PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GERONTIK
I. Identitas Klien
Nama :
Ny.J
Jenis kelamin :
Perempuan
Tempat lahir :
Medan
Status Perkawinan :
Janda
Agama :
Islam
Suku :
Jawa
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Sari No.60
Lingkungan I
Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor
Penanggung Jawab
Nama :
Tn. A
Hubungan dgn pasien : Anak kandung
Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat :
Jl. Sari No.60 Lingkungan I
Kelurahan Kedai
Durian Kecamatan Medan Johor
II. Riwayat Kesehatan Keluarga / Genogram




![]() |
|




Keterangan:

:
Laki-laki

:
: Perempuan

: Klien


:
Meningggal (perempuan)

![]() |

III. Riwayat Kesehatan Saat Ini
§ Keluhan utama lansia :
Setelah dilakukan pengkajian
terhadap Ny.J ternyata klien mempunyai masalah hipertensi. Namun klien
mengatakan tidak pernah mengalami pusing-pusing ataupun oyong ketika tekanan
darahnya meningkat seperti saat dilakukan pengkajian. Keluhan yang beliau
rasakan terkadang hanya sedikit kaku pada bagian tengkuk. Klien mengeluh sering
terasa sakit pada kaki.
§ Penyebab :
Klien mengatakan bahwa keadaannya saat ini
dikarenakan usianya yang sudah tua.
§ Timbul :
Beliau mengetahui
masalah hipertensinya sekitar 1 tahun belakangan ini, ketika memeriksakan diri
ke dokter hingga saat ini tekanan darahnya selalu tinggi.
§ Faktor yang memperberat :
Klien mengatakan saat kecapekan beraktivitas dan banyak pikiran (stress).
§ Kemampuan lansia yang dapat dilakukan untuk
meringankan penyakitnya:
Klien mengatakan
minum obat dan istirahat yang cukup.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
§ Riwayat yang pernah
di derita :
Tidak ada masalah kesehatan yang serius.
V. Riwayat Sehari-hari
·
Persepsi Lansia terhadap Sehat/Sakit :
Klien mengatakan sehat adalah
bila seseorang tidak merasakan keluhan apapun dan bisa melakukan semua kegiatan
sehari-hari dengan baik seperti: bisa bekerja dan tidak ada gangguan pada
makan, sedangkan sakit menurut klien adalah bila tubuh merasa tidak nyaman,
tidak bisa beraktivitas dan tidak mau makan.
·
Kebiasaan
Klien tidak mempunyai kebiasaan
merokok, minum kopi, alkohol. Klien memiliki kebiasaan mengonsumsi teh manis.
·
Pola
nutrisi
Klien
makan 3x sehari, beliau mengatakan tidak ada masalah pada selera makannya. Menu
yang dikonsumsi bervariasi sesuai dengan keinginan dan kondisi keuangan. Menu
makanan klien sama dengan anggota keluarga dan tidak ada menu khusus untuk
klien. Klien mempunyai makanan kesukaan yaitu pisang goreng, tetapi klien sudah
lama tidak makan makanan kesukaannya.
·
Pola Istirahat
Klien
mengatakan bahwa kebutuhan tidurnya tercukupi. Klien tidur pada malam hari
biasanya pukul 21.00 WIB atau sehabis shalat Isya dan bangun pagi saat
mendengar ngaji dari mesjid untuk persiapan shalat subuh. Masalah tidur klien
yaitu sering terbangun malam hari karena BAK. Ny.J juga biasa istirahat siang
hari kalau di rumahnya ada anak atau cucu klien karena siang hari klien selalu
sendiri rumah.
·
Pola
Eliminasi
Pola eliminasi Ny.J
dalam batas normal :
BAB 1x sehari (diare
kadang-kadang, konstipasi - )
BAK 6-7x sehari (inkontinensia - )
·
Kebiasaan
Olah Raga
Klien sering jalan pagi di depan halaman rumah.
·
Kemampuan
melakukan ADL
Klien masih bisa melakukan aktifitas untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, berpakaian, kebutuhan
eliminasi, personal higiene tanpa bantuan orang lain.
·
Rekreasi
Klien jarang berekreasi ke tempat
wisata/hiburan. Beliau mengunjungi cucu atau saudara sebagai rekreasi.
VI. Riwayat Psikologis
Keadaan emosi klien stabil, kooperatif dalam berkomunikasi dengan
perkataan yang jelas. Klien tidak pernah terlihat berkeluh kesah terhadap
kondisi kesehatan dan keluarganya. Klien mudah tersinggung dan cepat marah.
VII. Riwayat Sosial Ekonomi
Klien bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga, kehidupan sehari-hari
klien ditanggung oleh anak klien nomor 7. Hubungan dengan keluarga dan tetangganya harmonis/baik. Klien tidak mengikuti
kegiatan perwiritan di lingkungannya karena kondisi klien yang sulit berjalan.
VIII.Riwayat Spiritual dan Kultural
Klien beragama Islam dan taat dalam melakukan ibadah
seperti shalat 5 waktu.
VIII. Pemeriksaan Fisik
·
Keadaan
umum : Baik, Compos mentis
§ Tanda vital
TD : 200/ 90 mmHg
HR : 96 x/ menit
RR : 21 x/menit
§ Kepala
Bentuk bulat, simetris, tidak terlihat adanya
peradangan, rambut mulai menipis, dan sudah putih, kulit kepala dan rambut
bersih.
§ Mata
Simetris kanan dan kiri, anemis (-), peradangan (-),
pandangan sudah mulai kabur dan tidak menggunakan kacamata.
§ Telinga
Ketajaman pendengaran kurang baik, peradangan (-), nyeri (-).
§ Hidung
Bentuk anatomis, peradangan (-), sekret (-), pernafasan
cuping hidung (-), fungsi penciuman masih baik, klien masih bisa
mengidentifikasi bau.
§ Mulut dan tenggorokan
Tidak ada gangguan menelan, peradangan (-), stomatitis
(-) dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
§ Sistem Pernafasan
Pengembangan paru optimal, tidak tampak adanya
tanda-tanda kesulitan pernafasan (penggunaan otot-otot bantu pernafasan dan
cuping hidung (-), RR=21x/i).
§ Sistem Kardiovaskuler
TD : 200/90 mmHg, HR : 96 x/menit, bunyi jantung normal,
suara jantung tambahan (-), pembesaran jantung (-), tidak terlihat tanda-tanda
sianosis dan edema, terdapat varises pada kaki.
§ Sistem Gastrointestinal
Pencernaan baik, ascites (-), pembesaran organ (-),
peristaltik usus (+), nyeri tekan (-), tidak ada kesulitan mengunyah atau
menelan..
§ Sitem Genitourinari
Klien mengatakan tidak ada keluhan pada system
genitourinarinya, inkontinensia (-).
§ Sistem
Muskuloskeletal (Tingkat mobilisasi; paralisis; kiposis; ROM)
v Ekstremitas atas :
Tidak ada kelainan struktur dan fungsi.
Ekstremitas masih dapat
digerakkan ke segala arah, hanya
kadang-kadang tangan terasa kebas dan linu, tidak ada pembengkakan sendi, edema
dan fraktur.
v Ekstremitas bawah :
Kaki kanan dan kiri masih dapat digerakkan dan klien
masih dapat berjalan.
Rentang gerak klien baik dan aktif, tidak ada kelumpuhan
pada otot, pergerakan ekstremitas kanan kiri baik.
§ Sistem Neurologi
Klien tidak pernah mengalami stroke, memori jangka
pendeknya masih baik, sedangkan memori jangka panjang kurang baik karena klien
tidak mampu mengingat tanggal lahir dan tahun lahir serta jumlah anggota
saudara kandung dari suaminya.
IX. Pemeriksaan Penunjang
KGD=124 mg/dl
X. Riwayat Terapi
Terapi obat-obatan dari dokter atau beli di warung
sesuai dengan keluhan yang di alami. Klien mengonsumsi sulfat ferosus.
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
||||||
1
|
DS:
· Klien mengatakan
kaki klien suka sakit begitu juga dengan kepala klien, tengkuk klien sering
terasa panas.
DO:
· Skala nyeri kaki=3
· Skala nyeri kepala
=4
· TD:200/90mmHg, HR:
96x/i, RR=21x/i
· Klien tampak lemah
dan berjalan pelan-pelan.
|
![]() ![]()
![]()
ntriksi
![]() ![]()
Peningkatan
Nyeri
Tekanan
![]()
Nyeri (Sakit
Kepala)
|
Nyeri
|
||||||
2
|
DS:
· Klien mengatakan
tidak tahu tentang penyakit rematik dan hipertensi yang dideritanya serta
perawatan penyakitnya tersebut.
DO:
· Klien bertanya
tentang masalah penyakitnya dan perawatannya.
|
Kurang informasi tentang
![]()
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
|
Kurang Pengetahuan tentang Penyakitnya
|
||||||
3
|
DS:
· Klien mengatakan
apabila banyak berdiri kaki klien suka sakit dan mudah capek.
DO:
· Klien tampak
pelan-pelan ketika berjalan dan berdiri.
|
![]() ![]() ![]() ![]()
Resiko tinggi gangguan mobilitas fisik
|
Resiko tinggi gannguan mobilitas fisik
|
||||||
4
|
DS:
· Klien mengatakan
kakinya terkadang suka sakit dan ngilu dan tidak tahan berdiri.
· Klien mengatakan
siang hari klien selalu sendiri di rumah.
DO:
· Klien tampak
hati-hati dalam berjalan.
|
Proses menua
Kekuatan otot melemah
Nyeri pada sendi
Resiko tinggi cedera
|
Resiko tinggi cedera
|
Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri b/d peningkatan
tekanan vaskular serebral dan inflamasi sendi d/d klien mengatakan sering sakit
kepala dan kaki, skala nyeri kaki=3, skala nyeri kepala=4, TD=200/90 mmHg,
HR=96x/i, RR=21x/i, dan klien tampak berjalan hati-hati.
2. Kurang pengetahuan
mengenai penyakit (hipertensi dan rhematoid arthritis) b/d kurang informasi
mengenai penyakit (hipertensi dan rhematoid arthritis) d/d klien bertanya
mengenai masalah kesehatan.
3. Resiko tinggi
gangguan mobilitas fisik b/d nyeri dan penurunan kekuatan otot kaki d/d klien
mengatakan tidak tahan berdiri, mudah capek jika beraktivitas, dan klien tampak
pelan-pelan ketika berjalan.
4. Resiko tinggi cedera
b/d kelemahan otot dan nyeri d/d klien mengatakan sering sakit dan ngilu pada
kakinya dan tidak tahan berdiri, klien tampak berjalan dengan hati-hati.
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
NO
|
DX KEPERAWATAN
|
TUJUAN/KRITE
RIA HASIL
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Nyeri berhubungan dengan peningakatan tekanan vaskular serebral dan
inflamasi sendi.
|
Tujuan
Nyeri hilang.
Kriteria
Hasil:
·
Klien
terlihat rileks.
·
Berpartisipasi
dalam aktivitas sesuai kemampuan.
|
·
Selidiki keluhan nyeri; catat lokasi nyeri dan
intensitas (skala 0 - 10). Catat faktor yang
mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non-verbal.
·
Anjurkan
pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan pada
waktu tidur.
·
Berikan
massage lembut.
·
Dorong
penggunaan teknik massase.
·
Berikan kompres hangat jika dibutuhkan.
|
·
Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen
nyeri dan keefektifan program.
·
Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas,
menurunkan rasa sakit.
·
Meningkatkan
relaksasi otot.
·
Meningkatkan relaksasi dan memberikan rasa
nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri.
·
Mengurangi nyeri.
|
2
|
Resiko tinggi gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan
penurunan kekuatan otot.
|
Tujuan
Gangguan mobilitas fisik tidak
terjadi.
Kriteria
Hasil
Klien dapat
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan atau kompensasi
bagian tubuh.
|
·
Evaluasi/
lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi.
·
Berikan
lingkungan yang aman.
·
Demontrasikan/bantu teknik pemindahan dan
penggunaan bantuan mobilitas.
·
Ajarkan
latihan rentang gerak aktif/ pasif.
·
Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan
duduk tinggi berdiri dan berjalan.
|
·
Tingkat
aktivitas/latihan tergantung dari
perkembangan/resolusi
dari proses inflamasi.
·
Menghindari
cedera akibat kecelakaan .
·
Teknik
pemindahan yang tepat dapat mencegah
robekan abrasi kulit.
·
Mempertahankan
fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
·
Memaksimalkan
fungsi sendi.
|
3
|
Kurang pengetahuan mengenai penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi mengenai penyakit.
|
Tujuan
Klien dapat mengerti akan penyakitnya.
Kriteria Hasil
:
·
Menunjukan pemahaman tentang kondisi/ prognosis
perawatan.
·
Mengembangkan rencana untuk perawatan diri,
termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten.
|
·
Berikan
pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.
·
Diskusikan kebiasaan klien dalam penatalaksanaan
proses penyakit melalui diet, obat-obatan dan program diet seimbang, latihan
dan istirahat.
·
Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen
farmakoterapeutik.
·
Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan
makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
·
Bantu
dalam merencanakan jadwal aktifitas terintegrasi yang realistis, istirahat,
perawatan pribadi, dan manajemen stress.
|
·
Meningkatkan pengetahuan klien tentang
penyakitnya.
·
Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekankan
inflamasi sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan
mencegah deformitas.
·
Keuntungan terapi obat-obatan tergantung pada
ketepatan dosis.
·
Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan
regenerasi jaringan.
·
Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada
waktu menangani proses penyakit kronis kompleks.
|
4
|
Resiko tinggi terjadinya cedera
berhubungan dengan kelemahan otot.
|
Tujuan
Cedera tidak terjadi.
Kriteria Hasil
Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan dan tanpa cedera.
|
· Kaji
kemampuan secara fungsional.
· Ciptakan lingkungan
dan penerangan
yang cukup.
· Anjurkan pada keluarga untuk menemani klien dalam perawatan lansia.
· Libatkan anggota keluarga dalam
perawatan lansia.
|
· Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
· Untuk menghindari terjadinya trauma fisik
akibat kecelakaan.
· Mencegah terjadinya cedera fisik.
· Memberikan pemahaman kepada keluarga dan cara
perawatan lansia di rumah.
|
CATATAN PERKEMBANGAN NY.J
No
|
Waktu
|
Diagnosa Keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
Senin,
29 Maret 2010
|
Nyeri
berhubungan dengan peningakatan tekanan vaskular serebral dan inflamasi
sendi.
Kurang pengetahuan
mengenai penyakit b/d kurang informasi mengenai penyakit.
|
· Mengukur
tanda-tanda vital.
· Mengkaji keluhan
nyeri. Lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10).
· Mencatat faktor
yang memperberat sakit.
· Menganjurkan klien
untuk mandi air hangat pada waktu bangun tidur/pagi hari.
· Mengajarkan teknik
relaksasi (tarik nafas dalam).
· Menganjurkan klien
untuk massage atau menggunakan kompres hangat pada daerah yang nyeri.
· Menganjurkan pada
klien untuk tidak terlalu banyak pikiran dan jika ada masalah klien dapat
menceritakannya kepada anggota keluarga.
· Mendiskusikan kebiasaan
klien dalam penatalaksanaan proses penyakit.
· Menganjurkan pada klien untuk mempertahankan
pembatasan konsumsi garam dan makanan yang berlemak.
· Menganjurkan klien
untuk membuat jus timun atau mengonsumsi timun.
|
S :
·
Klien
mengatakan terasa nyeri pada pinggang dan juga pada sendi lutut serta kaki
jika beraktivitas dan terkadang sakit kepala.
·
Klien mengatakan harus beristirahat jika nyeri
muncul karena klien merasa sangat lemah untuk beraktivitas.
O :
·
Klien tampak mengelus daerah yang nyeri, tidak
ditemukan edema pada ekstremitas bawah.
·
Skala
nyeri kaki=3, skala nyeri kepala=4
·
TD=
190/100 mmHg, HR= 96x/i, RR= 20x/i
·
Klien memahami teknik relaksasi untuk mengurangi
nyeri.
·
Klien akan mencoba menggunakan massage dan
kompres hangat untuk daerah yang nyeri.
A:
·
Masalah teratasi sebagian klien mau mencoba melakukan yang telah diajarkan oleh
perawat.
P:
·
Intervensi dilanjutkan ( kaji keluhan nyeri,
anjurkan klien teknik relaksasi napas dalam dan kompres hangat untuk
mengurangi nyeri).
S :
· Klien mengatakan tidak banyak mengetahui informasi tentang
penyakitnya.
O :
· Klien memahami
penjelasan yang
disampaikan.
A :
· Masalah teratasi sebagian
P :
· Intervensi dilanjutkan (berikan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi dan rheumatoid
arthritis).
|
|
|
Resiko tinggi gangguan mobilitas fisik b/d nyeri dan penurunan
kekuatan otot.
|
· Anjurkan klien
untuk mempertahankan
posisi tegak dan duduk tinggi waktu
berdiri atau berjalan.
· Menganjurkan untuk
istirahat yang cukup, tidak beraktivitas terlalu berat.
· Menganjurkan untuk
tidak mengangkat beban berat.
|
S :
· Klien mengatakan akan melakukan apa yang
telah diajurkan perawat.
O :
· Klien tampak
antusias mendengarkan penjelasan perawat.
A:
·
Masalah
teratasi sebagian klien mau melakukan apa yang telah dianjurkan oleh perawat.
P :
· Intervensi dilanjutkan (anjurkan pada
keluarga untuk mencipatakan lingkungan yang aman seperti lantai di rumah dan
kamar mandi tidak licin).
|
2
|
Rabu,
31 Maret 2010
|
Nyeri
berhubungan dengan peningakatan tekanan vaskular serebral dan inflamasi
sendi.
Kurang pengetahuan mengenai penyakit b/d kurang informasi
mengenai penyakit.
|
· Mengukur
tanda-tanda vital.
· Mengkaji keluhan
nyeri. Lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10).
· Mencatat faktor
yang memperberat sakit.
· Menganjurkan klien
untuk mandi air hangat pada waktu bangun tidur/pagi hari.
· Mengajarkan teknik
relaksasi (tarik nafas dalam).
· Menganjurkan klien
untuk massage atau menggunakan kompres hangat pada daerah yang nyeri.
· Mendiskusikan kebiasaan
klien dalam penatalaksanaan proses penyakit.
· Menganjurkan pada klien untuk mempertahankan
pembatasan konsumsi garam.
· Menanyakan pada
klien apakah telah mengonsumsi jus timun atau mengonsumsi timun.
· Memberikan
pendidikan kesehatan tentang hipertensi.
|
S :
·
Klien
mengatakan nyeri berkurang.
O :
·
Klien tampak mengelus daerah yang nyeri, tidak
ditemukan edema pada ekstremitas bawah.
·
Skala
nyeri kaki= 3, skala nyeri kepala= 3.
·
TD=180/90
mmHg, HR= 86x/i, RR= 18x/i.
·
Klien memahami teknik relaksasi yang diajarkan
untuk mengurangi nyeri.
·
Klien akan mencoba menggunakan massage dan
kompres hangat untuk daerah yang nyeri.
A:
·
Masalah teratasi sebagian klien mau mencoba melakukan yang telah diajarkan oleh
perawat.
P:
·
Intervensi dilanjutkan ( kaji keluhan nyeri,
anjurkan klien teknik relaksasi napas dalam dan kompres hangat untuk
mengurangi nyeri).
S :
· Klien mengatakan telah melakukan apa yang
dianjurkan oleh perawat.
O :
· Klien memahami
penjelasan yang disampaikan.
A :
· Masalah teratasi sebagian
P :
· Intervensi dilanjutkan (berikan pendidikan
kesehatan tentang rheumatoid arthritis).
|
|
|
Resiko tinggi gangguan mobilitas fisik b/d nyeri dan penurunan
kekuatan otot
|
· Mengingatkan
kembali pada klien
untuk mempertahankan
posisi tegak dan duduk tinggi waktu
berdiri atau berjalan.
· Mengingatkan
kembali pada klien untuk istirahat yang cukup, tidak beraktivitas terlalu
berat.
· Mengingatkan
kembali untuk tidak mengangkat beban berat.
· Menganjurkan pada keluarga untuk mencipatakan
lingkungan yang aman seperti lantai di rumah dan kamar mandi tidak licin.
|
S :
· Klien mengatakan akan melakukan apa yang
telah diajurkan perawat.
O :
· Klien dan keluarga
tampak antusias mendengarkan penjelasan perawat.
A:
·
Masalah
teratasi klien dan keluarga akan melakukan apa yang telah dianjurkan oleh
perawat.
P :
· Intervensi dihentikan.
|
|
|
Resiko
tinggi cedera b/d kelemahan otot.
|
·
Mengkaji kemampuan secara fungsional.
·
Menganjurkan
pada klien untuk meminta bantuan pada keluarga jika melakukan aktivitas yang
berat dan memegang dinding atau memakai alat bantu ketika berjalan.
·
Menganjurkan
pada keluarga untuk menemani lansia dalam melakukan perawatan lansia seperti
mengingatkan lansia untuk selalu memperhatikan makanan boleh dikonsumsi
berkaitan dengan kesehatannya, menemani lansia berobat ke puskesmas.
|
S :
·
Klien mengatakan masih bisa makan, minum, BAB,
BAK dan mandi sendiri.
·
Klien
mengatakan untuk kegiatan yang berat meminta bantuan dari keluarga.
·
Klien
mengatakan akan melakukan apa yang dianjurkan oleh perawat.
O :
·
Klien tampak lemah, berjalan dengan perlahan.
A :
·
Masalah
teratasi klien dana keluarga mau
melakukan apa yang dianjurkan oleh perawat.
P :
·
Intervensi
dihentikan.
|
3
|
Senin,
5April 2010
|
Nyeri
berhubungan dengan peningakatan tekanan vaskular serebral dan inflamasi
sendi.
|
· Mengukur
tanda-tanda vital.
· Mengkaji keluhan
nyeri. Lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10).
·
Membawa klien berobat ke puskesmas.
·
Menjelaskan cara minum obat yang diberikan.
·
Menjelaskan pada keluaga tentang cara minum obat
yang diberikan pada klien dan menganjurkan keluarga untuk mengingatkan klien
minum obat.
·
Menganjurkan klien minum air hangat untuk
mengurangi nyeri kepala.
|
S :
·
Klien
mengatakan nyeri pada kepala klien dan klien mengatakan lemas.
·
Klien
mengatakan tengkuknya terasa panas.
O :
·
Wajah klien tampak pucat dan klien tampak lesu.
·
Skala
nyeri kepala= 5.
·
TD=210/100
mmHg, HR= 96x/i, RR= 20x/i.
·
Klien
menyebutkan kembali tentang cara minum obat yang diajarkan oleh perawat.
A:
·
Masalah teratasi sebagian klien mau melakukan
yang telah diajarkan oleh perawat.
P:
·
Intervensi dilanjutkan (kaji keluhan nyeri, ajarkan
klien cara mengatasi nyeri kepala).
|
|
|
Kurang pengetahuan mengenai penyakit b/d kurang informasi mengenai penyakit.
|
· Mendiskusikan kebiasaan
klien dalam penatalaksanaan proses penyakit.
· Mengingatkan klien untuk membatasi
mengonsumsi makanan yang asin dan berlemak.
· Menanyakan pada
klien apakah telah mengonsumsi jus timun atau mengonsumsi timun.
· Memberikan
pendidikan kesehatan tentang rhematoid arthritis.
|
S :
· Klien mengatakan bahwa klien belum mengonsumsi jus timun seperti yang disarankan
oleh perawat.
O :
· Klien memahami
penjelasan yang disampaikan.
A :
· Masalah teratasi sebagian (klien belum
mengonsumsi jus timun seperti yang dianjurkan oleh perawat dan memahami
penjelasan yang disampaikan oleh perawat).
P :
· Intervensi dilanjutkan (ajarkan pada keluarga agar
memperhatikan pola makan klien seperti makanan yang boleh dimakan oleh
klien).
|
|
Selasa, 6April
2010
|
Nyeri
berhubungan dengan peningakatan tekanan vaskular serebral dan inflamasi
sendi.
|
· Mengukur
tanda-tanda vital.
· Mengkaji keluhan
nyeri. Lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10).
· Memvalidasi pada
klien tentang teknik mengatasi nyeri yang telah dilakukan oleh klien seperti
yang diajarkan oleh perawat.
|
S :
·
Klien
mengatakan nyeri kepala berkurang, tetapi tengkuknya terasa panas.
·
Kaki
klien di daerah lutut terasa ngilu.
·
Klien
mengatakan telah minum air hangat dan obat untuk mengurangi nyeri kepala.
O :
·
Skala
nyeri kepala= 3.
·
TD=180/90
mmHg, HR= 86x/i, RR= 20x/i.
A:
·
Masalah teratasi sebagian (klien telah melakukan
yang diajarkan oleh perawat).
P:
· Intervensi
dilanjutkan (kaji keluhan nyeri, ajarkan teknik mengatasi nyeri kepala.
|
|
|
Kurang pengetahuan mengenai penyakit b/d kurang informasi mengenai penyakit.
|
· Menanyakan pada
klien apakah telah mengonsumsi jus timun atau mengonsumsi timun.
· Menjelaskan pada
keluarga tentang makanan yang boleh dimakan oleh klien.
|
S :
· Klien mengatakan belum mengonsumsi jus timun.
O :
· Keluarga klien
memahami penjelasan yang disampaikan oleh
perawat.
A :
· Masalah teratasi (keluarga klien memahami
penjelasan yang disampaikan oleh perawat).
P :
· Intervensi dihentikan.
|
|
Rabu,
7 April 2010
|
Nyeri
berhubungan dengan peningakatan tekanan vaskular serebral dan inflamasi
sendi.
|
· Mengukur
tanda-tanda vital.
· Mengkaji keluhan
nyeri. Lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10).
· Memvalidasi pada
klien tentang teknik mengatasi nyeri yang telah dilakukan oleh klien seperti
yang diajarkan oleh perawat.
· Mengajarkan klien
teknik mengatasi nyeri kepala.
|
S :
·
Klien
mengatakan nyeri kepala berkurang, tetapi tengkuknya terasa panas.
·
Kaki klien
di daerah lutut terasa ngilu.
·
Klien
mengatakan telah minum air hangat dan obat untuk mengurangi nyeri kepala.
O :
·
Skala
nyeri kepala= 3.
·
TD=180/90
mmHg, HR= 90x/i, RR= 20x/i.
·
Klien
dapat menyebutkan 2 cara dari 5 cara yang telah diajarkan oleh perawat dalam
mengatasi nyeri kepala.
A:
·
Masalah teratasi (klien mau melakukan apa yang
telah diajarkan oleh perawat).
P:
· Intervensi dihentikan.
|
No comments:
Post a Comment