bidang tertentu
yang bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan dalam organisasi
tersebut.

4. Struktur Organisasi Fungsional dan Staf
Struktur organisasi ini merupakan gabungan dari bermacam-macam
struktur organisasi.dengan memakai sistem gabungan ini di mungkinkan memilih, yang menguntungkan di
pakai yang merugikan di tinggalkan.

Struktur Organisasi Di Buat Dengan Maksud :
Memperlihatkan pola hubungan antara anggota organisasi dan sarana
yang dimiliki agar setiap anggota organisasi mengerti dengan jelas tugasnya,
kewajiban, hak dan tanggung jawab.
Tipe Struktur Organisasi
Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih
mana yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
Struktur Tradisional. Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen. Ini adalah
jenis struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi. Dicirikan dengan
memberikan garis otoritas yang jelas di seluruh level manajemen. Jenis struktur
dibawah struktur tradisional adalah :
1. Struktur Lini - adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah
yang sangat spesifik. Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal
dari atas ke lini yang bawah. Struktur ini sesuai untuk organisasi yang kecil
seperti kantor akunting atau kantor hukum. Jenis struktur seperti ini
memudahkan pengambilan keputusan, dan bersifat informatif. Mereka memiliki
departemen yang lebih sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat
desentralisasi.
2. Struktur Lini dan Staff – meskipun struktur lini sesuai untuk
kebanyakan organisasi, khususnya organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk
organisasi yang lebih besar. Dimana struktur organisasi lini dan staff
memainkan perannya. Lini dan struktur menggabungkan struktur lini dimana
informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan
spesialisasi staf departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat.
Manajer lini dan staff memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur
organiasai ini, proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena
lapisan dan panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.
3. Struktur fungsional – jenis struktur organisasi ini
mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan
profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Bagan
organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President,
Sales department, Customer Service Department, Engineering atau departemen
produksi, departemen Akunting dan Administratif .
Struktur Divisional. Ini adalah jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam
organisasi. Struktur-struktur ini dibagi ke dalam:
1. Struktur produk – struktur sebuah produk berdasarkan pada
pengelolaan karyawan dan kerja yang berdasarkan jenis produk yang berbeda. Jika
perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda, mereka akan memiliki
tiga divisi yang berbeda untuk produk tersebut .
2. Struktur pasar – struktur pasar digunakan untuk mengelompokkan
karyawan berdasarkan pasar tertentu yang dituju oleh perusahaan. Sebuah
perusahaan bisa memiliki 3 pangsa pasar yang digunakan dan berdasarkan struktur
ini, maka akan membedakan divisi dalam struktur.
3. Struktur geografis – organisasi besar memiliki kantor di tempat
yang berbeda, misalnya ada zona utara, zona selatan, barat, dan timur. Struktur
organisasi mengikuti struktur zona wilayah.
Struktur Matrix
Merupakan struktur, yang menggabungkan struktur fungsi dan produk.
Kedua gabungan ini merupakan gabungan terbaik untuk membuat struktur organisasi
yang efisien. Ini adalah struktur organisasi yang paling kompleks. Penting
untuk menemukan struktur organisasi yang terbaik untuk organisasi, karena
penetapan yang keliru akan merusak fungsi organisasi
Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur
organisasi yaitu :
1. Bentuk Vertikal
2. Bentuk Mendatar
/ horizontal
3. Bentuk Lingkaran
/ circular
4. Bentuk Setengah
lingkaran / semi Sircular
5. Bentuk
Elliptical
6. Bentuk Piramida
terbalik (Invented Piramid)
Bagan organisasi
adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan
organisasi.
1.
Bagan mendatar
ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan
sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri
kea rah kanan atau sebaliknya.

2. Bagan
Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk
pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun
dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.

3.
Bagan
Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari
pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
4.
Bagan
Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk
pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun
dari pusat Elips kea rah bidang elips
Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat
dibalik, kecuali bagan lingkaran, bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid
dapat disusun dari bawah kea rah atas, bagan mendatar dapat disusun dari kanan
kea rah kiri, bagan menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagan
setengah lingkaran dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas
lingkaran, bagan setengah elips dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang
atas elip. Dalam bagan lingkaran, bagan elip dapat pula digambar satuan
organisasi atau pejabat yang lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi
ini semua tidak mengubah jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya.
Hal ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut ;
“Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk
menggalakan pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagan-bagan
organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan
yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagan mendatar,
lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida terbalik.”

Struktur Organisasi ( Organizational Structure )
Stuktur organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda bergantung
pada budaya dan jenis industri dimana mereka berusaha. Contohnya saja
perusahaan konsultan dan perusahaan pertambangan. Struktur organisasi mereka
bisa sangat berbeda. Umumnya pada perusahaan konsultan, jabatan tertinggi
adalah “partner” sedangkan pada perusahaan tambang bisa CEO. Umumnya stuktur
organisasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis: Fungsional, Project, dan
Organisasi Matrix. Tipe struktur organisasi berpengaruh pada bagaimana
komunikasi didalam perusahaan.
Functional Organization ( Organisasi Fungsional )

Organisasi fungsional umum ditemui pada perusahaan-perusahaan yang
memproduksi suatu barang. (Kebanyakan perusahaan di Indonesia mungkin
menggunakan Functional Organization tapi Saya belum mendapatkan hasil survey
tentang ini).
Pada functional organization, semakin besar organisasi, semakin
dalam pula hirarkinya dan semakin terspesialisasi pekerjaannya. Semua orang
melapor kepada hirarki diatasnya, seterusnya hingga mencapai puncak hirarki
(CEO).
Keuntungan dari Functional Organization adalah kesederhanaan dalam
komunikasi dan efisiensi proses yang berulang. Kerugiannya bila menghadapi
sebuah proyek antar divisi, pergerakan dari tiap anggota tim akan terbatasi
oleh sekat-sekat divisi dan manajer proyek dapat merangkap menjadi manajer
salah satu divisi yang mengakibatkan keputusannya terpengaruh kedudukannya pada
divisi. Kerugian lain dari sistem ini adalah komunikasi menjadi sangat terbatas
(umumnya top down) dan kreativitas terbatasi oleh rangkaian persetujuan
birokratis.
Projectized Organization ( Organisasi Proyek )

Organisasi proyek seperti ini berfokus hanya saja proyek daripada
fungsionalitas. Saya sendiri belum pernah menemukan organisasi besar yang
menggunakan tipe organisasi proyek ini. Mungkin tipe organisasi ini ada pada
beberapa kelompok konsultan freelancer yang bekerja secara lepas tetapi
memiliki seorang koordinator. Manajer proyek memiliki kuasa yang besar selama
sebuah proyek berlangsung.
Keuntungan dari tipe organisasi ini adalah kemudahan untuk
memasukkan seorang konsultan luar, efisiensi dalam mengerjakan proyek,
kemudahan untuk membagikan sumber daya antar proyek, fleksibilitas dan
independensi yang besar dari tiap karyawannya.
Kekurangan yang dapat muncul adalah setiap karyawan harus cukup
memiliki motivasi, bertanggung jawab, dan terbiasa untuk mengambil inisiatif.
Struktur ini tidak terlalu cocok bila perusahaan memiliki banyak aspek
administrasi atau operasi.
Matrix Organization (
Organisasi Matrix )

Organisasi Matrix merupakan peleburan dari kedua tipe organisasi
diatas. Organisasi Matrix menca ri keseimbangan antara operasional/administrasi
dan proyek. Contohnya adalah seorang manajer proyek yang ingin mengerjakan
proyek inventory. Tim proyek akan terdiri dari bagian purchasing dan finance.
Organisasi Matrix mempunyai tiga buah sub Organisasi berdasarkan
kekuatan manajer proyek dan manajer fungsional.
Keuntungan yang diberikan tipe organisasi matrix adalah pemanfaatan
sumber daya manusia yang efisien, anggota tim mempunyai pekerjaan operasional
tetap setelah proyek selesai, sharing pengetahuan antar divisi yang lebih baik
dari pada tipe fungsional, dan adanya keterlibatan stakeholder yang kuat.
Kekurangan yang dapat muncul adalah dengan adanya dua buah atasan,
karyawan bawah harus melapor pada dua atasan dan hal ini dapat membingungkan.
Atasan-atasan dapat memperebutkan karyawan sehingga membingungkan mereka dalam
membuat prioritas kerja dan memahami perannya. Prosedur komunikasi dan
pemanfaatan sumber daya harus ada dan jelas untuk menghindari kekacauan ini.
Pengertian,
Tipe dan Teori Kepemimpinan dalam Organisasi
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang
senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan
sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence,
respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang
sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama
secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Stogdill (1974)
menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan, dan
diantaranya memiliki beberapa unsur yang sama.
Menurut Sarros
dan Butchatsky (1996), istilah ini dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku
dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk
mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan
organisasi.
Sedangkan
menurut Anderson (1988), “leadership means using power to influence the
thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance”.
Berdasarkan
definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara
lain :
1.
Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain,
yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus
memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa
adanya karyawan atau bawahan, tidak akan ada pimpinan.
2.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang
dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk
mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk
kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam
berbagai situasi.
3.
Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri
sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion),
pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan
(commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan
kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun
organisasi.
Teori Kepemimpinan
Beberapa teori
telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori
yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Di antara berbagai teori mengenai
lahirnya pemimpin, paling tidak, ada tiga di antaranya yang menonjol yaitu
sebagai berikut :
1.
Teori Genetic
Inti dari teori
ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not made“. bahwa penganut
teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan
dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada
suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya
takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2.
Teori Sosial
Jika teori
genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make
penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made and
not born“.
Penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila
diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3.
Teori Ekologis
Teori ini
merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial.
Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi
pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur
dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut
bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini
menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan
dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun
demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk
dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
timbul sebagai pemimpin yang baik.
Tipe Kepemimpinan
1.
Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe
kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan
kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2.
Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan
paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan
sifat-sifat sebagai berikut:
a.
mereka
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan
b.
mereka bersikap terlalu melindungi
c.
mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengambil keputusan sendiri
d.
mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif
e.
mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe
kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan
paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat
sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai
kasih sayang yang berlebih lebihan.
3.
Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe
kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
a.
lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras
dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana
b.
menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan
c.
sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual
dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan
d.
menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari
bawahannya
e.
tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan
kritikan-kritikan dari bawahannya
f.
komunikasi hanya berlangsung searah.
4.
Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan
otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
a.
mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang
harus dipatuhi
b.
pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal
c.
berambisi untuk merajai situasi
d.
setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri
e.
bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail
tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan
f.
semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah
diberikan atas pertimbangan pribadi
g.
adanya sikap eksklusivisme
h.
selalu ingin berkuasa secara absolute
i.
sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat
dan kaku
j.
pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila
mereka patuh.
5.
Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe
kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya
dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab
harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai
simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa
mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu
menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya
diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh
karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
6.
Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan
populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis
ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7.
Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari
teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan
dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem
administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe
kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi,
indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8.
Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok.
Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan
sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Source:
Agile Portfolio
Management. Jochen Krebs. 2009
Wikipedia.org
(Matrix Organization)
Dasar-dasar
organisasi / oleh Sutarto - Cet.18 - Yogyakarta Gajah Mada University Press, 1998
Makmur, H. 2007. Patologi Serta Terapinya dalam Ilmu
Administrasi dan Organisasi. Bandung : PT. Refika Aditama.
NEVER GIVE UP , 2012. Pengertian, Tipe dan
Teori Kepemimpinan dalam Organisasi. http://bluedemonkhadafi.com (Online) Diakses 05 Juni 2014.
No comments:
Post a Comment